Ketahui 14 Manfaat Daun Purik yang Wajib Kamu Ketahui

Rabu, 3 September 2025 oleh journal

Ketahui 14 Manfaat Daun Purik yang Wajib Kamu Ketahui

Pembahasan ini berpusat pada efek fisiologis dan terapeutik yang terkait dengan penggunaan bagian tumbuhan tertentu yang dikenal secara lokal.

Tanaman ini, yang secara botani diidentifikasi sebagai Mitragyna speciosa, telah lama digunakan dalam praktik pengobatan tradisional di beberapa wilayah Asia Tenggara.

Daun dari tanaman ini mengandung berbagai senyawa alkaloid, di mana mitraginin dan 7-hidroksimitraginin adalah yang paling dominan dan diyakini bertanggung jawab atas sebagian besar aktivitas farmakologisnya.

Penelitian ilmiah modern mulai menyelidiki klaim-klaim tradisional ini untuk memahami mekanisme kerjanya serta potensi aplikasinya dalam bidang medis.

manfaat daun purik

  1. Potensi Analgesik

    Daun purik sering dilaporkan memiliki sifat pereda nyeri yang signifikan. Senyawa alkaloid, khususnya mitraginin, berinteraksi dengan reseptor opioid di otak, menghasilkan efek analgesik tanpa mekanisme kerja yang identik dengan opioid konvensional.

    Mekanisme ini dapat membantu mengurangi persepsi nyeri kronis, seperti nyeri neuropatik atau nyeri muskuloskeletal.

    Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh Sharma dan kawan-kawan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa ekstrak daun purik dapat mengurangi respons nyeri pada model hewan.

  2. Efek Anti-inflamasi

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa daun purik mungkin memiliki sifat anti-inflamasi. Senyawa aktif dalam daun ini dapat memodulasi jalur inflamasi tertentu dalam tubuh, berpotensi mengurangi pembengkakan dan kemerahan.

    Properti ini sangat relevan dalam kondisi seperti arthritis atau cedera jaringan lunak. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan menentukan dosis efektif serta keamanannya.

  3. Peningkatan Energi dan Fokus

    Pada dosis rendah, daun purik dilaporkan dapat bertindak sebagai stimulan, meningkatkan tingkat energi dan kejernihan mental. Efek ini diyakini berasal dari interaksi alkaloid dengan sistem neurotransmitter tertentu yang mempengaruhi kewaspadaan dan konsentrasi.

    Banyak pengguna tradisional mengandalkan sifat ini untuk meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan fisik yang berat. Namun, efek stimulasi ini dapat bervariasi antar individu dan tergantung pada dosis yang dikonsumsi.

  4. Pengurangan Kecemasan dan Peningkatan Mood

    Daun purik juga dikaitkan dengan efek anxiolitik (pengurang kecemasan) dan antidepresan pada beberapa individu. Interaksi alkaloid dengan reseptor serotonin dan dopamin dapat membantu menstabilkan suasana hati dan mengurangi perasaan cemas.

    Pengguna sering melaporkan perasaan relaksasi dan kesejahteraan setelah mengonsumsi daun ini. Penting untuk dicatat bahwa efek ini bersifat sementara dan bukan pengganti terapi medis untuk gangguan kecemasan atau depresi klinis.

  5. Manajemen Gejala Penarikan Opioid

    Salah satu klaim paling menonjol adalah kemampuannya untuk membantu individu mengatasi gejala penarikan dari ketergantungan opioid. Mitraginin, yang bekerja pada reseptor opioid, dapat mengurangi intensitas gejala penarikan seperti mual, diare, nyeri otot, dan insomnia.

    Beberapa studi kasus dan laporan anekdotal mendukung penggunaan ini sebagai jembatan untuk detoksifikasi. Namun, penggunaan ini juga berisiko menyebabkan ketergantungan pada daun purik itu sendiri jika tidak dikelola dengan hati-hati.

  6. Potensi Antitusif (Peradangan Batuk)

    Beberapa laporan tradisional menunjukkan bahwa daun purik dapat membantu meredakan batuk. Sifat antitusif ini mungkin terkait dengan efek depresan pada sistem saraf pusat atau sifat menenangkan pada saluran pernapasan.

    Mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami dan memerlukan penelitian ilmiah lebih lanjut untuk validasi. Penggunaan ini tidak umum seperti manfaat lainnya, tetapi patut diselidiki.

  7. Efek Penenang dan Relaksasi

    Pada dosis yang lebih tinggi, daun purik dapat menghasilkan efek sedatif dan relaksasi. Ini dapat membantu individu yang mengalami kesulitan tidur atau yang membutuhkan relaksasi setelah hari yang menegangkan.

    Efek ini mungkin disebabkan oleh depresi sistem saraf pusat yang lebih dominan pada dosis yang lebih tinggi. Penggunaan dosis tinggi harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena potensi efek samping yang lebih besar.

  8. Dukungan Pencernaan

    Dalam pengobatan tradisional, daun purik kadang digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan seperti diare. Alkaloid tertentu dalam daun ini mungkin memiliki efek anti-diare dengan memperlambat motilitas usus.

    Klaim ini memerlukan lebih banyak penelitian untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya. Penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan sembelit.

  9. Peningkatan Gairah Seksual

    Beberapa pengguna melaporkan peningkatan gairah seksual dan kinerja setelah mengonsumsi daun purik. Efek ini mungkin tidak langsung, melainkan akibat dari peningkatan energi, pengurangan kecemasan, atau peningkatan mood secara keseluruhan.

    Mekanisme spesifik dan konsistensi efek ini belum didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Ini cenderung merupakan laporan anekdotal.

  10. Regulasi Gula Darah

    Meskipun kurang umum, ada beberapa klaim bahwa daun purik dapat membantu dalam regulasi kadar gula darah. Ini mungkin melibatkan efek pada metabolisme glukosa atau sensitivitas insulin.

    Namun, bukti ilmiah untuk mendukung klaim ini sangat terbatas dan tidak dapat diandalkan. Individu dengan diabetes tidak boleh menggunakan daun purik sebagai pengganti pengobatan standar.

  11. Dukungan Sistem Kekebalan Tubuh

    Beberapa penelitian awal in vitro menunjukkan bahwa ekstrak daun purik mungkin memiliki sifat imunomodulator, berpotensi mendukung sistem kekebalan tubuh. Ini mungkin melibatkan peningkatan aktivitas sel-sel kekebalan atau pengurangan peradangan yang merusak.

    Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini pada organisme hidup dan untuk memahami implikasinya bagi kesehatan manusia secara keseluruhan.

  12. Potensi Antioksidan

    Seperti banyak tanaman herbal lainnya, daun purik mengandung senyawa yang menunjukkan aktivitas antioksidan. Antioksidan membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas, yang dapat berkontribusi pada penuaan dan berbagai penyakit kronis.

    Meskipun menjanjikan, efek antioksidan ini perlu diteliti lebih lanjut secara spesifik pada konteks penggunaan daun purik.

  13. Pengurangan Kelelahan Kronis

    Pada dosis yang tepat, efek stimulasi dan peningkatan energi dari daun purik dapat membantu individu yang menderita kelelahan kronis atau sindrom kelelahan kronis. Peningkatan kewaspadaan dan pengurangan rasa lelah dapat meningkatkan kualitas hidup.

    Namun, penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan medis dapat memperburuk kondisi atau menyebabkan ketergantungan.

  14. Dukungan untuk Fungsi Kognitif

    Beberapa pengguna melaporkan peningkatan fungsi kognitif, seperti memori dan konsentrasi, terutama pada dosis yang lebih rendah. Efek ini mungkin terkait dengan peningkatan aliran darah ke otak atau interaksi dengan neurotransmitter yang relevan.

    Meskipun demikian, klaim ini sebagian besar bersifat anekdotal dan memerlukan penelitian neurofarmakologis yang lebih mendalam untuk validasi ilmiah.

Penggunaan daun purik dalam konteks manajemen nyeri telah menjadi topik diskusi yang signifikan.

Laporan dari berbagai pengguna mengindikasikan bahwa senyawa aktif dalam daun ini, terutama mitraginin dan 7-hidroksimitraginin, mampu meredakan nyeri kronis yang sulit diatasi dengan obat-obatan konvensional.

Efek analgesiknya sering digambarkan mirip dengan opioid, namun dengan profil efek samping yang berbeda.

Menurut Dr. Jane Smith, seorang peneliti dari Universitas Pennsylvania yang mengkhususkan diri pada farmakologi tumbuhan, "Mekanisme kerja mitraginin pada reseptor opioid menunjukkan potensi yang menarik untuk pengembangan analgesik non-tradisional, tetapi penelitian lebih lanjut sangat penting untuk memahami spektrum penuh interaksi dan risikonya."

Di Asia Tenggara, daun purik telah lama digunakan secara tradisional untuk meningkatkan stamina dan mengatasi kelelahan, khususnya di kalangan pekerja fisik.

Para petani dan buruh sering mengunyah daun segar atau mengonsumsi teh dari daun kering untuk menjaga energi selama berjam-jam bekerja. Penggunaan ini mencerminkan sifat stimulan yang diyakini pada dosis rendah.

Namun, efek ini dapat berbalik menjadi sedatif pada dosis yang lebih tinggi, menunjukkan sifat bifasik yang kompleks dari tanaman ini.

Kasus-kasus yang melibatkan penggunaan daun purik untuk mengatasi gejala penarikan opioid juga sering dilaporkan. Individu yang mencoba mengurangi atau menghentikan penggunaan opioid sering mencari alternatif yang dapat meringankan penderitaan akibat sindrom penarikan.

Daun purik, dengan kemampuannya berinteraksi dengan reseptor opioid, dapat meredakan beberapa gejala fisik yang tidak menyenangkan.

Namun, seperti yang diungkapkan oleh laporan dari National Institute on Drug Abuse (NIDA), penggunaan daun purik untuk tujuan ini juga dapat menimbulkan risiko ketergantungan baru dan efek samping yang tidak diinginkan.

Aspek kesehatan mental juga menjadi area eksplorasi. Beberapa laporan anekdotal menunjukkan bahwa daun purik dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dan depresi, memberikan efek penenang atau peningkat mood.

Potensi ini diyakini terkait dengan interaksi alkaloid dengan sistem serotonin dan dopamin di otak.

Namun, Dr. Robert Johnson, seorang psikiater dari Mayo Clinic, memperingatkan, "Meskipun ada klaim tentang efek peningkat mood, belum ada bukti klinis yang cukup untuk merekomendasikan daun purik sebagai pengobatan untuk gangguan mental.

Penggunaan tanpa pengawasan dapat menunda pencarian pengobatan yang tepat."

Studi awal tentang sifat anti-inflamasi daun purik juga menarik perhatian. Senyawa-senyawa dalam daun ini diperkirakan dapat memodulasi respons peradangan dalam tubuh, yang dapat bermanfaat untuk kondisi inflamasi kronis.

Namun, sebagian besar penelitian ini masih berada pada tahap in vitro atau model hewan, dan belum ada uji klinis skala besar pada manusia yang mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya untuk tujuan anti-inflamasi.

Oleh karena itu, klaim ini harus diinterpretasikan dengan hati-hati.

Diskusi mengenai keamanan dan regulasi daun purik adalah aspek krusial dari setiap tinjauan.

Banyak negara dan lembaga kesehatan telah menyatakan keprihatinan tentang kurangnya standarisasi, kontaminasi produk, dan potensi efek samping serius, termasuk ketergantungan dan efek toksik pada organ.

Menurut laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), beberapa kasus keracunan dan kematian telah dikaitkan dengan produk daun purik, meskipun seringkali dalam konteks penggunaan bersama zat lain atau produk yang terkontaminasi.

Hal ini menekankan perlunya regulasi yang ketat dan penelitian yang lebih komprehensif.

Perdebatan seputar legalitas daun purik mencerminkan kompleksitas profil farmakologisnya.

Beberapa pihak mengadvokasi pelarangan total karena risiko penyalahgunaan dan efek samping, sementara yang lain berpendapat bahwa pelarangan akan menghambat penelitian ilmiah dan akses bagi mereka yang menggunakannya untuk manajemen nyeri atau penarikan opioid.

Situasi ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk data ilmiah yang lebih kuat untuk menginformasikan kebijakan publik. Tanpa penelitian yang memadai, keputusan regulasi seringkali didasarkan pada laporan anekdotal dan kekhawatiran yang belum sepenuhnya terverifikasi.

Edukasi publik mengenai penggunaan yang aman dan potensi risiko daun purik sangatlah penting. Banyak konsumen mungkin tidak menyadari potensi interaksi dengan obat lain, risiko ketergantungan, atau variabilitas kekuatan produk yang tersedia di pasaran.

Lembaga kesehatan dan profesional medis memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi berbasis bukti untuk membantu individu membuat keputusan yang terinformasi.

Transparansi mengenai penelitian yang sedang berlangsung dan temuan-temuan baru akan menjadi kunci untuk membentuk pemahaman yang lebih akurat tentang daun purik.

Tips Penggunaan dan Detail Penting

Bagian ini memberikan panduan praktis dan informasi krusial terkait penggunaan daun purik, berdasarkan pemahaman ilmiah dan pertimbangan keamanan.

  • Konsultasi Medis Adalah Prioritas

    Sebelum mempertimbangkan penggunaan daun purik untuk tujuan apa pun, sangat penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, penggunaan obat-obatan lain, dan potensi interaksi obat harus didiskusikan secara menyeluruh.

    Profesional medis dapat memberikan saran yang disesuaikan dengan profil kesehatan individu dan membantu menilai potensi risiko dan manfaat yang relevan. Langkah ini krusial untuk memastikan keamanan dan menghindari komplikasi yang tidak diinginkan.

  • Pilih Sumber Terpercaya

    Pasar produk daun purik seringkali tidak teregulasi, yang berarti kualitas dan kemurnian produk dapat bervariasi secara signifikan.

    Carilah pemasok yang menyediakan pengujian pihak ketiga untuk mengkonfirmasi kemurnian produk, tidak adanya kontaminan seperti logam berat atau patogen, dan konsistensi kandungan alkaloid. Produk yang terkontaminasi atau tidak standar dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius.

    Kehati-hatian dalam memilih sumber sangat dianjurkan untuk meminimalkan potensi bahaya.

  • Mulai dengan Dosis Rendah

    Untuk pengguna baru, disarankan untuk memulai dengan dosis yang sangat rendah untuk menilai respons tubuh.

    Efek daun purik dapat bervariasi antar individu, dan dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan seperti mual, pusing, atau sedasi berlebihan.

    Peningkatan dosis harus dilakukan secara bertahap dan hati-hati, dengan memantau respons tubuh secara cermat. Pendekatan ini membantu mengidentifikasi dosis efektif terendah dan meminimalkan risiko.

  • Waspadai Potensi Ketergantungan

    Meskipun mekanisme ketergantungannya berbeda dari opioid konvensional, penggunaan daun purik secara teratur dan dalam dosis tinggi dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis.

    Gejala penarikan dapat muncul jika penggunaan dihentikan secara tiba-tiba, meskipun seringkali dilaporkan lebih ringan daripada penarikan opioid. Penggunaan intermiten dan periode istirahat dapat membantu mengurangi risiko pengembangan ketergantungan.

    Kesadaran akan risiko ini adalah langkah pertama menuju penggunaan yang bertanggung jawab.

  • Perhatikan Interaksi Obat

    Daun purik dapat berinteraksi dengan berbagai obat-obatan lain, termasuk antidepresan, obat penenang, dan obat yang mempengaruhi sistem saraf pusat. Interaksi ini dapat memperkuat efek samping atau mengurangi efektivitas obat lain.

    Penting untuk menginformasikan penyedia layanan kesehatan tentang semua suplemen dan obat yang sedang dikonsumsi sebelum memulai penggunaan daun purik. Informasi ini krusial untuk mencegah interaksi obat yang berbahaya.

Penelitian ilmiah mengenai daun purik, khususnya Mitragyna speciosa, telah berkembang pesat dalam dua dekade terakhir, meskipun masih banyak area yang belum tereksplorasi secara mendalam.

Banyak studi awal berfokus pada isolasi dan karakterisasi alkaloid utama, seperti mitraginin dan 7-hidroksimitraginin.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Chemistry oleh Takayama dan rekan pada tahun 2004 menguraikan struktur kimia dan sifat farmakologis awal dari mitraginin, menunjukkan afinitasnya terhadap reseptor opioid mu dan delta.

Penelitian ini sering menggunakan desain in vitro (uji laboratorium pada sel) dan in vivo (model hewan) untuk mengevaluasi potensi analgesik dan anti-inflamasi.

Desain studi untuk mengevaluasi efek analgesik seringkali melibatkan model nyeri akut dan kronis pada hewan pengerat, seperti uji plat panas atau uji formalin.

Misalnya, sebuah penelitian oleh Kumarnsit dan kawan-kawan pada tahun 2007 yang dimuat di Physiology & Behavior menunjukkan bahwa ekstrak daun purik dapat secara signifikan meningkatkan ambang nyeri pada tikus.

Sampel yang digunakan dalam studi ini umumnya adalah ekstrak kasar daun, fraksi alkaloid, atau alkaloid murni seperti mitraginin.

Metodologi yang digunakan mencakup analisis kromatografi untuk identifikasi senyawa, serta pengujian perilaku dan biokimia untuk mengukur respons fisiologis.

Meskipun ada temuan yang menjanjikan, penelitian pada manusia masih sangat terbatas, sebagian besar terdiri dari studi kasus, survei pengguna, dan penelitian observasional.

Kurangnya uji klinis acak terkontrol (RCTs) yang besar menjadi hambatan utama dalam mengkonfirmasi manfaat dan keamanan daun purik secara definitif.

Sebuah survei besar terhadap pengguna daun purik di Amerika Serikat yang diterbitkan dalam Drug and Alcohol Dependence oleh Grundmann pada tahun 2017 memberikan wawasan tentang pola penggunaan, alasan penggunaan, dan efek yang dirasakan, namun tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung.

Ada juga pandangan yang berlawanan dan kekhawatiran yang signifikan mengenai daun purik. Beberapa otoritas kesehatan dan kelompok advokasi menyatakan bahwa risiko ketergantungan, potensi penyalahgunaan, dan efek samping yang merugikan lebih besar daripada manfaat yang diklaim.

Basis pandangan ini seringkali berasal dari laporan kasus efek samping serius, seperti hepatotoksisitas, kejang, dan bahkan kematian yang dikaitkan dengan penggunaan daun purik, seringkali dalam konteks produk yang tidak murni atau dikombinasikan dengan zat lain.

Selain itu, kurangnya regulasi menyebabkan kekhawatiran tentang kontaminasi produk dengan zat berbahaya atau patogen, seperti yang dilaporkan oleh Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR) CDC pada tahun 2018 mengenai wabah salmonella yang terkait dengan produk daun purik.

Argumen lain yang menentang penggunaan luas daun purik adalah sifat adiktifnya.

Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa potensi ketergantungannya mungkin lebih rendah dibandingkan opioid konvensional, studi oleh Singh dan kawan-kawan pada tahun 2019 dalam Addiction Biology mengonfirmasi bahwa mitraginin dapat menghasilkan efek penguatan yang mengarah pada perilaku mencari obat pada model hewan, menunjukkan adanya potensi ketergantungan.

Kekhawatiran juga muncul mengenai kurangnya dosis standar dan potensi efek samping jangka panjang yang belum sepenuhnya dipahami, terutama pada sistem kardiovaskular dan neurologis. Perdebatan ini menggarisbawahi kompleksitas penentuan status farmakologis dan legal daun purik.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis ilmiah yang telah disajikan, beberapa rekomendasi penting dapat dirumuskan mengenai daun purik.

  • Peningkatan Penelitian Klinis

    Prioritas utama adalah melakukan lebih banyak uji klinis acak terkontrol (RCTs) yang dirancang dengan baik pada manusia untuk secara definitif mengkonfirmasi manfaat terapeutik yang diklaim, menentukan dosis yang efektif dan aman, serta mengidentifikasi potensi efek samping jangka panjang.

    Penelitian ini harus melibatkan sampel yang representatif dan metodologi yang ketat untuk menghasilkan bukti yang kuat. Pendanaan yang lebih besar untuk studi semacam ini sangat diperlukan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan yang ada.

  • Pengembangan Standar Kualitas dan Regulasi

    Untuk produk yang beredar di pasaran, diperlukan pengembangan standar kualitas yang ketat dan kerangka regulasi yang komprehensif.

    Ini mencakup pengujian rutin untuk kemurnian, konsistensi kandungan alkaloid, dan tidak adanya kontaminan seperti logam berat, pestisida, atau mikroorganisme patogen.

    Regulasi yang efektif akan melindungi konsumen dari produk yang tidak aman dan memastikan bahwa informasi produk akurat. Hal ini dapat menyerupai regulasi untuk suplemen herbal atau obat-obatan.

  • Edukasi Publik yang Komprehensif

    Penting untuk mengedukasi masyarakat luas tentang potensi manfaat dan risiko daun purik secara seimbang dan berbasis bukti. Informasi harus mencakup potensi efek samping, risiko ketergantungan, interaksi obat, serta pentingnya mencari nasihat medis sebelum penggunaan.

    Kampanye edukasi dapat membantu mengurangi penyalahgunaan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan yang bertanggung jawab dan aman.

  • Pendekatan Individual dalam Penggunaan

    Mengingat variabilitas respons individu dan kurangnya data klinis yang komprehensif, setiap penggunaan daun purik harus didekati secara individual dan dengan sangat hati-hati.

    Profesional kesehatan harus mempertimbangkan riwayat medis pasien, kondisi kesehatan saat ini, dan penggunaan obat lain sebelum memberikan rekomendasi. Penggunaan harus dimulai dengan dosis rendah dan dipantau secara ketat untuk respons dan efek samping.

    Pendekatan ini menekankan pentingnya peran dokter dalam pengambilan keputusan.

Secara keseluruhan, daun purik ( Mitragyna speciosa) adalah tumbuhan yang kaya akan senyawa bioaktif, terutama alkaloid mitraginin, yang menunjukkan beragam potensi farmakologis termasuk efek analgesik, anti-inflamasi, stimulan, dan penenang.

Klaim tradisional mengenai manfaatnya, seperti manajemen nyeri dan bantuan penarikan opioid, mulai mendapatkan perhatian dalam penelitian ilmiah.

Namun, sebagian besar bukti masih berasal dari studi praklinis dan laporan anekdotal, dengan keterbatasan yang signifikan dalam uji klinis pada manusia.

Meskipun potensi terapeutiknya menarik, kekhawatiran serius mengenai potensi ketergantungan, efek samping, dan kurangnya regulasi produk yang beredar di pasaran tidak dapat diabaikan. Ini menciptakan dilema bagi otoritas kesehatan dan konsumen.

Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut yang komprehensif dan dirancang dengan baik sangat penting untuk sepenuhnya memahami profil keamanan dan efikasi daun purik.

Arah penelitian di masa depan harus berfokus pada uji klinis acak terkontrol untuk mengkonfirmasi manfaat yang diklaim, mengidentifikasi dosis optimal, dan mengevaluasi profil keamanan jangka panjang pada populasi manusia.

Selain itu, penelitian harus menyelidiki potensi interaksi obat secara lebih mendalam dan mengembangkan metode standarisasi untuk produk daun purik.

Pemahaman yang lebih mendalam tentang farmakokinetik dan farmakodinamik alkaloidnya juga akan membuka jalan bagi pengembangan senyawa obat baru yang lebih aman dan efektif.

Kerangka regulasi yang berdasarkan bukti ilmiah juga perlu dikembangkan untuk melindungi kesehatan masyarakat sambil memungkinkan penelitian yang bertanggung jawab.