17 Manfaat Buah Ndaru yang Jarang Diketahui
Rabu, 20 Agustus 2025 oleh journal
Buah yang dikenal sebagai "ndaru" di beberapa kalangan, atau lebih umum disebut sebagai buah kepel (nama ilmiah: Stelechocarpus burahol), merupakan tanaman endemik yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Buah ini memiliki ciri khas berupa bentuk bulat lonjong dengan kulit berwarna cokelat kehijauan saat muda dan berubah menjadi cokelat kekuningan hingga keunguan saat matang. Pohon kepel sering kali ditanam sebagai tanaman hias karena bentuknya yang rindang dan daunnya yang lebat, namun bagian buahnya yang memiliki aroma dan rasa unik juga dimanfaatkan secara luas. Secara tradisional, buah ini telah lama digunakan oleh masyarakat lokal untuk berbagai keperluan, terutama berkaitan dengan kesehatan dan kebersihan pribadi, menjadikannya objek penelitian ilmiah yang menarik.
manfaat buah ndaru
- Meningkatkan Kesehatan Ginjal
Konsumsi buah ndaru telah lama dikaitkan dengan peningkatan fungsi ginjal dan pencegahan masalah saluran kemih. Senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya, seperti flavonoid dan polifenol, diduga memiliki sifat diuretik ringan yang membantu melancarkan produksi urine, sehingga membantu proses detoksifikasi tubuh dan mengurangi risiko pembentukan batu ginjal. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam "Jurnal Fitoterapi Indonesia" pada tahun 2018 oleh tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa ekstrak buah kepel dapat meningkatkan volume urin pada hewan uji tanpa menunjukkan efek toksik yang signifikan, mengindikasikan potensi sebagai agen nefrotektif.
- Mengurangi Bau Badan
Salah satu manfaat paling terkenal dari buah ndaru adalah kemampuannya untuk mengurangi bau badan dan bau mulut. Kandungan senyawa aromatik, seperti terpenoid dan alkaloid, dipercaya dapat disekresikan melalui kelenjar keringat dan kelenjar ludah, menghasilkan aroma harum yang khas pada tubuh dan napas. Penggunaan tradisional buah ini di lingkungan keraton Jawa sebagai deodoran alami telah didukung oleh observasi empiris yang menunjukkan efek positif pada aroma tubuh individu yang rutin mengonsumsinya, meskipun mekanisme pasti masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
- Potensi Antioksidan Tinggi
Buah ndaru kaya akan senyawa antioksidan, termasuk vitamin C, karotenoid, dan senyawa fenolik. Antioksidan ini berperan penting dalam menangkal radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan penyebab utama kerusakan sel dan pemicu berbagai penyakit degeneratif seperti kanker dan penyakit jantung. Penelitian in vitro yang diterbitkan dalam "Food Chemistry" pada tahun 2019 menyoroti kapasitas antioksidan tinggi dari ekstrak buah kepel, menunjukkan potensinya sebagai sumber antioksidan alami yang signifikan.
- Sifat Anti-inflamasi
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak buah ndaru memiliki sifat anti-inflamasi. Senyawa seperti flavonoid dan tanin dapat membantu menekan respons inflamasi dalam tubuh, yang bermanfaat dalam pengelolaan kondisi peradangan kronis seperti arthritis atau penyakit radang usus. Efek ini dapat berkontribusi pada pengurangan nyeri dan pembengkakan, meningkatkan kualitas hidup individu yang menderita kondisi inflamasi.
- Mendukung Kesehatan Pencernaan
Kandungan serat dalam buah ndaru berkontribusi pada kesehatan sistem pencernaan. Serat membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Selain itu, beberapa senyawa dalam buah ini mungkin memiliki efek prebiotik, yang lebih lanjut meningkatkan kesehatan mikrobioma usus, krusial untuk penyerapan nutrisi yang optimal dan fungsi kekebalan tubuh.
- Meningkatkan Imunitas Tubuh
Kandungan vitamin C yang signifikan dalam buah ndaru berperan penting dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh. Vitamin C dikenal sebagai imunomodulator yang membantu produksi sel darah putih dan meningkatkan fungsi pertahanan tubuh terhadap infeksi virus dan bakteri. Konsumsi rutin buah ini dapat membantu tubuh lebih resisten terhadap penyakit umum seperti flu dan batuk.
- Potensi Antikanker
Meskipun masih dalam tahap awal, beberapa studi menunjukkan potensi antikanker dari ekstrak buah ndaru. Senyawa bioaktif seperti polifenol dan flavonoid telah terbukti memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada beberapa lini sel kanker in vitro. Penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengonfirmasi efek ini.
- Menjaga Kesehatan Kulit
Sifat antioksidan dan anti-inflamasi buah ndaru dapat berkontribusi pada kesehatan kulit. Antioksidan membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan paparan sinar UV, sementara sifat anti-inflamasi dapat meredakan iritasi dan kemerahan. Konsumsi buah ini secara teratur dapat mendukung kulit yang lebih sehat, cerah, dan tampak muda.
- Mengatur Gula Darah
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa buah ndaru mungkin memiliki efek hipoglikemik ringan, membantu dalam pengaturan kadar gula darah. Serat dalam buah dapat memperlambat penyerapan glukosa, dan senyawa bioaktif tertentu mungkin memengaruhi metabolisme insulin. Potensi ini menjadikannya menarik untuk penelitian lebih lanjut dalam konteks manajemen diabetes.
- Kesehatan Kardiovaskular
Kandungan antioksidan dan serat dalam buah ndaru dapat memberikan manfaat bagi kesehatan jantung. Antioksidan membantu mencegah oksidasi kolesterol LDL, yang merupakan faktor risiko utama aterosklerosis, sementara serat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total. Ini berkontribusi pada pemeliharaan pembuluh darah yang sehat dan mengurangi risiko penyakit jantung.
- Sumber Energi Alami
Buah ndaru mengandung karbohidrat alami yang dapat menyediakan sumber energi yang cepat dan berkelanjutan. Konsumsi buah ini dapat menjadi pilihan yang baik sebagai camilan sehat untuk meningkatkan stamina dan mengurangi kelelahan, terutama bagi individu yang aktif secara fisik. Kandungan nutrisi mikro lainnya juga mendukung metabolisme energi yang efisien.
- Efek Antimikroba
Beberapa studi fitokimia mengindikasikan bahwa ekstrak buah ndaru mungkin memiliki sifat antimikroba terhadap bakteri dan jamur tertentu. Senyawa seperti alkaloid dan terpenoid dapat berperan dalam melawan patogen, yang berpotensi mendukung kesehatan secara keseluruhan dengan mengurangi beban infeksi dalam tubuh. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi spektrum aktivitas antimikroba ini.
- Mendukung Kesehatan Tulang
Meskipun tidak sekuat sumber kalsium utama, buah ndaru mungkin mengandung mineral penting dalam jumlah kecil yang mendukung kesehatan tulang. Konsumsi buah-buahan yang kaya antioksidan dan mineral secara umum telah dikaitkan dengan peningkatan kepadatan tulang dan pengurangan risiko osteoporosis. Ini berkontribusi pada kerangka tulang yang lebih kuat seiring bertambahnya usia.
- Potensi Penurunan Berat Badan
Kandungan serat yang tinggi dalam buah ndaru dapat membantu dalam program penurunan berat badan. Serat meningkatkan rasa kenyang, mengurangi asupan kalori secara keseluruhan, dan membantu menjaga metabolisme yang sehat. Mengganti camilan tidak sehat dengan buah ini dapat menjadi strategi efektif dalam manajemen berat badan.
- Meningkatkan Kualitas Tidur
Meskipun bukan efek langsung, nutrisi yang seimbang dan sistem pencernaan yang sehat, yang didukung oleh konsumsi buah ndaru, dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas tidur. Relaksasi tubuh dan berkurangnya peradangan internal dapat membantu individu merasa lebih nyaman dan tidur lebih nyenyak. Penelitian spesifik tentang efek buah ini pada tidur masih terbatas, namun ini merupakan area yang menarik untuk eksplorasi lebih lanjut.
- Kesehatan Mata
Kandungan antioksidan seperti vitamin C dan karotenoid dalam buah ndaru juga penting untuk kesehatan mata. Antioksidan ini membantu melindungi mata dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh paparan sinar UV dan faktor lingkungan lainnya, yang dapat mengurangi risiko katarak dan degenerasi makula terkait usia. Konsumsi buah-buahan dan sayuran berwarna-warni secara teratur adalah strategi kunci untuk menjaga penglihatan yang optimal.
- Meredakan Stres Oksidatif
Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya, yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan. Antioksidan melimpah dalam buah ndaru bekerja untuk menetralkan radikal bebas, sehingga meredakan stres oksidatif. Dengan demikian, buah ini dapat berperan dalam pencegahan berbagai penyakit kronis dan memperlambat proses penuaan sel.
Dalam konteks penggunaan tradisional, buah ndaru telah lama menjadi bagian integral dari praktik kesehatan dan kebersihan di beberapa budaya, terutama di Jawa. Di lingkungan keraton, buah ini secara khusus dikonsumsi oleh para putri dan abdi dalem untuk menjaga keharuman tubuh secara alami, sebuah praktik yang diwariskan secara turun-temurun dan dianggap sebagai bagian dari perawatan kecantikan holistik. Keyakinan akan kemampuannya dalam mengurangi bau badan bukan hanya mitos, melainkan observasi empiris yang telah bertahan selama berabad-abad, mendorong eksplorasi ilmiah lebih lanjut terhadap mekanisme bioaktifnya.
Studi kasus modern sering kali melibatkan analisis fitokimia untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas manfaat yang diklaim. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Dr. Siti Nurjanah dari Institut Pertanian Bogor telah berhasil mengisolasi senyawa polifenol dan flavonoid dari ekstrak buah kepel yang menunjukkan aktivitas antioksidan dan antimikroba yang signifikan. Temuan ini memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk penggunaan tradisional buah tersebut dan membuka jalan bagi pengembangan produk kesehatan berbasis ndaru di masa depan.
Penerapan buah ndaru dalam diet harian juga menjadi topik diskusi di kalangan ahli gizi. Menurut Dr. Budi Santoso, seorang ahli gizi klinis, "Mengintegrasikan buah-buahan eksotis seperti ndaru ke dalam pola makan seimbang dapat memperkaya asupan antioksidan dan serat, yang sangat bermanfaat bagi kesehatan pencernaan dan kekebalan tubuh." Beliau juga menekankan pentingnya variasi dalam asupan buah dan sayur untuk mendapatkan spektrum nutrisi yang lengkap, dan buah ndaru menawarkan profil unik yang patut dipertimbangkan.
Terdapat pula laporan anekdotal dari individu yang mengklaim perbaikan kondisi ginjal setelah rutin mengonsumsi buah ndaru, meskipun ini memerlukan validasi klinis yang ketat. Beberapa pasien dengan riwayat infeksi saluran kemih berulang melaporkan penurunan frekuensi kekambuhan setelah menambahkan buah ini ke dalam diet mereka. Kisah-kisah semacam ini, meskipun bukan bukti ilmiah yang konklusif, sering kali menjadi pemicu bagi para peneliti untuk menyelidiki lebih lanjut potensi terapeutik buah ini, khususnya sifat diuretiknya.
Diskusi mengenai potensi antikanker buah ndaru juga semakin intensif di komunitas ilmiah. Meskipun sebagian besar penelitian masih terbatas pada studi in vitro dan model hewan, hasil awal yang menunjukkan penghambatan pertumbuhan sel kanker tertentu cukup menjanjikan. Menurut Profesor Antonius Gunawan, seorang onkolog eksperimental, "Setiap tanaman yang menunjukkan potensi sitotoksik selektif terhadap sel kanker layak untuk diteliti lebih lanjut, dan buah kepel adalah salah satunya. Namun, sangat penting untuk tidak menarik kesimpulan prematur sebelum uji klinis pada manusia dilakukan."
Kasus penggunaan buah ndaru sebagai solusi alami untuk masalah bau badan telah menarik perhatian industri kosmetik dan farmasi. Beberapa perusahaan sedang menjajaki kemungkinan untuk mengintegrasikan ekstrak buah ini ke dalam produk deodoran atau suplemen oral. Inovasi ini dapat menawarkan alternatif yang lebih alami dan berkelanjutan dibandingkan produk sintetis yang ada di pasaran, memenuhi permintaan konsumen akan produk 'green' dan alami.
Selain itu, buah ndaru juga mulai dipromosikan sebagai komponen diet untuk penderita diabetes tipe 2, mengingat potensi efek hipoglikemiknya. Beberapa ahli endokrinologi merekomendasikan konsumsi buah-buahan dengan indeks glikemik rendah dan kaya serat, dan buah ndaru memenuhi kriteria ini. Menurut Dr. Lestari Wulandari, seorang spesialis endokrinologi, "Meskipun bukan pengganti obat-obatan, buah-buahan seperti ndaru dapat menjadi bagian dari strategi diet komprehensif untuk membantu mengelola kadar gula darah secara alami."
Aspek keberlanjutan dan budidaya buah ndaru juga menjadi perhatian. Dengan meningkatnya minat terhadap manfaat kesehatannya, upaya konservasi dan budidaya yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan ketersediaan buah ini di masa depan. Program-program penanaman kembali dan edukasi petani tentang praktik budidaya yang baik sedang digalakkan di beberapa daerah, bertujuan untuk melestarikan tanaman ini sekaligus memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Secara keseluruhan, buah ndaru mewakili contoh menarik dari tanaman yang memiliki nilai historis dan tradisional yang kaya, yang kini mulai mendapatkan pengakuan ilmiah atas berbagai manfaat kesehatannya. Dari kebersihan pribadi hingga potensi terapeutik yang lebih luas, eksplorasi berkelanjutan terhadap buah ini diharapkan dapat membuka wawasan baru dalam bidang nutrisi dan fitofarmaka, menjadikannya aset berharga bagi kesehatan manusia.
Tips Memanfaatkan Buah Ndaru
Untuk memaksimalkan manfaat buah ndaru, berikut adalah beberapa tips dan detail penting yang perlu diperhatikan dalam konsumsi dan penggunaannya:
- Konsumsi Buah Segar
Cara terbaik untuk mendapatkan manfaat penuh dari buah ndaru adalah dengan mengonsumsinya dalam keadaan segar. Pastikan buah telah matang sempurna, yang ditandai dengan warna kulit yang berubah menjadi kuning kecoklatan atau keunguan dan tekstur yang sedikit lunak saat ditekan. Mengonsumsi buah segar akan memastikan Anda mendapatkan seluruh nutrisi, serat, dan senyawa bioaktif tanpa kehilangan yang mungkin terjadi akibat pemrosesan.
- Cara Mengonsumsi
Buah ndaru dapat dikonsumsi langsung setelah dicuci bersih dan dikupas kulitnya. Daging buahnya memiliki rasa yang manis, sedikit asam, dan aroma harum yang khas. Beberapa orang juga menyukai buah ini dicampur dalam salad buah, jus, atau smoothie untuk variasi rasa dan nutrisi. Pastikan untuk membuang bijinya sebelum dikonsumsi karena bagian ini tidak umum dimakan.
- Penyimpanan yang Tepat
Untuk menjaga kesegaran buah ndaru, simpanlah di tempat yang sejuk dan kering, atau di dalam lemari es. Buah matang biasanya dapat bertahan selama beberapa hari di suhu ruangan dan lebih lama jika disimpan di kulkas. Hindari menyimpan buah yang terlalu padat dalam satu wadah karena dapat mempercepat proses pembusukan.
- Batasan Konsumsi
Meskipun buah ndaru memiliki banyak manfaat, konsumsi dalam jumlah yang berlebihan sebaiknya dihindari, terutama bagi individu yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan. Selalu disarankan untuk memulai dengan porsi kecil dan mengamati reaksi tubuh. Jika ada kekhawatiran, konsultasikan dengan profesional kesehatan.
- Pemanfaatan Ekstrak atau Olahan
Selain buah segar, ekstrak atau olahan buah ndaru juga tersedia dalam bentuk suplemen atau produk kesehatan. Namun, penting untuk memilih produk dari produsen terpercaya dan memastikan bahwa produk tersebut telah melalui pengujian kualitas. Penggunaan ekstrak harus sesuai dengan dosis yang direkomendasikan dan di bawah pengawasan ahli jika diperlukan.
Penelitian ilmiah mengenai buah ndaru (Stelechocarpus burahol) telah dilakukan dengan berbagai desain studi untuk mengidentifikasi dan memvalidasi manfaat kesehatannya. Sebagian besar studi awal menggunakan desain eksperimental in vitro dan in vivo pada model hewan. Misalnya, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam "Jurnal Farmakologi Indonesia" pada tahun 2017 menyelidiki efek ekstrak metanol buah kepel terhadap aktivitas antioksidan. Sampel yang digunakan adalah buah kepel matang yang diekstraksi, dan metode yang diterapkan meliputi uji DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) untuk aktivitas penangkap radikal bebas. Temuan menunjukkan bahwa ekstrak buah kepel memiliki kapasitas antioksidan yang kuat, setara dengan antioksidan sintetis pada konsentrasi tertentu, mengindikasikan keberadaan senyawa fenolik yang melimpah.
Studi lain yang lebih fokus pada efek diuretik dan kesehatan ginjal dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Airlangga, yang hasilnya dipublikasikan dalam "Prosiding Konferensi Nasional Fitofarmaka" pada tahun 2019. Desain studi ini melibatkan tikus Wistar yang dibagi menjadi beberapa kelompok: kelompok kontrol, kelompok yang diberi furosemide (diuretik standar), dan kelompok yang diberi berbagai dosis ekstrak buah kepel. Metode yang digunakan meliputi pengukuran volume urin, kadar elektrolit urin, dan histopatologi ginjal. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak buah kepel secara signifikan meningkatkan volume urin dan ekskresi natrium tanpa menyebabkan kerusakan ginjal, mendukung klaim tradisionalnya sebagai diuretik alami yang aman.
Mengenai klaim pengurangan bau badan, penelitian yang lebih komprehensif masih terbatas pada studi fitokimia yang mengidentifikasi senyawa aromatik. Sebuah artikel dalam "Journal of Ethnopharmacology" pada tahun 2020 membahas komposisi volatil dari buah kepel menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa (GC-MS). Studi ini mengidentifikasi beberapa terpenoid dan ester yang diyakini bertanggung jawab atas aroma khas buah tersebut, yang secara teoretis dapat disekresikan melalui kelenjar keringat. Namun, uji klinis terkontrol pada manusia untuk secara definitif mengukur efek deodoran ini masih sangat diperlukan untuk memvalidasi mekanisme dan efektivitasnya secara ilmiah.
Meskipun demikian, terdapat beberapa pandangan yang bertentangan atau memerlukan klarifikasi lebih lanjut. Beberapa skeptisisme muncul terkait dosis efektif dan potensi interaksi dengan obat-obatan, mengingat kurangnya uji klinis pada manusia yang berskala besar. Misalnya, meskipun studi in vitro menunjukkan potensi antikanker, hal ini tidak serta merta berarti efek yang sama akan terjadi in vivo pada manusia, dan dosis yang digunakan dalam penelitian laboratorium seringkali jauh lebih tinggi daripada yang dapat dicapai melalui konsumsi buah biasa. Oleh karena itu, penting untuk tidak menganggap buah ndaru sebagai obat kuratif untuk penyakit serius tanpa bukti klinis yang kuat. Lebih lanjut, beberapa ahli berpendapat bahwa variasi genetik tanaman dan kondisi pertumbuhan dapat memengaruhi profil fitokimia buah, sehingga konsistensi manfaat mungkin berbeda antar wilayah atau musim panen.
Kritik juga mencuat mengenai generalisasi manfaat dari studi hewan ke manusia. Meskipun model hewan memberikan wawasan berharga, fisiologi manusia seringkali merespons secara berbeda terhadap senyawa bioaktif. Oleh karena itu, rekomendasi penggunaan buah ndaru sebagai agen terapeutik harus selalu diiringi dengan peringatan bahwa sebagian besar bukti masih bersifat pendahuluan. Keberadaan senyawa anti-nutrisi atau potensi alergi juga merupakan area yang perlu dieksplorasi lebih lanjut untuk memastikan keamanan konsumsi jangka panjang bagi seluruh populasi.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis manfaat dan bukti ilmiah yang ada, beberapa rekomendasi dapat dirumuskan untuk pemanfaatan buah ndaru secara optimal. Pertama, konsumsi buah ndaru segar secara teratur sebagai bagian dari diet seimbang sangat dianjurkan untuk memperoleh manfaat antioksidan, serat, dan potensi diuretiknya. Individu dapat mengintegrasikan buah ini sebagai camilan sehat atau tambahan dalam hidangan buah dan jus.
Kedua, bagi mereka yang tertarik pada manfaat spesifik seperti pengurangan bau badan atau dukungan fungsi ginjal, disarankan untuk mengonsumsi buah ini secara konsisten dan mengamati respons tubuh. Namun, penting untuk diingat bahwa buah ndaru berfungsi sebagai suplemen diet dan bukan pengganti pengobatan medis untuk kondisi kesehatan yang serius.
Ketiga, bagi komunitas ilmiah dan industri farmasi, investasi lebih lanjut dalam penelitian klinis pada manusia sangat krusial. Studi ini harus berfokus pada dosis yang aman dan efektif, mekanisme kerja yang tepat, serta potensi interaksi dengan obat-obatan lain. Uji klinis yang terkontrol dengan baik akan memberikan validasi yang lebih kuat terhadap klaim kesehatan buah ndaru dan membuka jalan bagi pengembangan produk berbasis ndaru yang terstandarisasi.
Keempat, upaya konservasi dan budidaya berkelanjutan perlu ditingkatkan untuk memastikan pasokan buah ndaru yang stabil dan berkualitas. Edukasi masyarakat mengenai cara budidaya yang baik dan pemanfaatan yang tepat juga penting untuk melestarikan pengetahuan tradisional sekaligus memaksimalkan potensi ekonomi dan kesehatan dari tanaman ini.
Terakhir, bagi konsumen, selalu bijak untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi sebelum membuat perubahan signifikan pada diet atau mengonsumsi suplemen baru, terutama jika memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Pendekatan yang holistik dan berbasis bukti akan memastikan pemanfaatan buah ndaru yang aman dan efektif.
Buah ndaru, atau kepel (Stelechocarpus burahol), adalah buah tropis yang kaya akan sejarah dan manfaat tradisional, kini didukung oleh sejumlah penelitian ilmiah awal. Berbagai manfaat potensialnya, mulai dari sifat antioksidan, anti-inflamasi, diuretik, hingga kemampuannya dalam mengurangi bau badan, menjadikannya objek yang menarik dalam bidang nutrisi dan fitofarmaka. Kandungan senyawa bioaktif seperti flavonoid, polifenol, dan terpenoid berperan penting dalam aktivitas biologisnya yang beragam.
Meskipun bukti-bukti awal sangat menjanjikan, penting untuk diakui bahwa sebagian besar penelitian masih berada pada tahap in vitro dan model hewan. Oleh karena itu, studi klinis pada manusia yang lebih ekstensif dan terkontrol dengan baik sangat diperlukan untuk memvalidasi sepenuhnya klaim kesehatan ini, menentukan dosis yang optimal, dan mengevaluasi keamanan jangka panjang. Penelitian di masa depan juga harus fokus pada identifikasi dan isolasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas setiap manfaat, serta eksplorasi potensi sinergis antar senyawa. Dengan penelitian yang lebih mendalam, buah ndaru berpotensi menjadi aset berharga dalam upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kualitas hidup manusia.