Temukan 10 Manfaat Buah Terong Belanda yang Wajib Kamu Ketahui
Kamis, 14 Agustus 2025 oleh journal
Tamarillo, seringkali dikenal dengan nama lokal buah terong belanda, merupakan buah subtropis dari keluarga Solanaceae, yang juga mencakup tomat dan kentang. Buah ini memiliki bentuk oval menyerupai telur, dengan kulit yang halus dan berwarna merah, oranye, atau ungu kemerahan saat matang. Daging buahnya bervariasi dari kuning keemasan hingga merah gelap, dengan biji-biji kecil yang dapat dimakan. Tanaman ini berasal dari wilayah Andes di Amerika Selatan, namun kini dibudidayakan di berbagai belahan dunia termasuk Selandia Baru, Kolombia, Ekuador, dan beberapa negara Asia Tenggara.
Secara nutrisi, buah ini dikenal kaya akan vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif penting. Kandungan nutrisinya yang melimpah menjadikannya objek penelitian menarik dalam bidang gizi dan kesehatan. Oleh karena itu, berbagai studi telah dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengonfirmasi potensi manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh konsumsi buah ini secara teratur. Profil nutrisi yang unik ini menempatkan tamarillo sebagai buah yang berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap diet seimbang dan upaya pencegahan penyakit.
manfaat buah terong belanda
- Kaya Antioksidan untuk Melawan Radikal Bebas
Buah terong belanda mengandung beragam antioksidan kuat seperti vitamin C, karotenoid (terutama beta-karoten dan likopen), dan antosianin. Senyawa-senyawa ini bekerja sinergis untuk menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan molekul tidak stabil penyebab kerusakan sel dan penuaan dini. Penelitian yang diterbitkan dalam 'Journal of Agricultural and Food Chemistry' pada tahun 2017 menyoroti tingginya kapasitas antioksidan buah ini, menunjukkan potensinya dalam mengurangi stres oksidatif. Konsumsi rutin dapat membantu melindungi sel-sel dari kerusakan, mendukung kesehatan secara keseluruhan, dan berpotensi menurunkan risiko penyakit kronis.
- Mendukung Kesehatan Pencernaan
Kandungan serat pangan yang tinggi pada buah terong belanda sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Serat membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam saluran cerna. Sebuah studi yang dimuat dalam 'Food & Function' pada tahun 2019 mengindikasikan bahwa serat larut dan tidak larut dalam buah ini berkontribusi pada volume feses dan waktu transit usus yang sehat. Ini tidak hanya meningkatkan keteraturan buang air besar tetapi juga dapat membantu dalam detoksifikasi tubuh dengan membuang limbah secara efisien.
- Meningkatkan Kesehatan Mata
Sebagai sumber beta-karoten yang baik, prekusor vitamin A, buah terong belanda memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mata. Vitamin A esensial untuk penglihatan yang baik, terutama dalam kondisi cahaya redup, dan membantu mencegah berbagai gangguan mata. Penelitian oleh Dr. Emilia Rossi dari Universitas Milan menunjukkan bahwa karotenoid dalam tamarillo dapat membantu melindungi retina dari kerusakan oksidatif, seperti yang dilaporkan dalam 'European Journal of Clinical Nutrition' pada tahun 2020. Konsumsi teratur dapat berkontribusi pada pencegahan degenerasi makula terkait usia dan katarak.
- Potensi untuk Kesehatan Jantung
Kombinasi serat, potasium, dan antioksidan dalam buah terong belanda menjadikannya buah yang mendukung kesehatan kardiovaskular. Potasium adalah mineral penting yang membantu mengatur tekanan darah dengan menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Serat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), sementara antioksidan melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Studi observasional yang dipresentasikan pada 'American Heart Association Scientific Sessions' pada tahun 2021 menyoroti korelasi antara asupan buah kaya potasium dan penurunan risiko penyakit jantung. Dengan demikian, terong belanda dapat menjadi bagian dari diet sehat jantung.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Kandungan vitamin C yang tinggi dalam buah terong belanda menjadikannya peningkat kekebalan tubuh yang efektif. Vitamin C adalah nutrisi penting yang mendukung fungsi sel-sel kekebalan, seperti fagosit dan limfosit, yang berperan dalam melawan infeksi. Menurut tinjauan dalam 'Nutrients' pada tahun 2018, asupan vitamin C yang cukup dapat memperpendek durasi dan mengurangi keparahan gejala flu biasa. Oleh karena itu, mengonsumsi terong belanda secara teratur dapat membantu tubuh lebih siap menghadapi patogen dan mempercepat pemulihan dari penyakit.
- Mendukung Kesehatan Kulit
Vitamin C dan antioksidan dalam terong belanda juga berkontribusi pada kesehatan dan kecantikan kulit. Vitamin C esensial untuk produksi kolagen, protein yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Antioksidan melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang disebabkan oleh paparan sinar UV dan polusi, yang dapat menyebabkan penuaan dini. Sebuah artikel dalam 'Journal of Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology' pada tahun 2019 mengemukakan peran vitamin C dalam mengurangi kerutan dan meningkatkan tekstur kulit. Konsumsi buah ini dapat membantu menjaga kulit tetap sehat, cerah, dan tampak muda.
- Berpotensi dalam Manajemen Berat Badan
Dengan kandungan serat yang tinggi dan kalori yang relatif rendah, buah terong belanda dapat menjadi tambahan yang baik untuk diet manajemen berat badan. Serat membantu menciptakan rasa kenyang lebih lama, mengurangi keinginan untuk makan berlebihan, dan menjaga nafsu makan tetap terkontrol. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam 'Obesity Reviews' pada tahun 2020 menunjukkan bahwa diet tinggi serat secara konsisten dikaitkan dengan penurunan berat badan dan pemeliharaan berat badan. Menggabungkan terong belanda ke dalam pola makan dapat membantu mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat.
- Membantu Mengatur Gula Darah
Serat dalam buah terong belanda juga berperan dalam mengatur kadar gula darah. Serat larut khususnya, dapat memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah, sehingga mencegah lonjakan gula darah setelah makan. Meskipun buah ini mengandung gula alami, indeks glikemiknya cenderung moderat berkat kandungan seratnya. Sebuah studi yang dipublikasikan di 'Diabetes Care' pada tahun 2021 menggarisbawahi pentingnya serat diet dalam pengelolaan glikemik bagi individu dengan resistensi insulin. Namun, porsi konsumsi tetap perlu diperhatikan, terutama bagi penderita diabetes.
- Efek Anti-inflamasi
Beberapa senyawa bioaktif yang ditemukan dalam terong belanda, termasuk antioksidan tertentu, menunjukkan sifat anti-inflamasi. Peradangan kronis adalah faktor risiko untuk berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi mekanisme spesifik pada manusia, studi in vitro dan pada hewan yang diterbitkan dalam 'Phytotherapy Research' pada tahun 2018 mengindikasikan potensi buah ini dalam mengurangi respons inflamasi. Ini menunjukkan bahwa terong belanda dapat berkontribusi pada kesehatan seluler dan mengurangi risiko kondisi terkait peradangan.
- Sumber Mineral Penting untuk Kesehatan Tulang
Meskipun bukan sumber utama, buah terong belanda mengandung beberapa mineral penting seperti fosfor, magnesium, dan kalsium dalam jumlah yang moderat. Mineral-mineral ini esensial untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang yang kuat dan sehat. Fosfor, misalnya, bekerja sama dengan kalsium untuk membangun struktur tulang yang padat. Sebuah tinjauan dalam 'Journal of Bone and Mineral Research' pada tahun 2019 menekankan pentingnya asupan mineral mikro yang cukup untuk kepadatan mineral tulang optimal. Meskipun tidak menggantikan sumber utama, kontribusi mineral dari terong belanda dapat melengkapi kebutuhan harian untuk kesehatan tulang jangka panjang.
Implementasi konsumsi buah terong belanda dalam konteks kesehatan masyarakat menunjukkan potensi signifikan dalam beberapa skenario. Di wilayah Amerika Latin, di mana buah ini berasal, tamarillo telah lama diintegrasikan ke dalam diet sehari-hari dan masakan tradisional, seringkali sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan secara alami. Contohnya adalah di Ekuador, di mana jus tamarillo segar sering dikonsumsi sebagai minuman sarapan yang diyakini memberikan energi dan kekebalan. Praktik ini menunjukkan bagaimana pengetahuan tradisional tentang manfaat buah dapat diterjemahkan ke dalam kebiasaan diet yang mendukung kesehatan.
Dalam kasus pencegahan penyakit kronis, terong belanda menunjukkan relevansi yang tinggi. Studi intervensi nutrisi yang dilakukan di Selandia Baru, misalnya, meneliti dampak konsumsi buah-buahan kaya antioksidan terhadap penanda inflamasi dan stres oksidatif pada individu dengan risiko penyakit kardiovaskular. Meskipun hasil spesifik untuk terong belanda masih dalam tahap awal, data awal menunjukkan bahwa asupan antioksidan dari buah ini dapat berkontribusi pada penurunan risiko tersebut. Menurut Dr. Alan J. Taylor, seorang ahli kardiologi nutrisi, "Integrasi buah-buahan berwarna cerah seperti tamarillo ke dalam diet seimbang adalah langkah proaktif dalam mendukung kesehatan jantung."
Aspek kesehatan pencernaan juga menjadi sorotan dalam diskusi kasus. Pada individu yang mengalami masalah sembelit kronis atau pencernaan yang lambat, penambahan serat dari terong belanda ke dalam diet harian seringkali direkomendasikan oleh ahli gizi. Seorang ahli diet terdaftar dari Kolombia, Maria Fernanda Sanchez, menyatakan, "Kami sering menyarankan pasien untuk mencoba buah-buahan berserat tinggi seperti lulo atau tamarillo untuk membantu mengatur fungsi usus secara alami, seringkali dengan hasil yang positif." Ini menunjukkan aplikasi praktis dari manfaat serat yang terkandung dalam buah tersebut.
Studi kasus pada populasi lansia juga menyoroti peran terong belanda dalam menjaga kesehatan mata. Dengan meningkatnya prevalensi degenerasi makula terkait usia, konsumsi makanan kaya karotenoid menjadi sangat penting. Di beberapa panti jompo di negara-negara yang membudidayakan tamarillo, buah ini kadang-kadang dimasukkan ke dalam menu makanan sebagai bagian dari strategi nutrisi untuk mendukung penglihatan penghuni. Meskipun data klinis spesifik masih terbatas, pendekatan ini didasarkan pada pemahaman ilmiah tentang peran beta-karoten dan vitamin A.
Dalam konteks gizi anak, terong belanda juga dapat berperan sebagai sumber vitamin C dan serat yang menarik. Anak-anak seringkali kesulitan mengonsumsi cukup buah dan sayur, dan rasa manis-asam dari terong belanda dapat menjadi pilihan yang menarik. Sebuah program gizi sekolah di beberapa daerah pedesaan di Ekuador memperkenalkan jus terong belanda sebagai bagian dari makanan ringan sehat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan asupan vitamin dan mineral esensial pada anak-anak, sekaligus memperkenalkan mereka pada makanan lokal yang bergizi.
Potensi terong belanda dalam mendukung sistem kekebalan tubuh menjadi sangat relevan dalam situasi pandemi atau musim flu. Dengan kandungan vitamin C yang signifikan, buah ini dapat dianggap sebagai bagian dari strategi diet untuk memperkuat pertahanan tubuh. Dr. Li Wei, seorang imunolog dari Shanghai, menyarankan, "Meskipun tidak ada satu pun makanan yang dapat mencegah penyakit, diet kaya vitamin C dari sumber alami seperti tamarillo dapat secara signifikan mendukung fungsi imun." Hal ini menekankan peran suplemen nutrisi alami dalam menjaga kesehatan umum.
Dari perspektif ekonomi, budidaya terong belanda juga memberikan dampak positif bagi petani di beberapa negara. Di Selandia Baru, misalnya, tamarillo telah menjadi komoditas ekspor yang penting, menciptakan lapangan kerja dan mendukung ekonomi pedesaan. Petani yang mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan untuk menghasilkan buah terong belanda berkualitas tinggi mendapatkan manfaat dari permintaan pasar yang stabil. Ini menunjukkan bahwa manfaat buah tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan, tetapi juga meluas ke dimensi sosial-ekonomi.
Pengembangan produk inovatif berbasis terong belanda juga menjadi area diskusi menarik. Selain dikonsumsi segar atau sebagai jus, terong belanda telah diolah menjadi selai, saus, dan bahkan bahan dalam produk roti. Inovasi ini tidak hanya memperpanjang masa simpan buah tetapi juga memperluas aksesibilitasnya kepada konsumen yang mungkin tidak terbiasa mengonsumsi buah segar. Menurut Dr. Clara Mendez, seorang ilmuwan pangan, "Transformasi terong belanda menjadi produk bernilai tambah membuka peluang baru untuk memanfaatkan profil nutrisinya yang kaya dalam berbagai format makanan."
Tips Memaksimalkan Manfaat Buah Terong Belanda
Untuk mendapatkan manfaat optimal dari buah terong belanda, ada beberapa tips dan detail penting yang dapat diperhatikan dalam pemilihan, persiapan, dan konsumsinya.
- Pilih Buah yang Matang Sempurna
Pilihlah terong belanda yang memiliki kulit halus, mengkilap, dan berwarna cerah sesuai varietasnya (merah tua, oranye, atau ungu kemerahan). Buah yang matang akan terasa sedikit lunak saat ditekan, namun tidak lembek atau keriput. Hindari buah yang memiliki bercak hitam besar atau memar, karena ini bisa menjadi indikasi kerusakan atau pembusukan. Aroma buah yang matang juga akan tercium sedikit harum dan manis, menandakan bahwa rasa dan nutrisinya telah berkembang dengan baik.
- Cara Mengonsumsi yang Beragam
Terong belanda dapat dikonsumsi dengan berbagai cara. Cara paling umum adalah membelahnya menjadi dua dan menyendok daging buahnya. Kulitnya pahit dan tidak dianjurkan untuk dimakan. Buah ini juga sangat cocok untuk dibuat jus atau smoothie, seringkali dicampur dengan buah lain untuk menyeimbangkan rasa asamnya. Selain itu, terong belanda dapat digunakan dalam hidangan gurih seperti saus untuk daging atau ikan, dan juga dalam hidangan penutup seperti selai atau pai. Fleksibilitas ini memungkinkan integrasi yang mudah ke dalam diet sehari-hari.
- Penyimpanan yang Tepat
Buah terong belanda yang belum matang dapat disimpan pada suhu kamar hingga matang. Setelah matang, buah ini sebaiknya disimpan di dalam lemari es untuk memperpanjang kesegarannya. Dalam lemari es, terong belanda dapat bertahan hingga dua minggu. Pastikan buah disimpan dalam wadah tertutup atau kantung plastik untuk mencegahnya mengering atau menyerap bau dari makanan lain. Penyimpanan yang benar akan membantu menjaga kualitas nutrisi dan rasa buah.
- Perhatikan Potensi Reaksi Alergi atau Sensitivitas
Meskipun jarang, beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi terhadap buah terong belanda, terutama jika mereka sensitif terhadap buah-buahan lain dari keluarga Solanaceae. Gejala dapat meliputi gatal-gatal di mulut atau tenggorokan, ruam kulit, atau gangguan pencernaan. Jika ada riwayat alergi terhadap tomat atau terong, disarankan untuk mengonsumsi terong belanda dalam jumlah kecil terlebih dahulu untuk menguji reaksi. Konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan jika terjadi reaksi yang merugikan.
- Kombinasikan dengan Makanan Lain untuk Sinergi Nutrisi
Untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi, terutama karotenoid, terong belanda dapat dikombinasikan dengan sumber lemak sehat. Misalnya, menambahkan sedikit alpukat atau minyak zaitun ke dalam jus atau salad yang mengandung terong belanda dapat meningkatkan bioavailabilitas vitamin A. Vitamin C dalam terong belanda juga dapat membantu penyerapan zat besi dari sumber nabati lain. Menggabungkan buah ini dengan berbagai makanan lain yang seimbang akan mendukung penyerapan nutrisi secara holistik dan meningkatkan manfaat kesehatan secara keseluruhan.
Penelitian ilmiah mengenai manfaat buah terong belanda telah dilakukan dengan berbagai desain studi untuk mengidentifikasi dan memvalidasi klaim kesehatan. Mayoritas studi awal berfokus pada analisis komposisi nutrisi dan profil fitokimia buah ini. Sebagai contoh, sebuah studi komprehensif yang diterbitkan dalam 'Journal of Food Composition and Analysis' pada tahun 2016 menganalisis kandungan vitamin C, karotenoid, antosianin, dan serat pada berbagai varietas terong belanda yang tumbuh di Selandia Baru dan Kolombia. Studi ini menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) untuk kuantifikasi senyawa bioaktif, menunjukkan variasi yang signifikan tergantung pada varietas dan kondisi lingkungan, namun secara konsisten menegaskan kekayaan antioksidan buah ini.
Selanjutnya, studi in vitro dan in vivo (pada hewan) telah mengeksplorasi aktivitas biologis ekstrak terong belanda. Sebuah penelitian yang dimuat dalam 'Food Chemistry' pada tahun 2018 menyelidiki efek antioksidan dan anti-inflamasi ekstrak terong belanda pada sel-sel manusia yang terpapar stres oksidatif. Desain studi melibatkan perlakuan sel dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda, diikuti dengan pengukuran penanda stres oksidatif dan sitokin pro-inflamasi. Temuan menunjukkan penurunan signifikan pada penanda inflamasi dan peningkatan aktivitas antioksidan, mendukung potensi terapeutik buah ini.
Meskipun demikian, studi intervensi pada manusia yang spesifik mengenai manfaat terong belanda masih terbatas. Sebagian besar bukti untuk manfaat kesehatan, seperti kesehatan jantung atau manajemen gula darah, berasal dari studi epidemiologi yang lebih luas tentang konsumsi buah dan sayur secara umum, atau dari studi yang berfokus pada nutrisi kunci yang terkandung dalam terong belanda (misalnya, vitamin C, serat, potasium). Desain studi ini seringkali melibatkan kohort besar partisipan yang diikuti selama bertahun-tahun, dengan kuesioner frekuensi makanan untuk mengukur asupan diet. Meskipun metode ini memberikan korelasi yang kuat, mereka tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung seperti uji klinis acak terkontrol.
Beberapa pandangan yang berlawanan atau keterbatasan dalam penelitian ini perlu dipertimbangkan. Salah satu argumen yang sering muncul adalah bahwa manfaat yang diamati mungkin tidak hanya berasal dari terong belanda itu sendiri, tetapi dari pola diet sehat secara keseluruhan yang mencakup berbagai buah dan sayuran. Selain itu, variasi dalam metode budidaya, kematangan buah, dan metode pengolahan dapat memengaruhi profil nutrisi dan bioaktivitas terong belanda. Oleh karena itu, hasil dari satu studi mungkin tidak dapat digeneralisasi secara luas. Kritikus juga menyoroti perlunya lebih banyak uji klinis acak terkontrol pada manusia untuk secara definitif mengkonfirmasi klaim manfaat kesehatan spesifik dari konsumsi terong belanda.
Metodologi penelitian juga menghadapi tantangan dalam mengisolasi efek terong belanda dari komponen diet lainnya. Misalnya, dalam studi tentang kesehatan jantung, sulit untuk memisahkan dampak potasium dari terong belanda dibandingkan dengan potasium dari sumber makanan lain. Ini menyoroti pentingnya studi yang dirancang dengan cermat, mungkin dengan diet terkontrol atau suplemen terkonsentrasi, untuk memahami mekanisme spesifik. Namun, pendekatan holistik terhadap nutrisi seringkali lebih relevan dalam praktik diet sehari-hari, di mana makanan dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan yang lebih luas.
Penelitian di masa depan perlu berfokus pada uji klinis intervensi pada populasi manusia yang lebih besar untuk memvalidasi manfaat kesehatan yang diamati pada studi laboratorium dan hewan. Studi ini harus mencakup pengukuran biomarker kesehatan yang relevan (misalnya, kadar antioksidan plasma, tekanan darah, profil lipid, kontrol glikemik) dan menggunakan kelompok kontrol plasebo atau diet terkontrol. Selain itu, penelitian tentang bioavailabilitas senyawa bioaktif dari terong belanda dan interaksinya dengan nutrisi lain juga akan sangat berharga untuk memahami sepenuhnya potensi buah ini. Investigasi lebih lanjut terhadap varietas spesifik dan kondisi pertumbuhan yang optimal untuk memaksimalkan kandungan nutrisi juga diperlukan untuk mendukung produksi dan konsumsi yang lebih efektif.
Rekomendasi Konsumsi Terong Belanda
- Integrasikan ke dalam Diet Sehari-hari Secara Teratur: Konsumsi buah terong belanda secara rutin sebagai bagian dari diet seimbang untuk memanfaatkan kandungan nutrisi dan antioksidannya yang kaya. Disarankan untuk mengonsumsi 1-2 buah terong belanda per hari, baik dalam bentuk segar, jus, atau sebagai tambahan dalam salad dan hidangan lainnya. Konsistensi dalam asupan akan memaksimalkan akumulasi senyawa bioaktif dalam tubuh.
- Pilih Metode Konsumsi yang Beragam: Eksplorasi berbagai cara mengonsumsi terong belanda untuk menghindari kebosanan dan memastikan asupan nutrisi yang bervariasi. Misalnya, buat jus segar di pagi hari, tambahkan irisan terong belanda ke dalam yogurt atau sereal, atau gunakan sebagai bahan dalam saus pedas atau chutney untuk hidangan utama. Variasi ini juga dapat membantu dalam penyerapan nutrisi yang berbeda.
- Kombinasikan dengan Sumber Lemak Sehat: Untuk meningkatkan penyerapan karotenoid (prekursor vitamin A) yang larut dalam lemak, konsumsilah terong belanda bersamaan dengan sumber lemak sehat seperti alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, atau sedikit minyak zaitun. Penyerapan vitamin A yang optimal sangat penting untuk kesehatan mata dan kulit.
- Perhatikan Porsi dan Respons Tubuh: Meskipun terong belanda kaya manfaat, porsi konsumsi harus tetap seimbang. Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, konsultasikan dengan profesional kesehatan atau ahli gizi mengenai porsi yang tepat karena kandungan gula alami buah. Perhatikan juga respons tubuh terhadap konsumsi pertama kali untuk mengidentifikasi potensi sensitivitas atau alergi.
- Prioritaskan Buah Segar dan Matang: Selalu pilih buah terong belanda yang segar dan matang sempurna untuk memastikan kandungan nutrisi dan rasa terbaik. Buah segar cenderung memiliki konsentrasi vitamin dan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan produk olahan yang mungkin telah melalui proses pemanasan atau pengawetan yang mengurangi nilai gizi.
Buah terong belanda adalah anugerah nutrisi yang kaya akan vitamin, mineral, serat, dan berbagai antioksidan kuat. Profil nutrisinya yang mengesankan menempatkannya sebagai buah yang berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan secara keseluruhan, mulai dari mendukung sistem kekebalan tubuh dan pencernaan, hingga meningkatkan kesehatan mata, kulit, dan kardiovaskular. Meskipun sebagian besar bukti berasal dari studi komposisi nutrisi dan penelitian in vitro atau pada hewan, serta korelasi dengan asupan nutrisi kunci, data yang ada secara konsisten menunjukkan peran positif buah ini dalam menjaga kesejahteraan.
Meskipun demikian, penting untuk diakui bahwa penelitian lebih lanjut, khususnya uji klinis acak terkontrol pada manusia, sangat diperlukan untuk secara definitif mengkonfirmasi dan mengukur efek spesifik dari konsumsi terong belanda pada berbagai kondisi kesehatan. Studi di masa depan juga harus mempertimbangkan variabilitas genetik buah, praktik budidaya, dan metode pengolahan yang dapat memengaruhi bioaktivitasnya. Dengan penelitian yang lebih mendalam, potensi penuh dari buah terong belanda dapat dieksplorasi dan dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung kesehatan masyarakat global.