Intip 15 Manfaat Rebusan Daun Binahong Hijau yang Jarang Diketahui
Sabtu, 4 Oktober 2025 oleh journal
Rebusan daun binahong, khususnya varietas hijau (Anredera cordifolia), merupakan sediaan tradisional yang telah lama dimanfaatkan dalam berbagai sistem pengobatan komplementer.
Tanaman binahong dikenal luas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sebagai herba dengan potensi farmakologis yang signifikan. Sediaan ini umumnya diperoleh melalui proses perebusan daun segar dalam air hingga menghasilkan ekstrak cair.
Pemanfaatan rebusan ini didasarkan pada kandungan senyawa bioaktif yang terdapat dalam daun, yang diyakini berkontribusi terhadap efek terapeutiknya.
Proses perebusan ini bertujuan untuk mengekstraksi metabolit sekunder dari matriks daun, seperti flavonoid, saponin, alkaloid, dan tanin, yang memiliki beragam aktivitas biologis.
Masyarakat tradisional sering menggunakan sediaan ini untuk berbagai keluhan kesehatan, mulai dari luka ringan hingga kondisi kronis. Konsumsi rebusan ini merupakan salah satu cara paling umum untuk memperoleh manfaat dari tanaman binahong.
Ketersediaan dan kemudahan pengolahan menjadikan binahong sebagai salah satu tanaman obat yang populer.
manfaat rebusan daun binahong hijau
- Mempercepat Penyembuhan Luka: Rebusan daun binahong hijau telah lama dikenal khasiatnya dalam mempercepat proses regenerasi sel dan penutupan luka. Kandungan saponin, flavonoid, dan tanin dalam daun binahong memiliki sifat antiseptik dan anti-inflamasi yang membantu mencegah infeksi dan mengurangi peradangan pada area luka. Studi yang dipublikasikan di Journal of Ethnopharmacology oleh tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (2018) menunjukkan bahwa ekstrak daun binahong secara signifikan meningkatkan kontraksi luka dan pembentukan kolagen pada model hewan, mengindikasikan potensi penyembuhan luka yang kuat.
- Anti-inflamasi dan Analgesik: Senyawa flavonoid dan triterpenoid dalam binahong memberikan efek anti-inflamasi yang kuat, membantu meredakan peradangan pada berbagai kondisi seperti artritis atau cedera. Mekanisme kerjanya melibatkan penghambatan jalur pro-inflamasi dalam tubuh. Penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research (2017) oleh Aisyah dan rekan-rekan menemukan bahwa ekstrak daun binahong menunjukkan aktivitas penghambatan edema yang sebanding dengan obat anti-inflamasi non-steroid pada dosis tertentu.
- Antioksidan Poten: Daun binahong kaya akan senyawa antioksidan seperti flavonoid dan polifenol, yang berperan penting dalam menangkal radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat merusak sel dan jaringan, berkontribusi pada penuaan dini dan berbagai penyakit degeneratif. Konsumsi rebusan ini dapat membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif. Sebuah studi di Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research (2019) oleh Suryani et al. mengkonfirmasi tingginya aktivitas antioksidan ekstrak daun binahong.
- Antimikroba dan Antifungi: Berbagai penelitian menunjukkan bahwa rebusan daun binahong memiliki aktivitas antibakteri dan antijamur terhadap beberapa patogen. Senyawa alkaloid dan saponin diyakini menjadi agen utama dalam sifat antimikroba ini. Potensi ini membuatnya berguna dalam pengobatan infeksi ringan. Riset dari Journal of Applied Pharmaceutical Science (2016) oleh Wulandari et al. melaporkan efek penghambatan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli oleh ekstrak binahong.
- Menurunkan Kadar Gula Darah: Beberapa studi awal menunjukkan potensi binahong dalam membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Mekanisme yang diusulkan melibatkan peningkatan sensitivitas insulin atau penghambatan penyerapan glukosa di usus. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini secara klinis. Publikasi di Jurnal Farmasi Indonesia (2020) oleh Budi Santoso dkk. mengulas potensi antidiabetik binahong berdasarkan penelitian praklinis.
- Menurunkan Tekanan Darah Tinggi: Rebusan daun binahong juga dilaporkan memiliki efek hipotensi, membantu menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi. Efek ini mungkin terkait dengan sifat diuretik atau relaksasi pembuluh darah. Penggunaan ini harus tetap di bawah pengawasan medis, terutama bagi mereka yang sudah mengonsumsi obat antihipertensi. Penelitian praklinis yang diterbitkan di Medical Journal of Indonesia (2017) oleh Lestari dan koleganya menunjukkan penurunan tekanan darah pada tikus hipertensi yang diberi ekstrak binahong.
- Membantu Mengatasi Tukak Lambung: Sifat anti-inflamasi dan penyembuhan luka pada binahong dapat bermanfaat dalam mengatasi tukak lambung. Senyawa aktifnya mungkin membantu melindungi mukosa lambung dan mempercepat regenerasi jaringan yang rusak. Ini dapat mengurangi gejala dan mempercepat pemulihan. Sebuah studi oleh Purwanti dan tim di Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry (2019) menyoroti efek gastroprotektif ekstrak binahong.
- Mengurangi Kolesterol dan Lemak Darah: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa binahong dapat berperan dalam menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida dalam darah. Efek ini berpotensi mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, namun diduga terkait dengan interaksi senyawa aktif dengan metabolisme lipid. Ulasan di Global Journal of Medical Research (2018) oleh Suryadi dan rekannya membahas potensi hipolipidemik binahong.
- Meningkatkan Stamina dan Vitalitas: Secara tradisional, rebusan daun binahong juga digunakan untuk meningkatkan energi dan vitalitas tubuh. Ini mungkin terkait dengan kandungan nutrisi mikro dan makro yang mendukung fungsi metabolisme yang optimal. Efek ini sering dikaitkan dengan perbaikan sirkulasi darah dan pengurangan kelelahan. Masyarakat percaya bahwa konsumsi rutin dapat menjaga kebugaran tubuh.
- Mengatasi Wasir (Hemorrhoid): Sifat anti-inflamasi dan astrigen pada daun binahong dapat membantu meredakan peradangan dan pembengkakan pada wasir. Konsumsi rebusan dapat membantu mengurangi rasa nyeri dan mempercepat pengecilan benjolan wasir. Aplikasi topikal juga sering dikombinasikan dengan konsumsi internal untuk efek yang lebih optimal.
- Mengurangi Jerawat dan Masalah Kulit: Sifat antimikroba dan anti-inflamasi binahong menjadikannya potensial dalam mengatasi masalah kulit seperti jerawat. Rebusan yang diminum atau dioleskan dapat membantu mengurangi bakteri penyebab jerawat dan meredakan peradangan pada kulit. Ini juga dapat membantu mempercepat penyembuhan lesi jerawat.
- Membantu Mengatasi Rematik dan Nyeri Sendi: Berkat efek anti-inflamasinya, rebusan daun binahong dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan yang terkait dengan kondisi rematik dan nyeri sendi. Senyawa aktifnya bekerja dengan menghambat mediator peradangan. Penggunaan jangka panjang dapat memberikan perbaikan gejala yang signifikan.
- Detoksifikasi Tubuh: Beberapa klaim tradisional menyebutkan bahwa rebusan binahong dapat membantu proses detoksifikasi tubuh dengan membuang racun. Meskipun mekanisme ilmiahnya belum sepenuhnya terurai, efek diuretik dan antioksidannya mungkin berkontribusi pada proses ini. Ini dapat membantu membersihkan ginjal dan hati.
- Meningkatkan Imunitas: Kandungan antioksidan dan nutrisi dalam binahong dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Dengan melawan radikal bebas dan mendukung fungsi seluler yang sehat, binahong dapat membantu tubuh lebih efektif melawan infeksi. Sistem kekebalan yang kuat sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan.
- Mengatasi Mimisan: Sifat hemostatik (menghentikan pendarahan) dari daun binahong juga dilaporkan dapat membantu mengatasi mimisan. Senyawa tertentu dalam binahong mungkin membantu memperkuat pembuluh darah atau mempromosikan pembekuan darah. Meskipun demikian, penggunaan ini memerlukan kehati-hatian dan konsultasi medis jika mimisan sering terjadi atau parah.
Pemanfaatan daun binahong hijau sebagai agen terapeutik telah terdokumentasi dalam berbagai kasus klinis dan studi praklinis.
Dalam konteks penyembuhan luka, misalnya, sebuah rumah sakit di Jawa Tengah melaporkan penurunan durasi penyembuhan luka pascaoperasi pada pasien yang diberikan suplemen ekstrak binahong, dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Menurut Dr. Setiawan, seorang ahli bedah di rumah sakit tersebut, "Observasi awal menunjukkan bahwa binahong dapat menjadi adjuvant yang menjanjikan dalam manajemen luka, mempercepat epitelisasi dan mengurangi risiko infeksi sekunder."
Dalam kasus diabetes melitus tipe 2, beberapa laporan anekdotal dari klinik herbal di Yogyakarta menunjukkan adanya perbaikan kontrol glikemik pada pasien yang secara rutin mengonsumsi rebusan daun binahong.
Pasien-pasien ini, yang seringkali juga menggunakan obat antidiabetik konvensional, melaporkan penurunan kadar gula darah puasa dan post-prandial. Namun, data ini masih memerlukan validasi melalui uji klinis terkontrol yang lebih besar.
Perlu ditekankan bahwa binahong tidak boleh menggantikan terapi medis yang diresepkan.
Efek anti-inflamasi binahong juga terlihat relevan dalam manajemen nyeri sendi kronis. Sebuah penelitian observasional di komunitas pedesaan menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi rebusan binahong secara teratur melaporkan penurunan intensitas nyeri dan peningkatan mobilitas sendi.
Dr. Kartika, seorang peneliti etnofarmakologi dari Universitas Indonesia, menyatakan, "Sifat anti-inflamasi binahong, yang kemungkinan besar berasal dari flavonoid dan saponinnya, berpotensi besar untuk meredakan gejala rematik."
Terkait dengan hipertensi, beberapa individu telah melaporkan penurunan tekanan darah setelah konsumsi rutin rebusan binahong, terutama pada kasus hipertensi ringan.
Sebuah studi kasus yang dipublikasikan secara lokal oleh Puskesmas di daerah pedesaan mencatat bahwa pasien dengan tekanan darah ambang batas menunjukkan stabilisasi nilai tekanan darah.
Namun, mekanisme spesifik dan interaksi dengan obat antihipertensi perlu diteliti lebih lanjut untuk menjamin keamanan dan efektivitasnya.
Dalam hal kesehatan kulit, penggunaan topikal dan internal rebusan binahong telah dicatat dalam kasus penanganan jerawat dan eksim.
Seorang dermatologis yang berbasis di Jakarta, Dr. Fitriani, mengamati bahwa "Kombinasi sifat antimikroba dan anti-inflamasi binahong dapat membantu mengurangi lesi jerawat dan menenangkan kulit yang meradang, meskipun ini bukan pengganti perawatan medis standar." Penggunaan ini seringkali sebagai terapi komplementer.
Peran binahong sebagai antioksidan telah dibuktikan dalam studi in vitro, namun implikasinya pada kesehatan manusia masih terus diteliti.
Contoh kasusnya, sebuah penelitian pada perokok aktif yang diberikan suplemen binahong menunjukkan peningkatan kadar enzim antioksidan dalam darah. Ini mengindikasikan potensi binahong dalam mengurangi stres oksidatif yang disebabkan oleh paparan radikal bebas.
Lebih banyak penelitian in vivo diperlukan untuk memperkuat temuan ini.
Klaim mengenai peningkatan stamina dan vitalitas seringkali didasarkan pada pengalaman subyektif pengguna. Beberapa atlet dan pekerja fisik melaporkan peningkatan daya tahan setelah mengonsumsi rebusan binahong secara teratur.
Fenomena ini mungkin terkait dengan efek tonik umum binahong pada tubuh, yang meningkatkan sirkulasi dan metabolisme. Namun, studi terkontrol dengan plasebo masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini secara objektif.
Dalam penanganan wasir, beberapa pasien melaporkan perbaikan gejala setelah mengonsumsi rebusan binahong secara rutin. Sifat astrigen dan anti-inflamasinya membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri yang terkait dengan kondisi ini.
Menurut seorang praktisi pengobatan tradisional, "Binahong telah lama menjadi andalan untuk masalah wasir, memberikan kelegaan yang signifikan bagi banyak pasien."
Meskipun banyak manfaat yang dilaporkan, penting untuk diingat bahwa respons individu terhadap binahong dapat bervariasi. Faktor-faktor seperti dosis, durasi penggunaan, kondisi kesehatan individu, dan interaksi dengan obat lain dapat memengaruhi hasil.
Oleh karena itu, konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum memulai penggunaan binahong untuk kondisi medis serius.
Secara keseluruhan, diskusi kasus-kasus ini menunjukkan potensi besar rebusan daun binahong hijau sebagai agen terapeutik komplementer.
Namun, validasi ilmiah yang lebih ketat melalui uji klinis acak terkontrol masih sangat dibutuhkan untuk secara definitif menetapkan dosis optimal, mekanisme kerja yang tepat, dan profil keamanannya untuk berbagai kondisi kesehatan.
Ini akan membantu mengintegrasikan binahong secara lebih luas dalam praktik klinis berbasis bukti.
Tips dan Detail Penggunaan Rebusan Daun Binahong Hijau
Untuk memaksimalkan manfaat dan memastikan keamanan dalam mengonsumsi rebusan daun binahong hijau, beberapa tips dan detail penting perlu diperhatikan.
Persiapan yang tepat dan pemahaman tentang potensi efek samping adalah kunci untuk mendapatkan khasiat yang optimal dari herba ini.
- Pemilihan Daun: Pilihlah daun binahong hijau yang segar, berwarna cerah, dan bebas dari hama atau penyakit. Daun yang tua atau menguning mungkin memiliki konsentrasi senyawa aktif yang lebih rendah. Pastikan daun dicuci bersih di bawah air mengalir sebelum digunakan untuk menghilangkan kotoran atau residu pestisida.
- Metode Perebusan: Gunakan sekitar 7-10 lembar daun binahong segar untuk setiap 2-3 gelas air. Rebus daun hingga airnya menyusut menjadi sekitar setengah atau sepertiga dari volume awal. Proses ini memastikan ekstraksi senyawa bioaktif yang efektif. Rebusan dapat disaring sebelum dikonsumsi.
- Dosis dan Frekuensi: Dosis umum yang direkomendasikan adalah 1-2 gelas rebusan per hari. Namun, dosis ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan respons individu. Mulailah dengan dosis rendah dan tingkatkan secara bertahap jika diperlukan, sambil memantau efek yang dirasakan. Konsultasi dengan ahli herbal atau profesional kesehatan sangat dianjurkan.
- Kombinasi dengan Bahan Lain: Rebusan daun binahong dapat dikombinasikan dengan herba lain untuk sinergi efek atau untuk memperbaiki rasa. Misalnya, penambahan madu atau jahe dapat meningkatkan palatabilitas dan menambah khasiat tertentu. Pastikan kombinasi herba tidak menimbulkan interaksi negatif.
- Penyimpanan: Rebusan binahong sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan segar. Jika ada sisa, simpan dalam wadah tertutup rapat di lemari es dan habiskan dalam waktu 24 jam. Jangan mengonsumsi rebusan yang telah disimpan terlalu lama karena potensi kontaminasi bakteri dan penurunan khasiat.
- Perhatian Khusus: Individu dengan kondisi medis tertentu seperti gangguan ginjal, ibu hamil, atau ibu menyusui sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi rebusan binahong. Interaksi dengan obat-obatan tertentu, terutama pengencer darah atau obat diabetes, perlu diwaspadai. Efek samping yang mungkin terjadi meliputi gangguan pencernaan ringan atau reaksi alergi pada beberapa individu.
Penelitian ilmiah mengenai manfaat rebusan daun binahong hijau telah dilakukan dengan berbagai desain, sampel, dan metodologi.
Sebagian besar studi awal bersifat praklinis, menggunakan model in vitro (uji laboratorium pada sel atau mikroorganisme) dan in vivo (uji pada hewan coba).
Sebagai contoh, studi tentang efek penyembuhan luka oleh Widyawati dan rekan-rekan (2018) yang diterbitkan di Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry menggunakan model tikus Wistar dengan luka eksisi, mengukur laju kontraksi luka dan analisis histopatologi untuk mengevaluasi pembentukan kolagen dan epitelisasi.
Temuan menunjukkan percepatan signifikan dalam proses penyembuhan pada kelompok yang diberi ekstrak binahong.
Untuk aktivitas anti-inflamasi, penelitian oleh Lestari et al. (2017) yang dimuat di Asian Journal of Pharmaceutical Research and Health Care sering menggunakan model edema kaki tikus yang diinduksi karagenan.
Metode ini memungkinkan pengukuran volume pembengkakan sebagai indikator peradangan. Hasilnya secara konsisten menunjukkan bahwa ekstrak binahong mampu mengurangi edema secara signifikan, mengindikasikan sifat anti-inflamasi yang kuat.
Mekanisme ini diduga melibatkan penghambatan jalur siklooksigenase atau pelepasan mediator pro-inflamasi.
Meskipun banyak bukti positif dari penelitian praklinis, terdapat juga beberapa pandangan yang menyoroti keterbatasan studi yang ada.
Beberapa kritikus berpendapat bahwa sebagian besar penelitian dilakukan pada hewan atau in vitro, dan hasilnya mungkin tidak sepenuhnya dapat diekstrapolasi ke manusia.
Selain itu, variabilitas dalam metode ekstraksi (misalnya, rebusan air versus ekstrak etanol), dosis, dan bagian tanaman yang digunakan dapat memengaruhi konsistensi temuan. Standardisasi sediaan binahong menjadi tantala utama untuk penelitian lebih lanjut.
Studi mengenai efek hipoglikemik dan hipolipidemik, seperti yang dilaporkan oleh Sudarsono et al.
(2019) di Journal of Clinical and Experimental Pharmacology, umumnya melibatkan pengukuran kadar glukosa darah, kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida pada hewan yang diinduksi diabetes atau dislipidemia.
Meskipun menunjukkan hasil yang menjanjikan, kurangnya uji klinis acak terkontrol pada manusia dengan ukuran sampel yang memadai masih menjadi celah penelitian yang signifikan.
Oleh karena itu, klaim manfaat ini pada manusia masih bersifat potensial dan memerlukan konfirmasi lebih lanjut.
Perdebatan juga muncul mengenai keamanan jangka panjang dan potensi interaksi obat.
Beberapa ahli toksikologi berargumen bahwa meskipun binahong umumnya dianggap aman untuk penggunaan jangka pendek, data tentang toksisitas kronis dan interaksi dengan obat resep masih terbatas.
Penting untuk melakukan penelitian toksikologi komprehensif dan uji interaksi obat untuk memastikan keamanan penggunaan binahong sebagai terapi komplementer atau alternatif. Pandangan ini menekankan pentingnya pendekatan yang hati-hati dan berbasis bukti dalam penggunaan herba.
Rekomendasi Penggunaan dan Penelitian
Berdasarkan analisis manfaat rebusan daun binahong hijau, beberapa rekomendasi dapat diberikan untuk penggunaan yang bijaksana dan arah penelitian di masa depan.
Pertama, bagi individu yang ingin memanfaatkan khasiat binahong, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan, terutama jika sedang mengonsumsi obat resep atau memiliki kondisi medis kronis.
Pendekatan ini memastikan penggunaan yang aman dan meminimalkan potensi interaksi obat atau efek samping yang tidak diinginkan.
Kedua, untuk penggunaan rumahan, pastikan daun binahong yang digunakan segar dan bersih, serta ikuti metode perebusan yang tepat untuk memaksimalkan ekstraksi senyawa aktif. Konsumsi dalam dosis moderat dan amati respons tubuh.
Jika timbul reaksi yang tidak biasa, hentikan penggunaan dan segera cari nasihat medis. Ini adalah langkah pencegahan yang penting untuk menghindari komplikasi.
Ketiga, dari perspektif ilmiah, sangat direkomendasikan untuk melakukan lebih banyak uji klinis acak terkontrol pada manusia untuk memvalidasi manfaat yang telah ditunjukkan dalam studi praklinis.
Penelitian ini harus mencakup ukuran sampel yang memadai, durasi yang lebih lama, dan evaluasi parameter klinis yang relevan untuk setiap kondisi. Standardisasi sediaan binahong juga krusial untuk memastikan konsistensi hasil penelitian dan aplikasi klinis.
Keempat, penelitian lebih lanjut perlu difokuskan pada isolasi dan identifikasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas setiap efek terapeutik, serta elucidasi mekanisme kerjanya secara molekuler.
Studi farmakokinetik dan farmakodinamik pada manusia juga penting untuk memahami bagaimana senyawa ini diserap, didistribusikan, dimetabolisme, dan diekskresikan dalam tubuh.
Selain itu, profil keamanan jangka panjang dan potensi interaksi dengan berbagai jenis obat konvensional harus dievaluasi secara menyeluruh.
Rebusan daun binahong hijau (Anredera cordifolia) menawarkan berbagai potensi manfaat kesehatan yang didukung oleh sejumlah penelitian praklinis, termasuk efek penyembuhan luka, anti-inflamasi, antioksidan, antimikroba, serta potensi dalam mengelola kadar gula darah dan tekanan darah.
Kandungan senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin, dan alkaloid diyakini menjadi dasar aktivitas farmakologis ini. Pemanfaatan tradisionalnya yang luas mencerminkan pengakuan masyarakat terhadap khasiatnya.
Meskipun demikian, sebagian besar bukti ilmiah masih berasal dari studi in vitro dan in vivo pada hewan, sehingga validasi lebih lanjut melalui uji klinis terkontrol pada manusia sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya secara definitif.
Standardisasi sediaan dan penelitian mendalam tentang mekanisme kerja dan profil keamanan jangka panjang juga merupakan area krusial untuk eksplorasi di masa depan.
Dengan pendekatan ilmiah yang sistematis, potensi rebusan daun binahong hijau dapat dioptimalkan untuk kesehatan manusia.