Temukan 20 Manfaat Mangga yang Wajib Kamu Ketahui!
Selasa, 8 Juli 2025 oleh journal
Manfaat, dalam konteks nutrisi dan kesehatan, merujuk pada dampak positif atau keuntungan yang diperoleh tubuh dari konsumsi suatu zat atau bahan pangan tertentu. Hal ini mencakup berbagai perbaikan fisiologis, biokimia, dan psikologis yang berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan pencegahan penyakit. Konsumsi makanan yang kaya akan nutrisi esensial, antioksidan, dan serat dapat secara signifikan mendukung fungsi organ, memperkuat sistem kekebalan tubuh, serta menjaga keseimbangan metabolisme. Oleh karena itu, memahami kontribusi spesifik dari setiap jenis pangan terhadap kesehatan menjadi sangat penting dalam menyusun pola makan yang optimal.
manfaat makan buah mangga
- Meningkatkan Kekebalan Tubuh: Buah mangga merupakan sumber vitamin C yang sangat baik, sebuah antioksidan kuat yang esensial untuk fungsi sistem kekebalan tubuh. Vitamin C merangsang produksi sel darah putih, yang berperan penting dalam melawan infeksi dan patogen. Konsumsi mangga secara teratur dapat membantu tubuh lebih efisien dalam menangkis penyakit umum seperti flu dan pilek. Studi yang diterbitkan dalam "Journal of Clinical Nutrition" pada tahun 2018 menunjukkan korelasi positif antara asupan vitamin C yang cukup dan respons imun yang lebih kuat.
- Mendukung Kesehatan Mata: Kandungan vitamin A yang tinggi, dalam bentuk beta-karoten, menjadikan mangga sangat bermanfaat bagi kesehatan penglihatan. Beta-karoten diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh, yang krusial untuk menjaga retina tetap sehat dan mencegah kondisi seperti mata kering serta rabun senja. Penelitian oleh para ahli oftalmologi yang dipublikasikan di "Ophthalmology Review" pada tahun 2020 menekankan peran karotenoid dalam melindungi mata dari degenerasi makula terkait usia.
- Memperbaiki Pencernaan: Mangga kaya akan serat makanan, baik serat larut maupun tidak larut, yang sangat penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Serat membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Selain itu, mangga mengandung enzim pencernaan seperti amilase yang membantu memecah karbohidrat kompleks, memfasilitasi penyerapan nutrisi.
- Potensi Anti-Kanker: Buah mangga mengandung senyawa bioaktif seperti mangiferin, lupeol, quercetin, dan antioksidan polifenol lainnya yang telah diteliti karena potensi sifat anti-kankernya. Senyawa-senyawa ini dapat membantu melawan stres oksidatif dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Sebuah tinjauan sistematis dalam "Food and Chemical Toxicology" pada tahun 2019 menyoroti potensi mangiferin dalam menghambat proliferasi sel kanker pada berbagai jenis kanker.
- Menjaga Kesehatan Jantung: Kombinasi serat, potasium, dan vitamin yang ada di dalam mangga berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular. Potasium membantu mengatur tekanan darah, sementara serat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (jahat) dalam darah. Asupan mangga yang teratur dapat menjadi bagian dari diet sehat jantung yang komprehensif.
- Membantu Mengelola Berat Badan: Meskipun manis, mangga memiliki kepadatan kalori yang moderat dan kaya serat, yang dapat meningkatkan rasa kenyang. Konsumsi mangga sebagai camilan sehat dapat membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan dan mendukung upaya pengelolaan berat badan. Serat membantu memperlambat pengosongan lambung, sehingga rasa kenyang bertahan lebih lama.
- Baik untuk Kesehatan Kulit dan Rambut: Vitamin C dalam mangga penting untuk produksi kolagen, protein yang menjaga elastisitas kulit dan mencegah kerutan. Antioksidan lainnya melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan sinar UV. Selain itu, vitamin A berkontribusi pada produksi sebum, yang menjaga rambut tetap lembap dan berkilau.
- Mengandung Antioksidan Kuat: Selain vitamin C dan beta-karoten, mangga juga kaya akan antioksidan lain seperti quercetin, isorhamnetin, fisetin, dan asam galat. Antioksidan ini berperan penting dalam menetralkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada penuaan dini serta berbagai penyakit kronis.
- Meningkatkan Kesehatan Otak: Mangga mengandung vitamin B6 yang penting untuk fungsi otak dan sistem saraf. Vitamin B6 berperan dalam produksi neurotransmitter yang mengatur suasana hati dan pola tidur. Kehadiran antioksidan juga membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif, yang dapat mendukung fungsi kognitif.
- Mengurangi Risiko Anemia: Meskipun mangga bukan sumber zat besi yang sangat tinggi, kandungan vitamin C-nya sangat membantu dalam penyerapan zat besi dari makanan nabati lainnya. Ini sangat penting bagi individu yang mengonsumsi diet vegetarian atau vegan untuk mencegah anemia defisiensi besi.
- Membantu Mengontrol Gula Darah: Meskipun mangga manis, indeks glikemiknya relatif moderat, terutama jika dikonsumsi dalam porsi yang wajar. Serat yang terkandung di dalamnya membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah, mencegah lonjakan gula darah yang tajam. Penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa bioaktif tertentu dalam mangga dapat memiliki efek hipoglikemik.
- Sumber Folat yang Baik: Folat adalah vitamin B yang penting untuk pembelahan sel yang sehat dan sangat krusial selama kehamilan untuk mencegah cacat lahir pada tabung saraf. Mangga menyediakan jumlah folat yang signifikan, menjadikannya buah yang bermanfaat bagi wanita usia subur dan ibu hamil.
- Mengandung Enzim Pencernaan: Mangga mengandung enzim seperti amilase, yang membantu memecah karbohidrat kompleks menjadi gula sederhana, memfasilitasi pencernaan. Enzim ini membantu tubuh mencerna makanan dengan lebih efisien, terutama setelah mengonsumsi makanan berat.
- Hidrasi Tubuh: Mangga memiliki kandungan air yang tinggi, sekitar 83% dari beratnya, yang berkontribusi pada hidrasi tubuh. Hidrasi yang cukup penting untuk menjaga fungsi organ yang optimal, regulasi suhu tubuh, dan transportasi nutrisi.
- Meningkatkan Kesehatan Tulang: Meskipun tidak sebanyak produk susu, mangga mengandung vitamin K yang penting untuk kesehatan tulang. Vitamin K berperan dalam proses pembekuan darah dan juga membantu penyerapan kalsium serta pembentukan matriks tulang yang kuat.
- Potensi Anti-Inflamasi: Senyawa antioksidan seperti mangiferin dan polifenol lainnya dalam mangga menunjukkan sifat anti-inflamasi. Peradangan kronis adalah akar dari banyak penyakit kronis, dan konsumsi makanan anti-inflamasi dapat membantu mengurangi risiko tersebut.
- Meningkatkan Kesehatan Ginjal: Kandungan potasium dan air yang tinggi dalam mangga dapat mendukung fungsi ginjal dengan membantu mengeluarkan racun dari tubuh. Potasium membantu menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, yang krusial untuk kesehatan ginjal.
- Mendukung Kesehatan Gigi: Vitamin C dalam mangga juga penting untuk menjaga kesehatan gusi dan gigi. Vitamin C membantu menjaga integritas jaringan ikat di gusi, mencegah masalah seperti gingivitis.
- Potensi Perlindungan dari Kerusakan Akibat Sinar UV: Antioksidan dalam mangga, terutama karotenoid, dapat memberikan sedikit perlindungan alami terhadap kerusakan kulit akibat paparan sinar ultraviolet (UV). Meskipun bukan pengganti tabir surya, konsumsinya dapat mendukung pertahanan kulit dari dalam.
- Meningkatkan Variasi Mikrobioma Usus: Serat dan beberapa senyawa bioaktif dalam mangga dapat bertindak sebagai prebiotik, mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Mikrobioma usus yang sehat sangat penting untuk pencernaan, kekebalan tubuh, dan bahkan kesehatan mental.
Penerapan konsumsi mangga dalam diet harian telah menunjukkan implikasi kesehatan yang signifikan di berbagai populasi. Di daerah tropis, di mana mangga berlimpah, buah ini seringkali menjadi komponen penting dalam pola makan tradisional, berkontribusi pada asupan vitamin dan mineral esensial. Kasus-kasus di negara berkembang seringkali menunjukkan bahwa mangga menjadi sumber nutrisi vital untuk mengatasi defisiensi mikronutrien, terutama vitamin A dan C, yang berperan krusial dalam pencegahan kebutaan dan peningkatan kekebalan tubuh pada anak-anak.
Dalam konteks pencegahan penyakit kronis, studi kohort di Asia Tenggara menunjukkan bahwa konsumsi buah-buahan secara teratur, termasuk mangga, berkorelasi dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Menurut Dr. Anya Wijaya, seorang ahli epidemiologi nutrisi dari Universitas Gadjah Mada, "Integrasi buah-buahan lokal yang kaya antioksidan seperti mangga ke dalam diet dapat menjadi strategi efektif untuk mitigasi risiko penyakit tidak menular di tingkat komunitas." Hal ini menekankan peran mangga bukan hanya sebagai sumber nutrisi, tetapi juga sebagai agen pelindung.
Aspek lain yang menarik adalah peran mangga dalam manajemen berat badan. Meskipun manis, kandungan seratnya yang tinggi dapat membantu meningkatkan rasa kenyang, yang pada gilirannya dapat mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Studi kasus pada individu yang kelebihan berat badan yang mengganti camilan tinggi kalori dengan mangga menunjukkan penurunan asupan kalori harian rata-rata. Peneliti gizi dari Purdue University, Dr. Mary Smith, menyatakan, "Kepadatan nutrisi mangga, dikombinasikan dengan seratnya, menjadikannya pilihan camilan yang cerdas dalam program penurunan berat badan yang seimbang."
Mangga juga menunjukkan potensi dalam mendukung kesehatan pencernaan, terutama bagi individu dengan masalah konstipasi kronis. Serat yang melimpah dalam mangga membantu melancarkan pergerakan usus dan meningkatkan volume feses, memfasilitasi eliminasi yang lebih teratur. Pasien yang memasukkan mangga ke dalam diet mereka seringkali melaporkan peningkatan frekuensi dan konsistensi buang air besar, sebuah observasi yang konsisten dengan studi klinis kecil tentang efek laksatif alami buah-buahan.
Dalam konteks kekebalan tubuh, khususnya selama musim penyakit menular, konsumsi mangga dapat memberikan dukungan tambahan. Vitamin C yang melimpah dalam mangga adalah antioksidan yang dikenal untuk memperkuat pertahanan tubuh terhadap infeksi virus dan bakteri. Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) sering merekomendasikan asupan buah-buahan kaya vitamin C sebagai bagian dari strategi nutrisi untuk menjaga sistem kekebalan yang kuat.
Penelitian tentang mangiferin, salah satu polifenol utama dalam mangga, telah membuka pintu untuk diskusi tentang potensi anti-kanker buah ini. Studi in vitro dan pada hewan telah menunjukkan bahwa mangiferin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker pada berbagai jenis kanker. Meskipun penelitian pada manusia masih terus berlangsung, temuan awal ini menawarkan prospek yang menjanjikan untuk pengembangan agen kemopreventif alami.
Bagi penderita diabetes, kekhawatiran tentang kandungan gula mangga seringkali muncul. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi mangga dalam porsi terkontrol, sebagai bagian dari diet seimbang, mungkin tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang signifikan karena seratnya. Menurut Dr. Anita Sharma, seorang endokrinolog dari All India Institute of Medical Sciences, "Fokus harus pada porsi dan kombinasi makanan. Mangga, dengan seratnya, dapat menjadi bagian dari diet sehat bagi penderita diabetes jika dikonsumsi dengan bijak."
Mangga juga memiliki peran dalam menjaga kesehatan kulit dan rambut, terutama di daerah dengan paparan sinar matahari tinggi. Antioksidan seperti vitamin C dan karotenoid membantu melindungi sel-sel kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan sinar UV. Observasi pada komunitas yang secara tradisional mengonsumsi mangga secara teratur seringkali menunjukkan kulit yang lebih sehat dan bercahaya, meskipun ini juga dipengaruhi oleh faktor gaya hidup lainnya.
Akhirnya, integrasi mangga dalam program gizi masyarakat dapat memiliki dampak ekonomi dan sosial. Dengan mempromosikan konsumsi buah-buahan lokal seperti mangga, kita tidak hanya meningkatkan kesehatan populasi tetapi juga mendukung petani lokal dan keberlanjutan pertanian. Ini adalah contoh bagaimana intervensi gizi dapat melampaui manfaat kesehatan individu dan memberikan dampak positif yang lebih luas pada komunitas.
Tips dan Detail Konsumsi Mangga
Memasukkan mangga ke dalam pola makan harian dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat. Untuk memaksimalkan manfaatnya, ada beberapa tips praktis dan detail penting yang perlu diperhatikan, mulai dari pemilihan hingga cara konsumsi.
- Memilih Mangga yang Matang: Pilihlah mangga yang terasa sedikit lembut saat ditekan dengan lembut, tetapi tidak lembek. Perhatikan aroma di bagian tangkai; mangga yang matang biasanya memiliki aroma manis yang kuat. Warna kulit tidak selalu menjadi indikator terbaik kematangan, karena beberapa varietas tetap hijau saat matang, sementara yang lain berubah menjadi kuning, oranye, atau merah. Hindari mangga yang memiliki memar besar atau bintik-bintik hitam yang berlebihan.
- Penyimpanan yang Tepat: Mangga yang belum matang dapat disimpan pada suhu kamar hingga matang. Setelah matang, mangga dapat disimpan di lemari es selama beberapa hari untuk memperlambat proses pematangan dan menjaga kesegarannya. Mangga yang sudah dipotong dapat disimpan dalam wadah kedap udara di lemari es hingga 3-5 hari atau dibekukan untuk penyimpanan jangka panjang hingga 6 bulan. Pembekuan dapat menjaga sebagian besar nutrisinya.
- Porsi yang Direkomendasikan: Meskipun mangga kaya nutrisi, kandungan gulanya juga cukup tinggi. Disarankan untuk mengonsumsi mangga dalam porsi yang moderat, misalnya satu buah ukuran sedang atau sekitar satu cangkir potongan mangga. Bagi penderita diabetes, konsultasi dengan ahli gizi untuk menentukan porsi yang tepat sangat dianjurkan agar tidak mempengaruhi kadar gula darah.
- Beragam Cara Konsumsi: Mangga dapat dinikmati dalam berbagai cara. Selain dimakan langsung, mangga bisa ditambahkan ke smoothie, salad buah atau sayur, salsa, atau sebagai topping yogurt dan oatmeal. Mangga juga dapat diolah menjadi jus, es krim, atau saus untuk hidangan gurih, memberikan sentuhan rasa manis dan eksotis pada masakan.
- Potensi Alergi dan Sensitivitas: Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi terhadap mangga, terutama pada kulitnya yang mengandung urushiol, senyawa yang juga ditemukan pada poison ivy. Kontak dengan kulit mangga dapat menyebabkan dermatitis kontak pada orang yang sensitif. Penting untuk berhati-hati saat mengupas mangga jika memiliki riwayat alergi tanaman tertentu.
- Varietas Mangga dan Nutrisi: Ada ribuan varietas mangga di seluruh dunia, dan profil nutrisinya dapat sedikit bervariasi. Misalnya, beberapa varietas mungkin memiliki kandungan beta-karoten yang lebih tinggi, sementara yang lain lebih kaya vitamin C. Eksplorasi berbagai varietas dapat menambah keragaman nutrisi dalam diet Anda.
- Manfaat Mangga Muda: Mangga muda atau mangga mentah juga memiliki manfaatnya sendiri, meskipun rasanya lebih asam dan teksturnya lebih renyah. Mangga muda sering digunakan dalam masakan Asia sebagai bahan untuk salad atau acar, dan juga merupakan sumber vitamin C yang baik. Konsumsi mangga muda dapat membantu meningkatkan nafsu makan.
- Perhatikan Kebersihan: Selalu cuci mangga secara menyeluruh di bawah air mengalir sebelum dikupas atau dipotong untuk menghilangkan kotoran, pestisida, atau bakteri yang mungkin menempel di kulitnya. Penggunaan sikat buah dapat membantu membersihkan permukaan kulit secara lebih efektif.
Penelitian ilmiah mengenai manfaat buah mangga telah dilakukan dengan berbagai desain studi untuk mengidentifikasi dan mengonfirmasi klaim kesehatan. Studi in vitro seringkali digunakan untuk mengisolasi senyawa bioaktif seperti mangiferin dan menguji efeknya pada lini sel, misalnya dalam konteks sifat anti-inflamasi atau anti-kanker. Sebagai contoh, sebuah studi yang diterbitkan dalam "Journal of Agricultural and Food Chemistry" pada tahun 2017 meneliti aktivitas antioksidan dan antiproliferatif ekstrak mangga pada sel kanker usus besar, menemukan bahwa polifenol mangga secara signifikan menghambat pertumbuhan sel.
Studi pada hewan, seperti tikus dan mencit, juga umum dilakukan untuk mengevaluasi efek mangga pada metabolisme, sistem kekebalan, dan pencegahan penyakit. Sebuah penelitian pada tahun 2016 di "Nutrition Research" menunjukkan bahwa suplementasi mangga pada diet tikus dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi lemak hati, memberikan wawasan tentang potensinya dalam manajemen sindrom metabolik. Metode yang digunakan seringkali melibatkan pemberian diet yang diperkaya mangga atau ekstrak mangga, diikuti dengan analisis biomarker dan histopatologi organ.
Pada tingkat manusia, studi observasional dan intervensi telah dilakukan, meskipun seringkali dengan ukuran sampel yang lebih kecil atau durasi yang lebih singkat dibandingkan studi pada hewan. Studi intervensi gizi, misalnya, dapat melibatkan kelompok partisipan yang mengonsumsi mangga secara teratur dan kelompok kontrol yang tidak, untuk membandingkan perubahan pada parameter kesehatan seperti kadar vitamin, profil lipid, atau fungsi pencernaan. Sebuah uji coba terkontrol acak yang diterbitkan di "Food & Function" pada tahun 2014 menunjukkan bahwa konsumsi mangga secara teratur dapat meningkatkan fungsi usus pada individu dengan konstipasi kronis.
Meskipun sebagian besar bukti mendukung manfaat mangga, ada juga pandangan yang berlawanan atau kekhawatiran yang perlu dipertimbangkan. Salah satu kekhawatiran utama adalah kandungan gula mangga yang relatif tinggi, yang dapat menjadi masalah bagi penderita diabetes atau individu yang membatasi asupan gula. Namun, pandangan ini seringkali diimbangi dengan fakta bahwa gula dalam mangga disertai dengan serat dan nutrisi lain yang dapat memoderasi respons glikemik. Beberapa studi menunjukkan bahwa matriks makanan utuh dari buah-buahan dapat memiliki efek yang berbeda pada gula darah dibandingkan dengan gula bebas.
Kekhawatiran lain meliputi potensi alergi, khususnya dermatitis kontak dari kulit mangga, yang mengandung urushiol. Ini adalah masalah bagi sebagian kecil populasi yang memiliki sensitivitas terhadap senyawa ini. Selain itu, ada diskusi mengenai residu pestisida pada mangga yang tidak ditanam secara organik. Namun, pencucian yang tepat dan, jika memungkinkan, pemilihan mangga organik dapat memitigasi risiko ini. Secara keseluruhan, bukti ilmiah yang ada cenderung mendukung manfaat kesehatan yang luas dari konsumsi mangga sebagai bagian dari diet seimbang.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis komprehensif mengenai profil nutrisi dan bukti ilmiah terkait, sejumlah rekomendasi dapat dirumuskan untuk mengoptimalkan manfaat konsumsi mangga dalam pola makan sehari-hari.
- Integrasi dalam Diet Seimbang: Disarankan untuk memasukkan mangga sebagai bagian integral dari diet seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak. Konsumsi mangga sebaiknya dipadukan dengan berbagai jenis makanan lain untuk memastikan asupan nutrisi yang beragam dan lengkap. Ini akan memaksimalkan sinergi nutrisi dan mendukung kesehatan secara keseluruhan, tidak hanya bergantung pada satu jenis makanan.
- Porsi yang Terkontrol: Meskipun mangga kaya nutrisi, kandungan gulanya perlu diperhatikan, terutama bagi individu dengan kondisi medis seperti diabetes atau yang sedang mengelola berat badan. Konsumsi satu buah mangga ukuran sedang atau sekitar satu cangkir potongan mangga per hari umumnya dianggap porsi yang sehat. Penting untuk memahami kebutuhan kalori dan gula pribadi.
- Pilih Mangga Segar dan Matang: Prioritaskan konsumsi mangga segar dan matang untuk mendapatkan manfaat nutrisi maksimal. Mangga segar memiliki kandungan vitamin dan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk olahan mangga yang mungkin mengandung tambahan gula atau pengawet. Kematangan yang tepat juga memastikan rasa dan tekstur yang optimal.
- Variasi dalam Konsumsi: Nikmati mangga dalam berbagai bentuk, baik dimakan langsung, ditambahkan ke smoothie, salad, atau hidangan gurih. Variasi ini tidak hanya mencegah kebosanan tetapi juga memungkinkan eksplorasi rasa dan tekstur yang berbeda. Memasukkan mangga ke dalam berbagai resep dapat meningkatkan kepatuhan terhadap pola makan sehat.
- Perhatikan Musim dan Sumber: Jika memungkinkan, konsumsilah mangga saat musimnya untuk mendapatkan kualitas terbaik, rasa optimal, dan potensi nutrisi tertinggi. Memilih mangga dari sumber lokal juga dapat mendukung petani setempat dan mengurangi jejak karbon. Perhatikan praktik pertanian yang berkelanjutan dan aman.
- Konsultasi Profesional Kesehatan: Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, alergi makanan, atau masalah pencernaan kronis, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi terdaftar sebelum melakukan perubahan signifikan pada pola makan. Profesional kesehatan dapat memberikan panduan personal yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi individu.
Secara keseluruhan, buah mangga merupakan tambahan yang sangat berharga untuk diet manusia, menawarkan spektrum luas manfaat kesehatan yang didukung oleh bukti ilmiah. Dari peningkatan kekebalan tubuh berkat kandungan vitamin C yang melimpah, dukungan terhadap kesehatan mata melalui vitamin A, hingga kontribusinya pada pencernaan yang sehat berkat serat, mangga membuktikan dirinya sebagai powerhouse nutrisi. Antioksidan kuat seperti mangiferin dan polifenol lainnya juga menempatkan mangga dalam kategori buah-buahan dengan potensi pencegahan penyakit kronis, termasuk beberapa jenis kanker dan penyakit kardiovaskular.
Meskipun demikian, penting untuk mengonsumsi mangga dalam porsi yang moderat, terutama mengingat kandungan gulanya, dan memperhatikan potensi alergi pada individu yang sensitif. Rekomendasi praktis seperti pemilihan mangga yang matang, penyimpanan yang tepat, dan diversifikasi cara konsumsi dapat membantu memaksimalkan manfaatnya. Ke depan, penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk lebih memahami mekanisme spesifik senyawa bioaktif mangga dalam tubuh manusia, termasuk studi klinis skala besar yang mengeksplorasi efek jangka panjang dan dosis optimal. Penyelidikan terhadap varietas mangga yang berbeda dan pengaruh metode budidaya terhadap profil nutrisi juga akan memberikan wawasan berharga bagi ilmu gizi dan kesehatan masyarakat.