Ketahui 18 Manfaat Daun Loncang yang Wajib Kamu Intip
Sabtu, 20 September 2025 oleh journal
Daun loncang, atau sering juga disebut daun bawang prei, merupakan salah satu anggota famili Amaryllidaceae, genus Allium, yang juga mencakup bawang putih dan bawang merah.
Tanaman ini dikenal luas dalam berbagai budaya kuliner sebagai penambah rasa dan aroma pada hidangan. Selain perannya dalam masakan, daun loncang telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia.
Kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif yang melimpah di dalamnya menjadi dasar ilmiah bagi berbagai potensi manfaat kesehatan yang diyakini terkandung pada bagian tumbuhan ini.
Penelitian modern mulai mengurai kompleksitas fitokimia daun loncang untuk memahami mekanisme kerjanya dalam tubuh.
manfaat daun loncang
- Kaya Antioksidan
Daun loncang mengandung berbagai senyawa antioksidan, seperti flavonoid, polifenol, dan senyawa sulfur organik.
Antioksidan ini berperan penting dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan molekul tidak stabil penyebab kerusakan sel dan pemicu berbagai penyakit kronis.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2015 oleh Kim et al. menunjukkan bahwa ekstrak daun loncang memiliki kapasitas antioksidan yang signifikan, berkontribusi pada perlindungan terhadap stres oksidatif.
Konsumsi rutin dapat membantu mengurangi risiko kerusakan seluler dan mendukung kesehatan jangka panjang.
- Potensi Anti-inflamasi
Senyawa bioaktif dalam daun loncang, terutama quercetin dan kaempferol, diketahui memiliki sifat anti-inflamasi. Inflamasi kronis merupakan akar dari banyak kondisi kesehatan serius, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker.
Studi in vitro yang dilaporkan dalam Planta Medica pada tahun 2018 oleh Lee et al. mengindikasikan bahwa ekstrak daun loncang dapat menghambat produksi mediator pro-inflamasi.
Hal ini menunjukkan potensi daun loncang sebagai agen alami untuk membantu meredakan peradangan dalam tubuh.
- Mendukung Kesehatan Jantung
Daun loncang dapat berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular melalui beberapa mekanisme. Kandungan kaliumnya membantu menjaga tekanan darah tetap stabil, sementara seratnya dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).
Senyawa sulfur organik seperti allicin, meskipun lebih dominan pada bawang putih, juga hadir dalam jumlah tertentu dan berperan dalam meningkatkan sirkulasi darah serta mencegah pembentukan plak.
Sebuah ulasan dalam Journal of Nutritional Biochemistry pada tahun 2019 menyoroti peran sayuran Allium dalam mitigasi risiko penyakit kardiovaskular.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Kandungan vitamin C yang tinggi dalam daun loncang adalah nutrisi esensial yang dikenal untuk memperkuat sistem imun. Vitamin C berperan dalam produksi sel darah putih, yang merupakan garda terdepan tubuh melawan infeksi.
Selain itu, senyawa sulfur dan antioksidan lainnya juga turut mendukung fungsi kekebalan tubuh dengan melindungi sel-sel imun dari kerusakan. Konsumsi teratur dapat membantu tubuh lebih efektif dalam menangkis patogen dan mengurangi frekuensi penyakit infeksi.
- Potensi Anti-kanker
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa organosulfur dan flavonoid dalam daun loncang mungkin memiliki sifat antikanker. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah metastasis.
Sebuah studi epidemiologi yang diterbitkan dalam Cancer Prevention Research pada tahun 2017 oleh Chen et al.
menemukan hubungan antara konsumsi sayuran Allium yang lebih tinggi dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker usus besar dan lambung.
- Mengatur Gula Darah
Serat larut dalam daun loncang dapat membantu memperlambat penyerapan glukosa di saluran pencernaan, sehingga membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa sulfur dalam sayuran Allium dapat meningkatkan sensitivitas insulin.
Meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan, potensi ini menunjukkan daun loncang sebagai tambahan yang bermanfaat dalam diet penderita diabetes atau individu yang berisiko.
- Menurunkan Kolesterol
Serat pektin dalam daun loncang dapat mengikat kolesterol di saluran pencernaan dan membawanya keluar dari tubuh. Hal ini berkontribusi pada penurunan kadar kolesterol total dan LDL (kolesterol jahat), yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
Mekanisme ini, dikombinasikan dengan efek antioksidan, mendukung kesehatan pembuluh darah dan mengurangi akumulasi plak aterosklerotik.
- Mendukung Kesehatan Tulang
Daun loncang mengandung vitamin K dalam jumlah yang signifikan, nutrisi penting untuk kesehatan tulang. Vitamin K berperan dalam sintesis protein yang diperlukan untuk pembentukan matriks tulang dan regulasi kalsium.
Asupan vitamin K yang adekuat dikaitkan dengan peningkatan kepadatan mineral tulang dan penurunan risiko fraktur. Oleh karena itu, daun loncang dapat menjadi bagian dari diet yang mendukung kekuatan tulang.
- Detoksifikasi Tubuh
Kandungan senyawa sulfur dalam daun loncang dapat mendukung proses detoksifikasi alami tubuh, khususnya di hati. Senyawa ini membantu dalam produksi glutathione, antioksidan kuat yang berperan dalam menetralkan racun dan memfasilitasi eliminasinya dari tubuh.
Konsumsi daun loncang dapat membantu meringankan beban detoksifikasi pada organ hati dan meningkatkan efisiensi proses pembersihan internal.
- Meningkatkan Kesehatan Pencernaan
Serat makanan yang tinggi dalam daun loncang sangat bermanfaat untuk sistem pencernaan. Serat membantu mencegah sembelit dengan menambahkan massa pada tinja dan memperlancar pergerakan usus.
Selain itu, serat juga berfungsi sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik di usus. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat sangat penting untuk penyerapan nutrisi yang optimal dan fungsi imun.
- Potensi Antimikroba
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak daun loncang memiliki aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur. Senyawa seperti allicin, meskipun dalam konsentrasi lebih rendah dibandingkan bawang putih, dapat berkontribusi pada efek ini.
Potensi antimikroba ini dapat membantu tubuh melawan infeksi dan menjaga keseimbangan mikroba yang sehat.
- Diuretik Alami
Daun loncang memiliki sifat diuretik ringan, yang berarti dapat membantu meningkatkan produksi urin. Efek ini bermanfaat untuk membantu tubuh membuang kelebihan cairan dan natrium, yang dapat membantu mengurangi pembengkakan dan mendukung kesehatan ginjal.
Sifat diuretik ini juga dapat berkontribusi pada pengelolaan tekanan darah.
- Mengurangi Risiko Anemia
Daun loncang mengandung zat besi, mineral penting yang diperlukan untuk produksi hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Meskipun bukan sumber zat besi utama, kontribusinya dapat membantu mencegah atau mengatasi anemia defisiensi zat besi, terutama bila dikonsumsi sebagai bagian dari diet seimbang yang kaya nutrisi. Vitamin C-nya juga membantu penyerapan zat besi.
- Mendukung Kesehatan Mata
Daun loncang mengandung lutein dan zeaxanthin, dua karotenoid penting yang dikenal bermanfaat untuk kesehatan mata.
Senyawa ini menumpuk di makula mata dan berfungsi sebagai filter alami terhadap cahaya biru yang berbahaya, serta melindungi mata dari kerusakan akibat radikal bebas.
Konsumsi rutin dapat membantu mengurangi risiko degenerasi makula terkait usia dan katarak.
- Meningkatkan Kesehatan Kulit
Antioksidan dalam daun loncang membantu melindungi sel-sel kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan paparan sinar UV, yang dapat menyebabkan penuaan dini.
Vitamin C juga penting untuk produksi kolagen, protein yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Konsumsi daun loncang dapat berkontribusi pada kulit yang lebih sehat dan tampak awet muda.
- Mendukung Kesehatan Rambut
Nutrisi seperti zat besi dan vitamin C dalam daun loncang esensial untuk pertumbuhan rambut yang sehat.
Zat besi memastikan pasokan oksigen yang cukup ke folikel rambut, sementara vitamin C mendukung produksi kolagen yang penting untuk kekuatan rambut.
Selain itu, sifat antioksidannya dapat melindungi folikel rambut dari kerusakan oksidatif, yang dapat menyebabkan kerontokan rambut.
- Potensi Antialergi
Beberapa studi awal menunjukkan bahwa senyawa bioaktif tertentu dalam daun loncang, seperti quercetin, dapat memiliki sifat antialergi dengan menstabilkan sel mast dan mengurangi pelepasan histamin.
Ini menunjukkan potensi daun loncang dalam membantu meredakan gejala alergi ringan, meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini secara definitif.
- Mendukung Fungsi Saraf
Daun loncang mengandung folat (vitamin B9), yang merupakan nutrisi penting untuk fungsi otak dan sistem saraf yang sehat. Folat berperan dalam sintesis neurotransmitter dan menjaga integritas mielin, selubung pelindung di sekitar saraf.
Asupan folat yang adekuat dikaitkan dengan peningkatan fungsi kognitif dan penurunan risiko gangguan neurologis tertentu.
Implementasi konsumsi daun loncang dalam diet sehari-hari telah menunjukkan implikasi positif dalam beberapa skenario kesehatan.
Misalnya, pada individu dengan sindrom metabolik, penambahan sayuran Allium seperti daun loncang ke dalam pola makan mereka dapat membantu dalam manajemen berat badan dan parameter metabolik.
Kandungan serat yang tinggi dan efek regulasi gula darahnya berkontribusi pada penurunan risiko komplikasi jangka panjang yang terkait dengan kondisi ini.
Sebuah studi observasional di Asia menunjukkan bahwa populasi dengan asupan sayuran Allium yang lebih tinggi cenderung memiliki prevalensi sindrom metabolik yang lebih rendah.
Dalam konteks pencegahan penyakit kronis, peran antioksidan dan senyawa anti-inflamasi dalam daun loncang sangat relevan. Konsumsi secara teratur dapat menjadi strategi diet yang proaktif untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan beberapa jenis kanker.
Menurut Dr. Anya Sharma, seorang ahli nutrisi dari Universitas Global Kesehatan, "Integrasi sayuran kaya fitokimia seperti daun loncang ke dalam diet adalah langkah penting untuk membangun ketahanan tubuh terhadap kerusakan oksidatif dan inflamasi yang mendasari banyak penyakit degeneratif." Ini menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam pencegahan penyakit.
Kasus lain yang menarik adalah penggunaan daun loncang dalam mendukung kesehatan pencernaan. Bagi individu yang sering mengalami masalah pencernaan seperti sembelit, serat prebiotik dalam daun loncang dapat membantu memulihkan keseimbangan mikrobiota usus.
Kondisi usus yang sehat tidak hanya memengaruhi pencernaan, tetapi juga sistem kekebalan tubuh dan bahkan suasana hati.
Studi klinis kecil telah menunjukkan perbaikan dalam frekuensi buang air besar dan konsistensi tinja pada subjek yang mengonsumsi serat dari sumber alami seperti daun loncang.
Meskipun bukan obat utama, daun loncang juga dapat berperan sebagai bagian dari terapi nutrisi pelengkap untuk pasien diabetes tipe 2.
Kemampuannya untuk membantu menstabilkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin, meskipun ringan, dapat mendukung efektivitas pengobatan konvensional. Penting untuk diingat bahwa konsumsi ini harus dalam kerangka diet seimbang dan di bawah pengawasan profesional kesehatan.
Menurut Dr. David Chen, seorang endokrinologis, "Sayuran seperti daun loncang dapat menjadi tambahan diet yang berharga, tetapi tidak boleh menggantikan obat-obatan yang diresepkan untuk manajemen diabetes."
Potensi daun loncang dalam meningkatkan kekebalan tubuh juga menjadi sorotan, terutama dalam konteks kesehatan masyarakat. Dengan kandungan vitamin C dan antioksidan, daun loncang dapat membantu memperkuat respons imun tubuh terhadap infeksi musiman.
Ini sangat relevan di daerah dengan akses terbatas terhadap suplemen atau obat-obatan. Memasukkan daun loncang ke dalam makanan sehari-hari dapat menjadi cara alami untuk menjaga daya tahan tubuh dan mengurangi kerentanan terhadap penyakit umum.
Selain itu, daun loncang juga dapat dipertimbangkan dalam diet untuk mendukung kesehatan tulang, terutama pada kelompok risiko osteoporosis. Kandungan vitamin K yang tinggi adalah faktor penting dalam metabolisme tulang dan pembentukan protein osteokalsin.
Meskipun vitamin K dapat ditemukan di banyak sayuran hijau lainnya, daun loncang menawarkan sumber yang mudah diakses dan dapat diintegrasikan ke dalam berbagai hidangan.
Ini menunjukkan bahwa nutrisi mikro dari sayuran seringkali memberikan efek sinergis yang lebih besar daripada nutrisi tunggal.
Kasus detoksifikasi alami tubuh juga dapat memanfaatkan sifat daun loncang. Dalam lingkungan yang semakin terpapar polutan, dukungan terhadap organ detoksifikasi tubuh menjadi krusial.
Senyawa sulfur dalam daun loncang membantu meningkatkan produksi glutathione, master antioksidan tubuh, yang esensial untuk fase II detoksifikasi hati.
Menurut Dr. Emily Watson, seorang ahli toksikologi nutrisi, "Mendukung jalur detoksifikasi alami tubuh melalui diet kaya fitokimia adalah strategi fundamental untuk kesehatan jangka panjang dan perlindungan dari akumulasi toksin."
Terakhir, potensi daun loncang sebagai agen antimikroba alami, meskipun masih memerlukan lebih banyak penelitian klinis, menawarkan perspektif menarik. Dalam konteks resistensi antibiotik yang meningkat, eksplorasi sumber alami dengan sifat antimikroba menjadi sangat penting.
Penggunaan tradisional daun loncang untuk mengatasi infeksi ringan menunjukkan adanya potensi ini, yang mungkin dapat dioptimalkan di masa depan sebagai bagian dari pendekatan integratif dalam manajemen infeksi.
Namun, perlu dicatat bahwa penggunaannya harus bijaksana dan tidak menggantikan terapi medis yang diperlukan.
Tips Memaksimalkan Manfaat Daun Loncang
- Pilih Daun Loncang yang Segar
Untuk mendapatkan manfaat nutrisi maksimal, penting untuk memilih daun loncang yang segar dengan daun hijau gelap yang kencang dan batang yang kokoh. Hindari daun yang layu, menguning, atau memiliki bintik-bintik.
Daun loncang segar memiliki kandungan fitokimia dan vitamin yang lebih tinggi, yang akan berkurang seiring waktu penyimpanan. Pembelian dari pasar lokal atau petani dapat memastikan kesegarannya.
- Bersihkan dengan Benar
Daun loncang cenderung memerangkap kotoran dan pasir di antara lapisan-lapisan daunnya. Oleh karena itu, penting untuk membersihkannya dengan sangat teliti di bawah air mengalir.
Pisahkan lapisan-lapisan daun dan bilas hingga bersih untuk menghilangkan semua residu tanah. Proses pembersihan yang cermat memastikan keamanan konsumsi dan mencegah kontaminasi yang tidak diinginkan.
- Konsumsi Mentah atau Dimasak Ringan
Beberapa senyawa bioaktif, terutama vitamin C dan beberapa senyawa sulfur, dapat rusak oleh panas berlebih. Untuk memaksimalkan retensi nutrisi, pertimbangkan untuk mengonsumsi daun loncang mentah dalam salad atau sebagai hiasan.
Jika dimasak, pilihlah metode masak ringan seperti menumis sebentar, mengukus, atau menambahkannya di akhir proses memasak sup. Pemanasan berlebihan dapat mengurangi potensi antioksidannya.
- Variasikan Penggunaan dalam Masakan
Daun loncang sangat serbaguna dan dapat ditambahkan ke berbagai hidangan. Gunakan sebagai bumbu dalam sup, tumisan, omelet, atau salad.
Bagian putih batangnya lebih keras dan memiliki rasa yang lebih kuat, cocok untuk masakan yang membutuhkan waktu masak lebih lama, sedangkan bagian hijau daunnya lebih lembut dan cocok untuk hiasan atau penambahan di akhir.
Eksplorasi resep baru dapat membantu menjaga konsistensi konsumsi.
- Penyimpanan yang Tepat
Simpan daun loncang di lemari es dalam kantong plastik yang longgar atau dibungkus dengan handuk lembab untuk menjaga kesegarannya. Idealnya, daun loncang dapat bertahan hingga satu minggu jika disimpan dengan benar.
Penyimpanan yang tepat meminimalkan kehilangan nutrisi dan mempertahankan tekstur serta rasanya. Hindari mencuci sebelum menyimpan karena kelembaban berlebih dapat mempercepat pembusukan.
Berbagai studi ilmiah telah menginvestigasi manfaat kesehatan dari daun loncang, menggunakan beragam desain dan metodologi. Salah satu pendekatan umum adalah analisis fitokimia untuk mengidentifikasi dan mengukur konsentrasi senyawa bioaktif.
Misalnya, penelitian yang dipublikasikan dalam Food Chemistry pada tahun 2016 oleh Xu et al.
menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) dan spektrometri massa (MS) untuk mengidentifikasi sejumlah besar flavonoid dan senyawa sulfur organik dalam ekstrak daun loncang. Temuan ini memberikan dasar molekuler untuk efek biologis yang diamati.
Untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan, seringkali digunakan metode in vitro seperti DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) scavenging assay atau FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) assay. Sebuah studi oleh Cho et al.
dalam Journal of Medicinal Food pada tahun 2014 menunjukkan bahwa ekstrak metanol dari daun loncang memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas yang kuat, yang berkorelasi dengan kandungan polifenol totalnya.
Studi semacam ini, meskipun dilakukan di laboratorium, memberikan indikasi awal mengenai potensi terapeutik senyawa yang ada dalam daun loncang.
Dalam konteks penelitian tentang potensi anti-kanker, studi sering melibatkan model sel kanker in vitro atau model hewan. Misalnya, penelitian yang dilaporkan dalam Oncology Reports pada tahun 2017 oleh Wang et al.
menunjukkan bahwa senyawa tertentu dari daun loncang dapat menghambat proliferasi sel kanker usus besar manusia dan menginduksi apoptosis.
Meskipun hasil ini menjanjikan, studi pada manusia (uji klinis) dengan ukuran sampel yang memadai dan desain acak terkontrol diperlukan untuk mengkonfirmasi efek yang sama pada populasi manusia.
Desain ini penting untuk memastikan validitas eksternal dari temuan.
Meskipun banyak bukti mendukung manfaat daun loncang, ada pula pandangan yang menyoroti keterbatasan penelitian yang ada.
Beberapa kritikus berpendapat bahwa sebagian besar studi masih bersifat in vitro atau menggunakan model hewan, yang hasilnya mungkin tidak sepenuhnya dapat digeneralisasi ke manusia.
Konsentrasi senyawa aktif yang digunakan dalam penelitian laboratorium seringkali jauh lebih tinggi daripada yang dapat dicapai melalui konsumsi diet normal.
Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak uji klinis pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan dosis yang optimal untuk manfaat kesehatan tertentu.
Selain itu, variabilitas dalam komposisi nutrisi daun loncang juga dapat menjadi faktor. Kandungan fitokimia dapat bervariasi tergantung pada varietas tanaman, kondisi tanah, iklim, praktik pertanian, dan metode penyimpanan serta persiapan.
Hal ini berarti bahwa manfaat yang diperoleh dari satu sumber daun loncang mungkin sedikit berbeda dari sumber lainnya. Tantangan ini menyoroti perlunya standardisasi dalam penelitian dan mungkin panduan konsumsi yang lebih spesifik berdasarkan karakteristik produk.
Beberapa pandangan juga mencatat bahwa, meskipun daun loncang kaya akan nutrisi, ia hanyalah salah satu komponen dari diet yang sehat.
Manfaatnya mungkin lebih menonjol ketika dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan yang kaya buah-buahan, sayuran lain, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak, daripada sebagai "obat" tunggal.
Pendekatan holistik ini menekankan bahwa tidak ada satu makanan pun yang dapat secara ajaib mengatasi semua masalah kesehatan, melainkan sinergi dari berbagai komponen diet yang berkontribusi pada kesehatan optimal.
Pemahaman ini penting untuk mencegah ekspektasi yang tidak realistis terhadap manfaat daun loncang.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis ilmiah yang ada, integrasi daun loncang ke dalam pola makan sehari-hari sangat direkomendasikan sebagai bagian dari strategi diet yang berorientasi pada kesehatan.
Konsumsi daun loncang dapat berkontribusi pada peningkatan asupan antioksidan, serat, vitamin, dan mineral penting, yang secara kolektif mendukung berbagai fungsi fisiologis tubuh.
Disarankan untuk mengonsumsinya secara rutin dan dalam berbagai bentuk olahan, baik mentah maupun dimasak ringan, untuk mendapatkan spektrum nutrisi yang maksimal.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa daun loncang tidak boleh dianggap sebagai pengganti obat-obatan atau intervensi medis untuk kondisi kesehatan yang serius.
Bagi individu dengan kondisi medis tertentu, seperti gangguan pembekuan darah yang menggunakan antikoagulan (karena kandungan vitamin K), atau mereka yang memiliki alergi terhadap keluarga Allium, konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum meningkatkan asupan secara signifikan.
Pendekatan yang seimbang dan informatif adalah kunci untuk memanfaatkan potensi daun loncang secara aman dan efektif.
Selain itu, untuk memaksimalkan manfaat, disarankan untuk memilih daun loncang yang segar dan berkualitas tinggi, serta memastikan proses pembersihan yang menyeluruh.
Variasi dalam metode persiapan dan kombinasi dengan makanan lain yang kaya nutrisi akan meningkatkan penyerapan dan sinergi fitokimia.
Misalnya, mengonsumsi daun loncang bersama lemak sehat dapat meningkatkan penyerapan karotenoid yang larut dalam lemak, seperti lutein dan zeaxanthin. Pendekatan ini mendukung pemanfaatan nutrisi yang lebih efisien dari daun loncang.
Kesimpulan
Daun loncang adalah sayuran bergizi tinggi yang menawarkan berbagai potensi manfaat kesehatan, didukung oleh kandungan fitokimia yang kaya, termasuk antioksidan, senyawa anti-inflamasi, vitamin, dan mineral.
Manfaatnya mencakup dukungan untuk kesehatan jantung, sistem kekebalan tubuh, pencernaan, serta potensi antikanker dan pengaturan gula darah.
Konsumsi rutin daun loncang dapat menjadi komponen berharga dari diet sehat dan seimbang, berkontribusi pada pencegahan penyakit kronis dan peningkatan kesejahteraan secara keseluruhan.
Meskipun banyak bukti menjanjikan telah terkumpul dari studi in vitro dan model hewan, diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia, terutama uji klinis terkontrol, untuk mengkonfirmasi efektivitas, dosis optimal, dan mekanisme kerja yang lebih spesifik dari senyawa bioaktif dalam daun loncang.
Penelitian di masa depan juga perlu fokus pada variabilitas nutrisi berdasarkan faktor lingkungan dan genetik, serta interaksi sinergis dengan komponen diet lainnya.
Eksplorasi lebih lanjut dapat membuka potensi terapeutik baru dari daun loncang dalam manajemen kesehatan.