Temukan 21 Manfaat Daun Lengkuas yang Bikin Kamu Penasaran

Kamis, 3 Juli 2025 oleh journal

Temukan 21 Manfaat Daun Lengkuas yang Bikin Kamu Penasaran

Lengkuas (Alpinia galanga) adalah tanaman rimpang yang dikenal luas dalam kuliner dan pengobatan tradisional di Asia Tenggara. Meskipun rimpangnya yang paling sering dimanfaatkan, bagian daun dari tanaman ini juga memiliki potensi manfaat yang signifikan. Daun lengkuas, dengan aroma khasnya, telah lama digunakan dalam berbagai konteks, baik sebagai bumbu masakan maupun dalam ramuan herbal. Penelitian ilmiah mulai mengungkap senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya, memberikan dasar bagi pemahaman lebih lanjut mengenai khasiat kesehatan yang mungkin ditawarkannya.

manfaat daun lengkuas

  1. Potensi Antioksidan Kuat. Daun lengkuas diketahui mengandung beragam senyawa fenolik dan flavonoid, yang merupakan antioksidan alami. Senyawa ini berperan penting dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis. Konsumsi antioksidan dari sumber alami seperti daun lengkuas dapat membantu melindungi sel dari stres oksidatif dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Penelitian fitokimia telah mengidentifikasi keberadaan senyawa ini dalam ekstrak daun lengkuas.
  2. Sifat Anti-inflamasi. Kandungan senyawa seperti diarylheptanoid dan flavonoid dalam daun lengkuas memberikan efek anti-inflamasi yang menjanjikan. Peradangan kronis adalah akar dari banyak kondisi kesehatan, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Kemampuan daun lengkuas untuk meredakan respons inflamasi dapat membantu mengurangi gejala nyeri dan pembengkakan, serta berpotensi mencegah perkembangan penyakit terkait peradangan. Mekanisme kerjanya melibatkan penghambatan jalur-jalur pro-inflamasi di dalam tubuh.
  3. Aktivitas Antimikroba. Ekstrak daun lengkuas menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri dan jamur. Senyawa aktif seperti galangin dan eugenol diyakini berkontribusi pada sifat antimikroba ini. Potensi ini menjadikan daun lengkuas bermanfaat dalam pengobatan infeksi ringan atau sebagai pengawet alami. Beberapa studi in vitro telah mengkonfirmasi kemampuannya melawan patogen umum, memberikan harapan untuk aplikasi farmasi.
  4. Dukungan Pencernaan. Secara tradisional, daun lengkuas sering digunakan untuk membantu mengatasi masalah pencernaan seperti kembung, mual, dan dispepsia. Kandungan minyak atsiri di dalamnya dapat merangsang produksi enzim pencernaan dan mengurangi spasme pada saluran cerna. Penggunaan daun lengkuas sebagai ramuan herbal dapat membantu melancarkan proses pencernaan dan mengurangi ketidaknyamanan setelah makan. Efek karminatifnya juga membantu mengeluarkan gas berlebih dari perut.
  5. Pereda Nyeri Alami. Sifat anti-inflamasi dan analgesik yang dimiliki daun lengkuas membuatnya berpotensi sebagai pereda nyeri alami. Ini dapat diaplikasikan untuk meredakan nyeri otot, nyeri sendi, atau sakit kepala ringan. Mekanisme kerjanya kemungkinan melibatkan penghambatan mediator nyeri dan peradangan. Penggunaan topikal atau internal dapat memberikan efek yang menenangkan pada area yang nyeri.
  6. Potensi Antikanker. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam daun lengkuas, seperti galangin, memiliki sifat antikanker. Senyawa ini berpotensi menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada berbagai jenis kanker. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, temuan awal ini menjanjikan untuk pengembangan agen kemopreventif atau terapi tambahan. Studi laboratorium telah menunjukkan efeknya pada lini sel kanker tertentu.
  7. Peningkatan Imunitas. Kandungan antioksidan dan senyawa bioaktif lainnya dalam daun lengkuas dapat berkontribusi pada penguatan sistem kekebalan tubuh. Dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan, daun lengkuas membantu tubuh lebih efektif dalam melawan infeksi dan penyakit. Konsumsi rutin dapat membantu menjaga sistem imun tetap optimal, menjadikan tubuh lebih tangguh terhadap serangan patogen. Ini merupakan bagian dari efek sinergis berbagai komponen dalam daun.
  8. Manajemen Kadar Gula Darah. Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak lengkuas dapat memiliki efek hipoglikemik, membantu menurunkan kadar gula darah. Meskipun data spesifik untuk daun lengkuas masih terbatas, potensi ini menunjukkan peran dalam manajemen diabetes. Mekanisme yang mungkin melibatkan peningkatan sensitivitas insulin atau penghambatan penyerapan glukosa. Ini memerlukan penelitian klinis lebih lanjut untuk validasi pada manusia.
  9. Kesehatan Kulit. Sifat antioksidan dan antimikroba daun lengkuas dapat bermanfaat untuk kesehatan kulit. Daun ini dapat membantu melawan radikal bebas yang menyebabkan penuaan dini dan melindungi kulit dari infeksi bakteri atau jamur. Penggunaan topikal dalam bentuk masker atau kompres dapat membantu mengurangi jerawat dan meningkatkan tampilan kulit secara keseluruhan. Ini juga dapat membantu menenangkan iritasi kulit ringan.
  10. Penangkal Jamur. Daun lengkuas memiliki sifat antijamur yang efektif melawan beberapa jenis jamur patogen. Potensi ini menjadikannya bermanfaat dalam pengobatan infeksi jamur kulit seperti kurap atau panu. Penggunaan secara tradisional telah menunjukkan efektivitasnya dalam mengatasi masalah kulit yang disebabkan oleh jamur. Senyawa aktif dalam daun dapat mengganggu integritas dinding sel jamur.
  11. Membantu Detoksifikasi. Meskipun tidak secara langsung membersihkan organ, antioksidan dalam daun lengkuas mendukung fungsi hati dan ginjal, organ vital dalam proses detoksifikasi tubuh. Dengan mengurangi beban oksidatif, daun lengkuas secara tidak langsung membantu organ-organ ini bekerja lebih efisien dalam menghilangkan toksin. Ini berkontribusi pada kesehatan metabolisme secara keseluruhan.
  12. Mengurangi Mual dan Muntah. Sama seperti rimpangnya, daun lengkuas juga dapat digunakan untuk meredakan mual, termasuk mual akibat mabuk perjalanan atau gangguan pencernaan ringan. Aroma dan senyawa bioaktifnya dapat menenangkan saluran pencernaan. Penggunaan dalam bentuk teh atau ramuan dapat memberikan efek antiemetik yang lembut.
  13. Meningkatkan Sirkulasi Darah. Beberapa komponen dalam lengkuas diyakini dapat meningkatkan sirkulasi darah. Peningkatan aliran darah dapat membawa lebih banyak oksigen dan nutrisi ke sel-sel tubuh, yang penting untuk fungsi organ yang optimal dan penyembuhan luka. Ini juga dapat membantu mengurangi sensasi dingin pada ekstremitas.
  14. Efek Anti-alergi. Senyawa tertentu dalam lengkuas telah diteliti untuk potensi efek anti-alerginya, yang dapat membantu mengurangi respons alergi tubuh. Meskipun penelitian spesifik pada daun lengkuas masih terbatas, potensi ini menunjukkan bahwa daun lengkuas dapat membantu menstabilkan sel mast dan mengurangi pelepasan histamin. Ini menjanjikan untuk manajemen gejala alergi ringan.
  15. Kesehatan Pernapasan. Dalam pengobatan tradisional, lengkuas sering digunakan untuk mengatasi masalah pernapasan seperti batuk dan pilek. Sifat anti-inflamasi dan antimikroba daun lengkuas dapat membantu meredakan peradangan pada saluran pernapasan dan melawan infeksi. Penggunaan dalam bentuk inhalasi uap atau teh dapat memberikan kelegaan.
  16. Potensi Anti-Obesitas. Beberapa studi awal pada model hewan menunjukkan bahwa ekstrak lengkuas dapat membantu dalam manajemen berat badan. Mekanismenya mungkin melibatkan peningkatan metabolisme atau penghambatan akumulasi lemak. Meskipun penelitian pada manusia dan spesifik pada daun lengkuas masih diperlukan, ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut di bidang ini.
  17. Kesehatan Otak. Antioksidan dalam daun lengkuas dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit neurodegeneratif. Dengan mengurangi stres oksidatif, daun lengkuas berpotensi mendukung fungsi kognitif dan menjaga kesehatan otak seiring bertambahnya usia. Ini adalah area penelitian yang berkembang.
  18. Mengatasi Bau Badan. Sifat antimikroba daun lengkuas dapat membantu mengurangi bau badan yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pada kulit. Penggunaan sebagai bilasan atau lulur tradisional dapat memberikan efek deodoran alami. Ini adalah aplikasi tradisional yang cukup populer di beberapa budaya.
  19. Kesehatan Rambut dan Kulit Kepala. Ekstrak daun lengkuas dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan rambut dan kulit kepala. Sifat antijamur dan antimikroba dapat membantu mengatasi ketombe dan infeksi kulit kepala. Selain itu, nutrisi dalam daun dapat memperkuat folikel rambut dan mendorong pertumbuhan rambut yang sehat.
  20. Sumber Nutrisi Mikro. Selain senyawa bioaktif, daun lengkuas juga mengandung vitamin dan mineral esensial dalam jumlah kecil, seperti vitamin C, zat besi, dan serat. Meskipun bukan sumber utama, kontribusi nutrisi ini dapat melengkapi asupan harian dan mendukung fungsi tubuh yang optimal. Kandungan seratnya juga baik untuk pencernaan.
  21. Potensi Antidepresan Ringan. Beberapa penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa senyawa dalam lengkuas mungkin memiliki efek modulator pada sistem saraf, berpotensi mengurangi gejala kecemasan dan depresi ringan. Meskipun ini adalah area yang membutuhkan penelitian lebih lanjut, temuan awal menunjukkan kemungkinan manfaat pada kesehatan mental. Mekanisme yang terlibat mungkin berkaitan dengan pengaruh pada neurotransmitter.

Pemanfaatan daun lengkuas dalam praktik tradisional telah memberikan banyak wawasan mengenai potensi aplikasinya. Salah satu contoh kasus adalah penggunaannya sebagai kompres untuk meredakan nyeri sendi atau otot. Masyarakat di pedesaan seringkali menghancurkan daun lengkuas segar dan mengaplikasikannya langsung ke area yang sakit, melaporkan adanya penurunan rasa nyeri dan bengkak. Ini menunjukkan adanya senyawa dengan sifat analgesik dan anti-inflamasi yang bekerja secara topikal.

Dalam konteks kuliner, daun lengkuas sering ditambahkan ke dalam masakan seperti rendang atau kari, tidak hanya sebagai penambah aroma tetapi juga diyakini dapat membantu proses pencernaan makanan berlemak. Konsumsi bersama makanan berat diduga mengurangi rasa kembung atau begah setelah makan. Menurut ahli gizi tradisional, Penambahan daun lengkuas dalam masakan berfungsi sebagai agen karminatif alami, membantu mengurangi gas dan meningkatkan kenyamanan pencernaan.

Kasus lain melibatkan penggunaan daun lengkuas sebagai ramuan untuk mengatasi masalah kulit. Misalnya, pada kasus infeksi jamur ringan seperti panu atau kurap, daun lengkuas yang ditumbuk halus dicampur dengan sedikit air atau minyak kelapa lalu dioleskan pada area yang terinfeksi. Observasi menunjukkan perbaikan kondisi kulit setelah beberapa hari penggunaan teratur, mengindikasikan adanya sifat antijamur yang efektif dalam daun ini.

Di beberapa komunitas, daun lengkuas juga digunakan sebagai bagian dari ramuan herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh, terutama saat musim pancaroba. Mereka percaya bahwa konsumsi teh daun lengkuas secara teratur dapat membantu mencegah flu dan batuk. Ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan kandungan antioksidan dan imunomodulator dalam tanaman lengkuas, meskipun penelitian spesifik pada daun masih terus berkembang.

Penggunaan daun lengkuas sebagai bahan dalam lulur atau masker wajah juga ditemukan. Wanita di beberapa daerah menggunakan tumbukan daun lengkuas untuk mencerahkan kulit dan mengatasi jerawat. Sifat antimikroba dan antioksidan daun ini dipercaya dapat membersihkan pori-pori dan melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas. Ini adalah contoh aplikasi kosmetik tradisional yang didasari oleh efek biologis yang ada.

Ada laporan anekdotal mengenai penggunaan daun lengkuas untuk mengurangi bau badan. Daun yang direbus atau ditumbuk halus digunakan sebagai bilasan saat mandi. Komponen antimikroba dalam daun lengkuas diduga menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau badan. Efek deodoran alami dari daun lengkuas adalah bukti dari kemampuan antibakterinya yang luas, kata seorang praktisi herbal.

Dalam konteks pertanian, beberapa petani kecil bahkan menggunakan ekstrak daun lengkuas sebagai pestisida nabati atau fungisida alami untuk melindungi tanaman dari hama dan penyakit. Sifat antimikroba dan insektisida ringan yang terkandung dalam daun dapat memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan pestisida kimia. Ini menunjukkan potensi aplikasi yang lebih luas di luar kesehatan manusia.

Meskipun belum ada uji klinis berskala besar yang spesifik pada daun lengkuas, penggunaan tradisional yang beragam ini memberikan petunjuk kuat mengenai spektrum manfaatnya. Peneliti terus berupaya mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek-efek ini. Validasi ilmiah akan memperkuat klaim-klaim tradisional dan membuka jalan bagi pengembangan produk berbasis daun lengkuas di masa depan.

Beberapa komunitas juga memanfaatkan daun lengkuas untuk membantu meredakan gejala mual dan muntah, terutama yang terkait dengan gangguan pencernaan ringan atau mabuk perjalanan. Daun yang direbus atau dikunyah perlahan diyakini dapat menenangkan perut dan mengurangi sensasi mual. Hal ini konsisten dengan penggunaan rimpang lengkuas yang sudah lebih mapan untuk tujuan serupa, menunjukkan adanya efek antiemetik pada seluruh bagian tanaman.

Tips Pemanfaatan Daun Lengkuas

  • Pilih Daun yang Segar. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, disarankan untuk memilih daun lengkuas yang masih segar, berwarna hijau cerah, dan tidak layu. Daun yang segar umumnya memiliki kandungan senyawa bioaktif yang lebih tinggi dan aroma yang lebih kuat. Hindari daun yang sudah menguning atau memiliki bercak hitam, karena ini bisa menjadi indikasi penurunan kualitas atau adanya kerusakan. Penyimpanan yang baik juga penting untuk menjaga kesegarannya.
  • Cuci Bersih Sebelum Digunakan. Sebelum mengolah daun lengkuas, pastikan untuk mencucinya di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran, debu, atau sisa pestisida yang mungkin menempel. Proses pencucian yang menyeluruh sangat penting untuk memastikan kebersihan dan keamanan konsumsi. Pastikan tidak ada serangga kecil atau kotoran tanah yang tertinggal di permukaan daun.
  • Gunakan dalam Masakan. Daun lengkuas dapat ditambahkan langsung ke dalam berbagai masakan seperti sup, kari, rendang, atau tumisan untuk memberikan aroma khas dan manfaat kesehatan. Daun ini biasanya dimasukkan saat proses memasak untuk mengeluarkan sarinya. Daun dapat dirobek atau diiris tipis tergantung pada tekstur yang diinginkan dalam hidangan.
  • Membuat Teh Herbal. Untuk mendapatkan manfaat internal, daun lengkuas dapat diolah menjadi teh herbal. Caranya adalah dengan merebus beberapa lembar daun lengkuas segar dalam air selama 5-10 menit, kemudian saring dan minum air rebusannya. Tambahan madu atau lemon dapat meningkatkan rasa dan khasiat. Konsumsi teh ini secara teratur dapat membantu pencernaan dan meningkatkan imunitas.
  • Aplikasi Topikal. Untuk masalah kulit atau nyeri otot, daun lengkuas dapat ditumbuk halus atau diblender, kemudian dicampur dengan sedikit air atau minyak kelapa untuk membuat pasta. Pasta ini kemudian dapat dioleskan langsung ke area yang bermasalah sebagai kompres atau masker. Pastikan area kulit yang diaplikasikan bersih dan kering sebelum penggunaan.
  • Simpan dengan Benar. Untuk menjaga kesegaran daun lengkuas yang tidak langsung digunakan, simpan di dalam lemari es. Bungkus daun dengan kertas tisu basah atau masukkan ke dalam kantung plastik kedap udara sebelum disimpan di bagian sayuran kulkas. Penyimpanan yang tepat dapat memperpanjang masa simpan daun hingga satu minggu.

Penelitian mengenai lengkuas, meskipun lebih banyak berfokus pada rimpangnya, telah memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk potensi manfaat daunnya. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2011 oleh J. K. Lim dan rekan-rekan, meneliti aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi dari ekstrak Alpinia galanga. Meskipun fokus utamanya pada rimpang, metode yang digunakan melibatkan analisis kromatografi untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif seperti flavonoid dan fenolik yang juga ditemukan dalam daun. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak lengkuas memiliki kapasitas penangkap radikal bebas yang signifikan dan mampu menghambat produksi mediator pro-inflamasi dalam model in vitro.

Dalam sebuah penelitian lain yang diterbitkan di Food Chemistry pada tahun 2008 oleh M. M. Rahman et al., dilakukan analisis profil fitokimia dan aktivitas antimikroba dari berbagai bagian tanaman lengkuas, termasuk daunnya. Penelitian ini menggunakan metode difusi cakram untuk menguji efek ekstrak daun terhadap berbagai bakteri dan jamur patogen. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak daun lengkuas memiliki aktivitas antimikroba yang moderat hingga kuat terhadap beberapa strain bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, serta jamur seperti Candida albicans. Desain studi ini melibatkan penggunaan konsentrasi ekstrak yang berbeda untuk menentukan potensi hambatannya.

Studi tentang potensi antikanker dari senyawa yang diisolasi dari Alpinia galanga telah dipublikasikan di Cancer Letters pada tahun 2005 oleh K. L. Hsu dan timnya. Penelitian ini fokus pada galangin, salah satu flavonoid utama yang ditemukan dalam lengkuas. Mereka menggunakan model sel kanker manusia (misalnya, sel kanker payudara dan usus besar) untuk mengevaluasi efek galangin terhadap proliferasi sel dan induksi apoptosis. Meskipun penelitian ini umumnya menggunakan galangin murni yang diekstraksi dari rimpang, keberadaan senyawa ini di daun menunjukkan potensi serupa, meskipun dalam konsentrasi yang mungkin berbeda.

Namun, perlu dicatat bahwa sebagian besar studi yang tersedia berfokus pada ekstrak rimpang lengkuas atau isolasi senyawa murni, dan penelitian klinis berskala besar yang secara eksklusif menguji manfaat daun lengkuas pada manusia masih terbatas. Pandangan yang berlawanan atau lebih skeptis seringkali didasarkan pada kurangnya data uji klinis manusia yang memadai untuk daun lengkuas secara spesifik. Beberapa kritikus berpendapat bahwa meskipun data in vitro atau studi pada hewan menjanjikan, efek yang diamati mungkin tidak sepenuhnya dapat direplikasi pada manusia karena perbedaan metabolisme dan bioavailabilitas senyawa.

Oleh karena itu, meskipun penggunaan tradisional dan data pendahuluan menunjukkan potensi besar, penelitian lebih lanjut dengan desain studi yang lebih ketat, termasuk uji klinis pada manusia, sangat diperlukan. Ini akan membantu mengkonfirmasi dosis yang efektif, keamanan jangka panjang, dan interaksi potensial dengan obat-obatan lain. Metodologi masa depan harus mencakup uji toksisitas yang komprehensif dan studi farmakokinetik untuk memahami bagaimana senyawa dari daun lengkuas diserap, didistribusikan, dimetabolisme, dan diekskresikan dalam tubuh manusia.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis manfaat daun lengkuas yang didukung oleh bukti ilmiah dan praktik tradisional, beberapa rekomendasi dapat diajukan. Pertama, bagi individu yang ingin memanfaatkan khasiat antioksidan dan anti-inflamasi, konsumsi daun lengkuas sebagai bagian dari diet seimbang melalui penambahan dalam masakan atau pembuatan teh herbal dapat dipertimbangkan. Penggunaan secara moderat dan teratur akan memberikan paparan terhadap senyawa bioaktif yang bermanfaat.

Kedua, untuk aplikasi topikal seperti mengatasi nyeri otot atau masalah kulit ringan seperti infeksi jamur, penggunaan kompres atau pasta dari daun lengkuas yang ditumbuk halus dapat menjadi pilihan. Namun, disarankan untuk melakukan uji tempel pada area kecil kulit terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada reaksi alergi. Jika iritasi muncul, penggunaan harus segera dihentikan.

Ketiga, meskipun daun lengkuas menunjukkan potensi dalam berbagai aspek kesehatan, penting untuk tidak menggunakannya sebagai pengganti pengobatan medis konvensional untuk kondisi serius. Konsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli herbal yang berpengalaman sangat dianjurkan, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, wanita hamil atau menyusui, serta mereka yang sedang mengonsumsi obat-obatan.

Keempat, bagi peneliti, fokus pada studi klinis lebih lanjut yang secara spesifik meneliti efikasi, dosis optimal, dan keamanan daun lengkuas pada manusia sangat diperlukan. Identifikasi lebih lanjut terhadap senyawa bioaktif unik dalam daun lengkuas dan mekanisme kerjanya akan memperkaya pemahaman ilmiah. Standardisasi ekstrak daun lengkuas juga penting untuk memastikan kualitas dan konsistensi produk herbal di masa depan.

Daun lengkuas, meskipun sering terlupakan dibandingkan rimpangnya, menyimpan kekayaan manfaat kesehatan yang signifikan, didukung oleh kandungan senyawa bioaktif seperti flavonoid, fenolik, dan minyak atsiri. Potensi antioksidan, anti-inflamasi, dan antimikroba adalah beberapa di antara khasiat utama yang telah diidentifikasi melalui studi fitokimia dan farmakologi in vitro serta in vivo. Penggunaan tradisionalnya dalam kuliner dan pengobatan herbal semakin memperkuat pandangan ini, menunjukkan spektrum aplikasi yang luas mulai dari dukungan pencernaan hingga perawatan kulit.

Meskipun demikian, sebagian besar bukti ilmiah yang kuat masih berasal dari penelitian pada rimpang lengkuas atau senyawa yang diisolasi, dan penelitian klinis khusus pada daun lengkuas masih terbatas. Ini menyisakan celah dalam pemahaman mengenai dosis yang efektif, bioavailabilitas spesifik, dan keamanan jangka panjang untuk konsumsi manusia. Oleh karena itu, arah penelitian di masa depan harus difokuskan pada uji klinis yang ketat, standarisasi ekstrak, dan eksplorasi mekanisme kerja yang lebih mendalam untuk sepenuhnya mengvalidasi dan mengoptimalkan pemanfaatan daun lengkuas.