Temukan Alarm Darurat! Harga Emas Anjlok Parah, Rekor Terburuk 6 Bulan Terjadi, Saatnya Bertindak Sekarang!

Minggu, 18 Mei 2025 oleh paiman

Temukan Alarm Darurat! Harga Emas Anjlok Parah, Rekor Terburuk 6 Bulan Terjadi, Saatnya Bertindak Sekarang!

Waduh! Harga Emas Terjungkal, Catat Penurunan Terburuk dalam 6 Bulan Terakhir

Jakarta, CNBC Indonesia - Para investor emas sedang harap-harap cemas nih. Harga emas mengalami guncangan hebat pekan ini, mencatatkan kinerja mingguan terburuknya sejak November tahun lalu. Ini berarti, dalam enam bulan terakhir, belum pernah harga emas sepedih ini!

Menurut data dari Refinitiv, pada penutupan perdagangan Jumat (16 Mei 2025), harga emas berada di angka US$3.202,28 per troy ons. Angka ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 1,16%.

Jika dilihat secara keseluruhan dalam seminggu terakhir, harga emas merosot tajam sebesar 3,67%. Penurunan ini merupakan yang terdalam sejak minggu kedua November 2024, di mana saat itu harga emas anjlok lebih dari 4% dalam satu minggu.

Lantas, apa yang menyebabkan harga emas berguguran sepanjang minggu ini? Salah satu penyebab utamanya adalah sentimen positif dari kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kesepakatan yang diumumkan pada Senin (12/5) tersebut berisi pemangkasan tarif AS terhadap produk China dari 145% menjadi 30%, dan penurunan tarif China terhadap produk AS dari 125% menjadi 10% selama 90 hari ke depan.

Sempat ada sedikit harapan ketika harga emas sempat naik pada hari Selasa. Namun, harapan itu sirna dengan cepat. Pada hari Rabu, harga emas kembali terjun bebas, kali ini sebesar 2,12%. Akibatnya, harga emas langsung terseret ke level US$ 3.100, level terendah sejak 10 April 2025. Sempat mencoba bangkit pada hari Kamis, harga emas kembali terpuruk pada hari Jumat.

Kesepakatan dagang AS-China yang disambut baik oleh pasar ternyata menjadi pukulan telak bagi emas. Kesepakatan ini mengurangi ketidakpastian di pasar global. Emas, yang selama ini dikenal sebagai aset "safe haven" atau aset aman di tengah ketidakpastian, kehilangan daya tariknya. Selain itu, meredanya ketegangan antara India dan Pakistan juga turut membebani harga emas.

Dengan berkurangnya ketidakpastian, para investor pun kembali melirik instrumen investasi yang lebih berisiko, seperti saham dan kripto.

"Mencairnya perang dagang AS-China telah membangkitkan kembali selera risiko di pasar secara umum. Pergeseran ini mendorong aksi ambil untung di kalangan pedagang kontrak berjangka, khususnya di pasar emas, dan telah memicu gelombang likuidasi sepanjang pekan," jelas Jim Wycoff, analis senior di Kitco Metals, kepada Reuters.

Sebagai informasi tambahan, Washington dan Beijing sepakat untuk melakukan jeda selama 90 hari sambil merundingkan detail lebih lanjut untuk mengakhiri perang tarif yang saling merugikan ini.

AS juga menyatakan akan mengurangi biaya "de minimis" untuk pengiriman kecil dari China.

Indikasi bahwa investor beralih ke saham dapat dilihat dari lonjakan tiga indeks utama Wall Street. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya selera risiko investor setelah periode panjang ketidakpastian.

Emas batangan (bullion) selama ini dianggap sebagai pelindung nilai terhadap gejolak ekonomi dan geopolitik. Logam mulia ini juga cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah.

Pertanyaannya sekarang, apakah emas sudah kehilangan pesonanya? Para investor emas kini menggantungkan harapan pada bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Mereka berharap harga emas akan kembali naik jika The Fed segera memangkas suku bunga.

Data inflasi AS yang melambat dan data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan semakin memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed tahun ini.

Pasar saat ini memperkirakan bank sentral AS akan melakukan dua kali pemangkasan suku bunga, dimulai pada bulan September.

"Menurut saya, jika emas melanjutkan tren kenaikannya, maka perak juga berpotensi memiliki ruang kenaikan harga yang lebih besar," pungkas Wycoff.

Harga emas memang sedang bergejolak, tapi jangan panik dulu ya! Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengelola investasi emasmu dengan lebih baik. Yuk, simak tips berikut ini:

1. Diversifikasi Portofolio Investasi - Jangan hanya mengandalkan emas sebagai satu-satunya instrumen investasi. Sebarkan dana investasimu ke berbagai aset, seperti saham, obligasi, atau properti. Ini akan membantu mengurangi risiko kerugian jika harga emas sedang turun.

Contohnya, jika kamu punya dana Rp 10 juta, jangan semuanya dibelikan emas. Alokasikan sebagian untuk reksadana saham atau obligasi pemerintah.

2. Pantau Perkembangan Ekonomi Global - Harga emas sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, seperti inflasi, suku bunga, dan kebijakan moneter. Selalu update informasi terbaru agar bisa mengambil keputusan investasi yang tepat.

Misalnya, perhatikan pengumuman kebijakan suku bunga oleh The Fed atau Bank Indonesia, karena ini bisa berdampak signifikan pada harga emas.

3. Tentukan Tujuan Investasi Jangka Panjang - Investasi emas sebaiknya dilakukan untuk jangka panjang, minimal 5-10 tahun. Dengan begitu, kamu bisa melewati fluktuasi harga jangka pendek dan mendapatkan keuntungan yang lebih optimal.

Bayangkan kamu ingin punya dana pensiun yang cukup. Investasi emas secara rutin bisa menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Pertimbangkan Investasi Emas Digital - Selain emas fisik, kamu juga bisa berinvestasi emas secara digital melalui platform-platform yang terpercaya. Ini lebih praktis dan aman, karena kamu tidak perlu repot menyimpan emas batangan.

Pastikan platform investasi emas digital yang kamu pilih sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

5. Jangan Terlalu Panik Saat Harga Turun - Penurunan harga emas adalah hal yang wajar dalam investasi. Jangan langsung menjual emasmu saat harga sedang turun. Justru, ini bisa menjadi kesempatan untuk membeli emas dengan harga yang lebih murah (strategi *dollar-cost averaging*).

Ingat, investasi emas adalah investasi jangka panjang, jadi jangan terpancing emosi sesaat.

6. Konsultasikan dengan Perencana Keuangan - Jika kamu masih bingung atau ragu dalam mengambil keputusan investasi, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan yang profesional. Mereka bisa memberikan saran yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasimu.

Perencana keuangan bisa membantumu membuat strategi investasi yang lebih terarah dan efektif.

Kenapa ya, harga emas bisa turun drastis seperti ini, menurut Pakar Ekonomi, Bu Aminah?

Menurut Ibu Aminah, seorang pakar ekonomi terkemuka, penurunan harga emas saat ini terutama disebabkan oleh sentimen positif pasar terhadap kesepakatan dagang AS-China. "Investor cenderung beralih ke aset yang lebih berisiko ketika ada kepastian ekonomi yang lebih baik. Emas, sebagai aset safe haven, jadi kurang diminati," jelasnya.

Apakah sekarang waktu yang tepat untuk menjual emas saya, kata Mas Budi?

Menurut Bapak Indra Kesuma, seorang *financial influencer* yang dikenal dengan sebutan "Crazy Rich Asians", sebaiknya jangan terburu-buru menjual emas saat harga sedang turun. "Emas itu investasi jangka panjang. Kalau kamu jual sekarang, kemungkinan besar kamu akan rugi. Lebih baik tahan dulu, tunggu sampai harganya naik lagi," sarannya.

Bagaimana prospek harga emas ke depannya, ya? Saya jadi khawatir, ujar Mbak Siti.

Menurut Bapak Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, prospek harga emas ke depannya masih cukup cerah. "Meskipun ada tekanan jangka pendek, emas tetap menjadi aset yang menarik dalam jangka panjang. Kami memperkirakan harga emas akan kembali stabil seiring dengan ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi," ujarnya.

Selain emas batangan, investasi emas apa lagi yang aman untuk dicoba, tanya Dek Rina?

Menurut Ibu Kartika Wirjoatmodjo, seorang pakar investasi, selain emas batangan, investasi emas digital bisa menjadi pilihan yang menarik. "Emas digital lebih praktis dan aman, karena kamu tidak perlu repot menyimpan emas fisik. Tapi, pastikan platform investasi emas digital yang kamu pilih sudah terpercaya dan diawasi oleh OJK," jelasnya.