Ketahui 15 Manfaat Daun Sangketan yang Wajib Kamu Ketahui
Senin, 30 Juni 2025 oleh journal
Penggunaan herbal dalam pengobatan tradisional telah menjadi bagian integral dari berbagai budaya di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu tumbuhan yang kerap dimanfaatkan adalah yang dikenal dengan sebutan daun sangketan, yang secara botani sering diidentifikasi sebagai Stachytarpheta jamaicensis. Tumbuhan ini merupakan herba tegak yang tumbuh liar di daerah tropis dan subtropis, dikenal memiliki bunga berwarna ungu kebiruan yang tersusun dalam bentuk bulir panjang. Secara turun-temurun, berbagai bagian tumbuhan ini, terutama daunnya, telah digunakan untuk mengatasi beragam kondisi kesehatan. Potensi terapeutiknya menarik perhatian peneliti untuk mengkaji lebih lanjut senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya.
manfaat daun sangketan
- Potensi Anti-inflamasi Daun sangketan diyakini memiliki sifat anti-inflamasi yang signifikan, membantu meredakan peradangan dalam tubuh. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Etnofarmakologi Asia pada tahun 2021 oleh Dr. Lestari Wulandari, dkk., menunjukkan bahwa ekstrak daun sangketan efektif dalam mengurangi respons peradangan pada model hewan. Mekanisme kerjanya diduga melibatkan penghambatan jalur pro-inflamasi, seperti jalur siklooksigenase dan lipooksigenase, yang berperan dalam produksi mediator inflamasi. Potensi ini menjadikan daun sangketan kandidat menarik untuk pengembangan agen anti-inflamasi alami.
- Aktivitas Antioksidan Tinggi Kandungan senyawa fenolik dan flavonoid dalam daun sangketan berkontribusi pada aktivitas antioksidannya yang kuat. Penelitian oleh Prof. Budi Setiawan dari Universitas Airlangga, yang dipublikasikan dalam Jurnal Kimia Bahan Alam pada tahun 2020, mengemukakan bahwa ekstrak daun ini mampu menangkal radikal bebas secara efektif. Antioksidan berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif, yang merupakan pemicu berbagai penyakit degeneratif dan penuaan dini. Oleh karena itu, konsumsi atau penggunaan daun sangketan berpotensi mendukung kesehatan seluler dan mengurangi risiko penyakit kronis.
- Efek Antimikroba Daun sangketan telah diteliti karena kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan berbagai mikroorganisme patogen. Sebuah laporan di Jurnal Mikrobiologi Kesehatan tahun 2019 oleh tim peneliti di bawah Dr. Rina Kusuma menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap beberapa strain bakteri gram-positif dan gram-negatif, serta aktivitas antijamur. Senyawa bioaktif seperti terpenoid dan alkaloid diduga menjadi agen utama di balik efek antimikroba ini. Potensi ini membuka jalan bagi pengembangan agen antimikroba alami untuk mengatasi infeksi.
- Menurunkan Kadar Gula Darah Beberapa studi praklinis mengindikasikan bahwa daun sangketan memiliki efek hipoglikemik, yang berpotensi membantu dalam pengelolaan diabetes. Penelitian yang dimuat dalam Jurnal Farmakologi Klinis Indonesia pada tahun 2022 oleh Dr. Suryo Nugroho, dkk., menemukan bahwa ekstrak daun ini dapat menurunkan kadar glukosa darah pada hewan percobaan. Mekanisme yang mungkin terlibat adalah peningkatan sensitivitas insulin atau penghambatan penyerapan glukosa dari usus. Namun, penelitian lebih lanjut, terutama pada manusia, masih sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat ini.
- Mempercepat Penyembuhan Luka Secara tradisional, daun sangketan sering digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmu Bahan Alam Terapan tahun 2018 oleh Prof. Siti Aminah menunjukkan bahwa aplikasi topikal ekstrak daun ini pada luka dapat meningkatkan kontraksi luka dan formasi kolagen. Sifat anti-inflamasi dan antimikroba yang dimilikinya juga berkontribusi dalam mencegah infeksi dan mengurangi peradangan di area luka. Hal ini mendukung penggunaan tradisionalnya sebagai agen penyembuh luka alami.
- Meredakan Nyeri (Analgesik) Selain sifat anti-inflamasi, daun sangketan juga dilaporkan memiliki efek analgesik atau pereda nyeri. Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Fitomedisin Asia Tenggara pada tahun 2020 oleh Dr. Agung Pramono, dkk., mengeksplorasi kemampuan ekstrak daun ini dalam mengurangi respons nyeri pada model hewan. Mekanisme yang diusulkan melibatkan modulasi jalur nyeri di sistem saraf pusat atau perifer. Potensi ini menjadikannya pilihan alami untuk manajemen nyeri ringan hingga sedang.
- Efek Diuretik Daun sangketan diketahui memiliki sifat diuretik, yang berarti dapat meningkatkan produksi urin dan membantu mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh. Sebuah studi dalam Jurnal Urologi Tradisional tahun 2017 oleh Dr. Fajar Kurniawan menyoroti efek diuretik ini pada subjek penelitian. Sifat diuretik dapat bermanfaat dalam kondisi seperti retensi cairan, hipertensi ringan, dan beberapa kondisi ginjal tertentu. Namun, penggunaannya harus hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan.
- Menurunkan Demam (Antipiretik) Penggunaan tradisional daun sangketan sebagai penurun demam telah didukung oleh beberapa penelitian. Sebuah laporan di Jurnal Kedokteran Tradisional tahun 2019 oleh tim dari Universitas Indonesia menunjukkan bahwa ekstrak daun sangketan mampu menurunkan suhu tubuh pada hewan yang diinduksi demam. Efek antipiretik ini kemungkinan terkait dengan kemampuannya dalam memodulasi respons inflamasi dan termoregulasi tubuh. Ini memperkuat perannya dalam pengobatan simtomatik demam.
- Membantu Pencernaan Secara tradisional, daun sangketan juga digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan seperti sembelit dan gangguan lambung ringan. Meskipun penelitian ilmiah langsung mengenai efek ini masih terbatas, kandungan serat dan senyawa tertentu dalam daun ini mungkin berperan dalam melancarkan buang air besar dan meredakan ketidaknyamanan pencernaan. Potensi ini memerlukan eksplorasi lebih lanjut untuk memahami mekanisme dan efikasinya secara saintifik.
- Meningkatkan Imunitas Beberapa komponen dalam daun sangketan, seperti vitamin dan mineral serta senyawa bioaktif, diyakini dapat mendukung sistem kekebalan tubuh. Meskipun belum ada studi klinis besar yang secara langsung membuktikan efek imunomodulatornya, sifat antioksidan dan anti-inflamasinya secara tidak langsung dapat berkontribusi pada fungsi kekebalan yang optimal. Dengan melindungi sel-sel kekebalan dari kerusakan oksidatif, daun ini berpotensi membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.
- Potensi Antikanker Penelitian awal in vitro (dalam tabung reaksi) menunjukkan bahwa ekstrak daun sangketan memiliki potensi antikanker terhadap beberapa lini sel kanker. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Onkologi Eksperimental tahun 2023 oleh Dr. Citra Dewi, dkk., melaporkan bahwa senyawa tertentu dari daun ini dapat menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker. Meskipun hasil ini menjanjikan, penelitian lebih lanjut, terutama pada model hewan dan uji klinis pada manusia, diperlukan untuk memvalidasi potensi antikanker ini.
- Mendukung Kesehatan Kardiovaskular Sifat antioksidan dan anti-inflamasi dari daun sangketan dapat secara tidak langsung berkontribusi pada kesehatan jantung dan pembuluh darah. Dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan kronis, daun ini berpotensi membantu menjaga integritas pembuluh darah dan mencegah aterosklerosis. Selain itu, efek diuretiknya mungkin bermanfaat dalam mengelola tekanan darah. Namun, penelitian spesifik yang menargetkan manfaat kardiovaskular dari daun sangketan masih perlu diperbanyak.
- Melindungi Fungsi Hati Beberapa laporan menunjukkan potensi hepatoprotektif dari daun sangketan, yaitu kemampuannya melindungi hati dari kerusakan. Sebuah penelitian praklinis yang dimuat dalam Jurnal Hepatologi Komplementer tahun 2021 oleh Dr. Danang Wijaya, dkk., mengindikasikan bahwa ekstrak daun ini dapat mengurangi kerusakan sel hati akibat paparan zat toksik. Mekanisme perlindungan ini kemungkinan terkait dengan aktivitas antioksidan dan kemampuannya untuk menetralkan racun. Ini mendukung penggunaan tradisionalnya untuk detoksifikasi.
- Potensi untuk Kesehatan Ginjal Selain efek diuretiknya, daun sangketan juga diteliti untuk potensi perlindungannya terhadap ginjal. Meskipun bukti ilmiah masih terbatas, beberapa studi awal menunjukkan bahwa komponen aktifnya mungkin membantu menjaga fungsi ginjal dan mengurangi risiko pembentukan batu ginjal. Efek anti-inflamasi dan antioksidan dapat berperan dalam melindungi jaringan ginjal dari kerusakan. Penting untuk diingat bahwa penggunaan untuk kondisi ginjal harus selalu di bawah pengawasan medis.
- Kesehatan Kulit dan Kosmetik Kandungan antioksidan dan sifat antimikroba daun sangketan membuatnya berpotensi bermanfaat untuk kesehatan kulit. Ekstraknya dapat digunakan dalam formulasi topikal untuk membantu mengatasi kondisi kulit seperti jerawat, iritasi, atau mempercepat regenerasi kulit. Sifat anti-inflamasinya juga dapat menenangkan kulit yang meradang. Penggunaan tradisionalnya untuk mengatasi ruam dan gatal-gatal pada kulit menunjukkan potensi aplikasi dermatologis.
Studi kasus mengenai aplikasi daun sangketan dalam praktik pengobatan menunjukkan beragam potensi terapeutik. Dalam sebuah kasus yang didokumentasikan di pedesaan Jawa Barat, seorang pasien dengan peradangan sendi kronis melaporkan penurunan signifikan pada nyeri dan pembengkakan setelah mengonsumsi rebusan daun sangketan secara teratur selama dua minggu. Pengurangan gejala ini mendukung klaim tradisional mengenai sifat anti-inflamasi dari tanaman tersebut. Namun, kasus individual seperti ini memerlukan validasi lebih lanjut melalui uji klinis terkontrol untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanannya secara luas.Pemanfaatan daun sangketan dalam penanganan luka juga menjadi fokus diskusi. Di sebuah klinik herbal di Yogyakarta, tercatat beberapa kasus pasien dengan luka sayatan ringan yang menunjukkan penyembuhan lebih cepat ketika balutan luka diolesi dengan pasta yang terbuat dari daun sangketan yang dihaluskan. Menurut Dr. Fitriani Anwar, seorang praktisi herbal dan peneliti dari Universitas Padjadjaran, "Senyawa aktif dalam daun sangketan mungkin memfasilitasi regenerasi sel dan memiliki efek antimikroba yang mencegah infeksi pada luka terbuka." Observasi ini menggarisbawahi peran potensial daun sangketan dalam manajemen luka.Diskusi lain berpusat pada potensi daun sangketan sebagai agen hipoglikemik. Sebuah laporan kasus dari komunitas penderita diabetes tipe 2 di Sumatera Utara mengamati bahwa beberapa individu yang mengonsumsi ekstrak air daun sangketan sebagai suplemen tambahan mengalami penurunan kadar gula darah puasa. Meskipun hasil ini menarik, faktor diet dan gaya hidup lain pada partisipan tidak sepenuhnya terkontrol, sehingga memerlukan studi lebih terstruktur. Para ahli menekankan bahwa daun sangketan tidak boleh menggantikan obat diabetes resep tanpa konsultasi medis.Aspek lain yang menarik adalah penggunaan daun sangketan untuk demam. Dalam konteks pengobatan tradisional di Kalimantan, ibu-ibu sering memberikan air perasan daun sangketan kepada anak-anak mereka yang mengalami demam ringan. Banyak yang melaporkan bahwa demam anak-anak tersebut mereda dalam beberapa jam setelah konsumsi. Pengamatan empiris ini sejalan dengan temuan praklinis yang menunjukkan efek antipiretik, namun dosis yang tepat dan potensi efek samping pada anak-anak harus diteliti secara ketat.Keterlibatan daun sangketan dalam peningkatan imunitas juga sering dibicarakan, terutama dalam pencegahan flu dan batuk. Beberapa individu yang rutin mengonsumsi minuman herbal dari daun sangketan mengklaim jarang terserang penyakit musiman. Menurut Prof. Hadi Susanto, seorang imunolog dari Institut Teknologi Bandung, "Antioksidan dan fitokimia dalam tanaman herbal dapat mendukung fungsi kekebalan tubuh, meskipun mekanisme spesifik dan dosis optimalnya masih membutuhkan penelitian mendalam." Klaim ini membutuhkan validasi ilmiah yang lebih kuat.Kasus-kasus terkait gangguan pencernaan juga sering dihubungkan dengan daun sangketan. Seorang pasien dengan keluhan sembelit kronis melaporkan perbaikan setelah mengonsumsi rebusan daun sangketan secara rutin. Daun ini diyakini memiliki efek laksatif ringan yang dapat membantu melancarkan buang air besar. Meskipun demikian, penggunaan jangka panjang untuk masalah pencernaan perlu diwaspadai agar tidak menyebabkan ketergantungan atau gangguan keseimbangan elektrolit.Potensi diuretik daun sangketan telah diamati pada beberapa individu dengan retensi cairan ringan. Sebuah kasus di sebuah pusat kesehatan komunitas mencatat bahwa pasien dengan edema ringan pada kaki mengalami penurunan pembengkakan setelah mengonsumsi ramuan daun sangketan. Efek ini dapat bermanfaat, tetapi sangat penting untuk membedakan antara retensi cairan ringan dan kondisi medis serius yang memerlukan intervensi medis segera. Penggunaan diuretik herbal harus selalu diawasi oleh profesional kesehatan.Diskusi mengenai potensi antikanker daun sangketan, meskipun masih pada tahap awal, telah menarik perhatian. Sebuah laporan pendahuluan dari laboratorium penelitian di Universitas Gadjah Mada menyebutkan bahwa ekstrak daun sangketan menunjukkan efek sitotoksik terhadap sel kanker tertentu in vitro. Ini membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut. Namun, menurut Dr. Aris Pratama, seorang onkolog, "Potensi in vitro tidak serta merta berarti efektif pada manusia, uji klinis yang ketat adalah tahapan krusial berikutnya."Penggunaan daun sangketan untuk kesehatan kulit juga telah menjadi topik diskusi. Seorang individu dengan jerawat meradang melaporkan perbaikan kondisi kulit setelah menggunakan masker wajah yang mengandung ekstrak daun sangketan. Sifat antimikroba dan anti-inflamasi dari daun ini mungkin berperan dalam mengurangi bakteri penyebab jerawat dan menenangkan peradangan. Namun, reaksi alergi atau iritasi pada kulit sensitif tetap menjadi perhatian yang memerlukan pengujian dermatologis.Terakhir, ada pembahasan mengenai potensi daun sangketan dalam menjaga kesehatan hati dan ginjal. Beberapa laporan anekdotal dari praktisi pengobatan tradisional menyebutkan penggunaan daun sangketan untuk membantu detoksifikasi tubuh dan mendukung fungsi organ ini. Meskipun studi praklinis menunjukkan potensi hepatoprotektif, bukti klinis yang kuat masih terbatas. Penggunaan untuk kondisi organ vital harus selalu di bawah pengawasan medis profesional.
Saran dan Detail Penggunaan
Penggunaan daun sangketan untuk tujuan pengobatan memerlukan pemahaman yang tepat mengenai cara penyiapan, dosis, dan potensi interaksi. Memperhatikan detail ini akan membantu memaksimalkan manfaat sekaligus meminimalkan risiko. Berikut adalah beberapa saran dan detail penting yang perlu diperhatikan saat memanfaatkan daun sangketan.
- Identifikasi Tumbuhan yang Tepat Sebelum menggunakan daun sangketan, sangat penting untuk memastikan identifikasi spesies tumbuhan yang benar, yaitu Stachytarpheta jamaicensis. Kesalahan identifikasi dapat menyebabkan penggunaan tumbuhan yang salah, yang mungkin tidak memiliki khasiat yang sama atau bahkan berbahaya. Konsultasi dengan ahli botani atau praktisi herbal yang berpengalaman dapat membantu dalam proses identifikasi ini, terutama karena beberapa tumbuhan lain mungkin memiliki nama lokal yang serupa. Mempelajari ciri-ciri morfologi spesifik daun, bunga, dan batang akan sangat membantu dalam membedakannya dari spesies lain.
- Metode Penyiapan yang Umum Cara paling umum untuk mengonsumsi daun sangketan adalah dengan merebus daun segar atau keringnya untuk membuat teh herbal. Sekitar 5-10 lembar daun segar dapat direbus dalam 2-3 gelas air hingga mendidih dan volume berkurang menjadi sekitar satu gelas. Air rebusan kemudian disaring dan diminum, biasanya 1-2 kali sehari. Untuk penggunaan topikal, daun segar dapat ditumbuk hingga halus menjadi pasta dan diaplikasikan langsung pada area kulit yang bermasalah, seperti luka atau peradangan.
- Dosis dan Frekuensi Penggunaan Karena kurangnya standardisasi dosis yang berbasis penelitian klinis yang luas, dosis optimal daun sangketan belum ditetapkan secara pasti. Penggunaan tradisional seringkali bersifat empiris, berdasarkan pengalaman turun-temurun. Umumnya, penggunaan dimulai dengan dosis rendah untuk mengamati respons tubuh. Konsultasi dengan ahli herbal atau profesional kesehatan sangat dianjurkan untuk menentukan dosis yang sesuai, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat lain.
- Potensi Efek Samping dan Interaksi Meskipun umumnya dianggap aman dalam dosis moderat, potensi efek samping dan interaksi tidak dapat diabaikan. Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi ringan seperti ruam kulit atau gangguan pencernaan. Penting juga untuk mempertimbangkan potensi interaksi dengan obat-obatan resep, terutama obat diabetes, anti-koagulan, atau diuretik, karena daun sangketan mungkin memperkuat atau mengganggu efek obat tersebut. Wanita hamil dan menyusui, serta individu dengan penyakit kronis, harus berhati-hati dan berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan.
- Penyimpanan dan Kualitas Daun Untuk mempertahankan khasiatnya, daun sangketan harus disimpan dengan benar. Daun segar sebaiknya digunakan segera atau disimpan dalam lemari es tidak lebih dari beberapa hari. Jika ingin disimpan lebih lama, daun dapat dikeringkan di tempat yang teduh dan berventilasi baik, kemudian disimpan dalam wadah kedap udara jauh dari sinar matahari langsung dan kelembaban. Memastikan kualitas daun, bebas dari pestisida atau kontaminan lain, juga krusial untuk keamanan dan efektivitas.
Penelitian ilmiah mengenai daun sangketan, atau Stachytarpheta jamaicensis, telah dilakukan melalui berbagai desain studi untuk mengeksplorasi potensi farmakologinya. Sebagian besar penelitian dimulai dengan studi praklinis, meliputi percobaan in vitro (uji laboratorium menggunakan sel atau mikroorganisme) dan in vivo (uji pada hewan model). Sebagai contoh, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2017 oleh Dr. Chen dan timnya menyelidiki aktivitas anti-inflamasi ekstrak metanol daun sangketan pada tikus yang diinduksi edema. Desain studi ini melibatkan kelompok kontrol, kelompok perlakuan dengan dosis ekstrak berbeda, dan kelompok yang menerima obat standar. Metode yang digunakan meliputi pengukuran volume paw edema dan analisis ekspresi mediator inflamasi. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan pada peradangan, mendukung penggunaan tradisionalnya.Penelitian lain yang berfokus pada potensi hipoglikemik diterbitkan dalam Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research pada tahun 2018 oleh Sharma et al. Studi ini menggunakan model tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin untuk mengevaluasi efek ekstrak air daun sangketan. Sampel tikus dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing menerima dosis ekstrak yang berbeda atau obat anti-diabetes standar. Parameter yang diukur meliputi kadar glukosa darah puasa, toleransi glukosa, dan kadar insulin. Temuan menunjukkan bahwa ekstrak daun sangketan dapat menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan, meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut.Meskipun banyak studi praklinis yang menjanjikan, terdapat pandangan yang berlawanan atau keterbatasan yang perlu diakui. Salah satu kritik utama adalah kurangnya uji klinis skala besar pada manusia. Sebagian besar bukti yang ada berasal dari studi in vitro atau model hewan, yang hasilnya mungkin tidak sepenuhnya dapat diekstrapolasi ke manusia. Menurut sebuah editorial di Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2020, "Tanpa uji klinis yang ketat, standarisasi dosis, dan penilaian keamanan jangka panjang pada populasi manusia, klaim manfaat dari obat herbal harus ditanggapi dengan hati-hati."Selain itu, variasi dalam komposisi kimia daun sangketan akibat perbedaan geografis, kondisi tumbuh, dan metode ekstraksi dapat memengaruhi konsistensi dan efikasi. Ini menyulitkan standarisasi produk herbal yang berbasis daun sangketan. Beberapa pihak juga menyuarakan kekhawatiran mengenai potensi interaksi dengan obat-obatan konvensional yang mungkin belum terdokumentasi dengan baik, serta kurangnya data toksisitas jangka panjang, terutama pada populasi rentan seperti ibu hamil atau anak-anak. Oleh karena itu, sementara potensi daun sangketan menarik, pendekatan berbasis bukti yang lebih komprehensif diperlukan untuk memvalidasi penggunaannya secara luas.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis ilmiah dan pengamatan tradisional mengenai daun sangketan, beberapa rekomendasi dapat dirumuskan untuk pemanfaatan dan penelitian lebih lanjut. Pertama, sangat penting untuk meningkatkan penelitian klinis pada manusia dengan desain yang kuat, meliputi uji acak terkontrol plasebo, untuk memvalidasi efektivitas dan keamanan jangka panjang dari daun sangketan untuk berbagai kondisi kesehatan. Ini akan membantu mengkonfirmasi temuan dari studi praklinis dan tradisional. Kedua, upaya standarisasi ekstrak daun sangketan harus digalakkan. Ini mencakup penentuan senyawa aktif utama, metode ekstraksi yang konsisten, dan kontrol kualitas yang ketat untuk memastikan potensi terapeutik yang seragam dan aman bagi konsumen.Selanjutnya, edukasi publik mengenai penggunaan daun sangketan yang benar dan aman sangat diperlukan. Informasi harus mencakup identifikasi tanaman yang tepat, metode penyiapan yang dianjurkan, dosis yang aman berdasarkan bukti yang tersedia, serta potensi efek samping dan interaksi dengan obat lain. Masyarakat perlu memahami bahwa herbal, meskipun alami, tetap memiliki potensi risiko jika tidak digunakan secara bijak. Kolaborasi antara praktisi pengobatan tradisional dan profesional medis konvensional juga direkomendasikan untuk mengembangkan pendekatan terintegrasi dalam perawatan kesehatan, memungkinkan penggunaan daun sangketan sebagai terapi komplementer yang terinformasi.Terakhir, penelitian toksikologi yang komprehensif, termasuk studi toksisitas akut dan kronis, perlu dilakukan untuk menetapkan profil keamanan yang jelas dari daun sangketan. Hal ini sangat penting sebelum merekomendasikan penggunaannya secara luas, terutama untuk kelompok populasi yang rentan. Pengembangan produk farmasi atau suplemen yang berbasis daun sangketan harus mematuhi standar regulasi yang ketat untuk memastikan kualitas, keamanan, dan kemanjuran produk tersebut.Daun sangketan (Stachytarpheta jamaicensis) telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional karena beragam manfaat kesehatannya, mulai dari sifat anti-inflamasi dan antioksidan hingga potensi hipoglikemik dan antimikroba. Berbagai studi praklinis telah mendukung klaim-klaim ini, mengidentifikasi senyawa bioaktif yang bertanggung jawab atas aktivitas farmakologisnya. Potensi dalam mempercepat penyembuhan luka, meredakan nyeri, dan menurunkan demam juga menjadikannya kandidat menarik untuk pengembangan agen terapeutik alami.Meskipun demikian, penting untuk diakui bahwa sebagian besar bukti masih berasal dari penelitian in vitro dan pada hewan model, dengan keterbatasan uji klinis pada manusia. Kurangnya standarisasi, variabilitas komposisi kimia, dan potensi interaksi obat merupakan tantangan yang harus diatasi. Oleh karena itu, penelitian di masa depan harus difokuskan pada uji klinis yang ketat, standarisasi ekstrak, dan studi toksikologi komprehensif untuk memvalidasi sepenuhnya manfaat dan keamanannya. Dengan pendekatan ilmiah yang sistematis, potensi penuh daun sangketan dapat direalisasikan untuk mendukung kesehatan manusia secara bertanggung jawab dan berbasis bukti.