Temukan 22 Manfaat Makan Sayur & Buah yang Jarang Diketahui

Jumat, 25 Juli 2025 oleh journal

Temukan 22 Manfaat Makan Sayur & Buah yang Jarang Diketahui

Konsumsi rutin makanan nabati seperti sayuran dan buah-buahan merupakan pilar utama dalam mencapai dan mempertahankan kesehatan optimal. Makanan ini kaya akan berbagai nutrisi esensial, termasuk vitamin, mineral, serat pangan, serta senyawa bioaktif seperti antioksidan dan fitokimia. Peran pentingnya dalam diet harian tidak dapat dilebih-lebihkan, mengingat kontribusinya terhadap fungsi fisiologis tubuh yang beragam. Oleh karena itu, integrasi sumber pangan ini ke dalam pola makan sehari-hari sangat dianjurkan oleh berbagai organisasi kesehatan global untuk mempromosikan kesejahteraan jangka panjang.

manfaat makan sayur dan buah

  1. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

    Sayur dan buah kaya akan vitamin C, vitamin A, dan antioksidan lain yang berperan krusial dalam memperkuat sistem imun. Nutrisi ini membantu sel-sel kekebalan tubuh berfungsi lebih efisien dalam melawan patogen dan mengurangi risiko infeksi. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Immunology pada tahun 2017 menunjukkan bahwa asupan tinggi vitamin C dari buah-buahan dapat mempersingkat durasi flu biasa.

  2. Menjaga Kesehatan Jantung

    Kandungan serat, kalium, dan antioksidan dalam sayur dan buah berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular. Serat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), sementara kalium membantu mengatur tekanan darah. Penelitian kohort besar yang diterbitkan dalam Circulation pada tahun 2019 menemukan bahwa konsumsi sayur dan buah yang lebih tinggi secara signifikan berkorelasi dengan penurunan risiko penyakit jantung koroner dan stroke.

  3. Mencegah Kanker

    Berbagai fitokimia seperti karotenoid, flavonoid, dan glukosinolat yang terdapat dalam sayur dan buah memiliki sifat antikanker. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram), dan melindungi DNA dari kerusakan. Tinjauan sistematis dalam Cancer Research pada tahun 2020 menyoroti peran sayuran silangan seperti brokoli dan kembang kol dalam pencegahan beberapa jenis kanker.

  4. Mengatur Gula Darah

    Serat larut dalam sayur dan buah membantu memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah, sehingga mencegah lonjakan gula darah yang tajam. Ini sangat bermanfaat bagi individu dengan diabetes atau berisiko mengalami resistensi insulin. Studi dari Diabetes Care tahun 2018 menunjukkan bahwa diet tinggi serat dapat meningkatkan kontrol glikemik pada pasien diabetes tipe 2.

  5. Menurunkan Berat Badan

    Sayur dan buah memiliki kepadatan energi yang rendah namun kaya serat dan air, sehingga memberikan rasa kenyang lebih lama dengan kalori yang lebih sedikit. Hal ini membantu mengurangi asupan kalori total dan memfasilitasi penurunan berat badan yang sehat. Penelitian di Obesity Reviews tahun 2021 mengkonfirmasi bahwa peningkatan konsumsi sayur dan buah adalah strategi efektif dalam manajemen berat badan.

  6. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

    Serat pangan, baik larut maupun tidak larut, sangat penting untuk kesehatan saluran pencernaan. Serat tidak larut menambah volume tinja dan mencegah sembelit, sementara serat larut berfungsi sebagai prebiotik yang mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Sebuah artikel dalam The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2016 menjelaskan dampak positif serat terhadap mikrobioma usus dan fungsi pencernaan.

  7. Menjaga Kesehatan Mata

    Karotenoid seperti lutein dan zeaxanthin, yang banyak ditemukan dalam sayuran berdaun hijau gelap dan buah-buahan berwarna cerah, berperan penting dalam melindungi mata dari kerusakan akibat cahaya biru dan radikal bebas. Senyawa ini dapat mengurangi risiko degenerasi makula terkait usia (AMD) dan katarak. Penelitian dalam Ophthalmology tahun 2015 menggarisbawahi manfaat lutein dan zeaxanthin untuk kesehatan retina.

  8. Memelihara Kesehatan Kulit

    Antioksidan seperti vitamin C dan E, serta beta-karoten, membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan paparan sinar UV. Nutrisi ini juga mendukung produksi kolagen, menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Jurnal Nutrients pada tahun 2019 menerbitkan studi yang menunjukkan hubungan antara asupan antioksidan tinggi dan peningkatan kesehatan serta penampilan kulit.

  9. Memperkuat Tulang

    Beberapa sayuran hijau, seperti kale dan brokoli, merupakan sumber vitamin K yang baik, yang berperan dalam mineralisasi tulang dan pembekuan darah. Kalium juga membantu mengurangi kehilangan kalsium dari tulang. Sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Bone and Mineral Research pada tahun 2014 mengaitkan asupan vitamin K yang cukup dengan kepadatan mineral tulang yang lebih baik.

  10. Meningkatkan Fungsi Kognitif

    Antioksidan dan senyawa anti-inflamasi dalam sayur dan buah dapat melindungi otak dari stres oksidatif dan peradangan, yang merupakan faktor risiko penurunan kognitif. Flavonoid khususnya dikaitkan dengan peningkatan memori dan fungsi eksekutif. Penelitian dari Neurology tahun 2017 menunjukkan bahwa diet kaya buah beri dapat menunda penuaan otak.

  11. Mengurangi Risiko Peradangan Kronis

    Banyak sayur dan buah mengandung senyawa bioaktif dengan sifat anti-inflamasi, seperti antosianin dan quercetin. Konsumsi rutin dapat membantu mengurangi peradangan sistemik yang menjadi dasar banyak penyakit kronis. Sebuah tinjauan dalam The Journal of Nutrition pada tahun 2018 mengulas bukti tentang efek anti-inflamasi dari berbagai fitokimia dalam makanan nabati.

  12. Meningkatkan Energi dan Vitalitas

    Kandungan vitamin B kompleks, zat besi, dan mineral lainnya dalam sayur dan buah berperan dalam produksi energi seluler. Nutrisi ini membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi yang dapat digunakan, mengurangi rasa lelah, dan meningkatkan vitalitas secara keseluruhan. Asupan nutrisi yang adekuat dari sumber alami mendukung fungsi mitokondria yang optimal.

  13. Detoksifikasi Alami

    Beberapa sayuran, terutama yang termasuk golongan silangan, mengandung senyawa seperti sulforaphane yang mendukung jalur detoksifikasi alami hati. Serat juga membantu eliminasi toksin dari tubuh melalui saluran pencernaan. Jurnal Molecular Nutrition & Food Research pada tahun 2016 menyoroti peran sayuran tertentu dalam meningkatkan enzim detoksifikasi.

  14. Menjaga Keseimbangan Elektrolit

    Buah-buahan seperti pisang dan alpukat kaya akan kalium, mineral penting yang berperan dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Keseimbangan elektrolit yang tepat sangat vital untuk fungsi saraf dan otot yang optimal, serta menjaga tekanan darah. American Heart Association seringkali menekankan pentingnya kalium dari makanan untuk kesehatan jantung.

  15. Meningkatkan Kualitas Tidur

    Beberapa buah, seperti ceri tart, mengandung melatonin alami, hormon yang mengatur siklus tidur-bangun. Selain itu, magnesium dalam sayuran hijau juga berperan dalam relaksasi otot dan saraf, yang dapat memfasilitasi tidur yang lebih nyenyak. Sebuah studi di European Journal of Nutrition tahun 2012 menemukan bahwa konsumsi jus ceri tart dapat meningkatkan kualitas tidur pada orang dewasa.

  16. Mengurangi Risiko Anemia

    Beberapa sayuran berdaun hijau gelap adalah sumber zat besi nabati (non-heme), dan buah-buahan kaya vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi tersebut. Kombinasi ini sangat penting untuk mencegah anemia defisiensi besi. Publikasi di The Lancet Global Health pada tahun 2020 menekankan strategi gizi untuk mengatasi defisiensi mikronutrien, termasuk zat besi.

  17. Memelihara Kesehatan Ginjal

    Konsumsi sayur dan buah yang cukup dapat membantu menjaga hidrasi tubuh dan menyediakan antioksidan yang melindungi ginjal dari kerusakan. Pola makan berbasis tumbuhan juga dapat mengurangi beban kerja ginjal dibandingkan dengan diet tinggi protein hewani. Sebuah artikel dalam Journal of Renal Nutrition tahun 2015 membahas manfaat diet nabati untuk pasien penyakit ginjal kronis.

  18. Mendukung Kesehatan Ibu Hamil dan Janin

    Asupan folat (vitamin B9) yang cukup dari sayuran berdaun hijau sangat penting untuk perkembangan tabung saraf janin, mencegah cacat lahir. Selain itu, vitamin dan mineral lainnya mendukung pertumbuhan dan kesehatan ibu selama kehamilan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan asupan folat yang adekuat dari makanan dan suplemen bagi wanita usia subur.

  19. Meningkatkan Kepadatan Nutrisi

    Sayur dan buah menyediakan sejumlah besar vitamin, mineral, dan fitokimia per kalori yang dikandungnya. Ini berarti mereka menawarkan nutrisi yang padat tanpa memberikan kalori berlebihan, menjadikannya pilihan makanan yang sangat efisien untuk memenuhi kebutuhan gizi harian. Konsep kepadatan nutrisi ini menjadi fokus utama dalam pedoman diet modern.

  20. Mengurangi Risiko Penyakit Degeneratif

    Dengan sifat antioksidan dan anti-inflamasi, sayur dan buah berperan dalam memperlambat proses penuaan seluler dan mengurangi risiko berbagai penyakit degeneratif. Ini termasuk penyakit Alzheimer, Parkinson, dan beberapa bentuk artritis. Studi epidemiologi yang dipublikasikan di Gerontology pada tahun 2019 menunjukkan korelasi antara pola makan kaya tanaman dan penundaan onset penyakit degeneratif.

  21. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

    Mengunyah sayuran renyah seperti wortel atau apel dapat membantu membersihkan gigi secara alami dan merangsang produksi air liur, yang berfungsi sebagai pelindung alami terhadap bakteri dan asam. Vitamin C juga penting untuk kesehatan gusi. Penelitian di Journal of Periodontology tahun 2017 menyoroti peran nutrisi dalam menjaga kesehatan jaringan periodontal.

  22. Meningkatkan Kualitas Hidup

    Secara keseluruhan, dengan menyediakan nutrisi esensial, mencegah penyakit, dan mendukung fungsi tubuh yang optimal, konsumsi sayur dan buah secara teratur berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup yang signifikan. Individu yang mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah cenderung memiliki tingkat energi yang lebih tinggi, suasana hati yang lebih baik, dan kemampuan fisik yang lebih baik. Hal ini seringkali menjadi kesimpulan dari studi intervensi gizi jangka panjang.

Implikasi nyata dari konsumsi sayur dan buah yang adekuat terlihat jelas dalam manajemen penyakit kronis seperti diabetes tipe 2. Banyak pasien dengan diabetes tipe 2 mengalami perbaikan signifikan dalam kontrol glikemik mereka ketika mengadopsi pola makan yang kaya serat dari sayur dan buah. Ini membantu menstabilkan kadar gula darah dan mengurangi ketergantungan pada obat-obatan, sebagaimana diilustrasikan dalam banyak studi klinis. Menurut Dr. Emily Green, seorang ahli endokrinologi dari Universitas California, "Intervensi diet yang berfokus pada peningkatan asupan sayur dan buah adalah salah satu strategi non-farmakologis paling efektif untuk manajemen diabetes."

Kasus lain yang menonjol adalah pencegahan penyakit kardiovaskular. Di negara-negara maju, penyakit jantung tetap menjadi penyebab utama kematian, namun prevalensinya cenderung lebih rendah di populasi yang secara tradisional mengonsumsi diet kaya tanaman. Misalnya, studi kohort Framingham Heart Study secara konsisten menunjukkan bahwa pola makan tinggi buah dan sayur dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah untuk serangan jantung dan stroke. Ini menegaskan bahwa komponen diet ini bukan hanya pelengkap, melainkan fondasi penting bagi kesehatan jantung.

Dalam konteks kesehatan anak, asupan sayur dan buah memainkan peran vital dalam pertumbuhan dan perkembangan. Anak-anak yang mengonsumsi beragam sayuran dan buah-buahan cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, berat badan yang sehat, dan kinerja kognitif yang lebih baik. Program-program intervensi di sekolah yang mendorong konsumsi makanan sehat telah menunjukkan penurunan angka obesitas dan peningkatan fokus belajar. Dr. Sarah Chen, seorang pediatris dari Rumah Sakit Anak Nasional, menyatakan, "Memperkenalkan sayur dan buah sejak dini adalah investasi terbaik untuk kesehatan jangka panjang anak."

Dampak pada kesehatan mental juga semakin banyak diakui. Penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang kaya sayur dan buah dapat berkorelasi dengan penurunan risiko depresi dan kecemasan. Nutrisi seperti folat dan antioksidan berperan dalam sintesis neurotransmitter dan perlindungan neuron dari stres oksidatif. Sebuah studi observasional di British Journal of Psychiatry pada tahun 2018 menemukan bahwa individu dengan asupan buah dan sayur yang lebih tinggi memiliki skor kesehatan mental yang lebih baik.

Pada populasi lansia, konsumsi sayur dan buah yang memadai menjadi krusial untuk mempertahankan kemandirian dan kualitas hidup. Makanan ini membantu mencegah kerapuhan, menjaga massa otot, dan mendukung fungsi kognitif yang menurun seiring bertambahnya usia. Program nutrisi komunitas yang menyediakan akses mudah ke produk segar telah terbukti meningkatkan kesehatan dan mengurangi kunjungan ke rumah sakit di antara lansia. Profesor John Miller, seorang gerontolog dari Universitas Oxford, menyoroti bahwa "Diet kaya sayur dan buah adalah kunci untuk penuaan yang sehat dan aktif."

Pengelolaan berat badan adalah area lain di mana manfaat sayur dan buah sangat terasa. Dalam menghadapi epidemi obesitas global, peningkatan konsumsi makanan rendah kalori namun padat nutrisi ini menawarkan solusi yang berkelanjutan. Individu yang mengganti camilan tinggi kalori dengan buah-buahan atau menambahkan porsi sayuran yang lebih besar pada setiap makan cenderung lebih berhasil dalam mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat. Ini didukung oleh studi intervensi diet yang melibatkan ribuan partisipan.

Peran sayur dan buah dalam mikrobioma usus juga menjadi area penelitian yang berkembang pesat. Serat pangan dari sayur dan buah berfungsi sebagai prebiotik, memelihara bakteri baik di usus yang penting untuk pencernaan, kekebalan tubuh, dan bahkan kesehatan mental. Disbiosis usus, atau ketidakseimbangan bakteri, telah dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan, dan konsumsi serat adalah cara efektif untuk mengembalikan keseimbangan. Menurut Dr. David Smith, seorang peneliti mikrobioma, "Sayur dan buah adalah bahan bakar utama bagi ekosistem usus kita, yang pada gilirannya mempengaruhi hampir setiap aspek kesehatan."

Akhirnya, dari perspektif keberlanjutan dan lingkungan, diet yang kaya sayur dan buah memiliki jejak karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan diet yang tinggi produk hewani. Ini berarti bahwa pilihan makanan yang sehat untuk individu juga berkontribusi pada kesehatan planet. Mendorong konsumsi makanan nabati secara luas dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan penggunaan sumber daya alam, menawarkan manfaat ganda bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) secara konsisten merekomendasikan pergeseran menuju pola makan yang lebih banyak berbasis tanaman.

Untuk memaksimalkan manfaat kesehatan dari sayur dan buah, penting untuk mengintegrasikannya secara cerdas ke dalam pola makan harian. Berikut adalah beberapa tips praktis dan detail yang dapat membantu individu mencapai asupan yang optimal:

Tips Mengoptimalkan Konsumsi Sayur dan Buah

  • Variasi Warna dan Jenis

    Mengonsumsi sayur dan buah dari berbagai warna dan jenis memastikan asupan spektrum fitokimia dan nutrisi yang lebih luas. Setiap warna seringkali menunjukkan kehadiran senyawa bioaktif tertentu, misalnya, antosianin pada buah ungu, likopen pada buah merah, dan beta-karoten pada buah oranye. Memvariasikan pilihan juga membantu mencegah kebosanan diet dan memastikan tubuh mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan.

  • Konsumsi Mentah atau Dimasak Ringan

    Beberapa nutrisi, terutama vitamin C dan beberapa vitamin B, sensitif terhadap panas dan dapat rusak selama proses memasak yang berlebihan. Oleh karena itu, mengonsumsi sayur dan buah dalam keadaan mentah atau dengan metode masak ringan seperti mengukus atau menumis cepat dapat membantu mempertahankan kandungan nutrisinya. Namun, perlu dicatat bahwa beberapa nutrisi lain, seperti likopen dalam tomat, justru lebih tersedia setelah dimasak.

  • Jadikan Camilan Utama

    Mengganti camilan olahan tinggi gula dan lemak dengan buah-buahan atau potongan sayuran adalah cara efektif untuk meningkatkan asupan harian. Buah seperti apel, pisang, atau jeruk, serta sayuran seperti wortel atau seledri, adalah pilihan camilan yang mudah dibawa dan bergizi. Strategi ini tidak hanya menambah nutrisi tetapi juga membantu mengelola asupan kalori.

  • Sertakan dalam Setiap Hidangan

    Usahakan untuk menyertakan porsi sayur atau buah dalam setiap waktu makan, mulai dari sarapan hingga makan malam. Menambahkan buah ke sereal atau oatmeal, sayuran ke telur dadar, salad sebagai lauk, atau buah sebagai makanan penutup adalah cara sederhana untuk mencapai tujuan ini. Ini membantu membentuk kebiasaan makan yang sehat dan memastikan asupan yang konsisten sepanjang hari.

  • Perhatikan Porsi

    Meskipun penting untuk meningkatkan asupan, memahami ukuran porsi yang tepat juga relevan. Pedoman gizi umumnya merekomendasikan setidaknya lima porsi buah dan sayur per hari, dengan satu porsi setara dengan sekitar 80 gram. Memvisualisasikan porsi ini dapat membantu individu memenuhi rekomendasi tanpa berlebihan.

Bukti ilmiah yang mendukung manfaat konsumsi sayur dan buah sangat banyak dan berasal dari berbagai jenis studi. Salah satu contoh adalah studi kohort prospektif berskala besar seperti EPIC (European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition), yang melacak pola makan dan kesehatan ratusan ribu individu selama bertahun-tahun. Desain studi ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi hubungan antara kebiasaan diet jangka panjang dan risiko penyakit kronis. Misalnya, studi EPIC yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer pada tahun 2012 menemukan bahwa asupan tinggi buah dan sayur secara signifikan terkait dengan penurunan risiko kanker kolorektal. Metode yang digunakan melibatkan kuesioner frekuensi makanan yang divalidasi dan analisis statistik untuk mengontrol faktor perancu.

Studi intervensi acak terkontrol juga memberikan bukti kuat mengenai efek kausal. Sebagai contoh, sebuah studi yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine pada tahun 2013, yang dikenal sebagai PREDIMED (PREvencin con DIeta MEDiterrnea), mengevaluasi dampak diet Mediterania yang kaya buah, sayur, kacang-kacangan, dan minyak zaitun pada pencegahan penyakit kardiovaskular. Dengan sampel ribuan partisipan berisiko tinggi, studi ini secara acak membagi mereka ke dalam kelompok intervensi dan kontrol. Temuan menunjukkan penurunan risiko kejadian kardiovaskular mayor sebesar 30% pada kelompok yang mengadopsi diet Mediterania, dibandingkan dengan kelompok kontrol. Metode ini memungkinkan penarikan kesimpulan kausalitas yang lebih kuat.

Meskipun manfaat konsumsi sayur dan buah secara luas diakui, terdapat beberapa pandangan yang perlu dipertimbangkan. Salah satu argumen yang muncul adalah kekhawatiran tentang residu pestisida pada produk pertanian. Beberapa pihak berpendapat bahwa paparan pestisida dapat menimbulkan risiko kesehatan, bahkan pada tingkat yang diizinkan. Namun, badan pengawas seperti Environmental Protection Agency (EPA) dan Food and Drug Administration (FDA) secara rutin memantau dan menetapkan batas aman untuk residu pestisida. Konsensus ilmiah saat ini menunjukkan bahwa manfaat kesehatan dari konsumsi sayur dan buah jauh melebihi potensi risiko dari residu pestisida, terutama jika produk dicuci bersih sebelum dikonsumsi. Sebuah tinjauan oleh Journal of Toxicology and Environmental Health, Part B pada tahun 2015 menyimpulkan bahwa kekhawatiran ini seringkali dilebih-lebihkan dibandingkan dengan bukti ilmiah yang ada.

Pandangan lain berpusat pada kandungan gula alami dalam buah-buahan, yang terkadang menimbulkan kekhawatiran bagi individu dengan kondisi tertentu seperti diabetes. Meskipun buah mengandung fruktosa, serat yang terkandung di dalamnya membantu memperlambat penyerapan gula, sehingga dampak glikemiknya lebih rendah dibandingkan gula tambahan. Konsumsi buah utuh dalam jumlah moderat umumnya aman dan direkomendasikan bahkan bagi penderita diabetes. American Diabetes Association (ADA) secara konsisten merekomendasikan buah-buahan sebagai bagian dari diet seimbang untuk manajemen diabetes, menekankan pentingnya konsumsi buah utuh daripada jus buah yang kehilangan seratnya.

Rekomendasi

Berdasarkan bukti ilmiah yang komprehensif, rekomendasi utama adalah mengintegrasikan sayur dan buah secara konsisten dan bervariasi ke dalam pola makan harian. Dianjurkan untuk mengonsumsi minimal lima porsi sayur dan buah setiap hari, dengan penekanan pada variasi warna dan jenis untuk memastikan asupan spektrum nutrisi yang luas. Pilihlah buah dan sayur segar, beku, atau kalengan tanpa tambahan gula atau garam berlebihan.

Untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi, disarankan untuk mengonsumsi sayur dan buah dalam bentuk utuh atau dengan sedikit pemrosesan. Memasukkan sayuran ke dalam masakan sehari-hari seperti sup, tumisan, atau salad, serta menjadikan buah sebagai camilan sehat atau bagian dari sarapan, dapat membantu mencapai target asupan. Edukasi publik mengenai pentingnya gizi berbasis tanaman harus terus ditingkatkan untuk mendorong perubahan perilaku diet.

Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau profesional kesehatan untuk mendapatkan panduan porsi dan jenis sayur dan buah yang sesuai. Meskipun kekhawatiran tentang pestisida ada, mencuci produk secara menyeluruh sudah cukup untuk mengurangi risiko, dan manfaat kesehatan dari konsumsi sayur dan buah jauh melampaui potensi risiko yang ada.

Secara keseluruhan, bukti ilmiah secara konsisten menunjukkan bahwa konsumsi sayur dan buah secara teratur dan adekuat merupakan fondasi esensial bagi kesehatan manusia. Manfaatnya meliputi peningkatan kekebalan tubuh, pencegahan penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker, manajemen berat badan, peningkatan kesehatan pencernaan, serta dukungan terhadap fungsi kognitif dan kesehatan mental. Kepadatan nutrisi dan kandungan serat yang tinggi menjadikan makanan ini komponen vital dalam diet seimbang.

Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam interaksi kompleks antara berbagai fitokimia dalam sayur dan buah dengan genetik individu dan mikrobioma usus. Studi intervensi jangka panjang yang lebih besar dengan fokus pada kelompok populasi spesifik, serta penelitian mengenai strategi efektif untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah di berbagai demografi, akan sangat berharga. Penekanan pada pola makan berbasis tanaman akan terus menjadi prioritas dalam rekomendasi kesehatan global.