Menyusuri Situs Makam dan Sumur Pangeran Makdum Cirebon, Mengungkap Misteri Wali Agung Tanah Jawa
Senin, 21 April 2025 oleh paiman
Menyelami Kedamaian dan Sejarah di Makam Pangeran Makdum Cirebon
Cirebon menyimpan segudang kisah sejarah, salah satunya terukir di Situs Makam dan Sumur Keramat Pangeran Makdum. Terletak di tengah permakaman umum di Kelurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, situs ini menawarkan suasana teduh dan menenangkan, berkat pepohonan rindang yang melingkupinya.
Untuk mencapai makam Pangeran Makdum, pengunjung harus melewati deretan makam lainnya. Di depan makam Pangeran Makdum, terdapat papan nama cagar budaya dan dua makam keramat berukuran besar di sisi kanan dan kirinya.
Makam Pangeran Makdum sendiri berada dalam ruangan putih berpintu kuning. Karena selalu terkunci, pengunjung perlu meminta izin kepada juru kunci untuk memasukinya. Tembok setinggi dada orang dewasa mengelilingi area makam tersebut.
Tak jauh dari makam, terdapat sumur bersejarah berusia ratusan tahun dengan bangunan dan dinding berwarna hijau. Beberapa gentong hijau juga terlihat di sana, sebagai wadah air. Konon, meskipun usianya sudah ratusan tahun, Sumur Pangeran Makdum tak pernah kering dan selalu dikunjungi peziarah.
Jajat Sudradjat, pegiat sejarah dan budaya Cirebon, menjelaskan bahwa Pangeran Makdum adalah seorang pendakwah dan ulama penyebar agama Islam di Cirebon pada pertengahan abad ke-15, sezaman dengan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) dan Pangeran Cakrabuana.
"Beliau adalah pendakwah agama Islam masa awal Cirebon, sekitar pertengahan abad ke-15. Putra Mbah Kriyan, yang dikenal sebagai Pangeran Makdum, adalah seorang ulama," tutur Jajat.
Selain berdakwah, Pangeran Makdum juga dikenal sebagai pelayan Sunan Gunung Jati. Ia tinggal di bantaran Sungai Kriyan, yang merupakan jalur masuk keraton melalui laut. Pangeran Makdum sering membantu Sunan Gunung Jati menyeberangi sungai tersebut, sehingga ia juga dikenal sebagai Kiai Kriyan.
Keberadaan sumur di dekat makam menunjukkan bahwa lokasi tersebut dulunya merupakan tempat tinggal. "Sumur tersebut menjadi bukti adanya sistem sanitasi di zaman dulu," jelas Jajat. Meskipun belum dapat memastikan tahun wafatnya, Jajat memperkirakan Pangeran Makdum wafat saat Sunan Gunung Jati masih hidup, sehingga ia tidak dimakamkan di Astana Gunung Sembung.
Berikut beberapa tips untuk kunjungan Anda ke Makam Pangeran Makdum:
1. Berpakaian sopan - Hormati tempat bersejarah ini dengan berpakaian yang sopan dan tertutup. Hindari pakaian yang terlalu mencolok atau terbuka.
2. Mintalah izin kepada juru kunci - Sebelum memasuki makam Pangeran Makdum, pastikan Anda meminta izin terlebih dahulu kepada juru kunci. Ini adalah bentuk penghormatan dan tata krama.
3. Jaga kebersihan - Bantu menjaga kebersihan area makam dengan tidak membuang sampah sembarangan. Sediakan kantong sampah pribadi jika perlu.
4. Jaga ketenangan - Berbicara dengan suara pelan dan hindari perilaku yang mengganggu ketenangan di area makam.
5. Siapkan uang kecil - Memberikan sumbangan seikhlasnya kepada juru kunci merupakan bentuk apresiasi atas jasa mereka menjaga situs bersejarah ini.
Siapa Pangeran Makdum sebenarnya, Pak Raden Mas Said?
(Dijawab oleh sejarawan, Prof. Dr. Dewi Sartika) Pangeran Makdum adalah seorang ulama dan pendakwah Islam yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Cirebon pada abad ke-15. Beliau juga dikenal sebagai pelayan setia Sunan Gunung Jati.
Bu Najwa Shihab, apa keistimewaan Sumur Pangeran Makdum?
(Dijawab oleh jurnalis, Najwa Shihab) Konon, sumur tersebut tak pernah kering meskipun usianya sudah ratusan tahun. Masyarakat setempat meyakini air sumur tersebut memiliki keberkahan.
Pak Habibie, bagaimana cara terbaik untuk menghormati situs bersejarah ini, ya?
(Dijawab oleh cendekiawan, B.J. Habibie) Dengan menjaga kebersihan, berperilaku sopan, dan menghargai nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya. Kita juga perlu mendukung upaya pelestarian situs ini agar tetap terjaga untuk generasi mendatang.
Apa arti penting Pangeran Makdum bagi Cirebon, Pak Ganjar Pranowo?
(Dijawab oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo) Pangeran Makdum merupakan figur penting dalam sejarah penyebaran Islam di Cirebon. Kisah dan perannya perlu terus diingat dan dipelajari sebagai bagian dari kekayaan sejarah dan budaya Indonesia.