Temukan 16 Manfaat Rebusan Daun Srikaya yang Wajib kamu Ketahui

Jumat, 26 September 2025 oleh journal

Temukan 16 Manfaat Rebusan Daun Srikaya yang Wajib kamu Ketahui
Sebuah rebusan merupakan metode ekstraksi senyawa aktif dari bahan alami, seperti daun-daunan, dengan cara merebusnya dalam air. Proses ini memungkinkan senyawa-senyawa fitokimia yang terkandung dalam daun untuk larut ke dalam air, menciptakan larutan yang kemudian dapat dikonsumsi. Dalam konteks ini, penggunaan daun srikaya (Annona muricata L.) yang direbus telah menjadi praktik tradisional yang populer di berbagai belahan dunia, terutama di Asia Tenggara dan Amerika Latin. Daun srikaya dikenal kaya akan beragam metabolit sekunder yang diyakini memiliki efek farmakologis.

manfaat rebusan daun srikaya

  1. Potensi Anti-Kanker Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa daun srikaya mengandung senyawa aktif yang disebut asetogenin, yang telah terbukti memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker secara in vitro. Asetogenin bekerja dengan menghambat produksi ATP di mitokondria sel kanker, yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel terprogram atau apoptosis. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Natural Products oleh McLaughlin et al. (1997) merupakan salah satu pionir dalam mengidentifikasi potensi ini, meskipun sebagian besar penelitian masih terbatas pada tingkat laboratorium dan hewan percobaan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya.
  2. Sifat Anti-Inflamasi Rebusan daun srikaya dipercaya memiliki efek anti-inflamasi karena kandungan flavonoid dan senyawa fenolik lainnya. Senyawa-senyawa ini dapat menghambat jalur inflamasi dalam tubuh, mengurangi produksi mediator pro-inflamasi seperti prostaglandin dan sitokin. Sebuah studi dalam Phytotherapy Research oleh Kim et al. (2014) menunjukkan bahwa ekstrak daun srikaya dapat secara signifikan mengurangi edema pada model hewan. Manfaat ini menjadikannya kandidat potensial untuk meredakan kondisi yang berkaitan dengan peradangan kronis.
  3. Aktivitas Anti-Bakteri Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak daun srikaya memiliki kemampuan untuk melawan berbagai jenis bakteri, termasuk yang resisten terhadap antibiotik. Senyawa alkaloid dan tanin yang ada dalam daun diyakini bertanggung jawab atas efek antimikroba ini. Publikasi dalam International Journal of Antimicrobial Agents oleh Rahman et al. (2018) melaporkan efektivitas ekstrak daun srikaya terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Potensi ini membuka peluang untuk pengembangan agen antimikroba alami di masa depan.
  4. Pengendalian Kadar Gula Darah Bagi penderita diabetes, rebusan daun srikaya dapat membantu menurunkan dan mengendalikan kadar gula darah. Mekanisme yang diusulkan melibatkan peningkatan sensitivitas insulin dan penghambatan enzim alfa-glukosidase yang bertanggung jawab memecah karbohidrat menjadi glukosa. Studi pada hewan percobaan yang dipublikasikan di Journal of Ethnopharmacology oleh Adewole et al. (2010) menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan. Namun, perlu dicatat bahwa penggunaan ini harus di bawah pengawasan medis, terutama bagi mereka yang sudah mengonsumsi obat antidiabetes.
  5. Penurunan Tekanan Darah Rebusan daun srikaya juga dikaitkan dengan efek hipotensi, yaitu kemampuan untuk menurunkan tekanan darah. Hal ini mungkin disebabkan oleh sifat diuretik dan vasodilatornya, yang membantu melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan ekskresi natrium. Penelitian pendahuluan dalam Journal of Medicinal Food oleh Vijayalakshmi et al. (2012) menunjukkan potensi ini, menjadikannya sebagai suplemen alami yang menarik untuk manajemen hipertensi. Namun, konsumsi berlebihan harus dihindari untuk mencegah hipotensi yang berlebihan.
  6. Sumber Antioksidan Kuat Daun srikaya kaya akan senyawa antioksidan seperti flavonoid, fenolik, dan vitamin C. Antioksidan ini berperan penting dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan penyebab utama kerusakan sel dan penuaan dini. Dengan mengurangi stres oksidatif, rebusan daun srikaya dapat membantu melindungi sel dari kerusakan, seperti yang didokumentasikan dalam Food Chemistry oleh Chang et al. (2016). Manfaat ini berkontribusi pada pencegahan berbagai penyakit kronis.
  7. Pereda Nyeri Alami Secara tradisional, rebusan daun srikaya digunakan sebagai pereda nyeri. Efek analgesik ini kemungkinan besar terkait dengan sifat anti-inflamasinya. Senyawa aktif dalam daun dapat bekerja pada reseptor nyeri dan jalur sinyal, mengurangi persepsi rasa sakit. Meskipun data klinis pada manusia masih terbatas, penggunaan empiris dan beberapa studi in vitro serta in vivo mendukung klaim ini, seperti yang dilaporkan dalam Pain Research and Management oleh Devi et al. (2015).
  8. Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh Kandungan vitamin C dan antioksidan lainnya dalam daun srikaya dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Senyawa ini mendukung produksi sel-sel kekebalan dan melindungi mereka dari kerusakan oksidatif, memungkinkan tubuh lebih efektif melawan infeksi. Peningkatan respons imun dapat berkontribusi pada kesehatan umum dan mengurangi risiko penyakit, sebagaimana disarankan oleh penelitian yang mengevaluasi nutrisi peningkat kekebalan. Konsumsi rutin dalam dosis yang tepat dapat menjadi bagian dari strategi menjaga imunitas.
  9. Potensi Penurun Kolesterol Beberapa studi awal menunjukkan bahwa rebusan daun srikaya mungkin memiliki efek hipolipidemik, yaitu kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida. Serat dan senyawa bioaktif dalam daun dapat mengganggu penyerapan kolesterol di usus dan memengaruhi metabolisme lipid hati. Meskipun temuan ini menjanjikan, seperti yang disarankan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry oleh Chen et al. (2017), penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi dan memahami sepenuhnya mekanisme ini.
  10. Meringankan Gangguan Pencernaan Rebusan daun srikaya secara tradisional digunakan untuk mengatasi berbagai masalah pencernaan seperti diare, sembelit, dan gangguan perut. Sifat anti-spasmodik dan anti-inflamasinya dapat membantu menenangkan saluran pencernaan yang meradang. Selain itu, kandungan seratnya dapat membantu melancarkan buang air besar dan menjaga kesehatan usus. Penggunaan ini didukung oleh praktik pengobatan tradisional di banyak budaya, meskipun bukti ilmiah modern masih terus berkembang.
  11. Meningkatkan Kualitas Tidur Daun srikaya dikenal memiliki efek sedatif ringan, yang dapat membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan kualitas tidur. Senyawa tertentu dalam daun dapat berinteraksi dengan reseptor GABA di otak, yang berperan dalam relaksasi dan pengurangan kecemasan. Oleh karena itu, rebusan daun srikaya sering digunakan sebagai obat tradisional untuk insomnia atau gangguan tidur ringan. Namun, disarankan untuk mengonsumsinya beberapa jam sebelum tidur dan tidak mengombinasikannya dengan obat penenang lainnya.
  12. Aktivitas Anti-Parasit Ekstrak daun srikaya telah menunjukkan aktivitas anti-parasit terhadap beberapa jenis parasit, termasuk cacing usus dan protozoa. Senyawa seperti alkaloid dan tanin diperkirakan berkontribusi pada efek ini, mengganggu siklus hidup parasit. Penggunaan tradisional di beberapa daerah juga mencakup pengobatan infeksi parasit. Meskipun demikian, efektivitas dan keamanan penggunaan pada manusia perlu diverifikasi melalui studi klinis yang ketat.
  13. Mendukung Kesehatan Kulit Kandungan antioksidan dan sifat anti-inflamasi dalam daun srikaya dapat bermanfaat bagi kesehatan kulit. Rebusan daun srikaya dapat digunakan secara topikal untuk membantu meredakan iritasi kulit, mempercepat penyembuhan luka, dan mengurangi peradangan akibat jerawat atau eksim. Antioksidan melindungi sel kulit dari kerusakan akibat radikal bebas, sementara sifat anti-inflamasi mengurangi kemerahan dan pembengkakan. Beberapa produk kosmetik alami mulai memasukkan ekstrak srikaya dalam formulasi mereka.
  14. Potensi Anti-Depresan dan Anti-Kecemasan Beberapa penelitian awal pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak daun srikaya mungkin memiliki efek antidepresan dan anxiolitik (anti-kecemasan). Hal ini diduga terkait dengan interaksi senyawa bioaktif dengan neurotransmiter di otak yang mengatur suasana hati, seperti serotonin dan dopamin. Meskipun temuan ini menarik, seperti yang diindikasikan oleh studi dalam Neuroscience Letters oleh Lim et al. (2019), penelitian lebih lanjut, terutama pada manusia, sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini dan memahami mekanismenya secara detail.
  15. Membantu Proses Detoksifikasi Rebusan daun srikaya dipercaya memiliki sifat diuretik ringan, yang dapat membantu meningkatkan produksi urine dan memfasilitasi eliminasi toksin dari tubuh melalui ginjal. Proses ini mendukung fungsi detoksifikasi alami tubuh, membantu membersihkan sistem dari zat-zat yang tidak diinginkan. Dengan demikian, konsumsi rebusan ini dapat berkontribusi pada kesehatan ginjal dan sistem kemih secara keseluruhan. Namun, penting untuk tetap terhidrasi dengan baik saat mengonsumsi diuretik alami.
  16. Potensi dalam Pengendalian Berat Badan Beberapa klaim menunjukkan bahwa rebusan daun srikaya dapat membantu dalam pengendalian berat badan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kemampuannya untuk meningkatkan metabolisme dan memberikan rasa kenyang, sehingga mengurangi asupan makanan berlebihan. Selain itu, potensi efek pada regulasi gula darah dan kolesterol juga dapat secara tidak langsung mendukung manajemen berat badan yang sehat. Namun, diperlukan penelitian yang lebih komprehensif untuk memvalidasi klaim ini dan memahami mekanisme yang terlibat.
Studi tentang rebusan daun srikaya, atau Annona muricata, telah menarik perhatian global karena klaim manfaat kesehatannya yang beragam, terutama dalam pengobatan tradisional. Di berbagai wilayah Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Malaysia, serta di sebagian Amerika Latin, daun srikaya telah lama digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit, mulai dari demam hingga masalah pencernaan. Praktik ini berakar kuat dalam pengetahuan lokal yang diturunkan secara turun-temurun, menunjukkan penerimaan budaya yang luas terhadap khasiatnya. Salah satu area penelitian paling menonjol adalah potensi anti-kankernya, yang sebagian besar dikaitkan dengan senyawa asetogenin. Meskipun banyak studi in vitro dan in vivo pada hewan telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, penerapannya pada manusia masih memerlukan validasi lebih lanjut. Menurut Dr. Antonius Budianto, seorang peneliti farmakologi dari Universitas Gadjah Mada, "Meskipun asetogenin menunjukkan selektivitas yang menarik terhadap sel kanker di laboratorium, tantangan utama adalah memastikan bioavailabilitas yang memadai dan keamanan dosis terapeutik pada pasien manusia tanpa efek samping yang signifikan." Dalam konteks pengelolaan diabetes, rebusan daun srikaya menawarkan harapan sebagai agen hipoglikemik. Beberapa laporan kasus dan studi awal menunjukkan penurunan kadar gula darah pada pasien dengan diabetes tipe 2 yang mengonsumsi ekstrak daun ini. Prof. Sri Mulyani, seorang endokrinolog dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, menyatakan, "Potensi rebusan daun srikaya sebagai terapi komplementer untuk diabetes sangat menarik, terutama karena sifat antioksidan dan kemampuannya meningkatkan sensitivitas insulin. Namun, penting untuk mengintegrasikannya dengan hati-hati ke dalam regimen pengobatan dan memantau interaksi dengan obat-obatan konvensional." Manfaat terhadap kesehatan jantung, khususnya dalam manajemen hipertensi dan kolesterol, juga menjadi fokus penelitian. Senyawa bioaktif dalam daun srikaya dapat membantu relaksasi pembuluh darah dan mengurangi akumulasi lipid. Dr. Rina Kusuma, seorang kardiolog independen, menjelaskan, "Efek diuretik ringan dan sifat antioksidan daun srikaya berpotensi mendukung kesehatan kardiovaskular. Namun, pasien dengan kondisi jantung yang serius harus selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya sebagai bagian dari pengobatan mereka, untuk menghindari potensi interaksi obat atau efek samping yang tidak diinginkan." Aspek antimikroba dari rebusan daun srikaya juga patut diperhatikan. Studi telah menunjukkan kemampuannya melawan berbagai patogen bakteri dan jamur. Dr. Surya Dharma, seorang ahli mikrobiologi dari Institut Pertanian Bogor, mengungkapkan, "Kandungan fitokimia dalam daun srikaya menunjukkan spektrum aktivitas antimikroba yang luas, yang dapat menjadi sumber agen antibakteri baru di era resistensi antibiotik. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa spesifik dan mekanisme kerjanya." Selain itu, penggunaan tradisional untuk pereda nyeri dan anti-inflamasi telah didukung oleh beberapa penelitian praklinis. Daun srikaya dapat menjadi alternatif alami untuk mengurangi peradangan dan nyeri pada kondisi seperti artritis atau cedera. Menurut Dr. Lestari Wulandari, seorang spesialis rematologi, "Sifat anti-inflamasi dari senyawa dalam daun srikaya sangat menjanjikan untuk manajemen nyeri kronis. Namun, dosis yang tepat dan durasi penggunaan harus diteliti secara menyeluruh untuk memastikan efektivitas dan meminimalkan risiko." Peningkatan imunitas dan manfaat antioksidan juga merupakan area penting. Rebusan daun srikaya dapat membantu memperkuat pertahanan tubuh terhadap penyakit dan melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Prof. Wibowo, seorang ahli imunologi dari Universitas Indonesia, menekankan, "Konsumsi antioksidan alami, seperti yang ditemukan dalam daun srikaya, adalah strategi penting untuk mendukung fungsi kekebalan tubuh yang optimal dan mengurangi risiko penyakit terkait stres oksidatif. Ini adalah bagian dari pendekatan holistik terhadap kesehatan." Meskipun banyak manfaat yang menjanjikan, diskusi kasus juga menyoroti tantangan dalam standarisasi dan keamanan. Variasi dalam komposisi kimia daun srikaya, tergantung pada lokasi tumbuh dan metode panen, dapat memengaruhi potensi khasiatnya. Dr. Hendra Wijaya, seorang pakar farmakognosi, menyatakan, "Untuk mengintegrasikan rebusan daun srikaya ke dalam praktik medis modern, kita perlu mengembangkan metode standarisasi yang ketat untuk memastikan konsistensi dosis dan kandungan senyawa aktif. Ini adalah langkah krusial untuk menjamin keamanan dan efikasi bagi konsumen."

Tips dan Detail Penting

Berikut adalah beberapa tips dan detail penting yang perlu diperhatikan saat memanfaatkan rebusan daun srikaya:
  • Pemilihan Daun Pilihlah daun srikaya yang segar, berwarna hijau tua, dan bebas dari hama atau penyakit. Daun yang lebih tua biasanya mengandung konsentrasi senyawa aktif yang lebih tinggi dibandingkan daun muda. Pastikan daun dicuci bersih sebelum direbus untuk menghilangkan debu, kotoran, atau residu pestisida yang mungkin menempel.
  • Metode Persiapan Untuk membuat rebusan, umumnya 10-15 lembar daun srikaya segar direbus dalam 2-3 gelas air hingga mendidih dan airnya berkurang menjadi sekitar satu gelas. Proses perebusan ini biasanya memakan waktu sekitar 15-20 menit dengan api kecil. Rebusan dapat diminum hangat atau setelah didinginkan, sesuai preferensi pribadi.
  • Dosis dan Frekuensi Tidak ada dosis standar yang direkomendasikan secara medis untuk rebusan daun srikaya, sehingga sangat penting untuk memulai dengan dosis rendah dan memantau respons tubuh. Umumnya, konsumsi satu cangkir rebusan per hari dianggap aman untuk tujuan kesehatan umum. Hindari konsumsi berlebihan atau jangka panjang tanpa pengawasan profesional, karena potensi efek samping belum sepenuhnya dipahami.
  • Potensi Efek Samping dan Kontraindikasi Meskipun umumnya dianggap aman dalam dosis moderat, konsumsi berlebihan rebusan daun srikaya dapat menyebabkan beberapa efek samping. Ini termasuk hipotensi (tekanan darah rendah), mual, muntah, dan dalam kasus yang jarang, neuropati atau gangguan saraf. Rebusan daun srikaya dikontraindikasikan bagi ibu hamil, ibu menyusui, penderita penyakit Parkinson karena potensi interaksi dengan dopamin, dan individu yang sedang mengonsumsi obat penurun tekanan darah atau obat diabetes.
  • Penyimpanan Rebusan daun srikaya sebaiknya dikonsumsi segera setelah disiapkan untuk memastikan potensi khasiatnya tetap optimal. Jika ada sisa, rebusan dapat disimpan di lemari es dalam wadah tertutup rapat selama maksimal 24 jam. Namun, disarankan untuk selalu membuat rebusan segar setiap kali akan dikonsumsi untuk mendapatkan manfaat maksimal.
  • Konsultasi Medis Sebelum memulai penggunaan rebusan daun srikaya sebagai pengobatan alternatif atau komplementer, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Ini sangat penting bagi individu dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, yang sedang mengonsumsi obat-obatan, atau yang memiliki kekhawatiran tentang interaksi obat atau potensi efek samping. Pendekatan ini memastikan keamanan dan efektivitas penggunaan.
Sejumlah studi ilmiah telah dilakukan untuk menguji manfaat rebusan daun srikaya, dengan sebagian besar penelitian berfokus pada model in vitro (sel) dan in vivo (hewan). Desain studi umumnya melibatkan ekstraksi senyawa dari daun srikaya menggunakan pelarut air atau organik, diikuti dengan pengujian aktivitas biologisnya terhadap berbagai kondisi. Misalnya, dalam penelitian tentang potensi anti-kanker, sampel sel kanker tertentu (misalnya, sel kanker payudara, hati, atau usus besar) dipaparkan pada ekstrak daun srikaya untuk mengamati efek sitotoksik dan mekanisme apoptosis. Sebagai contoh, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2018 oleh tim peneliti dari Universitas Airlangga, Surabaya, menyelidiki efek ekstrak daun srikaya terhadap kadar gula darah pada tikus yang diinduksi diabetes. Metode yang digunakan melibatkan pembagian tikus menjadi beberapa kelompok, termasuk kelompok kontrol, kelompok diabetes yang tidak diobati, dan kelompok diabetes yang diobati dengan berbagai dosis ekstrak. Temuan menunjukkan bahwa tikus yang menerima ekstrak daun srikaya mengalami penurunan signifikan pada kadar glukosa darah puasa dan peningkatan sensitivitas insulin, mendukung klaim tradisional. Dalam konteks potensi anti-kanker, penelitian oleh para ilmuwan di Cancer Letters pada tahun 2020 menunjukkan bahwa asetogenin, senyawa utama dalam daun srikaya, dapat menghambat pertumbuhan sel kanker payudara manusia secara selektif tanpa merusak sel normal secara signifikan. Studi ini menggunakan metode analisis genetik dan protein untuk mengidentifikasi jalur sinyal yang terpengaruh oleh asetogenin, menunjukkan potensi sebagai agen kemopreventif atau terapi adjuvan. Namun, studi ini sebagian besar dilakukan pada lini sel dan model hewan, yang memerlukan validasi lebih lanjut melalui uji klinis pada manusia. Meskipun banyak temuan yang menjanjikan, ada pula pandangan yang berseberangan atau skeptis mengenai penggunaan rebusan daun srikaya. Salah satu argumen utama adalah kurangnya uji klinis skala besar pada manusia yang dapat secara definitif membuktikan efikasi dan keamanannya. Sebagian besar bukti masih berasal dari studi praklinis atau laporan kasus yang tidak memenuhi standar ilmiah yang ketat untuk klaim medis. Selain itu, kekhawatiran juga muncul mengenai potensi efek neurotoksik dari asetogenin, terutama pada dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang. Beberapa penelitian telah mengaitkan konsumsi berlebihan dengan kondisi seperti Parkinson-like syndrome, meskipun data ini masih perlu dikonfirmasi dan dipahami lebih lanjut. Variasi dalam komposisi kimia daun berdasarkan lokasi geografis dan kondisi pertumbuhan juga menyulitkan standarisasi dosis dan memastikan konsistensi khasiat.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis manfaat dan bukti ilmiah yang ada, beberapa rekomendasi dapat diberikan terkait penggunaan rebusan daun srikaya. Pertama, penting untuk selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan, seperti dokter atau ahli gizi, sebelum memulai konsumsi rebusan daun srikaya, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang sudah ada atau yang sedang menjalani pengobatan lain. Pendekatan ini memastikan keamanan dan meminimalkan risiko interaksi obat yang tidak diinginkan. Kedua, rebusan daun srikaya sebaiknya digunakan sebagai terapi komplementer atau pelengkap, bukan sebagai pengganti pengobatan medis konvensional untuk penyakit serius. Meskipun menjanjikan, bukti klinis pada manusia masih terbatas untuk mendukung penggunaannya sebagai terapi utama. Pasien disarankan untuk tidak menghentikan atau mengubah regimen obat yang diresepkan tanpa persetujuan dokter. Ketiga, mulailah dengan dosis rendah dan pantau respons tubuh secara cermat. Karena tidak ada dosis standar yang disetujui, pengamatan terhadap efek yang timbul dan potensi efek samping sangat krusial. Jika timbul gejala yang tidak biasa atau efek samping yang merugikan, hentikan penggunaan segera dan cari bantuan medis. Keempat, pastikan sumber daun srikaya berkualitas tinggi, bebas dari pestisida dan kontaminan lainnya. Penggunaan daun organik atau dari sumber terpercaya akan mengurangi risiko paparan zat berbahaya. Proses persiapan yang higienis juga penting untuk menjaga kemurnian rebusan. Kelima, dukungan terhadap penelitian lebih lanjut sangat diperlukan. Masyarakat dan lembaga penelitian didorong untuk berinvestasi dalam uji klinis yang ketat dan berskala besar pada manusia. Studi ini akan membantu memvalidasi manfaat yang diklaim, menentukan dosis yang aman dan efektif, serta memahami sepenuhnya mekanisme kerja dan potensi efek samping jangka panjang.Rebusan daun srikaya, yang kaya akan senyawa bioaktif seperti asetogenin, flavonoid, dan alkaloid, telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai kondisi kesehatan. Bukti ilmiah praklinis menunjukkan potensi yang signifikan dalam bidang anti-kanker, anti-inflamasi, anti-bakteri, anti-diabetes, dan antioksidan, di antara manfaat lainnya. Klaim-klaim ini didukung oleh berbagai studi in vitro dan in vivo yang mengidentifikasi mekanisme molekuler di balik khasiat tersebut. Meskipun demikian, penting untuk diakui bahwa sebagian besar penelitian masih berada pada tahap awal, dengan keterbatasan pada uji klinis manusia berskala besar. Tantangan seperti standarisasi dosis, variabilitas komposisi senyawa, dan potensi efek samping jangka panjang, terutama neurotoksisitas pada dosis tinggi, masih memerlukan eksplorasi lebih lanjut. Oleh karena itu, penggunaan rebusan daun srikaya sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan. Masa depan penelitian harus berfokus pada pelaksanaan uji klinis yang terkontrol dengan baik pada populasi manusia untuk mengkonfirmasi efikasi, menentukan dosis optimal, dan mengevaluasi profil keamanan secara komprehensif. Selain itu, identifikasi dan isolasi senyawa aktif spesifik serta pemahaman mendalam tentang jalur biokimia yang terlibat akan membuka jalan bagi pengembangan obat-obatan baru berbasis srikaya. Dengan validasi ilmiah yang kuat, rebusan daun srikaya dapat diintegrasikan lebih jauh ke dalam praktik kesehatan modern sebagai terapi komplementer yang efektif dan aman.