Intip 11 Manfaat Buah Malaka yang Jarang Diketahui

Rabu, 10 September 2025 oleh journal

Intip 11 Manfaat Buah Malaka yang Jarang Diketahui

Buah Malaka, dikenal secara ilmiah sebagai Phyllanthus emblica atau Indian Gooseberry, merupakan tanaman yang telah lama digunakan dalam praktik pengobatan tradisional, khususnya Ayurveda.

Tanaman ini dihargai karena profil nutrisinya yang kaya, mengandung berbagai vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif penting. Kehadiran antioksidan kuat seperti Vitamin C dan polifenol berkontribusi pada kemampuannya untuk menawarkan berbagai keuntungan kesehatan.

Penelitian ilmiah modern terus mengeksplorasi dan memvalidasi penggunaan tradisional buah ini, mengungkap potensi terapeutiknya yang luas.

manfaat buah malaka

  1. Kaya Antioksidan

    Buah Malaka dikenal memiliki kandungan antioksidan yang sangat tinggi, terutama Vitamin C dan berbagai jenis polifenol.

    Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan molekul tidak stabil penyebab kerusakan seluler dan pemicu berbagai penyakit kronis.

    Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2009 oleh Liu et al.

    menyoroti kapasitas penyerapan radikal oksigen (ORAC) yang luar biasa dari ekstrak buah Malaka, menunjukkan perannya dalam mengurangi stres oksidatif. Konsumsi rutin dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan memperlambat proses penuaan.

  2. Meningkatkan Imunitas

    Kandungan Vitamin C yang melimpah dalam buah Malaka menjadikannya agen peningkat kekebalan tubuh yang kuat. Vitamin C esensial untuk fungsi optimal sel-sel kekebalan, termasuk limfosit dan fagosit, yang berperan dalam melawan infeksi.

    Selain itu, fitonutrien lain dalam buah ini juga berkontribusi pada modulasi respons imun, menjadikannya lebih efisien dalam mengenali dan menyerang patogen.

    Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi buah Malaka dapat mempersingkat durasi dan mengurangi keparahan gejala pilek dan flu, sebagaimana dilaporkan dalam beberapa studi klinis kecil.

  3. Menyehatkan Pencernaan

    Buah Malaka kaya akan serat, yang sangat penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Serat membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam saluran pencernaan.

    Sifat laksatif ringan dari buah ini juga membantu membersihkan usus secara alami, yang berkontribusi pada detoksifikasi tubuh.

    Konsumsi teratur dapat meredakan masalah pencernaan seperti dispepsia dan kembung, sebagaimana diamati dalam penggunaan tradisional dan didukung oleh beberapa studi praklinis.

  4. Menurunkan Gula Darah

    Beberapa penelitian telah menunjukkan potensi buah Malaka dalam membantu mengelola kadar gula darah. Senyawa aktif dalam buah ini, seperti kromium dan polifenol, dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi penyerapan glukosa dari saluran pencernaan.

    Sebuah tinjauan sistematis oleh Khanna et al.

    yang dipublikasikan dalam International Journal of Food Sciences and Nutrition pada tahun 2012, menyoroti efek hipoglikemik buah Malaka pada pasien diabetes tipe 2, meskipun diperlukan penelitian skala besar lebih lanjut.

    Oleh karena itu, buah Malaka dapat menjadi suplemen yang bermanfaat bagi individu yang berisiko atau sedang mengelola diabetes.

  5. Menjaga Kesehatan Jantung

    Manfaat buah Malaka untuk kesehatan kardiovaskular sangat signifikan, terutama melalui kemampuannya menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida. Antioksidannya membantu mencegah oksidasi LDL, yang merupakan langkah kunci dalam pembentukan plak aterosklerotik.

    Selain itu, buah ini dapat membantu mengatur tekanan darah dan meningkatkan fungsi endotel pembuluh darah. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam European Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2011 oleh Antony et al.

    menunjukkan efek positif ekstrak Malaka pada profil lipid dan fungsi endotel pada subjek dengan dislipidemia.

  6. Memiliki Sifat Anti-inflamasi

    Senyawa bioaktif dalam buah Malaka memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat, membantu mengurangi peradangan kronis di seluruh tubuh. Peradangan kronis sering dikaitkan dengan berbagai penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan kanker.

    Buah Malaka bekerja dengan menghambat jalur pro-inflamasi dan mengurangi produksi mediator inflamasi.

    Penelitian pada model hewan dan studi in vitro telah mengkonfirmasi kemampuan buah ini dalam meredakan respons inflamasi, menjadikannya kandidat yang menarik untuk manajemen kondisi inflamasi.

  7. Melindungi Hati

    Buah Malaka dikenal memiliki efek hepatoprotektif, artinya dapat membantu melindungi hati dari kerusakan. Ini terutama disebabkan oleh sifat antioksidan dan detoksifikasinya yang kuat, yang membantu mengurangi beban toksin pada hati.

    Buah ini juga dapat membantu meregenerasi sel-sel hati yang rusak dan meningkatkan fungsi hati secara keseluruhan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Phytotherapy Research pada tahun 2005 oleh Tasduq et al.

    menunjukkan bahwa ekstrak Malaka secara signifikan mengurangi kerusakan hati yang diinduksi oleh toksin, mendukung perannya dalam menjaga kesehatan organ vital ini.

  8. Menyehatkan Rambut dan Kulit

    Secara tradisional, buah Malaka telah digunakan secara luas dalam produk kecantikan untuk rambut dan kulit. Kandungan Vitamin C-nya yang tinggi esensial untuk sintesis kolagen, protein yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit.

    Antioksidan dalam buah ini juga melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan radiasi UV, membantu mencegah penuaan dini.

    Untuk rambut, Malaka dapat memperkuat folikel rambut, mengurangi kerontokan, dan meningkatkan pertumbuhan rambut yang sehat, sering kali digunakan dalam minyak rambut dan kondisioner alami.

  9. Potensi Anti-Kanker

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa buah Malaka memiliki potensi sifat anti-kanker.

    Senyawa fitokimia di dalamnya, seperti gallic acid dan ellagic acid, telah terbukti menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker dan menghambat proliferasi sel tumor dalam studi in vitro dan in vivo.

    Meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan, temuan ini sangat menjanjikan untuk pengembangan terapi kanker berbasis alami. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2005 oleh Ng et al.

    menyoroti aktivitas sitotoksik ekstrak Malaka terhadap beberapa lini sel kanker.

  10. Meningkatkan Kesehatan Mata

    Buah Malaka secara tradisional digunakan untuk meningkatkan penglihatan dan melindungi mata. Kandungan Vitamin A dan antioksidannya membantu melindungi mata dari stres oksidatif dan kerusakan sel yang dapat menyebabkan kondisi seperti katarak dan degenerasi makula.

    Konsumsi rutin dapat membantu menjaga kesehatan retina dan memperlambat perkembangan masalah penglihatan terkait usia. Beberapa praktik Ayurveda merekomendasikan penggunaan Malaka untuk menjaga ketajaman penglihatan dan mengurangi ketegangan mata.

  11. Mendukung Kesehatan Tulang

    Meskipun tidak sepopuler manfaat lainnya, buah Malaka juga mengandung beberapa mineral penting yang berkontribusi pada kesehatan tulang, seperti kalsium dan fosfor. Senyawa antioksidannya juga dapat membantu mengurangi peradangan yang berpotensi merusak tulang.

    Konsumsi buah yang kaya nutrisi ini dapat mendukung kepadatan tulang dan mengurangi risiko osteoporosis, terutama pada populasi yang lebih tua. Peran sinergis antara nutrisi dan antioksidan dalam Malaka dapat memberikan efek protektif pada struktur tulang.

Integrasi buah Malaka ke dalam regimen kesehatan modern merupakan topik yang semakin menarik perhatian, terutama mengingat warisan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Dalam konteks pengelolaan diabetes, misalnya, beberapa studi klinis kecil telah mengeksplorasi kemampuannya untuk membantu menstabilkan kadar glukosa darah.

Pasien yang mengonsumsi suplemen Malaka dalam sebuah uji coba percontohan menunjukkan perbaikan signifikan dalam kontrol glikemik, menunjukkan potensi sebagai terapi adjuvant.

Dalam bidang kardiologi, buah Malaka telah menjadi subjek penelitian untuk efeknya pada profil lipid.

Menurut Dr. Sanjay Gupta, seorang peneliti di All India Institute of Medical Sciences, "Ekstrak Malaka menunjukkan janji besar dalam menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner.

Ini menawarkan pendekatan alami untuk manajemen dislipidemia." Penemuan ini membuka jalan bagi penggunaan Malaka sebagai bagian dari strategi pencegahan penyakit kardiovaskular.

Aspek penting lainnya adalah aplikasinya dalam produk nutrasetikal dan fungsional. Banyak perusahaan suplemen kini memasukkan ekstrak buah Malaka ke dalam formulasi mereka yang ditujukan untuk meningkatkan kekebalan dan anti-penuaan.

Hal ini mencerminkan pengakuan yang berkembang terhadap sifat adaptogenik dan imunomodulatornya, meskipun standardisasi kandungan aktif tetap menjadi tantangan.

Penggunaan buah Malaka juga meluas ke industri kosmetik, di mana sifat antioksidan dan kolagen-stimulasinya dimanfaatkan.

Banyak produk perawatan kulit dan rambut yang kini mengandung Malaka sebagai bahan aktif untuk mengatasi masalah seperti penuaan dini, rambut rontok, dan kulit kusam.

Formulasi ini sering kali menargetkan perlindungan dari kerusakan lingkungan dan peningkatan vitalitas kulit dan rambut.

Meskipun memiliki banyak potensi, penting untuk dicatat bahwa Malaka tidak dimaksudkan sebagai pengganti obat-obatan resep. Sebagai contoh, pasien diabetes harus terus mengikuti rekomendasi dokter mereka dan tidak mengganti obat tanpa konsultasi.

"Pendekatan holistik yang mengintegrasikan diet sehat, gaya hidup aktif, dan suplemen alami seperti Malaka dapat memberikan manfaat tambahan, tetapi selalu di bawah pengawasan medis," ujar Profesor Rina Devi, seorang ahli gizi klinis dari Universitas Gadjah Mada.

Terdapat diskusi berkelanjutan mengenai dosis optimal dan bentuk konsumsi buah Malaka untuk efek terapeutik tertentu. Beberapa penelitian menggunakan ekstrak terstandardisasi, sementara yang lain menggunakan bubuk buah utuh.

Variasi ini dapat memengaruhi bioavailabilitas dan efektivitas senyawa aktif. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk memilih produk dari sumber terpercaya yang menjamin kualitas dan kemurnian.

Tantangan dalam adopsi Malaka secara luas juga termasuk kurangnya uji klinis skala besar yang dirancang dengan baik untuk semua klaim manfaatnya.

Meskipun banyak studi in vitro dan in vivo menunjukkan hasil yang menjanjikan, bukti dari uji coba manusia yang ekstensif masih diperlukan untuk menguatkan banyak klaim.

Hal ini menjadi hambatan dalam integrasinya ke dalam praktik medis konvensional sebagai terapi lini pertama.

Dalam komunitas pedesaan, buah Malaka seringkali diakses langsung dari pohonnya dan dikonsumsi segar atau diolah secara sederhana, seperti acar atau jus. Hal ini mencerminkan aksesibilitas dan kemudahan integrasinya dalam diet sehari-hari.

Program kesehatan masyarakat di beberapa daerah juga mempromosikan penanaman dan konsumsi Malaka untuk meningkatkan nutrisi dan kesehatan umum, memanfaatkan ketersediaan lokalnya.

Dari perspektif ekonomi, budidaya dan pengolahan buah Malaka memberikan peluang mata pencarian bagi petani di wilayah tropis dan subtropis.

Permintaan yang meningkat untuk produk alami dan herbal telah mendorong pertumbuhan industri yang berpusat pada Malaka, menciptakan nilai tambah dari produk pertanian. Ini juga mendorong praktik pertanian berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang berkembang.

Meskipun demikian, penelitian terus berkembang, dengan fokus pada isolasi dan karakterisasi senyawa bioaktif spesifik dalam Malaka serta mekanisme kerjanya.

Pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana senyawa ini berinteraksi dengan sistem biologis tubuh akan memungkinkan pengembangan terapi yang lebih bertarget dan efektif di masa depan.

Kolaborasi antara ilmuwan, praktisi medis, dan industri diharapkan dapat membuka potensi penuh dari buah yang luar biasa ini.

Tips dan Detail Konsumsi

Memahami cara mengonsumsi buah Malaka dengan benar dan aman adalah kunci untuk memaksimalkan manfaatnya. Berbagai bentuk tersedia, dan pilihan terbaik seringkali bergantung pada preferensi pribadi serta tujuan kesehatan yang ingin dicapai.

Penting untuk selalu mempertimbangkan potensi interaksi dan efek samping, serta mencari saran profesional jika diperlukan.

  • Cara Mengonsumsi

    Buah Malaka dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk, mulai dari buah segar, jus, bubuk kering, hingga suplemen kapsul atau tablet. Buah segar dapat dimakan langsung, meskipun rasanya cenderung asam dan sedikit pahit.

    Jus Malaka sering dicampur dengan madu atau rempah lain untuk meningkatkan palatabilitas. Bubuk kering dapat ditambahkan ke smoothie, yoghurt, atau teh, menawarkan cara yang nyaman untuk mendapatkan nutrisinya.

    Suplemen terkonsentrasi tersedia untuk dosis yang lebih terukur, cocok bagi mereka yang mencari manfaat terapeutik spesifik.

  • Dosis Anjuran

    Dosis buah Malaka dapat bervariasi tergantung pada bentuk konsumsi dan tujuan kesehatan. Untuk bubuk, dosis umum berkisar antara 1-3 gram per hari, sementara ekstrak terstandardisasi mungkin memiliki dosis yang lebih rendah.

    Sangat disarankan untuk memulai dengan dosis rendah dan meningkatkannya secara bertahap untuk melihat toleransi tubuh.

    Konsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi sangat dianjurkan, terutama jika buah Malaka akan digunakan untuk kondisi medis tertentu, karena mereka dapat memberikan panduan dosis yang tepat berdasarkan riwayat kesehatan individu.

  • Potensi Efek Samping

    Secara umum, buah Malaka dianggap aman bagi kebanyakan orang bila dikonsumsi dalam jumlah sedang. Namun, beberapa individu mungkin mengalami efek samping ringan, terutama pada awal konsumsi atau dengan dosis tinggi.

    Efek samping yang paling umum meliputi gangguan pencernaan seperti diare ringan atau kram perut, yang biasanya bersifat sementara. Reaksi alergi, meskipun jarang, juga bisa terjadi.

    Penting untuk menghentikan penggunaan jika muncul reaksi yang tidak biasa dan berkonsultasi dengan dokter.

  • Interaksi Obat

    Buah Malaka dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, terutama obat pengencer darah dan obat diabetes. Karena potensinya untuk menurunkan gula darah, konsumsi Malaka bersamaan dengan obat diabetes dapat menyebabkan hipoglikemia (gula darah terlalu rendah).

    Demikian pula, sifat antikoagulan ringannya dapat meningkatkan efek obat pengencer darah, meningkatkan risiko pendarahan.

    Individu yang sedang mengonsumsi obat resep, terutama untuk kondisi kronis, harus selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menambahkan buah Malaka ke dalam regimen mereka untuk menghindari interaksi yang merugikan.

  • Penyimpanan

    Cara penyimpanan yang tepat penting untuk menjaga kualitas dan potensi buah Malaka. Buah Malaka segar harus disimpan di lemari es dan dikonsumsi dalam beberapa hari.

    Untuk penyimpanan jangka panjang, buah dapat dijemur atau dikeringkan menjadi bubuk, yang kemudian harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan gelap untuk mencegah degradasi nutrisi.

    Ekstrak atau suplemen harus disimpan sesuai petunjuk pada kemasan, biasanya di tempat yang sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari langsung dan kelembaban.

Penelitian ilmiah mengenai manfaat buah Malaka telah dilakukan dengan berbagai desain studi untuk menguji klaim tradisionalnya. Salah satu area fokus utama adalah sifat antioksidannya.

Sebagai contoh, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Food Chemistry pada tahun 2011 oleh Khan et al.

menggunakan metode spektrofotometri untuk mengukur total kandungan fenolik dan flavonoid, serta aktivitas antioksidan (melalui metode DPPH dan FRAP) dari berbagai ekstrak Malaka.

Studi ini mengkonfirmasi bahwa Malaka memiliki kapasitas antioksidan yang sangat tinggi, yang dikaitkan dengan kandungan polifenol dan Vitamin C-nya yang signifikan.

Dalam konteks pengelolaan diabetes, uji klinis acak terkontrol telah dilakukan. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Food Sciences and Nutrition pada tahun 2012 oleh Khanna et al.

melibatkan sampel pasien dengan diabetes tipe 2. Desain studi ini melibatkan pemberian bubuk buah Malaka kepada kelompok intervensi selama beberapa minggu, sementara kelompok kontrol menerima plasebo.

Para peneliti memantau parameter seperti gula darah puasa, gula darah post-prandial, dan HbA1c. Temuan menunjukkan penurunan yang signifikan pada semua parameter glikemik pada kelompok yang mengonsumsi Malaka, menunjukkan potensi hipoglikemik buah ini.

Mengenai kesehatan jantung, sebuah studi klinis acak, tersamar ganda, dan terkontrol plasebo dilakukan oleh Antony et al. dan diterbitkan dalam European Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2011. Penelitian ini melibatkan individu dengan dislipidemia.

Peserta dibagi menjadi kelompok yang menerima ekstrak Malaka dan kelompok plasebo. Metode yang digunakan termasuk pengukuran profil lipid (kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida) dan parameter fungsi endotel.

Hasil menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam profil lipid dan fungsi endotel pada kelompok yang mengonsumsi ekstrak Malaka, mendukung perannya dalam menjaga kesehatan kardiovaskular.

Meskipun banyak bukti yang mendukung, ada juga pandangan yang menyoroti keterbatasan dalam literatur ilmiah saat ini.

Salah satu argumen yang sering muncul adalah kurangnya uji klinis skala besar, jangka panjang, dan multisentris pada manusia untuk sebagian besar klaim manfaat Malaka.

Banyak studi yang ada masih bersifat praklinis (in vitro atau pada hewan) atau uji klinis percontohan dengan ukuran sampel yang kecil.

Ini berarti bahwa meskipun mekanisme biologisnya menjanjikan, bukti efektivitas dan keamanan pada populasi manusia yang lebih luas masih perlu diperkuat.

Pandangan lain menekankan variabilitas dalam kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif Malaka, yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti varietas tanaman, kondisi tanah, iklim, dan metode pengolahan.

Ini menimbulkan tantangan dalam standardisasi produk Malaka dan memastikan konsistensi dosis dan efek.

Oleh karena itu, penting bagi penelitian di masa depan untuk fokus pada pengembangan ekstrak terstandardisasi yang dapat memastikan konsistensi kandungan senyawa aktif untuk penggunaan terapeutik.

Selain itu, meskipun efek samping Malaka umumnya ringan, potensi interaksi dengan obat-obatan konvensional menjadi perhatian. Misalnya, efek hipoglikemik atau antikoagulannya dapat memperkuat efek obat diabetes atau pengencer darah, yang dapat menimbulkan risiko kesehatan.

Ini menggarisbawahi perlunya kehati-hatian dan konsultasi medis sebelum mengintegrasikan Malaka ke dalam regimen pengobatan, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang sudah ada atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Beberapa kritik juga menyoroti bahwa banyak studi didanai oleh industri suplemen, yang dapat menimbulkan bias.

Oleh karena itu, penelitian independen dengan pendanaan yang tidak terkait dengan kepentingan komersial sangat diperlukan untuk memastikan objektivitas dan validitas temuan.

Ini akan membantu membangun basis bukti yang lebih kuat dan tidak bias mengenai manfaat dan keamanan buah Malaka.

Secara keseluruhan, meskipun bukti awal sangat menjanjikan, komunitas ilmiah menyerukan lebih banyak penelitian berkualitas tinggi.

Fokus harus pada uji klinis yang dirancang dengan baik, sampel besar, dan durasi yang memadai untuk mengkonfirmasi efikasi dan keamanan jangka panjang dari buah Malaka untuk berbagai kondisi kesehatan.

Ini akan memungkinkan integrasi yang lebih luas dan aman dari buah ini ke dalam praktik medis konvensional.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis ilmiah mengenai manfaat buah Malaka, beberapa rekomendasi dapat dirumuskan untuk pemanfaatan yang optimal dan aman. Integrasi buah ini ke dalam pola makan sehari-hari dapat memberikan dukungan nutrisi yang signifikan.

Konsumsi buah segar, jus, atau bubuk Malaka sebagai bagian dari diet seimbang dapat membantu meningkatkan asupan antioksidan dan nutrisi penting lainnya, berkontribusi pada kesehatan umum dan pencegahan penyakit kronis.

Bagi individu yang mempertimbangkan penggunaan buah Malaka untuk tujuan terapeutik spesifik, seperti pengelolaan diabetes atau kolesterol tinggi, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan.

Meskipun ada bukti awal yang menjanjikan, Malaka tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan medis konvensional tanpa pengawasan.

Dokter atau ahli gizi dapat memberikan panduan mengenai dosis yang tepat dan memantau potensi interaksi dengan obat-obatan yang sedang dikonsumsi.

Ketika memilih produk Malaka, penting untuk memprioritaskan sumber yang memiliki reputasi baik dan terstandardisasi. Produk yang terstandardisasi dapat memastikan konsistensi kandungan senyawa aktif, yang penting untuk mencapai efek terapeutik yang diinginkan.

Verifikasi sertifikasi kualitas dan kemurnian produk untuk menghindari kontaminan atau bahan tambahan yang tidak diinginkan, memastikan keamanan dan efektivitas konsumsi.

Penelitian lebih lanjut dengan desain studi yang kuat, ukuran sampel yang lebih besar, dan durasi yang lebih panjang sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi secara definitif banyak klaim manfaat buah Malaka.

Fokus pada uji klinis acak terkontrol pada manusia akan memberikan bukti yang lebih kuat untuk mendukung penggunaan terapeutiknya. Dukungan untuk penelitian independen akan membantu mempercepat pemahaman kita tentang potensi penuh buah ini.

Buah Malaka, atau Phyllanthus emblica, adalah buah yang kaya nutrisi dengan sejarah panjang penggunaan dalam pengobatan tradisional, dan kini semakin didukung oleh penelitian ilmiah modern.

Berbagai penelitian telah menunjukkan potensi manfaatnya dalam meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga kesehatan pencernaan, jantung, hati, serta memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang kuat.

Kandungan Vitamin C dan fitokimia lainnya menjadikannya sumber daya alam yang berharga untuk kesehatan dan kesejahteraan.

Meskipun banyak bukti menjanjikan telah terkumpul dari studi in vitro dan in vivo, serta beberapa uji klinis awal, masih terdapat kebutuhan krusial untuk penelitian lebih lanjut.

Uji klinis skala besar, multisentris, dan terkontrol plasebo pada populasi manusia yang beragam diperlukan untuk mengkonfirmasi efikasi dan keamanan jangka panjang dari buah Malaka untuk berbagai kondisi kesehatan.

Penelitian di masa depan juga harus fokus pada standardisasi ekstrak dan identifikasi dosis optimal untuk aplikasi terapeutik spesifik, serta studi tentang potensi interaksi obat-obatan secara lebih mendalam.

Dengan penelitian yang berkelanjutan, potensi penuh dari buah Malaka dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kesehatan manusia.