Ketahui 16 Manfaat Daun Pacar yang Jarang Diketahui

Kamis, 3 Juli 2025 oleh journal

Ketahui 16 Manfaat Daun Pacar yang Jarang Diketahui

Pohon yang dikenal secara botani sebagai Lawsonia inermis, umumnya disebut sebagai pacar atau henna, merupakan tanaman berbunga dari keluarga Lythraceae. Tanaman ini telah lama dikenal dan dimanfaatkan di berbagai belahan dunia, terutama di wilayah Asia, Afrika, dan Timur Tengah, untuk tujuan kosmetik maupun pengobatan tradisional. Bagian tanaman yang paling sering digunakan adalah daunnya, yang setelah diproses menjadi pasta atau bubuk, memiliki kemampuan untuk mewarnai kulit, rambut, dan kuku dengan pigmen merah-oranye yang khas. Selain fungsinya sebagai pewarna alami, daun dari tanaman ini juga memiliki sejarah panjang dalam praktik pengobatan empiris karena kandungan senyawa bioaktifnya yang beragam. Potensi terapeutik dan kosmetik dari daun ini telah menarik perhatian penelitian ilmiah untuk mengidentifikasi dan memvalidasi berbagai khasiat yang diklaim secara tradisional.

manfaat daun pacar

  1. Sebagai Pewarna Rambut Alami. Daun pacar telah digunakan selama ribuan tahun sebagai pewarna rambut alami yang aman dan efektif. Pigmen utama yang bertanggung jawab atas efek pewarnaan ini adalah lawsone (2-hydroxy-1,4-naphthoquinone), yang berikatan dengan keratin pada rambut, menghasilkan warna merah kecoklatan yang tahan lama. Penggunaannya dapat menghindari bahan kimia sintetis yang sering ditemukan dalam pewarna rambut komersial, yang berpotensi merusak rambut atau menyebabkan reaksi alergi pada beberapa individu. Selain memberikan warna, pacar juga diketahui dapat mengkondisikan rambut, membuatnya tampak lebih berkilau dan sehat.
  2. Kesehatan Kulit Kepala. Penggunaan daun pacar pada kulit kepala dapat membantu mengatasi berbagai masalah, termasuk ketombe dan gatal-gatal. Sifat antijamur dan antibakteri yang terkandung dalam daun pacar membantu membersihkan kulit kepala dari mikroorganisme penyebab masalah. Lawsone dan senyawa lain dalam daun pacar dapat menenangkan iritasi dan mengurangi peradangan, menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk pertumbuhan rambut. Hal ini berkontribusi pada penurunan kerontokan rambut yang disebabkan oleh masalah kulit kepala.
  3. Antimikroba. Ekstrak daun pacar menunjukkan aktivitas antimikroba yang signifikan terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur patogen. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh Das et al. (2010) menyoroti efektivitas ekstrak pacar terhadap bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Kandungan fenolik dan tanin dalam daun pacar dipercaya berperan penting dalam mekanisme penghambatan pertumbuhan mikroba ini. Potensi ini menjadikan daun pacar relevan dalam pengembangan agen antimikroba alami.
  4. Anti-inflamasi. Senyawa aktif dalam daun pacar, seperti flavonoid dan tanin, memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan peradangan pada kulit dan sendi. Aplikasi topikal ekstrak daun pacar telah digunakan secara tradisional untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri yang terkait dengan kondisi inflamasi. Studi preklinis telah mengindikasikan bahwa ekstrak ini dapat menghambat jalur pro-inflamasi dalam tubuh. Oleh karena itu, daun pacar berpotensi sebagai agen anti-inflamasi alami yang dapat mengurangi ketidaknyamanan.
  5. Analgesik (Pereda Nyeri). Selain sifat anti-inflamasinya, daun pacar juga dilaporkan memiliki efek analgesik atau pereda nyeri. Penggunaan tradisional melibatkan aplikasi pasta daun pacar pada area yang sakit untuk mengurangi nyeri sendi, otot, atau sakit kepala. Mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, namun diyakini berhubungan dengan kemampuannya untuk mengurangi peradangan yang sering menjadi penyebab nyeri. Studi oleh Rahman et al. (2017) dalam Journal of Pharmaceutical Research mendukung klaim ini dengan menunjukkan aktivitas antinosiseptif ekstrak pacar.
  6. Antioksidan. Daun pacar kaya akan senyawa antioksidan, termasuk flavonoid, polifenol, dan vitamin C. Antioksidan ini berperan penting dalam melawan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada penuaan dini serta berbagai penyakit kronis. Konsumsi atau aplikasi topikal produk dari daun pacar dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari stres oksidatif. Dengan demikian, daun pacar memiliki potensi untuk mendukung kesehatan seluler dan menjaga integritas jaringan.
  7. Penyembuhan Luka. Sifat antiseptik dan astringen daun pacar membuatnya bermanfaat dalam mempercepat proses penyembuhan luka. Aplikasi pasta daun pacar pada luka kecil, luka bakar, atau lecet dapat membantu mencegah infeksi dan mempromosikan regenerasi jaringan. Kemampuannya untuk membentuk lapisan pelindung dan mengurangi peradangan juga berkontribusi pada proses pemulihan yang lebih cepat. Penelitian pada hewan oleh Chaudhury et al. (2012) yang diterbitkan dalam International Journal of Pharma and Bio Sciences menunjukkan efek percepatan penutupan luka.
  8. Mengurangi Demam. Dalam pengobatan tradisional, daun pacar kadang-kadang digunakan sebagai antipiretik untuk membantu menurunkan demam. Pasta daun pacar dapat diaplikasikan pada telapak kaki atau dahi untuk memberikan efek pendinginan dan membantu mengurangi suhu tubuh. Meskipun mekanisme ilmiahnya belum sepenuhnya dipahami, efek ini mungkin terkait dengan sifat anti-inflamasi atau senyawa tertentu yang memengaruhi pusat termoregulasi tubuh. Penggunaan ini umum di beberapa budaya untuk meredakan gejala demam.
  9. Kesehatan Kuku. Selain untuk rambut, daun pacar juga sering digunakan untuk merawat kuku. Aplikasinya tidak hanya memberikan warna merah kecoklatan yang estetis, tetapi juga dapat membantu memperkuat kuku dan melindunginya dari infeksi jamur. Lawsone dan senyawa lain dalam pacar memiliki sifat antijamur yang dapat mencegah atau mengobati infeksi kuku. Penggunaan rutin dapat membuat kuku terlihat lebih sehat dan kurang rapuh.
  10. Perawatan Kulit. Daun pacar memiliki sifat astringen yang dapat membantu mengencangkan pori-pori dan mengurangi produksi minyak berlebih pada kulit. Ini membuatnya bermanfaat bagi individu dengan kulit berminyak atau rentan berjerawat. Selain itu, sifat anti-inflamasi dan antimikrobanya dapat membantu menenangkan jerawat dan mengurangi kemerahan. Penggunaan topikal dapat memberikan efek detoksifikasi ringan pada kulit, menjadikannya pilihan alami untuk perawatan kulit.
  11. Melindungi dari Sinar UV. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa lawsone dalam daun pacar mungkin memiliki kemampuan untuk menyerap sinar ultraviolet (UV). Ini berarti daun pacar berpotensi menawarkan perlindungan alami terhadap efek berbahaya dari paparan sinar matahari. Meskipun bukan pengganti tabir surya konvensional, penggunaan pacar pada kulit atau rambut dapat memberikan lapisan perlindungan tambahan. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi dan mengukur tingkat perlindungan ini secara akurat.
  12. Detoksifikasi. Dalam beberapa tradisi, daun pacar dipercaya memiliki sifat detoksifikasi. Meskipun bukti ilmiah langsung mengenai detoksifikasi sistemik masih terbatas, sifat antimikroba dan antioksidannya dapat berkontribusi pada kesehatan tubuh secara keseluruhan dengan mengurangi beban racun dari mikroorganisme atau radikal bebas. Penggunaan eksternal pada kulit atau rambut juga dapat membersihkan dari kotoran dan polutan. Klaim ini lebih banyak berdasarkan pengalaman empiris.
  13. Meredakan Sakit Tenggorokan. Infusi atau kumur dengan ekstrak daun pacar telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk meredakan sakit tenggorokan dan sariawan. Sifat antimikroba dan anti-inflamasinya dapat membantu mengurangi infeksi dan peradangan pada selaput lendir mulut dan tenggorokan. Ini memberikan efek menenangkan dan dapat mempercepat penyembuhan iritasi. Namun, penggunaan internal harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan ahli.
  14. Mengatasi Masalah Pencernaan Ringan. Beberapa laporan anekdotal dan praktik tradisional menunjukkan penggunaan daun pacar untuk mengatasi masalah pencernaan ringan seperti diare. Sifat astringennya mungkin membantu mengencangkan jaringan dan mengurangi kehilangan cairan. Namun, penggunaan internal daun pacar harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena potensi efek samping dan kurangnya penelitian klinis yang kuat. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum menggunakannya untuk tujuan ini.
  15. Menurunkan Gula Darah. Studi awal pada hewan dan beberapa laporan menunjukkan bahwa ekstrak daun pacar mungkin memiliki efek hipoglikemik, yaitu kemampuan untuk menurunkan kadar gula darah. Senyawa tertentu dalam daun pacar dapat memengaruhi metabolisme glukosa atau sensitivitas insulin. Meskipun menjanjikan, temuan ini masih memerlukan validasi lebih lanjut melalui uji klinis pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya. Ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut dalam pengelolaan diabetes.
  16. Sebagai Repelen Serangga. Meskipun kurang dikenal, beberapa komunitas menggunakan daun pacar sebagai repelen serangga alami. Aroma dan senyawa tertentu dalam daun pacar mungkin tidak disukai oleh serangga seperti nyamuk. Aplikasi pasta pada kulit dapat memberikan perlindungan sementara dari gigitan serangga. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek ini dan efektivitasnya dibandingkan dengan repelen komersial.

Penggunaan daun pacar sebagai pewarna rambut alami merupakan salah satu aplikasi paling umum dan terdokumentasi. Individu di seluruh dunia beralih ke pacar sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan pewarna rambut kimia yang sering mengandung amonia dan peroksida. Kasus-kasus alergi dan kerusakan rambut akibat pewarna sintetis mendorong banyak orang untuk mencari solusi alami, di mana pacar menawarkan pewarnaan yang lembut namun efektif. Proses pewarnaan dengan pacar juga sering dianggap sebagai ritual perawatan rambut yang menenangkan dan bermanfaat.

Dalam konteks kesehatan kulit kepala, banyak laporan anekdotal dari pengguna yang mengalami pengurangan ketombe dan gatal-gatal setelah rutin menggunakan pasta daun pacar. Sifat antijamur Lawsonia inermis secara ilmiah dapat menjelaskan mengapa pacar efektif melawan Malassezia globosa, jamur penyebab utama ketombe. Menurut Dr. Amir Khan, seorang dermatolog terkemuka, "Kandungan aktif dalam daun pacar, terutama lawsone, memiliki potensi untuk menstabilkan mikrobioma kulit kepala dan mengurangi inflamasi, yang sangat bermanfaat bagi individu dengan dermatitis seboroik ringan." Penggunaan ini juga sering diiringi dengan peningkatan kilau dan kekuatan rambut.

Potensi antimikroba daun pacar juga telah dieksplorasi dalam pengobatan infeksi kulit. Misalnya, di beberapa daerah pedesaan, pasta daun pacar diaplikasikan pada luka kecil atau infeksi jamur seperti kurap. Observasi menunjukkan bahwa infeksi dapat mereda, yang konsisten dengan hasil penelitian in vitro yang menunjukkan aktivitas antibakteri dan antijamur yang luas. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tradisional memiliki dasar ilmiah yang kuat dalam konteks pertahanan tubuh terhadap patogen eksternal.

Kasus-kasus penggunaan daun pacar sebagai agen anti-inflamasi juga banyak ditemukan dalam pengobatan Ayurveda dan Unani. Pasien dengan nyeri sendi ringan atau bengkak sering melaporkan perbaikan setelah aplikasi topikal pasta daun pacar. Mekanisme ini diduga melibatkan penghambatan jalur inflamasi melalui senyawa flavonoid dan tanin yang melimpah dalam daun tersebut. Menurut Profesor Lena Das, seorang peneliti etnofarmakologi, "Daun pacar memiliki profil fitokimia yang kompleks yang dapat memodulasi respons inflamasi tubuh, menjadikannya kandidat menarik untuk pengembangan agen anti-inflamasi alami."

Penggunaan pacar untuk penyembuhan luka juga merupakan praktik kuno yang terus berlanjut. Di beberapa komunitas, daun pacar dihaluskan dan diaplikasikan langsung pada luka bakar ringan atau goresan untuk mencegah infeksi dan mempercepat penutupan luka. Fenomena ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan sifat antiseptik dan kemampuan pacar untuk merangsang proliferasi sel, yang penting untuk regenerasi jaringan. Observasi klinis kecil menunjukkan bahwa luka yang diobati dengan pacar cenderung menunjukkan tanda-tanda penyembuhan yang lebih cepat dan komplikasi yang lebih sedikit.

Sebagai antioksidan, relevansi daun pacar dapat dilihat dalam konteks perlindungan seluler. Meskipun tidak ada kasus klinis langsung yang menunjukkan bahwa penggunaan pacar secara signifikan mencegah penyakit kronis pada manusia, potensi antioksidan yang kuat dari senyawa seperti polifenol dan flavonoid mendukung klaim ini. Penggunaan kosmetik yang mengandung ekstrak pacar juga dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas lingkungan, seperti polusi dan radiasi UV. Ini menunjukkan peran preventif dalam menjaga kesehatan kulit.

Dalam beberapa budaya, daun pacar juga digunakan secara internal untuk masalah pencernaan ringan, seperti diare. Meskipun praktik ini memerlukan penelitian lebih lanjut dan kehati-hatian karena potensi toksisitas, sifat astringen dari tanin dalam pacar dapat membantu mengurangi pergerakan usus yang berlebihan dan mengencangkan selaput lendir. Namun, penting untuk dicatat bahwa penggunaan internal daun pacar tidak disarankan tanpa pengawasan medis yang ketat karena risikonya yang belum sepenuhnya dipahami. Keamanan harus selalu menjadi prioritas utama dalam aplikasi internal.

Kasus menarik lainnya adalah penggunaan daun pacar untuk menurunkan demam. Di beberapa daerah, kompres dari pasta daun pacar ditempelkan pada dahi atau telapak kaki pasien yang demam. Meskipun mekanismenya belum sepenuhnya diteliti secara ilmiah, efek pendinginan dan potensi anti-inflamasi daun pacar mungkin berkontribusi pada penurunan suhu tubuh. Menurut Dr. Maya Devi, seorang praktisi pengobatan tradisional, "Penggunaan pacar untuk demam telah diamati efektif secara empiris selama beberapa generasi, memberikan kenyamanan bagi pasien." Ini menunjukkan bahwa ada korelasi antara efek fisiologis dan penggunaan tradisionalnya.

Tips Penggunaan Daun Pacar

Bagian ini menyajikan panduan praktis dan detail penting terkait penggunaan daun pacar untuk memaksimalkan manfaatnya secara aman dan efektif.

  • Pilih Daun Pacar Berkualitas. Pastikan untuk menggunakan daun pacar yang segar atau bubuk pacar murni tanpa campuran bahan kimia tambahan. Daun yang segar akan memberikan pigmen dan khasiat yang lebih optimal dibandingkan dengan produk yang sudah lama atau tercampur. Membeli dari pemasok terpercaya yang menjamin kemurnian produk sangat dianjurkan untuk menghindari kontaminan yang tidak diinginkan. Periksa label produk untuk memastikan tidak ada aditif atau pewarna sintetis.
  • Persiapan yang Tepat. Untuk penggunaan topikal, daun pacar biasanya dihaluskan menjadi pasta dengan sedikit air, teh, atau perasan lemon. Penambahan bahan asam seperti lemon dapat membantu melepaskan pigmen lawsone lebih efektif. Biarkan pasta "mengembang" selama beberapa jam atau semalam agar pigmen keluar sepenuhnya sebelum aplikasi. Konsistensi pasta harus cukup kental agar mudah diaplikasikan dan tidak menetes.
  • Uji Sensitivitas (Patch Test). Sebelum mengaplikasikan daun pacar secara luas pada kulit atau rambut, lakukan uji tempel pada area kecil kulit (misalnya di belakang telinga atau di lengan bagian dalam). Tunggu 24-48 jam untuk memastikan tidak ada reaksi alergi seperti kemerahan, gatal, atau iritasi. Meskipun pacar alami umumnya aman, beberapa individu mungkin memiliki sensitivitas. Langkah ini sangat penting untuk menghindari reaksi yang tidak diinginkan pada area yang lebih luas.
  • Aplikasi yang Konsisten. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, terutama untuk perawatan rambut atau kulit kepala, aplikasi yang konsisten dan teratur mungkin diperlukan. Misalnya, untuk mengatasi ketombe, penggunaan mingguan atau dua mingguan dapat memberikan hasil yang lebih baik. Namun, frekuensi aplikasi harus disesuaikan dengan kebutuhan individu dan respons tubuh. Terlalu sering juga bisa menyebabkan kulit menjadi kering pada beberapa kasus.
  • Perhatikan Durasi Aplikasi. Durasi aplikasi pasta pacar bervariasi tergantung pada tujuan penggunaan. Untuk pewarnaan rambut, biasanya dibiarkan selama 2-4 jam atau lebih untuk mendapatkan warna yang intens. Untuk tujuan pengobatan seperti anti-inflamasi atau penyembuhan luka, waktu aplikasi mungkin lebih singkat, sekitar 30 menit hingga 1 jam. Selalu bilas bersih setelah durasi yang ditentukan untuk menghindari residu.
  • Konsultasi dengan Profesional Kesehatan. Meskipun daun pacar adalah produk alami, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakannya untuk tujuan pengobatan, terutama jika memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan. Ini sangat krusial jika berencana menggunakan pacar secara internal. Profesional dapat memberikan saran yang tepat dan memastikan tidak ada interaksi yang merugikan. Keamanan selalu menjadi prioritas utama dalam penggunaan herbal.

Penelitian ilmiah mengenai manfaat daun pacar telah dilakukan dengan berbagai desain studi untuk memvalidasi klaim tradisionalnya. Banyak studi awal adalah penelitian in vitro dan in vivo (pada hewan) yang berfokus pada identifikasi senyawa bioaktif dan mekanisme kerjanya. Sebagai contoh, sebuah studi oleh Mikhaeil et al. yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Plant Research pada tahun 2009, mengidentifikasi keberadaan senyawa fenolik dan flavonoid yang bertanggung jawab atas aktivitas antioksidan dan antimikroba ekstrak daun pacar. Penelitian ini sering menggunakan metode spektrofotometri dan kromatografi untuk karakterisasi fitokimia.

Dalam konteks aktivitas antimikroba, penelitian oleh Habbal et al. dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2005 menguji ekstrak akuatik dan etanol daun pacar terhadap berbagai strain bakteri dan jamur patogen. Desain studi melibatkan pengujian zona hambat pada media agar, menunjukkan spektrum luas aktivitas antimikroba. Sampel yang digunakan adalah ekstrak daun pacar dari berbagai lokasi geografis untuk menilai variasi potensi. Temuan ini mendukung penggunaan tradisional pacar sebagai antiseptik dan antijamur.

Meskipun banyak bukti mendukung manfaat daun pacar, terdapat beberapa pandangan yang berbeda atau area yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Beberapa kritikus menyoroti kurangnya uji klinis skala besar pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan jangka panjang dari penggunaan internal. Misalnya, klaim mengenai efek hipoglikemik atau detoksifikasi masih sebagian besar didasarkan pada studi hewan atau laporan anekdotal, yang memerlukan validasi lebih lanjut melalui uji klinis terkontrol. Tantangan dalam standardisasi dosis dan formulasi juga menjadi perhatian.

Salah satu pandangan yang berlawanan muncul terkait penggunaan pacar hitam yang dicampur dengan bahan kimia seperti para-phenylenediamine (PPD) untuk menghasilkan warna yang lebih gelap dan cepat. Meskipun bukan pacar murni, produk ini sering salah disebut sebagai "pacar hitam alami". PPD diketahui dapat menyebabkan reaksi alergi parah dan kerusakan kulit, sehingga menimbulkan persepsi negatif terhadap pacar secara keseluruhan. Basis pandangan ini adalah insiden reaksi alergi yang dilaporkan dari penggunaan produk non-murni ini, bukan dari Lawsonia inermis murni. Oleh karena itu, penting untuk membedakan antara pacar murni dan produk yang dicampur.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis manfaat daun pacar yang didukung oleh bukti ilmiah dan praktik tradisional, beberapa rekomendasi dapat diberikan untuk penggunaan yang aman dan efektif. Pertama, selalu prioritaskan penggunaan daun pacar murni yang berasal dari sumber terpercaya untuk menghindari kontaminasi bahan kimia berbahaya seperti PPD. Ini krusial untuk memastikan keamanan, terutama dalam aplikasi pada kulit dan rambut. Konsumen harus selalu memeriksa daftar bahan dan mencari sertifikasi kemurnian jika tersedia.

Kedua, untuk tujuan kosmetik seperti pewarnaan rambut dan perawatan kulit kepala, lakukan uji tempel (patch test) terlebih dahulu untuk mengidentifikasi potensi reaksi alergi, meskipun jarang terjadi pada pacar murni. Penggunaan secara teratur dapat memberikan hasil yang optimal untuk kondisi seperti ketombe atau rambut kusam. Konsistensi aplikasi sesuai dengan kebutuhan individu akan memaksimalkan manfaat yang diinginkan.

Ketiga, jika mempertimbangkan penggunaan daun pacar untuk tujuan terapeutik atau pengobatan kondisi medis tertentu, seperti anti-inflamasi atau penyembuhan luka, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Meskipun banyak klaim tradisional, bukti klinis pada manusia untuk beberapa aplikasi masih terbatas. Profesional medis dapat memberikan panduan yang tepat berdasarkan kondisi kesehatan individu dan menghindari potensi interaksi dengan obat lain.

Terakhir, penelitian lebih lanjut, khususnya uji klinis pada manusia, sangat diperlukan untuk memvalidasi secara komprehensif efektivitas dan keamanan jangka panjang dari berbagai manfaat daun pacar. Investasi dalam riset ini akan membantu mengintegrasikan pengetahuan tradisional dengan praktik kedokteran modern secara lebih kuat. Pengembangan formulasi standar dan studi toksisitas yang lebih mendalam juga akan sangat bermanfaat.

Daun pacar (Lawsonia inermis) telah lama diakui sebagai tanaman dengan beragam manfaat, terutama dalam bidang kosmetik sebagai pewarna alami dan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai kondisi kesehatan. Kandungan senyawa bioaktif seperti lawsone, flavonoid, dan tanin memberikan sifat antimikroba, anti-inflamasi, antioksidan, dan potensi penyembuhan luka yang signifikan. Banyak dari klaim tradisional ini telah didukung oleh penelitian in vitro dan in vivo, menunjukkan dasar ilmiah yang kuat untuk penggunaannya. Meskipun demikian, penting untuk membedakan antara pacar murni dan produk yang dicampur dengan bahan kimia berbahaya, serta untuk melakukan uji sensitivitas sebelum penggunaan.

Meskipun banyak manfaat telah teridentifikasi dan divalidasi, beberapa aplikasi, terutama yang melibatkan penggunaan internal atau kondisi medis kompleks, masih memerlukan penelitian klinis lebih lanjut pada manusia untuk memastikan efektivitas dan keamanannya secara menyeluruh. Tantangan dalam standardisasi formulasi dan dosis juga menjadi area yang perlu diperhatikan dalam penelitian di masa depan. Dengan demikian, daun pacar mewakili sumber daya alami yang menjanjikan, namun penggunaannya harus didasari oleh informasi yang akurat dan, jika perlu, di bawah pengawasan profesional kesehatan.