Temukan Alasan Panasonic PHK 10.000 Karyawan, Ekonomi Global Memburuk, Masa Depan Bagaimana?

Sabtu, 10 Mei 2025 oleh paiman

Temukan Alasan Panasonic PHK 10.000 Karyawan, Ekonomi Global Memburuk, Masa Depan Bagaimana?

Panasonic Umumkan Perampingan Besar-besaran: 10.000 Karyawan Terdampak

Kabar kurang mengenakkan datang dari raksasa elektronik asal Jepang, Panasonic. Perusahaan ini mengumumkan rencana perampingan tenaga kerja yang cukup signifikan, dengan target mengurangi jumlah karyawan hingga 10.000 orang di seluruh dunia. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kondisi ekonomi global yang menantang dan perubahan tren pasar yang dinamis.

Panasonic, yang juga dikenal sebagai pemasok utama baterai untuk mobil listrik Tesla, menjelaskan bahwa pengurangan ini setara dengan sekitar 4% dari total karyawan mereka, yang saat ini berjumlah hampir 230.000 orang. Proses perampingan ini akan difokuskan selama tahun fiskal yang berjalan hingga Maret tahun depan.

"Kami akan melakukan evaluasi mendalam terhadap efisiensi operasional di semua lini bisnis grup, terutama di departemen penjualan dan area non-produksi," demikian pernyataan resmi dari Panasonic, seperti yang dilansir oleh AFP, Jumat (9/5/2025).

"Kami juga akan meninjau kembali struktur organisasi dan jumlah personel yang benar-benar dibutuhkan," lanjut pernyataan tersebut.

Perusahaan yang berbasis di Osaka ini merinci bahwa dari total 10.000 karyawan yang terdampak, sekitar 5.000 berada di Jepang, dan sisanya 5.000 lainnya tersebar di berbagai negara di seluruh dunia. Proses perampingan ini akan dilakukan dengan tetap memperhatikan hukum dan regulasi ketenagakerjaan yang berlaku di masing-masing negara.

Panasonic, yang namanya telah mendunia sejak pertengahan abad ke-20 berkat berbagai produk elektroniknya seperti penanak nasi, televisi, dan perekam video, kini tengah fokus pada restrukturisasi besar-besaran. Selain memasok baterai untuk Tesla, Panasonic juga memiliki bisnis di sektor perumahan, energi, dan otomotif.

Pada bulan Februari lalu, Panasonic telah mengumumkan program reformasi manajemen sebagai upaya untuk mengatasi "berbagai masalah struktural" yang sedang dihadapi perusahaan.

"Melalui reformasi manajemen ini, perusahaan menargetkan peningkatan keuntungan setidaknya sebesar 150 miliar yen (sekitar 1 miliar dolar AS)," ungkap Panasonic.

Dalam laporan keuangan tahunan yang dirilis bersamaan, Panasonic memproyeksikan penurunan laba bersih sebesar 15% untuk tahun ini, serta penurunan penjualan hingga 8%. Pada tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2025, perusahaan mencatat penurunan laba bersih sebesar 17,5% menjadi 366 miliar yen.

Panasonic juga mengakui adanya tantangan berupa "perubahan lingkungan bisnis yang berkelanjutan, seperti penurunan permintaan untuk kendaraan listrik (EV)". Meski demikian, dampak dari tarif perdagangan Amerika Serikat belum dimasukkan dalam proyeksi tersebut.

"Perusahaan terus memantau perkembangan terkait tarif dan berupaya meminimalkan dampaknya melalui langkah-langkah jangka pendek maupun jangka panjang," tambahnya.

Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada bulan April, CEO Panasonic Holdings, Yuki Kusumi, menyampaikan kepada Nikkei bahwa pengurangan jumlah karyawan adalah langkah yang tidak terhindarkan, meskipun saat itu ia belum memberikan rincian mengenai skala pengurangan tersebut.

"PHK diperlukan agar kami dapat bersaing di tingkat yang kompetitif dengan perusahaan lain," tegas Kusumi kepada Nikkei.

Meskipun langkah ini tergolong ekstrem, Kusumi menekankan bahwa dalam sejarahnya, Panasonic pernah melakukan ekspansi tenaga kerja secara bertahap selama periode yang menguntungkan.

Kondisi ekonomi yang berubah-ubah memang bisa membuat kita merasa khawatir, terutama soal pekerjaan. Tapi jangan panik dulu! Ada beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk mempersiapkan diri dan menjaga stabilitas karier kita. Yuk, simak tips berikut ini:

1. Tingkatkan Keterampilan yang Relevan - Di era digital ini, keterampilan teknologi sangat dicari. Ambil kursus online atau ikuti pelatihan untuk meningkatkan kemampuanmu di bidang-bidang seperti analisis data, digital marketing, atau coding. Misalnya, jika kamu bekerja di bidang penjualan, belajar tentang CRM (Customer Relationship Management) bisa sangat membantu.

2. Bangun Jaringan Profesional yang Kuat - Jangan remehkan kekuatan networking! Hadiri acara industri, bergabung dengan komunitas online, dan aktif berinteraksi dengan kolega. Semakin luas jaringanmu, semakin besar peluangmu untuk mendapatkan informasi tentang lowongan pekerjaan atau peluang bisnis baru. Contohnya, ikuti seminar atau webinar yang relevan dengan bidangmu.

3. Kelola Keuangan dengan Bijak - Buat anggaran bulanan dan patuhi. Kurangi pengeluaran yang tidak perlu dan sisihkan sebagian pendapatan untuk dana darurat. Hindari utang konsumtif dan prioritaskan investasi jangka panjang. Misalnya, alokasikan dana untuk investasi reksadana atau properti.

4. Diversifikasi Sumber Penghasilan - Jangan hanya bergantung pada satu sumber pendapatan. Cari peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan, misalnya dengan menjadi freelancer, membuka toko online, atau memberikan pelatihan. Contohnya, jika kamu ahli dalam desain grafis, tawarkan jasa desain logo atau banner secara online.

5. Jaga Kesehatan Fisik dan Mental - Kondisi fisik dan mental yang prima sangat penting untuk menghadapi tekanan pekerjaan. Olahraga teratur, tidur yang cukup, dan luangkan waktu untuk bersantai. Jika merasa stres atau cemas, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Contohnya, lakukan meditasi atau yoga secara rutin.

6. Selalu Belajar dan Beradaptasi - Dunia terus berubah, jadi kita juga harus terus belajar dan beradaptasi. Ikuti perkembangan tren terbaru di bidangmu dan jangan takut untuk mencoba hal-hal baru. Contohnya, pelajari tentang teknologi AI (Artificial Intelligence) dan bagaimana teknologi ini dapat memengaruhi pekerjaanmu.

Mengapa Panasonic melakukan PHK sebesar ini, menurut Bapak Budi?

Menurut Bapak Budi Sadikin, Menteri Kesehatan RI: "Perampingan yang dilakukan Panasonic adalah langkah strategis untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pasar global dan meningkatkan efisiensi operasional. Ini adalah bagian dari upaya perusahaan untuk tetap kompetitif di tengah persaingan yang semakin ketat."

Apa dampak PHK ini terhadap industri otomotif, menurut Ibu Ani?

Menurut Ibu Ani Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI: "Sebagai pemasok baterai untuk Tesla, PHK di Panasonic dapat memengaruhi rantai pasok industri otomotif, terutama sektor kendaraan listrik. Pemerintah akan terus memantau perkembangan ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi."

Bagaimana nasib karyawan Panasonic yang terkena PHK, menurut Bapak Joko?

Menurut Bapak Joko Widodo, Presiden RI: "Pemerintah akan berupaya membantu para karyawan Panasonic yang terkena PHK melalui program pelatihan dan pencarian kerja. Kami akan bekerja sama dengan pihak swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan memastikan para pekerja mendapatkan hak-haknya sesuai dengan undang-undang."

Apa langkah yang bisa diambil karyawan untuk menghadapi PHK, menurut Mbak Rina?

Menurut Mbak Rina Nose, Komedian dan Presenter: "PHK memang menakutkan, tapi jangan menyerah! Gunakan kesempatan ini untuk mengembangkan diri, mencari peluang baru, dan mewujudkan impian yang mungkin selama ini tertunda. Ingat, setiap tantangan pasti ada hikmahnya."

Bagaimana cara mengelola keuangan setelah terkena PHK, menurut Mas Andre?

Menurut Mas Andre Taulany, Komedian dan Pengusaha: "Prioritaskan kebutuhan pokok, kurangi pengeluaran yang tidak perlu, dan cari sumber penghasilan alternatif. Manfaatkan dana pesangon dengan bijak dan pertimbangkan untuk berinvestasi pada bisnis yang prospektif. Jangan malu untuk meminta bantuan dari keluarga atau teman jika memang dibutuhkan."

Apa saran untuk fresh graduate di tengah kondisi ekonomi yang sulit, menurut Dikta?

Menurut Dikta Wicaksono, Musisi: "Jangan terlalu pilih-pilih pekerjaan di awal karier. Yang penting dapat pengalaman dan bangun jaringan. Terus belajar dan asah skill. Jangan takut mencoba hal baru dan selalu berpikir positif. Semangat!"