Tambah Impor Pangan AS, Airlangga Jamin Tak Ganggu Swasembada Pangan Demi Stabilitas Nasional
Sabtu, 19 April 2025 oleh paiman
Impor Pangan AS Naik, Swasembada Tetap Aman Kata Airlangga
Meskipun Indonesia akan meningkatkan impor pangan dari Amerika Serikat, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan rencana swasembada pangan nasional tetap berjalan sesuai rencana. Kenaikan impor ini merupakan bagian dari negosiasi terkait tarif ekspor Indonesia ke AS yang diterapkan oleh mantan Presiden Donald Trump.
Airlangga menjelaskan, komoditas yang akan ditingkatkan impornya adalah gandum, kedelai, dan susu kedelai. Ketiga komoditas ini memang sudah rutin diimpor Indonesia. "Swasembada pangan tidak akan terganggu sama sekali. Kita memang sudah mengimpor gandum, kedelai, dan susu kedelai dari berbagai negara," ungkap Airlangga dalam konferensi pers daring dari AS, Jumat (18/4).
Selama ini, Indonesia telah mengimpor ketiga komoditas tersebut dari AS, Australia, Ukraina, dan beberapa negara lainnya. Untuk mencapai kesepakatan dagang yang lebih baik dengan AS, pemerintah Indonesia berencana mengalihkan sebagian impor dari negara lain ke AS, sehingga porsi impor dari AS untuk komoditas tersebut akan meningkat.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengutus beberapa menteri, termasuk Airlangga, untuk bernegosiasi dengan pemerintahan Trump. Dalam negosiasi tersebut, Indonesia menawarkan peningkatan impor pangan dan migas dari AS dengan harapan AS menurunkan tarif dagang untuk produk Indonesia.
Airlangga juga telah bertemu secara virtual dengan Menteri Perdagangan AS dan berencana bertemu dengan Menteri Keuangan AS untuk membahas lebih lanjut mengenai tarif dagang. Ia menambahkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang lebih awal diterima untuk bernegosiasi, selain Vietnam, Jepang, dan Italia.
Berikut beberapa tips untuk memahami kebijakan impor pangan:
1. Pahami Konsep Swasembada Pangan - Swasembada pangan bukan berarti kita tidak mengimpor sama sekali. Ini tentang kemampuan negara untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok rakyatnya sendiri. Misalnya, meskipun kita impor gandum, kita swasembada beras.
2. Kenali Komoditas Impor - Penting untuk mengetahui komoditas apa saja yang diimpor dan dari negara mana. Contohnya, Indonesia mengimpor gandum, kedelai, dan susu kedelai.
3. Perhatikan Keseimbangan Dagang - Impor dan ekspor harus seimbang agar perekonomian negara stabil. Negosiasi dagang penting untuk mencapai keseimbangan ini.
4. Cari Informasi dari Sumber Terpercaya - Jangan mudah terpengaruh berita hoax. Cari informasi terkait impor pangan dari sumber resmi pemerintah atau media terpercaya.
5. Cermati Dampak Kebijakan - Setiap kebijakan impor pasti memiliki dampak, baik positif maupun negatif. Penting untuk mencermati dampaknya terhadap petani lokal dan harga pangan.
6. Dukung Produk Lokal - Selain memperhatikan kebijakan impor, kita juga bisa mendukung swasembada pangan dengan membeli produk lokal.
Apakah peningkatan impor pangan dari AS akan mengancam petani lokal, Bu Sri Mulyani?
(Sri Mulyani, Menteri Keuangan): Pemerintah berkomitmen untuk melindungi petani lokal. Peningkatan impor akan dilakukan secara terukur dan tetap memprioritaskan produk dalam negeri.
Bagaimana pemerintah memastikan swasembada pangan tetap terjaga, Pak Jokowi?
(Joko Widodo, Presiden RI): Pemerintah terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian dalam negeri melalui berbagai program, seperti pembangunan infrastruktur irigasi dan penyediaan pupuk bersubsidi.
Apa saja komoditas pangan yang diimpor dari AS, Pak Airlangga?
(Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian): Komoditas yang akan ditingkatkan impornya dari AS adalah gandum, kedelai, dan susu kedelai.
Mengapa Indonesia perlu mengimpor pangan jika ingin swasembada, Pak Syahrul Yasin Limpo?
(Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian): Ada beberapa komoditas yang produksinya di dalam negeri belum mencukupi kebutuhan, sehingga impor tetap diperlukan.
Apa manfaat negosiasi dagang dengan AS, Bu Retno Marsudi?
(Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri): Negosiasi dagang bertujuan untuk menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan, termasuk akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia di AS.
Bagaimana dampak peningkatan impor terhadap harga pangan, Pak Teten Masduki?
(Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM): Pemerintah akan memantau harga pangan di pasar dan melakukan intervensi jika diperlukan untuk menjaga stabilitas harga.