Temukan, Ratusan Siswa Bogor Keracunan Jajanan MBG, Sanksi Tegas Siap Menanti tanggung jawab penuh harus ditegakkan
Kamis, 15 Mei 2025 oleh paiman
Ratusan Siswa di Bogor Keracunan Program Makan Bergizi Gratis, SPPG Terancam Sanksi Tegas!
Kasus keracunan massal yang menimpa 223 siswa di Bogor akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai perhatian serius. Badan Pangan Nasional (BGN) tak tinggal diam dan mengancam akan memberikan teguran keras kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) jika terbukti lalai dalam insiden ini.
Tindakan tegas ini akan diambil jika hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kualitas makanan menjadi penyebab utama keracunan massal tersebut. BGN menekankan pentingnya menjaga kualitas dan keamanan makanan yang disajikan kepada anak-anak sekolah.
"Kami akan langsung bertindak jika ada kejadian seperti ini. Pertama, kami akan mengecek sampel makanannya. Apakah valid? Apakah memang benar dari makanan tersebut?" tegas Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, dalam keterangan resminya, Selasa (10/5/2025).
"Sampel makanan selalu kami simpan. Jika terbukti sampel makanan tersebut, misalnya ada ikan tongkol yang kurang baik, maka kami akan memberikan teguran keras kepada SPPG," lanjutnya.
Tak hanya teguran, BGN juga berencana memberikan pelatihan khusus kepada SPPG agar kasus serupa tidak terulang di kemudian hari. Selain itu, pasokan bahan makanan akan dihentikan jika ditemukan ketidaksegaran atau kejanggalan lain yang berpotensi menyebabkan keracunan.
"Jika sumber masalahnya dari bahan makanan, maka kita harus lacak asal supplier-nya. Setelah tahu supplier-nya, kita akan berikan teguran. Jika tidak ada perbaikan, supplier tersebut akan kita setop," jelas Tigor.
Saat ini, uji laboratorium intensif sedang dilakukan terhadap makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan MBG di Bogor. BGN juga memastikan akan bertanggung jawab penuh dalam penanganan medis dan pembiayaan terkait masalah keracunan ini. "Kami bekerja sama dengan Puskesmas untuk menanggung seluruh biaya pengobatan," imbuh Tigor.
Sebelumnya, hasil uji sampel Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bogor menunjukkan adanya kandungan bakteri E.coli dan Salmonella di paket menu MBG yang disediakan oleh dapur SPPG Bosowa Bina Insani. Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, mengungkapkan bahwa kedua bakteri tersebut ditemukan di dua jenis makanan, yaitu ceplok telur yang dicampur bumbu barbeque serta tumis tahu dan tauge.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sendiri telah menetapkan kasus keracunan MBG ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), mengingat jumlah korban yang mencapai 223 siswa.
Keamanan makanan adalah hal yang sangat penting, terutama untuk anak-anak. Yuk, ikuti tips berikut agar makanan yang dikonsumsi anak-anak selalu aman dan bergizi!
1. Cuci Tangan dengan Benar - Sebelum menyiapkan atau mengonsumsi makanan, pastikan tangan dicuci bersih dengan sabun dan air mengalir. Ini penting untuk menghilangkan bakteri dan kuman yang mungkin menempel di tangan.
Contoh: Ajarkan anak-anak untuk selalu mencuci tangan sebelum makan, setelah bermain di luar, dan setelah menggunakan toilet.
2. Pilih Bahan Makanan Segar dan Berkualitas - Saat berbelanja, perhatikan tanggal kedaluwarsa dan kondisi bahan makanan. Pilih sayuran dan buah-buahan yang segar, daging dan ikan yang tidak berbau amis, serta telur yang tidak retak.
Contoh: Periksa label kemasan dan pastikan tidak ada kerusakan atau tanda-tanda makanan sudah tidak layak konsumsi.
3. Masak Makanan Hingga Matang Sempurna - Memasak makanan hingga matang sempurna dapat membunuh bakteri berbahaya yang mungkin ada di dalamnya. Pastikan daging, ayam, dan ikan dimasak hingga tidak ada bagian yang mentah.
Contoh: Gunakan termometer makanan untuk memastikan suhu internal makanan mencapai tingkat yang aman.
4. Simpan Makanan dengan Benar - Setelah dimasak, makanan harus disimpan dengan benar untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Makanan yang mudah basi harus segera didinginkan dalam lemari es.
Contoh: Bagi makanan menjadi porsi-porsi kecil dan simpan dalam wadah kedap udara di lemari es.
5. Hindari Kontaminasi Silang - Jaga kebersihan peralatan masak dan hindari menggunakan talenan atau pisau yang sama untuk memotong daging mentah dan sayuran. Ini untuk mencegah penyebaran bakteri dari makanan mentah ke makanan yang sudah matang.
Contoh: Gunakan talenan dan pisau yang berbeda untuk memotong daging mentah dan sayuran, atau cuci bersih peralatan masak setelah digunakan untuk memotong daging mentah.
Apa tindakan yang akan diambil BGN terhadap SPPG jika terbukti bersalah dalam kasus keracunan ini, menurut Bapak Budi?
Menurut Bapak Tigor Pangaribuan dari BGN, jika hasil uji laboratorium menunjukkan kualitas makanan menjadi penyebab keracunan, SPPG akan menerima teguran keras. Selain itu, BGN juga akan memberikan pelatihan agar kejadian serupa tidak terulang.
Bagaimana BGN memastikan keamanan bahan makanan yang digunakan dalam program MBG, menurut Ibu Sinta?
Bapak Tigor Pangaribuan menjelaskan bahwa BGN akan melacak asal supplier bahan makanan. Jika ditemukan ketidaksegaran atau kejanggalan, supplier tersebut akan ditegur. Jika tidak ada perbaikan, pasokan dari supplier tersebut akan dihentikan.
Siapa yang bertanggung jawab atas biaya pengobatan siswa yang keracunan MBG, menurut Mas Arya?
Bapak Tigor Pangaribuan memastikan bahwa BGN bekerja sama dengan Puskesmas untuk menanggung seluruh biaya pengobatan siswa yang menjadi korban keracunan MBG.
Bakteri apa saja yang ditemukan dalam sampel makanan MBG yang menyebabkan keracunan, menurut Mbak Rina?
Menurut Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, hasil uji sampel Labkesda Kota Bogor menunjukkan adanya kandungan bakteri E.coli dan Salmonella di paket menu MBG.
Makanan apa saja yang teridentifikasi mengandung bakteri penyebab keracunan, menurut Bapak Joko?
Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, menjelaskan bahwa bakteri E.coli dan Salmonella ditemukan di dua jenis makanan, yaitu ceplok telur yang dicampur bumbu barbeque serta tumis tahu dan tauge.
Status apa yang ditetapkan Pemkot Bogor terkait kasus keracunan MBG ini, menurut Ibu Ani?
Pemerintah Kota Bogor telah menetapkan kasus keracunan MBG ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena jumlah korban yang signifikan.