Prabowo Mau Hapus Kuota Impor, Bakal Bikin 70% Pengusaha Beralih Jadi Pedagang, Ancaman atau Peluang Baru?

Jumat, 18 April 2025 oleh paiman

Prabowo Mau Hapus Kuota Impor, Bakal Bikin 70% Pengusaha Beralih Jadi Pedagang, Ancaman atau Peluang Baru?

Rencana Penghapusan Kuota Impor Picu Kekhawatiran di Industri Tekstil

Wacana penghapusan kuota impor yang diusulkan Presiden Prabowo Subianto menuai reaksi keras dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API). Kekhawatiran utama mereka? Industri tekstil nasional bisa gulung tikar.

Wakil Ketua Umum API, Ian Syarif, memprediksi kebijakan ini akan membuat 70% pengusaha tekstil beralih profesi menjadi pedagang. Pasalnya, banjir barang impor yang tak terbendung akibat penghapusan kuota akan membuat industri tekstil dalam negeri tak lagi menguntungkan.

"Jadi 70% mungkin, kalau prediksi saya, dari industri akan pelan-pelan meninggalkan industri," ungkap Ian dalam diskusi Forum Wartawan Perindustrian di Jakarta, Kamis (17/4/2025).

Menurutnya, menjadi pedagang jauh lebih mudah daripada bertahan di industri tekstil. Ian menyoroti ironi regulasi yang mempermudah pembuatan virtual office, sementara membangun pabrik bisa memakan waktu hingga dua tahun. "Bikin virtual office boleh? Sedangkan untuk bikin industri selama dua tahun belum jadi," keluhnya. Ia bahkan khawatir dirinya menjadi generasi terakhir yang mau membangun pabrik.

Bukan hanya wacana penghapusan kuota impor, Ian juga menyoroti kebijakan lain yang dinilai memberatkan industri tekstil. Ia mencontohkan aturan TKW yang boleh membawa barang hingga US$ 1.400 dan maraknya jasa titip (jastip) yang kembali merajalela. "Jasa titip itu sempat dihalangi. Bawa baju-baju gitu. Sekarang jalan lagi normal," ujarnya. Fenomena ini, menurut Ian, membunuh industri kreatif dan UKM. Banyak pelaku industri kreatif yang akhirnya beralih menjadi reseller.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengusulkan penghapusan kuota impor untuk produk-produk kebutuhan pokok. Ia berargumen bahwa perusahaan yang mampu impor seharusnya diberi izin tanpa birokrasi yang berbelit. "Siapa yang mampu, siapa yang mau impor silakan, bebas," tegas Prabowo dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2025). Prabowo berharap kebijakan ini dapat memberikan angin segar bagi dunia usaha dan mendorong penciptaan lapangan kerja.

Menghadapi tantangan impor, pelaku industri tekstil perlu beradaptasi. Berikut beberapa tips untuk tetap kompetitif:

1. Inovasi Produk - Ciptakan produk unik dan berkualitas tinggi yang sulit ditiru barang impor. Misalnya, batik dengan motif kontemporer atau kain tenun dengan pewarna alami.

2. Efisiensi Produksi - Terapkan teknologi modern dan manajemen yang efisien untuk menekan biaya produksi. Misalnya, menggunakan mesin otomatis atau mengoptimalkan rantai pasokan.

3. Manfaatkan Platform Digital - Pasarkan produk secara online melalui e-commerce, media sosial, dan marketplace. Bangun branding yang kuat dan interaksi yang aktif dengan pelanggan.

4. Kolaborasi dan Jejaring - Jalin kerjasama dengan desainer, pelaku usaha lain, atau pemerintah untuk memperluas pasar dan akses permodalan. Bergabunglah dengan asosiasi industri untuk mendapatkan informasi dan dukungan.

Bagaimana dampak penghapusan kuota impor terhadap UMKM tekstil, Bu Sri Mulyani?

(Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan) Penghapusan kuota impor berpotensi menimbulkan persaingan yang lebih ketat bagi UMKM tekstil. Pemerintah perlu menyiapkan langkah-langkah mitigasi, seperti pendampingan, akses pembiayaan, dan pelatihan untuk meningkatkan daya saing UMKM.

Apa solusi konkret agar industri tekstil nasional tetap berdaya saing, Pak Airlangga Hartarto?

(Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) Solusi konkretnya adalah hilirisasi industri tekstil. Kita perlu mendorong peningkatan nilai tambah produk tekstil dalam negeri, mulai dari hulu hingga hilir, agar mampu bersaing dengan produk impor.

Bagaimana pemerintah akan melindungi industri tekstil dari praktik perdagangan curang, Pak Zulkifli Hasan?

(Zulkifli Hasan, Menteri Perdagangan) Kementerian Perdagangan akan memperketat pengawasan terhadap praktik perdagangan curang, seperti dumping dan illegal trading. Kami juga akan mendorong penerapan safeguard untuk melindungi industri dalam negeri.

Apa saran Bapak untuk para pengusaha tekstil yang khawatir dengan kebijakan ini, Pak Rosan Roeslani?

(Rosan P. Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia) Para pengusaha tekstil harus beradaptasi dengan perubahan. Fokus pada inovasi, efisiensi, dan peningkatan kualitas produk. Manfaatkan teknologi digital untuk memperluas pasar. Jangan ragu untuk berkolaborasi dan berkomunikasi dengan pemerintah.