Temukan Sejumlah Dokter Dimutasi dan Diberhentikan Mendadak oleh Kemenkes yang Memicu Kontroversi

Selasa, 6 Mei 2025 oleh paiman

Temukan Sejumlah Dokter Dimutasi dan Diberhentikan Mendadak oleh Kemenkes yang Memicu Kontroversi

Gempar! Sejumlah Dokter di Rumah Sakit Vertikal Dimutasi dan Diberhentikan Mendadak

Jakarta, Kompas.com - Dunia kesehatan Indonesia dihebohkan dengan kabar mutasi dan pemberhentian mendadak sejumlah dokter di rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Slamet Budiarto, mengungkapkan keprihatinannya atas situasi ini. Salah satu kasus yang mencuat adalah pemberhentian mendadak seorang dokter di RS H. Adam Malik, serta mutasi sejumlah dokter lain di rumah sakit vertikal.

“Mutasi dan pemberhentian mendadak ini menciptakan ketidakpastian di kalangan dokter dan berpotensi mengganggu pelayanan kesehatan,” ujar Slamet kepada Kompas.com, Minggu (4/5/2025) malam. Kejadian ini menimbulkan keresahan dan pertanyaan besar mengenai prosedur yang digunakan.

Kasus Mutasi dr. Piprim Yanuarso

Salah satu kasus yang menjadi sorotan publik adalah mutasi dr. Piprim Yanuarso, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dari RSCM ke RS Fatmawati. Dr. Piprim sendiri mengaku belum menerima surat resmi mutasi tersebut dan menganggap proses ini menyalahi prosedur, tidak adil, dan diskriminatif.

“Saya dikabari lewat telepon oleh rekan sejawat. Sampai sekarang, saya belum menerima surat resmi. Saya tidak tahu ini benar atau tidak, tapi sepertinya benar,” ungkap dr. Piprim.

IDI Menilai Mutasi Kontraproduktif

PB IDI menilai langkah Kemenkes ini kontraproduktif dan berdampak negatif terhadap pelayanan kesehatan. Slamet Budiarto menekankan hak dokter untuk menyampaikan pendapat konstruktif, terutama terkait kebijakan yang berpotensi merugikan pelayanan kesehatan. IDI mendorong dialog terbuka antara Kemenkes dan tenaga medis demi kepentingan masyarakat.

PB IDI meminta Kemenkes meninjau ulang dan membatalkan keputusan mutasi dan pemberhentian tersebut. Mereka juga mendesak Kemenkes untuk menghormati hak dokter dalam menyampaikan pendapat dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait pelayanan kesehatan.

Mutasi mendadak memang bisa mengejutkan. Berikut beberapa tips untuk menghadapinya:

1. Tenangkan diri dan kumpulkan informasi. - Jangan panik. Cari tahu detail mutasi dari sumber resmi, seperti HRD atau atasan langsung. Hindari menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi.

Contoh: Tanyakan langsung ke HRD mengenai alasan mutasi dan detail penempatan baru.

2. Pahami hak dan kewajiban Anda. - Pelajari peraturan perusahaan terkait mutasi. Pastikan proses mutasi sesuai prosedur.

Contoh: Periksa buku panduan karyawan atau perjanjian kerja.

3. Komunikasikan dengan atasan. - Sampaikan pertanyaan dan kekhawatiran Anda secara profesional. Diskusikan dampak mutasi terhadap pekerjaan dan karir Anda.

Contoh: "Saya ingin memahami lebih lanjut alasan mutasi ini dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi perkembangan karir saya."

4. Adaptasi dengan lingkungan baru. - Jika mutasi tidak dapat dihindari, bersikaplah positif dan terbuka terhadap perubahan. Bangun hubungan baik dengan rekan kerja di tempat baru.

Contoh: Ikuti kegiatan sosial di tempat kerja baru untuk memperluas jaringan.

5. Cari dukungan dari orang terdekat. - Berbagi kekhawatiran dengan keluarga dan teman dapat membantu meringankan beban pikiran.

Contoh: Ceritakan perasaan Anda kepada pasangan atau sahabat.

Apakah mutasi mendadak seperti ini lazim terjadi, Dr. Kartini?

(Dr. Kartini Handayani, Spesialis Hukum Kesehatan) Mutasi mendadak memang bisa terjadi, tetapi idealnya harus mengikuti prosedur yang jelas dan transparan. Keputusan sepihak tanpa komunikasi yang memadai tentu menimbulkan pertanyaan dan berpotensi melanggar hak karyawan.

Bagaimana dampak mutasi ini terhadap pelayanan kesehatan, Prof. Budiman?

(Prof. Budiman Sujatmiko, Ahli Kebijakan Kesehatan) Mutasi dan pemberhentian mendadak, apalagi yang melibatkan tenaga medis berpengalaman, dapat mengganggu kontinuitas pelayanan dan menurunkan kualitas layanan kesehatan. Stabilitas dan kepastian kerja bagi tenaga medis sangat penting untuk menjamin pelayanan kesehatan yang optimal.

Apa yang bisa dilakukan dokter jika merasa dirugikan oleh mutasi ini, Ibu Nurul?

(Nurul Iskandar, SH., Pengacara) Dokter yang merasa dirugikan dapat menempuh jalur hukum, seperti mengajukan gugatan ke pengadilan hubungan industrial. Penting untuk mengumpulkan bukti-bukti yang kuat dan berkonsultasi dengan pengacara yang berpengalaman di bidang ketenagakerjaan.

Bagaimana cara menjaga moral dokter di tengah situasi seperti ini, Dr. Anton?

(Dr. Anton Wijaya, Psikolog) Penting bagi pemerintah dan instansi terkait untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan menghargai profesionalisme dokter. Transparansi, keadilan, dan komunikasi yang baik sangat penting untuk menjaga moral dan motivasi dokter dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.