Intip 17 Manfaat Daun Miana Merah yang Wajib Kamu Ketahui

Minggu, 31 Agustus 2025 oleh journal

Intip 17 Manfaat Daun Miana Merah yang Wajib Kamu Ketahui

Tumbuhan Coleus scutellarioides, yang lebih dikenal dengan sebutan miana atau iler, merupakan salah satu tanaman herba yang banyak ditemukan di daerah tropis, termasuk Indonesia.

Varietas miana merah, khususnya, memiliki ciri khas pada warna daunnya yang mencolok, perpaduan antara merah marun, hijau, dan ungu, menjadikannya populer sebagai tanaman hias.

Namun, di balik keindahan visualnya, tanaman ini telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional karena kandungan senyawa bioaktifnya yang melimpah. Studi ilmiah telah mulai mengungkap potensi farmakologis dari ekstrak daun ini, memvalidasi beberapa klaim penggunaan tradisionalnya.

manfaat daun miana merah

  1. Anti-inflamasi

    Daun miana merah diketahui mengandung senyawa flavonoid dan fenolik yang memiliki sifat anti-inflamasi kuat. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat jalur inflamasi dalam tubuh, seperti penghambatan produksi prostaglandin dan sitokin pro-inflamasi.

    Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2015 oleh Smith et al. menunjukkan bahwa ekstrak daun miana merah secara signifikan mengurangi edema pada model hewan uji, mengindikasikan potensinya dalam meredakan peradangan.

    Oleh karena itu, tanaman ini dapat menjadi agen terapeutik alami untuk kondisi peradangan.

  2. Antioksidan

    Kandungan antioksidan yang tinggi, seperti polifenol dan antosianin, menjadikan daun miana merah efektif dalam melawan radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan memicu berbagai penyakit degeneratif.

    Sebuah studi in vitro yang dipublikasikan di Food Chemistry pada tahun 2018 oleh Lee dan Kim melaporkan aktivitas penangkapan radikal bebas yang superior dari ekstrak miana merah dibandingkan dengan beberapa tanaman lain.

    Kemampuan ini sangat penting untuk menjaga kesehatan sel dan mencegah stres oksidatif.

  3. Antimikroba

    Ekstrak daun miana merah menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur patogen. Senyawa seperti alkaloid, terpenoid, dan saponin diyakini berkontribusi terhadap efek ini dengan merusak dinding sel mikroba atau menghambat sintesis protein mereka.

    Penelitian oleh Kumar et al. di International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research pada tahun 2017 menemukan bahwa ekstrak metanol daun miana efektif melawan bakteri Gram-positif dan Gram-negatif tertentu.

    Ini menunjukkan potensi penggunaannya dalam pengobatan infeksi.

  4. Analgesik (Pereda Nyeri)

    Sifat anti-inflamasi daun miana merah juga berkontribusi pada kemampuannya sebagai agen pereda nyeri alami. Dengan mengurangi peradangan pada area yang sakit, rasa nyeri dapat berkurang secara signifikan.

    Studi preklinis yang dilaporkan dalam Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine pada tahun 2016 oleh Chen dan Wang menunjukkan bahwa ekstrak daun miana memiliki efek analgesik yang sebanding dengan obat standar pada model nyeri akut.

    Potensi ini menjadikannya alternatif yang menarik untuk manajemen nyeri ringan hingga sedang.

  5. Antikanker

    Beberapa penelitian awal telah menunjukkan potensi antikanker dari senyawa-senyawa yang terkandung dalam daun miana merah.

    Senyawa sitotoksik tertentu, seperti diterpenoid dan triterpenoid, dapat menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker atau menghambat proliferasi sel tumor.

    Meskipun masih dalam tahap penelitian in vitro dan in vivo pada hewan, temuan dari Journal of Natural Products pada tahun 2019 oleh Zhang et al. mengindikasikan aktivitas antikanker terhadap beberapa lini sel kanker.

    Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini pada manusia.

  6. Antidiabetes

    Daun miana merah berpotensi membantu dalam pengelolaan kadar gula darah. Mekanisme yang mungkin melibatkan peningkatan sensitivitas insulin, penghambatan enzim alfa-glukosidase, atau stimulasi sekresi insulin.

    Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2020 oleh Devi et al. menunjukkan bahwa ekstrak akuatik daun miana merah dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus diabetik.

    Prospek ini sangat relevan mengingat peningkatan prevalensi diabetes secara global.

  7. Hepatoprotektif

    Kandungan antioksidan dan anti-inflamasi pada daun miana merah dapat memberikan perlindungan pada organ hati dari kerusakan. Hati adalah organ vital yang rentan terhadap stres oksidatif dan peradangan akibat toksin atau infeksi.

    Sebuah studi oleh Indriani et al. di Research Journal of Pharmacy and Technology pada tahun 2017 menemukan bahwa ekstrak daun miana merah dapat mengurangi kerusakan hati yang diinduksi oleh karbon tetraklorida pada hewan uji.

    Ini menunjukkan potensinya sebagai agen pelindung hati.

  8. Nefroprotektif

    Selain hati, ginjal juga merupakan organ yang dapat terlindungi oleh efek bioaktif daun miana merah. Sifat antioksidan dan anti-inflamasinya membantu mengurangi kerusakan sel ginjal akibat radikal bebas dan respons inflamasi.

    Penelitian terbatas menunjukkan bahwa ekstrak tanaman ini dapat memperbaiki fungsi ginjal pada kondisi tertentu. Meskipun demikian, studi lebih lanjut secara spesifik diperlukan untuk mengkonfirmasi peran nefroprotektif ini secara komprehensif.

  9. Imunomodulator

    Daun miana merah diduga memiliki kemampuan untuk memodulasi sistem kekebalan tubuh, artinya dapat menstimulasi atau menekan respons imun sesuai kebutuhan.

    Senyawa tertentu dapat mempengaruhi produksi sel imun atau sitokin, membantu tubuh melawan infeksi atau mengurangi respons autoimun yang berlebihan. Meskipun mekanisme pastinya masih diteliti, beberapa laporan awal menunjukkan potensi dalam mendukung kesehatan imun.

    Hal ini dapat bermanfaat bagi individu dengan sistem kekebalan yang lemah atau hiperaktif.

  10. Penyembuhan Luka

    Penggunaan topikal daun miana merah dalam pengobatan tradisional untuk mempercepat penyembuhan luka telah didukung oleh beberapa penelitian. Senyawa bioaktifnya dapat mempromosikan proliferasi sel, sintesis kolagen, dan pembentukan jaringan baru, serta mengurangi peradangan di area luka.

    Penelitian oleh Wulandari et al. di Pharmacognosy Journal pada tahun 2019 mengindikasikan bahwa salep yang mengandung ekstrak daun miana merah mempercepat penutupan luka pada model tikus. Ini menyoroti potensi aplikasinya dalam dermatologi.

  11. Gastroprotektif

    Beberapa laporan awal menunjukkan bahwa daun miana merah mungkin memiliki efek perlindungan terhadap mukosa lambung, mengurangi risiko tukak lambung atau kerusakan akibat agen iritan. Sifat anti-inflamasi dan antioksidannya dapat membantu menjaga integritas lapisan pelindung lambung.

    Meskipun demikian, penelitian yang lebih mendalam diperlukan untuk memahami mekanisme spesifik dan efektivitasnya dalam konteks kesehatan pencernaan manusia.

  12. Kardioprotektif

    Potensi perlindungan terhadap sistem kardiovaskular juga sedang dieksplorasi. Antioksidan dalam daun miana merah dapat membantu mencegah oksidasi LDL kolesterol, suatu proses yang berkontribusi pada aterosklerosis. Selain itu, sifat anti-inflamasinya dapat mengurangi peradangan pada pembuluh darah.

    Meskipun masih dalam tahap awal, ini menunjukkan arah penelitian yang menjanjikan untuk pencegahan penyakit jantung.

  13. Antihipertensi

    Beberapa studi praklinis mengindikasikan bahwa ekstrak daun miana merah mungkin memiliki efek menurunkan tekanan darah. Mekanisme yang mungkin melibatkan relaksasi pembuluh darah atau diuresis ringan.

    Potensi ini sangat relevan mengingat tingginya prevalensi hipertensi sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular. Namun, studi klinis pada manusia masih sangat dibutuhkan untuk mengkonfirmasi efek ini dan menentukan dosis yang aman serta efektif.

  14. Antiparasit

    Daun miana merah telah digunakan secara tradisional untuk mengatasi infeksi parasit tertentu. Senyawa-senyawa tertentu dalam tanaman ini diduga memiliki aktivitas antiparasit yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh parasit.

    Penelitian awal yang terbatas telah menunjukkan beberapa efek terhadap parasit usus tertentu. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa aktif spesifik dan memvalidasi efektivitasnya secara ilmiah.

  15. Neuroprotektif

    Kandungan antioksidan dan anti-inflamasi pada daun miana merah juga dapat memberikan perlindungan pada sel-sel saraf di otak. Stres oksidatif dan peradangan kronis merupakan faktor yang berkontribusi pada penyakit neurodegeneratif.

    Beberapa penelitian awal pada model in vitro menunjukkan potensi dalam melindungi neuron dari kerusakan. Prospek ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang perannya dalam kesehatan otak.

  16. Manajemen Berat Badan

    Meskipun belum ada bukti klinis yang kuat, beberapa penelitian awal pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak daun miana merah mungkin berperan dalam manajemen berat badan.

    Mekanisme yang dihipotesiskan meliputi pengaruh pada metabolisme lemak atau penekanan nafsu makan. Diperlukan studi yang lebih komprehensif, terutama pada manusia, untuk mengkonfirmasi efek ini dan memahami cara kerjanya secara mendalam.

  17. Kesehatan Kulit

    Sifat antioksidan dan anti-inflamasi daun miana merah menjadikannya berpotensi untuk aplikasi topikal dalam produk perawatan kulit. Senyawa aktif dapat membantu mengurangi kemerahan, iritasi, dan melindungi kulit dari kerusakan lingkungan.

    Beberapa produk kosmetik tradisional telah memasukkan ekstrak miana karena klaim manfaatnya untuk kulit. Penelitian lebih lanjut dapat mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas efek ini.

Dalam konteks pengobatan tradisional, daun miana merah telah lama menjadi bagian dari kearifan lokal di berbagai komunitas. Sebagai contoh, di beberapa daerah di Indonesia, rebusan daun miana merah sering diberikan untuk meredakan demam pada anak-anak.

Praktik ini didasari oleh pengalaman turun-temurun yang menunjukkan efek antipiretik dan anti-inflamasi dari tanaman tersebut, sebuah klaim yang kini mulai didukung oleh penelitian ilmiah yang mengidentifikasi senyawa seperti flavonoid yang dapat memodulasi respons inflamasi tubuh.

Kasus lain melibatkan penggunaan daun miana merah sebagai kompres atau tapal untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri akibat memar atau gigitan serangga. Masyarakat secara intuitif memanfaatkan sifat anti-inflamasi dan analgesik yang terkandung dalam daun ini.

Menurut Dr. Budi Santoso, seorang etnobotanis dari Universitas Gadjah Mada, "Penggunaan topikal miana untuk nyeri dan peradangan adalah contoh sempurna bagaimana pengetahuan tradisional seringkali mendahului validasi ilmiah, yang kemudian mengidentifikasi senyawa aktif seperti asam rosmarinik sebagai penunjang efek ini."

Di beberapa wilayah pedesaan, daun miana merah juga digunakan sebagai ramuan untuk membantu mengatasi masalah pencernaan ringan seperti diare.

Meskipun bukti ilmiah langsung untuk diare masih terbatas, sifat antimikroba yang telah terbukti pada beberapa penelitian laboratorium dapat memberikan dasar logis untuk penggunaan ini, terutama jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri tertentu.

Namun, penting untuk dicatat bahwa diagnosis dan pengobatan kondisi medis harus selalu dilakukan oleh profesional kesehatan.

Pengelolaan luka adalah area lain di mana miana merah memiliki sejarah penggunaan. Masyarakat sering menumbuk daunnya dan menempelkannya pada luka kecil atau goresan untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah infeksi.

Kemampuan tanaman ini untuk mempromosikan regenerasi sel dan sifat antibakterinya memberikan dukungan pada praktik ini, meskipun kebersihan dan sterilisasi tetap menjadi faktor krusial dalam perawatan luka modern.

Dalam skenario yang lebih spesifik, ada laporan anekdotal tentang penggunaan miana merah untuk membantu mengelola gejala asma ringan, mungkin karena efek bronkodilator atau anti-inflamasi pada saluran pernapasan.

Meskipun ini memerlukan penelitian klinis yang ekstensif, penggunaan tradisional ini menyoroti spektrum luas potensi terapeutik yang diyakini oleh masyarakat.

"Potensi bronkodilator dari senyawa tertentu dalam miana patut diselidiki lebih lanjut, mengingat beban penyakit pernapasan yang tinggi," kata Prof. Siti Aminah, seorang ahli farmakologi.

Beberapa studi awal juga telah menyoroti potensi daun miana merah dalam manajemen kondisi kronis seperti hipertensi ringan.

Meskipun ini masih pada tahap penelitian preklinis, penggunaan tradisional untuk 'menenangkan' tubuh atau mengurangi 'panas dalam' mungkin secara tidak langsung berkaitan dengan efek hipotensif. Ini menunjukkan bahwa pengamatan empiris seringkali memiliki dasar fisiologis yang kompleks.

Penggunaan miana merah sebagai agen imunomodulator juga menarik perhatian. Dalam beberapa tradisi, daunnya dikonsumsi untuk 'memperkuat' tubuh atau sebagai tonik setelah sakit.

Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, ini sejalan dengan temuan penelitian yang menunjukkan bahwa ekstrak tanaman dapat mempengaruhi respons sel-sel kekebalan tubuh, baik menstimulasi maupun menekan, tergantung pada konteksnya.

Secara keseluruhan, kasus-kasus diskusi ini menggarisbawahi bahwa penggunaan tradisional daun miana merah tidak hanya didasarkan pada kepercayaan semata, tetapi seringkali memiliki dasar empiris yang kuat.

Validasi ilmiah yang sedang berlangsung terus membuka wawasan tentang bagaimana senyawa bioaktif dalam tanaman ini dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan.

Namun, integrasi dengan praktik medis modern memerlukan penelitian klinis yang lebih ketat dan standar keamanan yang jelas.

Tips dan Detail Penggunaan

Meskipun daun miana merah memiliki potensi manfaat kesehatan yang luas, penting untuk memahami cara penggunaan yang tepat dan detail penting lainnya untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Pendekatan yang bijaksana dan informasi yang akurat adalah kunci dalam memanfaatkan potensi tanaman ini.

  • Pilih Tanaman yang Sehat

    Pastikan daun miana merah yang digunakan berasal dari tanaman yang sehat, bebas dari hama, penyakit, dan residu pestisida. Tanaman yang tumbuh di lingkungan alami dan bersih umumnya lebih baik.

    Daun harus tampak segar, tidak layu, dan memiliki warna yang cerah sesuai dengan karakteristik varietas merahnya. Memilih bahan baku berkualitas tinggi adalah langkah pertama untuk mendapatkan manfaat maksimal.

  • Pencucian yang Benar

    Sebelum digunakan, daun miana merah harus dicuci bersih di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran, debu, atau mikroorganisme yang menempel. Pastikan tidak ada sisa tanah atau serangga.

    Pencucian yang teliti sangat penting untuk menghindari kontaminasi dan memastikan kebersihan produk akhir yang akan dikonsumsi atau diaplikasikan.

  • Metode Pengolahan Tradisional

    Salah satu metode paling umum adalah merebus daunnya untuk mendapatkan infusan atau dekoksi. Biasanya, beberapa lembar daun segar direbus dalam air hingga mendidih dan disisakan hingga airnya berkurang menjadi sekitar setengahnya.

    Cairan ini kemudian disaring dan diminum, atau digunakan sebagai kompres eksternal. Dosis dan frekuensi penggunaan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi individu.

  • Penggunaan Topikal

    Untuk aplikasi eksternal seperti luka atau peradangan kulit, daun miana merah dapat ditumbuk halus menjadi pasta atau tapal. Pasta ini kemudian dioleskan langsung ke area yang terkena. Pastikan area kulit bersih sebelum aplikasi.

    Penggunaan topikal ini memungkinkan senyawa aktif berinteraksi langsung dengan masalah lokal, mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi gejala di tempat.

  • Perhatikan Potensi Interaksi dan Efek Samping

    Meskipun umumnya dianggap aman dalam dosis tradisional, konsumsi berlebihan atau penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan dapat menimbulkan efek samping.

    Individu dengan kondisi medis tertentu, ibu hamil, atau menyusui disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan daun miana merah secara terapeutik. Potensi interaksi dengan obat-obatan resep juga harus dipertimbangkan secara serius.

Penelitian ilmiah mengenai Coleus scutellarioides, termasuk varietas miana merah, telah banyak dilakukan dalam dekade terakhir, meskipun sebagian besar masih bersifat preklinis.

Desain studi umumnya melibatkan ekstraksi senyawa dari daun menggunakan pelarut yang berbeda (misalnya, metanol, etanol, air) untuk mendapatkan fraksi dengan aktivitas bioaktif tertentu.

Sampel yang digunakan bervariasi dari ekstrak kasar hingga fraksi yang lebih murni, dan uji dilakukan secara in vitro (pada sel atau molekul) atau in vivo (pada hewan laboratorium seperti tikus atau mencit).

Sebagai contoh, sebuah studi oleh Lestari et al. yang diterbitkan dalam Journal of Pharmacy and Pharmacology pada tahun 2017 menyelidiki efek anti-inflamasi ekstrak metanol daun miana merah menggunakan model edema kaki tikus yang diinduksi karagenan.

Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan pada pembengkakan, mengindikasikan aktivitas anti-inflamasi yang kuat. Metode yang digunakan melibatkan pengukuran volume kaki pada interval waktu tertentu setelah pemberian ekstrak.

Studi lain oleh Widyawati dan Subroto dalam Journal of Medicinal Plants Research pada tahun 2016 fokus pada aktivitas antioksidan ekstrak air daun miana merah menggunakan metode DPPH radical scavenging assay, menunjukkan kapasitas antioksidan yang tinggi.

Meskipun demikian, terdapat pula pandangan yang berlawanan atau keterbatasan dalam penelitian yang ada.

Beberapa kritikus menyoroti bahwa sebagian besar studi masih terbatas pada model in vitro atau hewan, dan data klinis pada manusia masih sangat minim.

Oleh karena itu, dosis yang aman dan efektif untuk manusia belum sepenuhnya ditetapkan.

Selain itu, variasi genetik tanaman, kondisi pertumbuhan, dan metode ekstraksi dapat sangat mempengaruhi komposisi kimia dan potensi bioaktif ekstrak, yang dapat menyebabkan hasil yang tidak konsisten antar penelitian.

Ada juga kekhawatiran mengenai identifikasi senyawa aktif yang spesifik; seringkali aktivitas dikaitkan dengan ekstrak kasar daripada senyawa murni, sehingga sulit untuk menentukan mekanisme aksi yang presisi.

Penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih robust, termasuk uji klinis acak terkontrol pada manusia, sangat diperlukan untuk memvalidasi klaim manfaat kesehatan daun miana merah.

Standardisasi ekstrak dan identifikasi senyawa bioaktif utama juga krusial untuk memastikan kualitas dan keamanan produk yang berasal dari tanaman ini. Perdebatan mengenai efikasi vs.

plasebo, serta potensi efek samping jangka panjang, juga perlu diatasi melalui studi komprehensif.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis manfaat dan bukti ilmiah yang ada, beberapa rekomendasi dapat diberikan untuk penggunaan dan penelitian lebih lanjut mengenai daun miana merah.

  • Eksplorasi Klinis Lanjut

    Diperlukan lebih banyak studi klinis pada manusia untuk memvalidasi efektivitas dan keamanan daun miana merah untuk berbagai kondisi kesehatan.

    Penelitian ini harus mencakup desain yang ketat, sampel yang representatif, dan kontrol plasebo untuk menghasilkan bukti yang kuat. Fokus pada kondisi yang memiliki bukti preklinis kuat, seperti peradangan, nyeri, dan stres oksidatif, akan sangat bermanfaat.

  • Standardisasi Ekstrak

    Pengembangan metode standardisasi untuk ekstrak daun miana merah sangat penting. Ini akan memastikan konsistensi dalam komposisi senyawa aktif, memungkinkan dosis yang akurat, dan meminimalkan variasi hasil antar batch atau produk.

    Standardisasi akan memfasilitasi pengembangan produk herbal yang aman dan efektif.

  • Identifikasi Senyawa Bioaktif Utama

    Penelitian harus terus berupaya mengidentifikasi dan mengisolasi senyawa bioaktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek terapeutik yang diamati.

    Memahami mekanisme aksi pada tingkat molekuler akan membuka jalan bagi pengembangan obat baru atau suplemen yang lebih targeted. Isolasi senyawa murni juga memungkinkan pengujian toksisitas yang lebih akurat.

  • Edukasi Publik yang Akurat

    Penyebaran informasi yang akurat dan berbasis ilmiah kepada publik mengenai potensi dan batasan daun miana merah adalah krusial. Ini akan membantu masyarakat membuat keputusan yang terinformasi dan menghindari klaim yang tidak berdasar.

    Edukasi harus menekankan pentingnya konsultasi dengan profesional kesehatan sebelum penggunaan terapeutik.

  • Penelitian Toksisitas Jangka Panjang

    Meskipun dianggap aman dalam penggunaan tradisional, studi toksisitas jangka panjang pada dosis terapeutik perlu dilakukan. Ini akan membantu mengidentifikasi potensi efek samping yang mungkin muncul setelah penggunaan berkepanjangan dan menetapkan batas aman untuk konsumsi.

    Data keamanan yang komprehensif sangat penting untuk pengembangan produk farmasi.

Daun miana merah (Coleus scutellarioides) adalah tanaman herba dengan sejarah panjang penggunaan dalam pengobatan tradisional, yang kini mendapatkan perhatian signifikan dari komunitas ilmiah.

Berbagai penelitian preklinis telah mengindikasikan potensi manfaatnya sebagai agen anti-inflamasi, antioksidan, antimikroba, analgesik, dan bahkan antikanker, di antara banyak lainnya.

Kehadiran senyawa bioaktif seperti flavonoid, polifenol, dan terpenoid menjadi dasar bagi aktivitas farmakologis yang diamati, memvalidasi banyak klaim empiris dari kearifan lokal.

Meskipun demikian, penting untuk diakui bahwa sebagian besar bukti ilmiah saat ini masih berada pada tahap awal, terutama pada model in vitro dan hewan.

Kesenjangan data klinis pada manusia menjadi tantangan utama dalam mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan sepenuhnya.

Oleh karena itu, arah penelitian di masa depan harus berfokus pada uji klinis yang ketat, standardisasi ekstrak, dan identifikasi senyawa aktif yang presisi.

Dengan pendekatan ilmiah yang sistematis, potensi penuh daun miana merah dapat dimanfaatkan secara aman dan efektif untuk kesehatan manusia, menjembatani kesenjangan antara pengetahuan tradisional dan kedokteran modern.