Temukan 26 Manfaat Daun Bawang Prei yang Bikin Kamu Penasaran

Selasa, 22 Juli 2025 oleh journal

Temukan 26 Manfaat Daun Bawang Prei yang Bikin Kamu Penasaran
Bawang prei, atau Allium ampeloprasum var. porrum, merupakan anggota famili Amaryllidaceae, sama seperti bawang bombay dan bawang putih. Bagian tanaman ini yang paling sering dimanfaatkan adalah batang putih dan hijau mudanya, namun daun hijau gelapnya juga memiliki kandungan nutrisi yang signifikan dan seringkali diabaikan. Konsumsi bagian daun ini telah dikaitkan dengan berbagai efek positif pada kesehatan manusia, didukung oleh sejumlah penelitian ilmiah yang menyoroti komposisi fitokimia uniknya. Fitokimia ini bekerja secara sinergis untuk memberikan manfaat terapeutik dan protektif bagi tubuh.

manfaat daun bawang prei

  1. Kaya Antioksidan Kuat Daun bawang prei mengandung berbagai senyawa antioksidan seperti flavonoid (misalnya kaempferol dan quercetin) serta polifenol. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan molekul tidak stabil penyebab kerusakan seluler dan berkontribusi pada penuaan serta perkembangan penyakit kronis. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2011 mengindikasikan bahwa ekstrak daun bawang prei menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi. Konsumsi rutin dapat membantu mengurangi stres oksidatif.
  2. Mendukung Kesehatan Jantung Kandungan kaempferol dalam daun bawang prei telah diteliti karena efeknya yang protektif terhadap sistem kardiovaskular. Senyawa ini membantu mengurangi peradangan dan melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Selain itu, serat dalam daun bawang prei dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL ("kolesterol jahat") dengan mengikatnya di saluran pencernaan, seperti yang disarankan oleh studi dietetics. Ini berkontribusi pada pencegahan aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
  3. Potensi Anti-inflamasi Senyawa sulfur organik dan flavonoid dalam daun bawang prei menunjukkan sifat anti-inflamasi yang signifikan. Peradangan kronis adalah akar dari banyak penyakit serius, termasuk arthritis, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker. Konsumsi ekstrak daun bawang prei dalam model studi hewan telah menunjukkan penurunan penanda inflamasi, seperti yang dilaporkan dalam European Journal of Nutrition. Ini menunjukkan perannya dalam mitigasi respons inflamasi tubuh.
  4. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan Daun bawang prei adalah sumber serat makanan yang baik, baik serat larut maupun tidak larut. Serat ini penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan dengan menambah massa feses dan melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit. Selain itu, serat larut bertindak sebagai prebiotik, memberi makan bakteri baik di usus, yang esensial untuk mikrobioma usus yang seimbang, sebagaimana dibahas dalam literatur gastroenterologi. Mikrobioma yang sehat sangat penting untuk penyerapan nutrisi dan kekebalan tubuh.
  5. Sumber Vitamin K yang Baik Daun bawang prei merupakan sumber vitamin K yang sangat baik, nutrisi penting untuk pembekuan darah yang sehat dan kesehatan tulang. Vitamin K berperan dalam sintesis protein yang terlibat dalam koagulasi dan metabolisme kalsium. Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah dan kerapuhan tulang, sehingga asupan yang cukup dari sumber makanan seperti daun bawang prei sangat dianjurkan.
  6. Kandungan Vitamin C yang Memadai Vitamin C adalah antioksidan kuat lainnya yang ditemukan dalam daun bawang prei, penting untuk fungsi kekebalan tubuh dan produksi kolagen. Kolagen adalah protein struktural utama dalam kulit, tulang, dan jaringan ikat. Asupan vitamin C yang cukup dapat membantu melindungi sel dari kerusakan, mempercepat penyembuhan luka, dan menjaga kulit tetap sehat, sesuai dengan rekomendasi nutrisi harian.
  7. Mendukung Kesehatan Tulang Selain vitamin K, daun bawang prei juga mengandung mangan dan sedikit kalsium. Mangan adalah mineral penting yang terlibat dalam pembentukan tulang dan metabolisme kalsium. Kombinasi vitamin K, mangan, dan kalsium ini menjadikan daun bawang prei sebagai makanan yang mendukung kepadatan mineral tulang dan dapat membantu mengurangi risiko osteoporosis, terutama seiring bertambahnya usia.
  8. Potensi Anti-kanker Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa sulfur organik dalam bawang-bawangan, termasuk prei, mungkin memiliki sifat anti-kanker. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada beberapa jenis sel kanker, seperti yang diamati dalam studi in vitro. Meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan, potensi ini menjadikannya area penelitian yang menjanjikan.
  9. Mengatur Gula Darah Serat yang tinggi dalam daun bawang prei dapat membantu mengatur kadar gula darah dengan memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah. Ini dapat membantu mencegah lonjakan gula darah setelah makan, yang sangat bermanfaat bagi individu dengan resistensi insulin atau diabetes tipe 2. Penelitian diet telah menunjukkan bahwa diet tinggi serat berkorelasi dengan kontrol glikemik yang lebih baik.
  10. Detoksifikasi Tubuh Senyawa sulfur dalam daun bawang prei dapat mendukung proses detoksifikasi alami tubuh, khususnya di hati. Senyawa ini membantu mengaktifkan enzim detoksifikasi fase II, yang berperan dalam menghilangkan racun dan karsinogen dari tubuh. Mekanisme ini penting untuk menjaga kesehatan sel dan mencegah akumulasi zat berbahaya.
  11. Meningkatkan Kekebalan Tubuh Kombinasi vitamin C, antioksidan, dan senyawa sulfur dalam daun bawang prei berkontribusi pada penguatan sistem kekebalan tubuh. Nutrisi ini membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit dengan meningkatkan produksi sel darah putih dan memperkuat pertahanan seluler. Konsumsi secara teratur dapat membantu menjaga daya tahan tubuh tetap optimal.
  12. Sumber Folat yang Baik Folat (Vitamin B9) adalah vitamin penting yang ditemukan dalam daun bawang prei, krusial untuk pembelahan sel yang sehat dan sintesis DNA. Ini sangat penting selama periode pertumbuhan cepat, seperti kehamilan, untuk mencegah cacat lahir pada tabung saraf. Asupan folat yang memadai juga berperan dalam kesehatan jantung dan fungsi kognitif.
  13. Menurunkan Tekanan Darah Kandungan kalium dalam daun bawang prei membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh, yang penting untuk menjaga tekanan darah yang sehat. Kalium bekerja sebagai vasodilator, membantu pembuluh darah rileks dan melebar, sehingga mengurangi tekanan pada dinding arteri. Ini dapat berkontribusi pada pencegahan hipertensi dan komplikasinya.
  14. Mendukung Kesehatan Mata Meskipun tidak sekaya wortel, daun bawang prei mengandung karotenoid seperti beta-karoten, yang merupakan prekursor vitamin A. Vitamin A sangat penting untuk penglihatan yang baik, terutama dalam kondisi cahaya redup, dan untuk menjaga kesehatan membran mukosa mata. Asupan nutrisi ini dapat membantu melindungi mata dari degenerasi makula terkait usia dan katarak.
  15. Potensi Antimikroba Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak daun bawang prei mungkin memiliki sifat antimikroba, meskipun mekanisme pastinya masih perlu diteliti lebih lanjut. Senyawa tertentu di dalamnya dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur tertentu. Potensi ini menarik untuk pengembangan agen antimikroba alami.
  16. Membantu Pengelolaan Berat Badan Daun bawang prei rendah kalori tetapi tinggi serat dan air, menjadikannya makanan yang mengenyangkan. Konsumsi makanan tinggi serat dapat membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan dengan meningkatkan rasa kenyang, sehingga mendukung upaya pengelolaan berat badan. Ini merupakan bagian penting dari diet seimbang untuk mencapai berat badan ideal.
  17. Meningkatkan Kesehatan Kulit Kandungan vitamin C dan antioksidan dalam daun bawang prei berperan penting dalam menjaga kesehatan dan elastisitas kulit. Vitamin C diperlukan untuk sintesis kolagen, yang menjaga kulit tetap kencang dan kenyal. Antioksidan melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan paparan lingkungan, membantu mencegah penuaan dini.
  18. Sumber Zat Besi Meskipun bukan sumber zat besi utama, daun bawang prei mengandung jumlah yang cukup, yang penting untuk produksi hemoglobin dan transportasi oksigen dalam darah. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, ditandai dengan kelelahan dan kelemahan. Menggabungkan daun bawang prei dengan sumber vitamin C lainnya dapat meningkatkan penyerapan zat besi non-heme.
  19. Mendukung Kesehatan Otak Folat dalam daun bawang prei penting untuk fungsi kognitif dan kesehatan otak. Folat berperan dalam produksi neurotransmitter dan melindungi sel-sel saraf. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan folat yang cukup dapat dikaitkan dengan penurunan risiko penurunan kognitif terkait usia dan penyakit neurodegeneratif.
  20. Mengurangi Risiko Penyakit Kronis Profil nutrisi yang kaya antioksidan, anti-inflamasi, dan serat dalam daun bawang prei secara kolektif berkontribusi pada pengurangan risiko berbagai penyakit kronis. Ini termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, beberapa jenis kanker, dan kondisi inflamasi lainnya. Pola makan yang kaya sayuran seperti prei sangat direkomendasikan untuk pencegahan penyakit.
  21. Meningkatkan Metabolisme Vitamin B kompleks, termasuk folat dan vitamin B6 dalam daun bawang prei, berperan penting dalam proses metabolisme tubuh. Mereka membantu mengubah makanan menjadi energi dan mendukung fungsi enzim yang terlibat dalam berbagai reaksi biokimia. Metabolisme yang efisien adalah kunci untuk menjaga tingkat energi dan fungsi tubuh yang optimal.
  22. Mendukung Kesehatan Ginjal Sifat diuretik ringan yang kadang dikaitkan dengan bawang-bawangan, termasuk prei, dapat membantu meningkatkan produksi urine dan membantu membersihkan ginjal. Meskipun efeknya tidak dramatis, hidrasi yang baik dan konsumsi makanan kaya air serta elektrolit dapat mendukung fungsi ginjal yang sehat. Namun, bagi penderita penyakit ginjal, konsultasi medis sangat penting.
  23. Mengandung Prebiotik FOS Fructooligosaccharides (FOS) adalah jenis prebiotik yang ditemukan dalam daun bawang prei. FOS tidak dicerna di usus halus dan bergerak ke usus besar, di mana mereka difermentasi oleh bakteri baik. Proses ini menghasilkan asam lemak rantai pendek yang bermanfaat bagi kesehatan usus dan kekebalan tubuh, memperkuat pertahanan alami tubuh.
  24. Berpotensi Melawan Anemia Kandungan zat besi dan folat dalam daun bawang prei secara sinergis dapat membantu mencegah dan mengatasi anemia. Zat besi penting untuk produksi hemoglobin, sementara folat diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang sehat. Konsumsi rutin sebagai bagian dari diet seimbang dapat mendukung kadar sel darah merah yang optimal.
  25. Mengurangi Kram Otot Meskipun tidak kaya kalium seperti pisang, daun bawang prei menyumbangkan elektrolit ini yang penting untuk fungsi otot dan saraf yang benar. Asupan kalium yang cukup membantu menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, yang dapat berkontribusi pada pencegahan kram otot, terutama setelah aktivitas fisik yang intens.
  26. Meningkatkan Kesehatan Rambut Vitamin C dalam daun bawang prei sangat penting untuk produksi kolagen, yang tidak hanya mendukung kesehatan kulit tetapi juga folikel rambut. Kolagen membantu memperkuat rambut dan mendukung pertumbuhannya. Selain itu, antioksidan melindungi sel-sel folikel rambut dari kerusakan oksidatif, berkontribusi pada rambut yang lebih sehat dan kuat.
Studi kasus mengenai dampak konsumsi daun bawang prei seringkali melibatkan evaluasi pola makan dalam populasi besar. Misalnya, sebuah penelitian kohort yang dilakukan di Eropa dan diterbitkan dalam British Journal of Nutrition pada tahun 2018 menyoroti hubungan antara asupan sayuran Allium, termasuk prei, dengan penurunan insiden penyakit kardiovaskular. Partisipan yang secara teratur mengonsumsi sayuran ini menunjukkan risiko yang lebih rendah terhadap hipertensi dan kadar kolesterol tinggi dibandingkan dengan mereka yang jarang mengonsumsinya.Dalam konteks pencegahan kanker, beberapa studi epidemiologi telah mengeksplorasi peran sayuran Allium. Sebuah tinjauan sistematis yang dimuat dalam Cancer Prevention Research pada tahun 2015 menunjukkan bahwa konsumsi bawang-bawangan secara teratur, termasuk prei, berkorelasi dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker kolorektal dan lambung. Namun, mekanisme spesifik dan dosis efektif masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Menurut Dr. Elena Petrova, seorang ahli gizi dari Universitas Helsinki, "Meskipun data epidemiologis menjanjikan, penting untuk memahami bahwa ini adalah bagian dari pola makan keseluruhan yang sehat, bukan obat tunggal."Implikasi praktis dari manfaat daun bawang prei juga terlihat dalam manajemen diabetes. Sebuah studi intervensi kecil yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food pada tahun 2017 menunjukkan bahwa penambahan serat dari sayuran seperti prei ke dalam diet dapat membantu menstabilkan respons glikemik pasca-prandial pada individu dengan pradiabetes. Serat larut dalam prei memperlambat penyerapan glukosa, sehingga mencegah lonjakan gula darah yang tajam. Ini menunjukkan potensi prei sebagai komponen diet yang bermanfaat bagi penderita diabetes.Aspek kesehatan pencernaan merupakan area lain di mana daun bawang prei menunjukkan manfaat yang signifikan. Kandungan prebiotik, khususnya FOS, telah terbukti mendukung pertumbuhan bakteri menguntungkan di usus. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Gut Microbes pada tahun 2019 meneliti efek FOS dari berbagai sumber pada mikrobiota usus, menemukan bahwa FOS dari Allium dapat meningkatkan keragaman mikrobiota dan produksi asam lemak rantai pendek, yang penting untuk integritas dinding usus.Dalam konteks kekebalan tubuh, nutrisi seperti vitamin C dan antioksidan dalam daun bawang prei berperan penting. Selama musim flu dan pilek, peningkatan asupan makanan kaya antioksidan sering direkomendasikan. Menurut Dr. Ahmad bin Khalid, seorang imunolog dari Universitas Malaya, "Konsumsi vitamin C dan senyawa fitokimia dari sumber alami seperti daun bawang prei dapat memberikan dukungan esensial bagi fungsi kekebalan tubuh, meskipun tidak menggantikan pengobatan medis."Manfaat anti-inflamasi dari daun bawang prei juga relevan dalam pengelolaan kondisi kronis. Sebuah studi in vitro yang dipublikasikan dalam Phytomedicine pada tahun 2016 menunjukkan bahwa ekstrak daun bawang prei dapat menghambat jalur inflamasi tertentu pada tingkat seluler. Temuan ini mendukung gagasan bahwa komponen bioaktif dalam prei dapat berkontribusi pada pengurangan peradangan sistemik, yang merupakan faktor risiko untuk berbagai penyakit degeneratif.Potensi daun bawang prei dalam detoksifikasi juga menarik perhatian. Senyawa sulfur organik yang ditemukan dalam prei dapat memodulasi aktivitas enzim detoksifikasi di hati. Sebuah ulasan dalam Food and Chemical Toxicology pada tahun 2014 membahas bagaimana sayuran Allium dapat mendukung fase I dan fase II detoksifikasi, membantu tubuh memetabolisme dan menghilangkan zat berbahaya. Ini menunjukkan peran prei dalam menjaga homeostasis internal tubuh.Terakhir, penting untuk mempertimbangkan bagaimana daun bawang prei dapat diintegrasikan ke dalam diet sehari-hari untuk memaksimalkan manfaatnya. Sebuah studi observasional yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition Education and Behavior pada tahun 2020 menemukan bahwa individu yang mengonsumsi lebih banyak sayuran hijau, termasuk daun bawang prei, cenderung memiliki pola makan yang lebih sehat secara keseluruhan dan indeks massa tubuh yang lebih rendah. Ini menggarisbawahi bahwa manfaat prei paling efektif ketika menjadi bagian dari pola makan yang kaya nutrisi dan seimbang.

Untuk memaksimalkan manfaat kesehatan dari daun bawang prei, beberapa tips praktis dapat diterapkan dalam pemilihan dan pengolahannya.

Tips Memaksimalkan Manfaat Daun Bawang Prei

  • Pilih Daun yang Segar dan Hijau Gelap Saat memilih daun bawang prei, pastikan daunnya berwarna hijau gelap dan terlihat segar, tanpa layu atau bintik kuning. Daun yang lebih hijau cenderung memiliki konsentrasi nutrisi dan fitokimia yang lebih tinggi, terutama vitamin K, beta-karoten, dan antioksidan. Hindari daun yang sudah menguning atau memiliki tekstur lembek, karena ini menandakan penurunan kualitas nutrisi. Kesegaran adalah kunci untuk mendapatkan manfaat optimal dari sayuran ini.
  • Manfaatkan Seluruh Bagian Hijau Meskipun bagian putih dan hijau muda sering digunakan dalam masakan, sebagian besar nutrisi dan antioksidan terkonsentrasi pada bagian daun hijau gelapnya. Oleh karena itu, jangan membuang bagian ini; sebaliknya, cucilah bersih dan masukkan ke dalam masakan seperti sup, tumisan, atau salad. Memanfaatkan seluruh bagian yang dapat dimakan membantu mengurangi limbah makanan sekaligus memaksimalkan asupan nutrisi yang beragam.
  • Cuci Bersih untuk Menghilangkan Tanah Daun bawang prei cenderung memerangkap tanah di antara lapisannya. Penting untuk membelah daun secara memanjang dan mencucinya di bawah air mengalir secara menyeluruh sebelum digunakan. Proses pencucian yang cermat ini memastikan bahwa semua kotoran dan residu pestisida (jika ada) dihilangkan, sehingga aman untuk dikonsumsi dan menjaga kebersihan makanan.
  • Masak dengan Cara yang Tepat Untuk mempertahankan nutrisi, hindari memasak daun bawang prei terlalu lama atau dengan suhu yang terlalu tinggi. Metode memasak seperti menumis sebentar, mengukus, atau menambahkannya di akhir proses memasak sup atau semur dapat membantu mempertahankan kandungan vitamin dan antioksidan sensitif panas. Memasak dengan cepat juga membantu menjaga tekstur dan rasa alaminya.
  • Integrasikan ke Berbagai Hidangan Daun bawang prei memiliki rasa yang lembut dan sedikit manis yang cocok untuk berbagai hidangan. Dapat ditambahkan ke dalam sup, kari, tumisan, omelet, quiche, atau bahkan sebagai bumbu untuk daging dan ikan. Keberagaman penggunaannya memungkinkan integrasi yang mudah ke dalam pola makan sehari-hari, sehingga konsumsi rutin dapat lebih mudah tercapai dan manfaatnya dapat dirasakan secara konsisten.
Penelitian mengenai manfaat daun bawang prei umumnya menggunakan berbagai desain studi, termasuk studi in vitro, studi hewan, studi epidemiologi, dan uji klinis terbatas. Sebagai contoh, studi in vitro sering melibatkan pengujian ekstrak daun bawang prei pada lini sel kanker atau sel yang terpapar stres oksidatif untuk mengidentifikasi aktivitas antioksidan atau anti-proliferatif. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Food Chemistry pada tahun 2013, misalnya, mengisolasi senyawa flavonoid dari daun prei dan mengukur kapasitas antioksidannya menggunakan metode DPPH dan FRAP. Sampel yang digunakan biasanya adalah ekstrak kasar atau fraksi spesifik dari daun prei yang diuji dalam kondisi laboratorium terkontrol.Pada studi hewan, tikus atau hewan pengerat lainnya sering digunakan sebagai model untuk mengevaluasi efek daun bawang prei pada kondisi seperti peradangan, kadar kolesterol, atau respons imun. Sebuah studi di Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2016 melaporkan bahwa pemberian ekstrak daun bawang prei pada tikus dengan peradangan yang diinduksi menunjukkan penurunan signifikan pada penanda inflamasi dan perbaikan kondisi. Metode yang digunakan meliputi pengukuran biomarker dalam darah, analisis histopatologi jaringan, dan evaluasi perilaku.Studi epidemiologi, seperti studi kohort atau kasus-kontrol, mengamati pola konsumsi daun bawang prei dalam populasi manusia dan mengaitkannya dengan insiden penyakit tertentu. Studi ini biasanya mengandalkan kuesioner frekuensi makanan dan data kesehatan yang dikumpulkan selama periode waktu tertentu. Meskipun studi ini dapat menunjukkan korelasi, mereka tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung. Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan dalam Nutrition and Cancer pada tahun 2010 menemukan hubungan terbalik antara konsumsi sayuran Allium dan risiko kanker kolorektal dalam populasi yang besar.Meskipun banyak bukti menunjukkan manfaat daun bawang prei, ada pula pandangan yang menyoroti keterbatasan penelitian yang ada. Salah satu argumen yang sering muncul adalah bahwa sebagian besar bukti berasal dari studi in vitro atau hewan, dan hasil ini mungkin tidak selalu dapat direplikasi pada manusia. Senyawa bioaktif mungkin memiliki bioavailabilitas yang berbeda atau dimetabolisme secara berbeda dalam sistem manusia. Selain itu, variasi dalam metode pertanian, kondisi tanah, dan varietas prei dapat memengaruhi profil nutrisi dan konsentrasi fitokimia, sehingga sulit untuk menggeneralisasi temuan. Beberapa kritikus juga menyatakan bahwa efek kesehatan dari satu jenis makanan seringkali terlalu kecil untuk signifikan secara klinis jika tidak digabungkan dengan pola makan sehat secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk melihat daun bawang prei sebagai bagian dari diet seimbang dan bukan sebagai "obat super" tunggal.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis ilmiah yang ada, konsumsi daun bawang prei sangat dianjurkan sebagai bagian dari pola makan seimbang dan kaya nutrisi. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, disarankan untuk mengintegrasikan daun bawang prei secara rutin ke dalam berbagai hidangan. Pilihlah daun yang segar, hijau gelap, dan pastikan dicuci bersih sebelum diolah. Metode memasak yang cepat seperti menumis atau mengukus dianjurkan untuk mempertahankan kandungan nutrisi sensitif panas, seperti vitamin C dan beberapa antioksidan.Disarankan untuk tidak membuang bagian daun hijau gelapnya, karena bagian ini kaya akan fitokimia bermanfaat yang seringkali diabaikan. Individu yang ingin meningkatkan asupan serat, antioksidan, dan vitamin K dapat menjadikan daun bawang prei sebagai pilihan sayuran yang sangat baik. Bagi penderita kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau masalah pencernaan, penambahan daun bawang prei ke dalam diet dapat memberikan dukungan tambahan, meskipun konsultasi dengan profesional kesehatan tetap penting untuk penanganan kondisi medis.Secara keseluruhan, daun bawang prei adalah sayuran yang kaya nutrisi dan fitokimia, menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang didukung oleh bukti ilmiah yang berkembang. Kandungan antioksidan, anti-inflamasi, serat, vitamin, dan mineralnya berkontribusi pada peningkatan kesehatan jantung, pencernaan, kekebalan tubuh, serta potensi pencegahan penyakit kronis. Meskipun banyak penelitian awal menjanjikan, terutama dari studi in vitro dan hewan, penelitian lebih lanjut pada manusia dengan skala besar dan desain yang lebih robust diperlukan untuk mengonfirmasi dan mengukur sepenuhnya dampak klinis dari konsumsi daun bawang prei. Penelitian di masa depan dapat berfokus pada isolasi dan karakterisasi senyawa bioaktif spesifik, serta studi intervensi jangka panjang untuk mengevaluasi efeknya pada populasi yang beragam dan kondisi kesehatan tertentu.