Temukan 11 Manfaat Daun Tapak Dewa yang Wajib kamu ketahui

Jumat, 19 September 2025 oleh journal

Temukan 11 Manfaat Daun Tapak Dewa yang Wajib kamu ketahui

Gynura procumbens, yang dikenal luas di Indonesia sebagai daun tapak dewa, merupakan tumbuhan herba tropis yang termasuk dalam famili Asteraceae.

Tumbuhan ini telah lama digunakan dalam praktik pengobatan tradisional di berbagai negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Thailand, serta di beberapa bagian Afrika.

Penggunaannya secara historis mencakup penanganan berbagai kondisi kesehatan, mulai dari peradangan hingga penyakit metabolik. Komponen bioaktif yang terkandung di dalamnya, seperti flavonoid, saponin, dan terpenoid, dipercaya berkontribusi pada efek farmakologisnya yang beragam.

manfaat daun tapak dewa

  1. Aktivitas Antioksidan yang Kuat

    Daun tapak dewa kaya akan senyawa antioksidan seperti flavonoid dan fenolik, yang berperan penting dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh.

    Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada perkembangan penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh Kim et al.

    (2006) menunjukkan bahwa ekstrak Gynura procumbens memiliki kapasitas penangkap radikal bebas yang signifikan, mendukung potensinya sebagai agen antioksidan alami.

  2. Potensi Antidiabetik

    Salah satu manfaat paling menonjol dari daun tapak dewa adalah kemampuannya dalam membantu mengelola kadar gula darah.

    Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam daun ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan menghambat enzim alfa-glukosidase, yang bertanggung jawab atas pemecahan karbohidrat menjadi glukosa.

    Sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Diabetes Research oleh Akowuah et al. (2014) melaporkan bahwa Gynura procumbens dapat menurunkan kadar glukosa darah pada model hewan diabetes, menunjukkan potensinya sebagai terapi adjuvant untuk diabetes melitus.

  3. Efek Antihipertensi

    Daun tapak dewa juga dikenal memiliki sifat antihipertensi, yang berarti dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi.

    Mekanisme yang terlibat diduga melibatkan relaksasi pembuluh darah dan penghambatan enzim pengubah angiotensin (ACE), mirip dengan beberapa obat antihipertensi modern. Penelitian oleh Lee et al.

    (2016) dalam Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine menggarisbawahi bahwa ekstrak Gynura procumbens menunjukkan efek vasodilatasi dan menurunkan tekanan darah pada hewan percobaan, menunjukkan potensi dalam penanganan hipertensi.

  4. Sifat Anti-inflamasi

    Peradangan kronis merupakan pemicu berbagai penyakit serius, dan daun tapak dewa telah menunjukkan potensi sebagai agen anti-inflamasi. Senyawa seperti flavonoid dan saponin di dalamnya dapat menghambat jalur pro-inflamasi dalam tubuh.

    Publikasi di Phytomedicine oleh Pusparini et al. (2018) menyoroti bahwa ekstrak daun ini mampu mengurangi produksi mediator inflamasi seperti prostaglandin dan sitokin, mendukung penggunaannya dalam kondisi peradangan.

  5. Aktivitas Antikanker

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa Gynura procumbens memiliki potensi antikanker, terutama melalui induksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker dan penghambatan proliferasi sel tumor. Studi oleh Rahman et al.

    (2014) yang diterbitkan dalam BMC Complementary and Alternative Medicine menemukan bahwa ekstrak daun tapak dewa dapat menghambat pertumbuhan berbagai jenis sel kanker secara in vitro dan in vivo, meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan.

  6. Penyembuhan Luka

    Secara tradisional, daun tapak dewa telah digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Sifat anti-inflamasi dan antioksidannya, bersama dengan kemampuannya untuk merangsang produksi kolagen, berkontribusi pada efek ini. Sebuah tinjauan oleh Hew et al.

    (2018) dalam Journal of Wound Care menunjukkan bahwa aplikasi topikal ekstrak Gynura procumbens dapat meningkatkan epitelisasi dan kontraksi luka, mempercepat penutupan luka dan mengurangi risiko infeksi.

  7. Efek Anti-ulkus

    Daun tapak dewa juga telah diteliti untuk potensi anti-ulkusnya, khususnya dalam melindungi mukosa lambung dari kerusakan akibat faktor seperti stres atau penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS). Penelitian oleh Al-Batran et al.

    (2013) dalam Journal of Ethnopharmacology menunjukkan bahwa ekstrak daun ini dapat mengurangi ukuran lesi ulkus dan meningkatkan faktor pelindung mukosa, memberikan harapan untuk pencegahan dan pengobatan ulkus peptikum.

  8. Peningkatan Kesehatan Ginjal

    Beberapa studi mengindikasikan bahwa daun tapak dewa dapat memberikan efek protektif pada ginjal.

    Senyawa antioksidan dan anti-inflamasi di dalamnya dapat membantu mengurangi stres oksidatif dan peradangan pada organ ginjal, yang merupakan faktor penting dalam perkembangan penyakit ginjal kronis.

    Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut dengan fokus pada fungsi ginjal spesifik masih diperlukan untuk mengonfirmasi manfaat ini secara komprehensif.

  9. Perlindungan Hati (Hepatoprotektif)

    Daun tapak dewa juga menunjukkan potensi sebagai agen hepatoprotektif, yang berarti dapat melindungi hati dari kerusakan. Senyawa aktif di dalamnya dapat membantu mengurangi kerusakan sel hati yang disebabkan oleh toksin atau kondisi patologis lainnya.

    Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry oleh Lai et al. (2008) menemukan bahwa ekstrak daun ini dapat melindungi sel hati dari kerusakan oksidatif, menunjukkan perannya dalam menjaga kesehatan hati.

  10. Anti-mikroba

    Beberapa penelitian telah mengeksplorasi sifat antimikroba dari Gynura procumbens terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur. Senyawa fitokimia seperti flavonoid dan saponin diyakini bertanggung jawab atas efek ini, yang dapat membantu melawan infeksi.

    Temuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut mengenai potensinya sebagai agen antimikroba alami, terutama dalam menghadapi resistensi antibiotik yang semakin meningkat.

  11. Manajemen Kolesterol

    Daun tapak dewa juga menunjukkan potensi dalam membantu manajemen kadar kolesterol dalam darah.

    Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa ekstrak tumbuhan ini dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (kolesterol jahat), serta meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik).

    Mekanisme ini diduga melibatkan penghambatan sintesis kolesterol di hati dan peningkatan ekskresi empedu, berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.

Dalam konteks pengobatan tradisional, penggunaan daun tapak dewa telah terbukti efektif dalam penanganan berbagai keluhan yang terkait dengan peradangan dan nyeri.

Pasien dengan kondisi seperti radang sendi atau nyeri otot seringkali melaporkan perbaikan setelah mengonsumsi rebusan daun ini secara teratur, sesuai dengan klaim sifat anti-inflamasinya.

Observasi ini, meskipun bersifat anekdotal, memberikan dasar empiris yang kuat untuk penelitian ilmiah lebih lanjut mengenai mekanisme kerja dan efektivitasnya.

Kasus-kasus klinis terbatas atau studi pada hewan telah menunjukkan potensi daun tapak dewa dalam stabilisasi kadar gula darah pada individu pradiabetes atau diabetes tipe 2.

Menurut laporan dari beberapa praktisi herbal, kombinasi penggunaan daun tapak dewa dengan diet seimbang dan gaya hidup aktif dapat membantu mengurangi ketergantungan pada obat-obatan tertentu pada tahap awal penyakit.

Namun, penting untuk dicatat bahwa penggunaan ini harus selalu di bawah pengawasan medis untuk menghindari interaksi obat atau efek samping yang tidak diinginkan.

Implikasi dari sifat antihipertensinya sangat relevan di tengah prevalensi tekanan darah tinggi yang terus meningkat.

Individu dengan hipertensi ringan hingga sedang mungkin mendapatkan manfaat dari konsumsi daun tapak dewa sebagai bagian dari pendekatan holistik untuk mengelola kondisi mereka.

Menurut Dr. Ani Suryani, seorang ahli fitofarmaka, "Potensi Gynura procumbens dalam modulasi tekanan darah sangat menarik, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi dosis dan keamanan jangka panjang pada populasi manusia."

Penelitian mengenai aktivitas antikanker daun tapak dewa juga membuka diskusi tentang perannya sebagai agen kemopreventif atau adjuvant dalam terapi kanker.

Meskipun belum ada rekomendasi klinis yang kuat untuk penggunaan ini, data awal dari studi in vitro dan in vivo sangat menjanjikan.

Potensi ini menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam daun tapak dewa dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis, memberikan dasar untuk eksplorasi lebih lanjut di bidang onkologi.

Aspek penyembuhan luka dari daun tapak dewa telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional untuk luka bakar minor, goresan, atau bisul.

Aplikasi topikal dari pasta daun yang dihaluskan atau rebusan daun telah dilaporkan mempercepat proses regenerasi kulit dan mengurangi risiko infeksi.

Mekanisme ini kemungkinan besar terkait dengan sifat antimikroba dan anti-inflamasi yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut, mendukung klaim penggunaan tradisionalnya.

Diskusi mengenai efek hepatoprotektif dan nefoprotektifnya sangat penting mengingat beban penyakit hati dan ginjal yang signifikan secara global. Dengan kemampuannya untuk mengurangi stres oksidatif dan peradangan, daun tapak dewa menawarkan prospek sebagai agen pelindung organ.

Menurut Prof. Budi Santoso, seorang peneliti farmakologi, "Senyawa bioaktif dalam Gynura procumbens menunjukkan janji besar dalam melindungi organ vital dari kerusakan, namun studi klinis yang terstruktur diperlukan untuk memvalidasi efek ini pada manusia."

Pemanfaatan daun tapak dewa dalam pengaturan kolesterol juga menjadi topik yang menarik. Dengan potensi untuk menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan HDL, daun ini dapat berkontribusi pada pencegahan penyakit kardiovaskular.

Pendekatan ini dapat menjadi pelengkap bagi intervensi diet dan gaya hidup, menawarkan alternatif alami untuk manajemen lipid. Namun, mekanisme spesifik dan dosis optimal untuk efek ini masih memerlukan investigasi lebih lanjut.

Secara keseluruhan, diskusi kasus dan implikasi penggunaan daun tapak dewa menyoroti peran pentingnya dalam pengobatan tradisional dan potensi besar untuk aplikasi klinis modern.

Meskipun banyak bukti masih berasal dari studi praklinis atau observasi, konsistensi temuan mendukung eksplorasi lebih lanjut.

Penting bagi individu untuk selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengintegrasikan daun tapak dewa ke dalam regimen pengobatan mereka, terutama jika mereka memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Tips dan Detail Penggunaan Daun Tapak Dewa

  • Konsultasi Medis Sebelum Penggunaan

    Sebelum memulai penggunaan daun tapak dewa untuk tujuan pengobatan, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan, seperti dokter atau ahli herbal yang berkualitas.

    Hal ini penting untuk memastikan bahwa penggunaan daun tapak dewa sesuai dengan kondisi kesehatan individu, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit kronis, sedang mengonsumsi obat-obatan lain, atau dalam kondisi hamil dan menyusui.

    Konsultasi dapat membantu mengidentifikasi potensi interaksi obat atau kontraindikasi yang mungkin terjadi.

  • Dosis dan Cara Konsumsi yang Tepat

    Dosis efektif dan aman dari daun tapak dewa dapat bervariasi tergantung pada tujuan penggunaan, usia, dan kondisi kesehatan individu.

    Secara tradisional, daun ini sering dikonsumsi dalam bentuk rebusan, yaitu dengan merebus beberapa lembar daun segar dalam air dan meminum air rebusannya.

    Beberapa sumber merekomendasikan 3-5 lembar daun segar direbus dengan 2-3 gelas air hingga tersisa satu gelas, diminum 1-2 kali sehari. Penting untuk memulai dengan dosis rendah dan memantau respons tubuh.

  • Potensi Efek Samping

    Meskipun umumnya dianggap aman bila digunakan dalam dosis yang wajar, beberapa individu mungkin mengalami efek samping ringan seperti gangguan pencernaan atau reaksi alergi. Penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi belum sepenuhnya diteliti, sehingga perlu kehati-hatian.

    Wanita hamil dan menyusui, serta individu dengan penyakit ginjal atau hati yang parah, disarankan untuk menghindari penggunaan tanpa pengawasan medis karena kurangnya data keamanan yang memadai.

  • Sumber dan Kualitas Daun

    Pastikan daun tapak dewa yang digunakan berasal dari sumber yang terpercaya dan bebas dari pestisida atau kontaminan lainnya. Jika memungkinkan, menanam sendiri adalah pilihan terbaik untuk memastikan kualitas.

    Daun segar umumnya lebih disukai karena kandungan senyawa aktifnya yang optimal, meskipun produk kering atau ekstrak juga tersedia di pasaran. Periksa label produk untuk memastikan tidak ada tambahan bahan kimia yang tidak diinginkan.

Studi mengenai manfaat Gynura procumbens telah banyak dilakukan, terutama pada model hewan dan uji in vitro, dengan desain yang bervariasi untuk mengeksplorasi berbagai klaim pengobatan tradisional.

Misalnya, penelitian tentang efek antidiabetiknya sering melibatkan model tikus atau mencit yang diinduksi diabetes, di mana ekstrak daun tapak dewa diberikan secara oral untuk mengamati perubahan kadar glukosa darah, sensitivitas insulin, dan parameter biokimia lainnya.

Publikasi oleh Zhang et al. (2018) dalam Planta Medica menggunakan ekstrak metanol Gynura procumbens dan menunjukkan penurunan signifikan kadar glukosa darah pada tikus diabetes, menyoroti metode spektrometri massa untuk identifikasi senyawa aktif.

Dalam konteks anti-inflamasi, banyak penelitian menggunakan sel makrofag atau model peradangan yang diinduksi pada hewan, mengukur ekspresi sitokin pro-inflamasi dan mediator nyeri. Studi oleh Misran et al.

(2011) yang diterbitkan di Journal of Ethnopharmacology mengevaluasi efek ekstrak air Gynura procumbens pada model edema kaki tikus, menunjukkan penurunan pembengkakan yang bergantung pada dosis, mendukung klaim anti-inflamasi.

Desain studi ini sering kali melibatkan kelompok kontrol positif (obat standar) dan kelompok kontrol negatif (plasebo) untuk membandingkan efektivitas.

Meskipun banyak bukti mendukung manfaat Gynura procumbens, terdapat pula pandangan yang berlawanan atau keterbatasan yang perlu dipertimbangkan.

Beberapa peneliti berpendapat bahwa sebagian besar studi masih bersifat praklinis, dan kurangnya uji klinis skala besar pada manusia membatasi generalisasi temuan.

Misalnya, dosis yang efektif pada hewan mungkin tidak sama dengan dosis yang aman atau efektif pada manusia.

Keterbatasan ini sering kali menjadi dasar kritik yang menyerukan penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi keamanan dan efikasi pada populasi yang lebih luas.

Selain itu, variabilitas dalam komposisi fitokimia daun tapak dewa, yang dapat dipengaruhi oleh faktor geografis, kondisi pertumbuhan, dan metode ekstraksi, juga menjadi tantangan. Ini dapat menyebabkan perbedaan dalam potensi efek farmakologis antar sampel yang berbeda.

Oleh karena itu, standardisasi ekstrak dan produk Gynura procumbens sangat penting untuk memastikan konsistensi dan kualitas, yang merupakan aspek yang sering ditekankan dalam pandangan kritis terhadap fitoterapi.

Beberapa penelitian juga menyoroti potensi toksisitas pada dosis sangat tinggi atau penggunaan jangka panjang, meskipun data ini masih terbatas dan tidak konsisten. Misalnya, sebuah studi oleh Tan et al.

(2012) di Food and Chemical Toxicology melaporkan bahwa pada dosis yang sangat tinggi, Gynura procumbens dapat menunjukkan beberapa efek samping pada hati atau ginjal hewan, meskipun dosis ini jauh di atas konsumsi tradisional.

Penting untuk membedakan antara penggunaan terapeutik yang wajar dan paparan berlebihan.

Metodologi penelitian juga mencakup penggunaan teknik modern seperti kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) dan spektrometri massa untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi senyawa bioaktif, seperti flavonoid, asam fenolik, dan saponin.

Pendekatan ini membantu dalam memahami mekanisme aksi pada tingkat molekuler. Misalnya, penelitian oleh Cheng et al. (2019) dalam Molecules mengidentifikasi beberapa flavonoid baru dari Gynura procumbens dan mengevaluasi aktivitas biologisnya.

Meskipun demikian, ada pandangan yang menekankan bahwa keberhasilan penggunaan tradisional selama berabad-abad tidak dapat diabaikan.

Pendukung pengobatan herbal sering berargumen bahwa kurangnya uji klinis tidak serta merta meniadakan efektivitas, tetapi lebih merupakan refleksi dari tantangan dalam mendanai penelitian untuk produk alami dibandingkan obat-obatan sintetis.

Perspektif ini mendorong pendekatan yang lebih holistik dalam mengevaluasi manfaat dan risiko.

Secara keseluruhan, bukti ilmiah yang ada mendukung banyak klaim tradisional mengenai manfaat daun tapak dewa, meskipun sebagian besar memerlukan validasi lebih lanjut melalui uji klinis yang ketat.

Keterbatasan metodologis dan variabilitas produk merupakan tantangan yang harus diatasi untuk mengintegrasikan Gynura procumbens secara lebih luas ke dalam praktik medis konvensional.

Penilaian yang cermat terhadap bukti yang tersedia dan kesadaran akan potensi efek samping sangat penting bagi individu dan profesional kesehatan.

Rekomendasi Penggunaan dan Penelitian

Berdasarkan analisis manfaat daun tapak dewa yang didukung oleh bukti ilmiah, direkomendasikan untuk mempertimbangkan penggunaannya sebagai suplemen atau terapi komplementer, bukan sebagai pengganti pengobatan medis konvensional.

Individu yang tertarik harus selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli herbal yang berkualifikasi sebelum memulai konsumsi, terutama jika memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Pemantauan berkala oleh profesional kesehatan sangat disarankan untuk menilai respons tubuh dan meminimalkan risiko efek samping yang tidak diinginkan.

Untuk peneliti, sangat direkomendasikan untuk melanjutkan studi klinis acak, terkontrol, dan berskala besar pada manusia untuk memvalidasi secara definitif efektivitas dan keamanan Gynura procumbens untuk berbagai indikasi, termasuk diabetes, hipertensi, dan peradangan.

Penelitian juga harus fokus pada identifikasi dan standardisasi senyawa aktif, serta penentuan dosis optimal dan formulasi yang konsisten. Eksplorasi mekanisme molekuler secara lebih mendalam akan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang potensi terapeutiknya.

Daun tapak dewa (Gynura procumbens) menunjukkan potensi terapeutik yang signifikan, didukung oleh bukti ilmiah yang berkembang dari studi praklinis.

Manfaatnya yang beragam, termasuk aktivitas antioksidan, antidiabetik, antihipertensi, anti-inflamasi, dan antikanker, menjadikannya subjek penelitian yang menarik dalam bidang fitofarmaka.

Penggunaannya yang telah lama ada dalam pengobatan tradisional memberikan landasan empiris yang kuat untuk eksplorasi ilmiah lebih lanjut.

Meskipun demikian, sebagian besar temuan masih berasal dari penelitian in vitro dan in vivo, sehingga diperlukan lebih banyak uji klinis pada manusia untuk mengkonfirmasi keamanan, efikasi, dan dosis optimal.

Arah penelitian di masa depan harus berfokus pada standardisasi ekstrak, identifikasi biomarker, dan studi toksisitas jangka panjang.

Dengan pendekatan ilmiah yang sistematis, daun tapak dewa berpotensi menjadi sumber berharga untuk pengembangan agen terapeutik baru dalam pengelolaan berbagai penyakit kronis.