Pembangunan Pabrik BYD di Subang Diganggu Ormas, Ancam Gelar Terbesar se,ASEAN Tertunda?

Rabu, 23 April 2025 oleh paiman

Pembangunan Pabrik BYD di Subang Diganggu Ormas, Ancam Gelar Terbesar se,ASEAN Tertunda?

BYD Subang: Pabrik Raksasa ASEAN Terhambat Premanisme?

Rencana besar BYD untuk membangun pabrik otomotif terbesar di Asia Tenggara, tepatnya di Subang, Jawa Barat, terusik oleh kabar tak sedap. Bayangkan, pabrik yang digadang-gadang akan menjadi yang termegah di ASEAN ini justru terhambat oleh aksi premanisme dan gangguan dari oknum organisasi masyarakat (ormas).

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebelumnya menyatakan pabrik BYD di Indonesia ini akan menjadi yang terbesar di ASEAN. Dengan luas lahan awal 108 hektar yang kemudian diperluas menjadi 126 hektar, BYD berambisi untuk menggebrak pasar otomotif regional. General Manager BYD Asia-Pacific, Liu Xueliang, optimis pembangunan pabrik di Indonesia akan menjadi salah satu yang tercepat. Berbekal pengalaman membangun pabrik di China dan Thailand yang memakan waktu 10-16 bulan, BYD yakin bisa memulai produksi komersial di awal 2026, tentunya dengan dukungan penuh pemerintah.

Target produksi awal 150.000 unit per tahun rencananya akan ditingkatkan, bahkan BYD membuka peluang untuk mengembangkan fasilitas baterai dan kendaraan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) premium di awal tahun depan. Peningkatan kapasitas produksi ini diproyeksikan akan menyerap tambahan tenaga kerja yang signifikan, dari 8.700 menjadi 18.814 orang.

Berlokasi di Fase 2 Subang Smartpolitan, Jawa Barat, pabrik ini mendapat suntikan investasi sebesar Rp 11,7 triliun. Keunggulan lokasi yang terintegrasi dengan infrastruktur strategis nasional seperti Tol Cipali KM 89, Tol Akses Patimban, Bandara Internasional Kertajati, dan Tol Trans Jawa, menjadikan Subang Smartpolitan sebagai pilihan ideal.

Namun, kabar miring datang dari Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, yang mengungkapkan adanya gangguan dari ormas dan aksi premanisme terhadap pembangunan pabrik BYD. Informasi ini didapatkannya saat kunjungan ke Shenzhen, China. Eddy Soeparno menekankan pentingnya pemerintah bertindak tegas untuk menjamin keamanan investasi di Indonesia.

Sebagai informasi, BYD juga telah memiliki pabrik di Rayong, Thailand, dengan kapasitas produksi tahunan maksimum 150.000 unit. Pabrik ini memproduksi beberapa model seperti Dolphin, Atto 3, Seal, dan Sealion 6, serta komponen utama seperti baterai dan sistem transmisi daya.

Tertarik berinvestasi di industri otomotif yang sedang berkembang pesat? Simak tips berikut:

1. Pahami Tren Pasar - Lakukan riset mendalam tentang tren terkini di industri otomotif, seperti mobil listrik, kendaraan otonom, dan lainnya. Contoh: Pelajari perkembangan pasar mobil listrik di Indonesia dan potensi pertumbuhannya.

2. Pilih Perusahaan yang Tepat - Investasikan pada perusahaan dengan fundamental yang kuat, manajemen yang baik, dan visi yang jelas. Contoh: Periksa laporan keuangan dan rekam jejak perusahaan sebelum berinvestasi.

3. Diversifikasi Portofolio - Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Sebarkan investasi Anda ke beberapa perusahaan atau instrumen investasi di sektor otomotif. Contoh: Investasi pada saham, obligasi, atau reksa dana yang terkait dengan industri otomotif.

4. Pantau Investasi Secara Berkala - Pasar selalu berubah, jadi penting untuk memantau investasi Anda secara berkala dan menyesuaikan strategi jika diperlukan. Contoh: Tinjau kinerja investasi Anda setiap kuartal dan konsultasikan dengan penasihat keuangan jika perlu.

Bagaimana pemerintah dapat menjamin keamanan investasi asing seperti BYD di Indonesia, Pak Budi Santoso?

(Budi Santoso, Menteri Perindustrian) Pemerintah berkomitmen penuh untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan aman. Kami akan meningkatkan koordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mencegah dan menindak tegas segala bentuk gangguan keamanan terhadap investor, termasuk aksi premanisme.

Apa dampak positif kehadiran pabrik BYD bagi perekonomian Indonesia, Ibu Ani Wijaya?

(Ani Wijaya, Ekonom Senior) Kehadiran BYD akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan investasi, dan mendorong pertumbuhan industri pendukung. Selain itu, transfer teknologi dan keahlian di bidang otomotif juga akan memberikan manfaat jangka panjang bagi Indonesia.

Apa strategi BYD untuk bersaing di pasar otomotif Indonesia yang sudah ramai, Pak Chandra Kusuma?

(Chandra Kusuma, Pengamat Otomotif) BYD kemungkinan akan fokus pada segmen mobil listrik dan PHEV yang masih relatif baru. Inovasi teknologi, harga kompetitif, dan kerjasama strategis dengan mitra lokal akan menjadi kunci keberhasilan mereka.

Bagaimana pemerintah daerah Subang mendukung perkembangan pabrik BYD, Ibu Dewi Puspita?

(Dewi Puspita, Bupati Subang) Kami memfasilitasi perizinan, menyediakan infrastruktur pendukung, dan meningkatkan kualitas SDM lokal agar dapat memenuhi kebutuhan industri.

Apa tantangan terbesar bagi BYD dalam mengembangkan pabriknya di Indonesia, Pak Eko Prabowo?

(Eko Prabowo, Analis Investasi) Selain isu keamanan, tantangan lainnya adalah ketersediaan pasokan komponen, pengembangan infrastruktur pengisian daya mobil listrik, dan persaingan dengan produsen otomotif lainnya.

Apa harapan masyarakat Subang dengan hadirnya pabrik BYD, Ibu Fitri Handayani?

(Fitri Handayani, Tokoh Masyarakat Subang) Kami berharap BYD dapat membuka lapangan kerja yang luas, meningkatkan perekonomian daerah, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Subang.