Perintah Xi Jinping, E,commerce China Berubah Total Mengguncang Pasar Global
Kamis, 24 April 2025 oleh paiman
E-commerce China Berubah Drastis: Kebijakan Refund Tanpa Retur Dihapus
Platform e-commerce raksasa di China bersiap untuk perubahan besar. Atas perintah pemerintah, kebijakan refund tanpa retur akan segera dihapus demi melindungi pedagang dari kerugian finansial, terutama di tengah perlambatan ekonomi yang sedang melanda.
Kabar ini terungkap dari sumber internal yang menyebutkan bahwa pemerintah China telah mengadakan pertemuan dengan beberapa perusahaan e-commerce besar, termasuk PDD Holdings. Hasilnya? Praktik refund tanpa retur harus dihentikan paling lambat Juli 2025. Setelah itu, hanya pedagang yang berhak menginisiasi proses refund, bukan platform atau konsumen.
Langkah ini diambil untuk mencegah kerugian yang semakin membesar di kalangan pedagang. "Tujuannya adalah mencegah melemahnya bisnis pedagang selama masa perlambatan ekonomi," ungkap salah satu sumber.
PDD dan rivalnya, JD.com, belum memberikan komentar resmi terkait hal ini. Alibaba Group dan Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar juga belum memberikan tanggapan. Kebijakan refund tanpa retur sendiri memang telah lama menjadi kontroversi. Juli lalu, ratusan orang bahkan melakukan protes di kantor platform Temu milik PDD di China Selatan. Protes tersebut mendorong intervensi otoritas, yang kemudian memerintahkan PDD untuk merevisi kebijakannya.
Pemerintah China, melalui berbagai lembaga seperti regulator pasar dan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), semakin gencar mengkritik praktik persaingan yang dianggap tidak sehat. Pada pertemuan parlemen Maret lalu, istilah "perbaikan menyeluruh atas persaingan tidak sehat" bahkan dimasukkan ke dalam Laporan Kerja Pemerintah.
Awalnya, kebijakan refund tanpa retur dirancang untuk menguntungkan pembeli dan pedagang dalam beberapa jenis transaksi. PDD mulai memperluas penerapan kebijakan ini sejak 2021, diikuti oleh sejumlah pesaingnya. Namun, dalam praktiknya, kebijakan ini justru merugikan pedagang. Banyak pedagang, mulai dari penjual pakaian hingga peralatan rumah tangga, mengeluhkan bahwa kebijakan ini menggerus keuntungan mereka. Mereka harus menanggung kerugian ganda, kehilangan barang sekaligus uang.
Berikut beberapa tips untuk berbelanja online dengan aman dan cerdas, terutama di tengah perubahan kebijakan refund:
1. Teliti Sebelum Membeli - Periksa detail produk dengan cermat, termasuk deskripsi, ukuran, warna, dan ulasan dari pembeli lain. Jangan terburu-buru dan pastikan produk yang Anda pilih sesuai dengan kebutuhan.
Contoh: Jika membeli baju, perhatikan ukuran yang tertera dan bandingkan dengan ukuran badan Anda. Baca juga ulasan untuk mengetahui kualitas bahan dan kesesuaian ukuran.
2. Pilih Penjual Terpercaya - Pastikan penjual memiliki reputasi yang baik. Periksa rating, jumlah transaksi, dan ulasan dari pembeli sebelumnya. Pilihlah penjual yang responsif dan memberikan pelayanan yang baik.
Contoh: Pilih penjual dengan rating tinggi dan banyak ulasan positif. Hindari penjual yang memiliki banyak ulasan negatif atau tidak responsif terhadap pertanyaan.
3. Dokumentasikan Semua Proses - Simpan bukti transaksi, screenshot percakapan dengan penjual, dan foto kondisi barang saat diterima. Dokumentasi ini akan sangat berguna jika terjadi masalah atau perlu mengajukan komplain.
Contoh: Screenshot percakapan dengan penjual mengenai detail produk, ongkos kirim, dan estimasi waktu pengiriman. Foto kondisi paket saat diterima, termasuk kondisi kemasan dan isi paket.
4. Pahami Kebijakan Pengembalian Barang - Baca dan pahami kebijakan pengembalian barang yang diterapkan oleh platform dan penjual. Pastikan Anda mengetahui prosedur dan syarat yang berlaku jika ingin melakukan retur atau refund.
Contoh: Perhatikan batas waktu pengajuan retur, biaya pengiriman retur, dan kondisi barang yang dapat diretur.
Bagaimana dampak penghapusan kebijakan refund tanpa retur terhadap konsumen, Ani?
Menurut Ferry Tenka, pakar ekonomi digital, penghapusan kebijakan ini akan membuat konsumen lebih berhati-hati dalam berbelanja online. Proses refund mungkin akan sedikit lebih rumit, tetapi di sisi lain, hal ini dapat melindungi konsumen dari penipuan dan meningkatkan kepercayaan terhadap pedagang.
Apakah kebijakan ini akan diterapkan di semua platform e-commerce, Budi?
Berdasarkan informasi yang kami terima, kebijakan ini akan diterapkan di semua platform e-commerce di China. Namun, detail implementasinya mungkin akan berbeda-beda di setiap platform, ungkap Shinta Nuriyah, perwakilan Asosiasi E-commerce Indonesia.
Apa yang harus dilakukan pedagang untuk menghadapi perubahan ini, Citra?
Handoko Tjokroaminoto, konsultan bisnis, menyarankan agar pedagang meningkatkan kualitas produk dan pelayanan. Dengan demikian, risiko retur atau refund dapat diminimalisir. Pedagang juga perlu memperjelas deskripsi produk dan komunikatif dengan pelanggan.
Bagaimana pemerintah mengawasi implementasi kebijakan ini, Dewi?
Pemerintah China akan melakukan pengawasan ketat terhadap implementasi kebijakan ini melalui regulator pasar dan lembaga terkait lainnya. Sanksi akan diberikan kepada platform atau pedagang yang melanggar aturan, jelas Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.