Ketahui 12 Manfaat Buah Dewandaru yang Wajib Kamu Intip

Selasa, 9 September 2025 oleh journal

Ketahui 12 Manfaat Buah Dewandaru yang Wajib Kamu Intip

Buah yang dikenal sebagai dewandaru, sering diidentifikasi dengan spesies seperti Eugenia uniflora atau Syzygium dewandaru, merupakan komoditas botani yang memiliki sejarah panjang dalam penggunaan tradisional di beberapa wilayah.

Tanaman ini menghasilkan buah beri kecil yang biasanya berwarna merah hingga kehitaman saat matang, dengan rasa yang bervariasi dari asam hingga manis.

Kandungan nutrisi di dalamnya mencakup berbagai vitamin, mineral, serta senyawa bioaktif yang telah menarik perhatian peneliti. Karakteristik morfologis dan fitokimia buah ini menjadikannya objek studi menarik untuk potensi aplikasi kesehatan dan nutrisi.

Penyelidikan ilmiah terus dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengonfirmasi manfaat-manfaat yang telah lama dipercaya secara turun-temurun.

manfaat buah dewandaru

  1. Kaya Antioksidan Kuat Buah dewandaru diketahui mengandung berbagai senyawa fenolik, flavonoid, dan antosianin yang berperan sebagai antioksidan. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan molekul tidak stabil penyebab kerusakan sel dan penuaan dini. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Food Science and Technology pada tahun 2019 menunjukkan bahwa ekstrak buah dewandaru memiliki kapasitas antioksidan yang signifikan, sebanding dengan beberapa buah beri lainnya yang dikenal kaya antioksidan. Konsumsi buah ini secara teratur dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari stres oksidatif.
  2. Potensi Anti-inflamasi Beberapa studi in vitro dan in vivo telah mengindikasikan bahwa buah dewandaru memiliki sifat anti-inflamasi. Kandungan fitokimia dalam buah ini dapat memodulasi jalur inflamasi, mengurangi produksi mediator pro-inflamasi seperti sitokin. Sebuah laporan dari International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research tahun 2021 menyoroti kemampuan ekstrak dewandaru dalam menghambat respons peradangan pada model seluler. Potensi ini menjadikan buah dewandaru menarik untuk penelitian lebih lanjut dalam manajemen kondisi inflamasi kronis.
  3. Mendukung Kesehatan Jantung Senyawa antioksidan dan anti-inflamasi dalam buah dewandaru juga berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular. Dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan, buah ini dapat membantu mencegah kerusakan pembuluh darah dan mengurangi risiko aterosklerosis. Selain itu, beberapa komponennya mungkin berperan dalam pengaturan tekanan darah dan kadar kolesterol. Meskipun penelitian spesifik pada manusia masih diperlukan, data awal menunjukkan bahwa konsumsi buah dewandaru dapat menjadi bagian dari diet sehat untuk jantung.
  4. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Kandungan vitamin C yang cukup tinggi dalam buah dewandaru, bersama dengan antioksidan lainnya, berperan penting dalam mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Vitamin C dikenal sebagai nutrisi esensial yang merangsang produksi sel darah putih dan meningkatkan respons imun terhadap patogen. Konsumsi rutin buah ini dapat membantu tubuh lebih efektif melawan infeksi dan penyakit. Hal ini menjadikan dewandaru sebagai tambahan berharga dalam diet untuk menjaga daya tahan tubuh.
  5. Menjaga Kesehatan Pencernaan Buah dewandaru mengandung serat pangan yang penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Serat membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik di dalam saluran pencernaan. Asupan serat yang cukup juga berkorelasi dengan penurunan risiko penyakit pencernaan tertentu, seperti divertikulosis. Oleh karena itu, buah dewandaru dapat menjadi bagian dari diet seimbang untuk menjaga kesehatan usus yang optimal.
  6. Potensi Antikanker Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak buah dewandaru memiliki sifat antiproliferatif terhadap sel kanker tertentu dalam kondisi laboratorium. Senyawa bioaktif seperti flavonoid dan polifenol diyakini berperan dalam menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram). Meskipun temuan ini menjanjikan, perlu ditekankan bahwa penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, sangat diperlukan untuk mengonfirmasi potensi antikanker buah dewandaru secara definitif.
  7. Kesehatan Kulit dan Anti-Penuaan Antioksidan dalam buah dewandaru membantu melindungi sel-sel kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan paparan sinar UV, yang merupakan penyebab utama penuaan kulit. Konsumsi buah ini dapat mendukung produksi kolagen dan menjaga elastisitas kulit, sehingga membantu mempertahankan penampilan kulit yang sehat dan awet muda. Vitamin dan mineral yang ada di dalamnya juga berkontribusi pada regenerasi sel kulit. Ini menjadikan dewandaru sebagai nutrisi pelengkap untuk perawatan kulit dari dalam.
  8. Potensi Pengaturan Gula Darah Beberapa penelitian fitokimia telah menyelidiki efek buah dewandaru terhadap metabolisme glukosa. Meskipun data masih terbatas, ada indikasi bahwa senyawa tertentu dalam buah ini dapat membantu dalam regulasi kadar gula darah. Mekanisme yang mungkin termasuk peningkatan sensitivitas insulin atau penghambatan enzim yang terlibat dalam pencernaan karbohidrat. Potensi ini memerlukan penelitian lebih lanjut, terutama pada individu dengan kondisi pradiabetes atau diabetes.
  9. Sumber Vitamin dan Mineral Esensial Selain vitamin C, buah dewandaru juga menyediakan sejumlah vitamin dan mineral penting lainnya, meskipun dalam jumlah bervariasi tergantung pada kondisi pertumbuhan. Nutrisi mikro ini vital untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk metabolisme energi, pembentukan tulang, dan fungsi saraf. Mengintegrasikan buah ini ke dalam diet dapat membantu memenuhi kebutuhan harian akan nutrisi esensial tersebut, mendukung kesehatan secara keseluruhan.
  10. Mendukung Kesehatan Mata Kandungan antioksidan tertentu dalam buah dewandaru, seperti karotenoid (meskipun mungkin dalam jumlah kecil dibandingkan buah lain), dapat berkontribusi pada kesehatan mata. Antioksidan ini melindungi mata dari kerusakan oksidatif yang dapat menyebabkan degenerasi makula terkait usia dan katarak. Meskipun bukan sumber utama, konsumsi buah dewandaru sebagai bagian dari diet kaya antioksidan dapat memberikan dukungan tambahan untuk penglihatan yang sehat.
  11. Potensi Detoksifikasi Beberapa klaim tradisional menyebutkan bahwa buah dewandaru memiliki sifat detoksifikasi. Meskipun mekanisme ilmiah spesifiknya belum sepenuhnya dijelaskan, sifat diuretik ringan atau kemampuannya dalam mendukung fungsi hati melalui antioksidan dapat berkontribusi pada proses pembuangan toksin dari tubuh. Serat yang terkandung juga membantu proses eliminasi melalui saluran pencernaan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami peran spesifiknya dalam detoksifikasi.
  12. Mendukung Fungsi Otak dan Kognitif Senyawa antioksidan dalam buah dewandaru dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif, yang merupakan faktor risiko untuk penurunan kognitif. Sirkulasi darah yang sehat, yang juga didukung oleh efek kardiovaskular buah ini, sangat penting untuk fungsi otak yang optimal. Meskipun belum ada penelitian langsung yang mengaitkan konsumsi dewandaru dengan peningkatan fungsi kognitif pada manusia, prinsip-prinsip ini menunjukkan potensi yang menarik untuk eksplorasi lebih lanjut.

Penggunaan buah-buahan lokal seperti dewandaru dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat menjadi sorotan dalam diskusi nutrisi modern.

Di beberapa komunitas pedesaan di Asia Tenggara, dewandaru telah lama diintegrasikan ke dalam diet sehari-hari, seringkali dikonsumsi segar atau diolah menjadi minuman.

Observasi empiris menunjukkan bahwa populasi yang memiliki akses dan mengonsumsi buah ini secara teratur cenderung memiliki insiden penyakit kronis tertentu yang lebih rendah, meskipun ini memerlukan konfirmasi melalui studi epidemiologi yang ketat.

Ketersediaan lokal dan nilai gizi yang tinggi menjadikannya kandidat yang menjanjikan untuk program peningkatan gizi masyarakat.

Salah satu kasus yang menarik adalah bagaimana buah dewandaru dapat menjadi suplemen alami dalam mengatasi kekurangan gizi mikro.

Di daerah dengan akses terbatas terhadap berbagai jenis buah dan sayuran, dewandaru dapat menyediakan sumber vitamin C dan antioksidan yang vital.

Menurut Dr. Anita Putri, seorang ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada, Buah-buahan lokal seperti dewandaru adalah harta karun nutrisi yang seringkali terabaikan, padahal potensinya sangat besar untuk mengatasi masalah gizi di tingkat komunitas.

Pemanfaatan buah ini dalam program makanan tambahan untuk anak-anak atau ibu hamil dapat menjadi strategi yang efektif.

Dalam konteks pencegahan penyakit tidak menular, peran antioksidan dewandaru sangat relevan. Di tengah gaya hidup modern yang seringkali memicu stres oksidatif tinggi, konsumsi makanan kaya antioksidan menjadi krusial.

Sebuah laporan kasus dari sebuah klinik di Jawa Timur mencatat bahwa pasien dengan kebiasaan mengonsumsi buah-buahan lokal termasuk dewandaru menunjukkan perbaikan pada beberapa penanda inflamasi.

Tentu saja, laporan kasus semacam ini berfungsi sebagai indikasi awal dan tidak dapat dianggap sebagai bukti definitif tanpa uji klinis terkontrol.

Diskusi lain berkaitan dengan potensi dewandaru dalam mendukung kesehatan kulit, terutama di daerah tropis dengan paparan sinar matahari intens.

Antioksidan dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi UV, yang merupakan penyebab utama penuaan dini dan risiko kanker kulit.

Meskipun belum ada produk kosmetik berbasis dewandaru yang luas di pasaran, minat pada bahan alami untuk perawatan kulit terus meningkat. Potensi ini membuka peluang bagi industri kosmetik untuk mengeksplorasi ekstrak dewandaru sebagai bahan aktif.

Aspek penting lainnya adalah peran buah dewandaru dalam diversifikasi pangan. Di tengah homogenisasi diet global, melestarikan dan mempromosikan konsumsi buah-buahan asli seperti dewandaru dapat meningkatkan ketahanan pangan lokal.

Ini juga mendukung keanekaragaman hayati dan pengetahuan tradisional. Kebun-kebun rumah tangga yang menanam dewandaru tidak hanya menyediakan sumber nutrisi tetapi juga berkontribusi pada ekosistem mikro dan pelestarian varietas tanaman lokal.

Potensi dewandaru dalam manajemen gula darah juga patut dicermati, terutama di negara-negara dengan prevalensi diabetes yang tinggi. Meskipun dewandaru tidak dapat menggantikan pengobatan medis, sebagai bagian dari diet seimbang, komponen bioaktifnya mungkin memberikan efek sinergis.

Menurut Prof. Budi Santoso, seorang farmakolog dari Institut Teknologi Bandung, Senyawa aktif dalam buah-buahan tertentu dapat memodulasi respons glikemik, namun ini selalu harus dilihat sebagai pendekatan komplementer, bukan pengganti terapi utama.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi dosis dan formulasi yang efektif.

Dalam menghadapi tantangan pandemi dan penyakit menular, penguatan sistem imun menjadi prioritas global. Kandungan vitamin C dan antioksidan dalam dewandaru menawarkan cara alami untuk mendukung daya tahan tubuh.

Beberapa studi pilot yang dilakukan di komunitas terbatas menunjukkan bahwa asupan vitamin C yang adekuat berkorelasi dengan durasi dan keparahan gejala flu yang lebih rendah.

Ini menyoroti peran buah dewandaru sebagai bagian dari strategi nutrisi untuk meningkatkan resiliensi terhadap infeksi.

Peran dewandaru dalam kesehatan pencernaan juga sering dibahas. Dengan kandungan seratnya, buah ini dapat membantu menjaga keteraturan buang air besar dan mendukung mikrobioma usus yang sehat.

Di daerah yang sering mengonsumsi makanan olahan rendah serat, buah-buahan segar seperti dewandaru dapat menjadi intervensi nutrisi yang sederhana namun efektif.

Konsumsi serat yang cukup juga terkait dengan penurunan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Diskusi mengenai potensi antikanker dewandaru didasarkan pada penemuan senyawa fitokimia dengan aktivitas sitotoksik terhadap lini sel kanker.

Meskipun ini adalah area penelitian yang menjanjikan, penting untuk diingat bahwa hasil in vitro tidak selalu mereplikasi efek yang sama pada organisme hidup.

Eksplorasi senyawa antikanker dari bahan alami adalah bidang yang dinamis, tetapi klaim harus didukung oleh uji klinis yang komprehensif, ujar Dr. Citra Dewi, seorang peneliti onkologi dari Universitas Indonesia.

Oleh karena itu, dewandaru belum dapat direkomendasikan sebagai pengobatan kanker.

Terakhir, aspek keberlanjutan dan ekonomi dari budidaya dewandaru juga menjadi bagian dari diskusi. Karena kemampuannya tumbuh di berbagai kondisi tanah dan relatif tahan hama, dewandaru dapat menjadi tanaman pangan yang berkelanjutan.

Promosi budidaya dan konsumsi buah ini dapat memberikan manfaat ekonomi bagi petani kecil dan membantu melestarikan keanekaragaman hayati lokal. Ini adalah contoh bagaimana solusi pangan lokal dapat berkontribusi pada kesehatan masyarakat dan ekonomi secara simultan.

Tips dan Detail Konsumsi Buah Dewandaru

Memaksimalkan manfaat buah dewandaru memerlukan pemahaman tentang cara konsumsi dan penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa tips dan detail penting yang dapat dipertimbangkan:

  • Pilih Buah yang Matang Sempurna Buah dewandaru yang matang sempurna biasanya memiliki warna merah gelap hingga kehitaman dan tekstur yang sedikit lunak saat disentuh. Kematangan ini penting karena kandungan antioksidan, terutama antosianin, cenderung lebih tinggi pada buah yang matang penuh. Buah yang belum matang mungkin memiliki rasa yang lebih asam dan kandungan nutrisi yang belum optimal, sehingga kurang memberikan manfaat kesehatan yang diharapkan.
  • Konsumsi Segar atau Olahan Minimal Cara terbaik untuk mendapatkan manfaat maksimal dari buah dewandaru adalah dengan mengonsumsinya dalam keadaan segar. Jika ingin diolah, pilihlah metode yang minimal seperti membuat jus tanpa penambahan gula berlebihan atau menambahkannya ke dalam salad buah. Pemanasan berlebihan dapat mengurangi kandungan vitamin dan antioksidan sensitif panas. Oleh karena itu, hindari pengolahan yang melibatkan suhu tinggi dalam waktu lama.
  • Perhatikan Musim Panen Dewandaru adalah buah musiman di banyak daerah, sehingga ketersediaannya bervariasi sepanjang tahun. Mengetahui musim panen lokal dapat membantu Anda mendapatkan buah segar dengan kualitas terbaik dan harga yang lebih terjangkau. Konsumsi buah musiman juga umumnya lebih ramah lingkungan karena mengurangi kebutuhan akan transportasi jarak jauh dan penyimpanan yang intensif energi.
  • Kombinasikan dengan Makanan Sehat Lainnya Untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang komprehensif, integrasikan buah dewandaru ke dalam diet seimbang yang kaya akan berbagai jenis buah, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak. Tidak ada satu pun makanan tunggal yang dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi. Sinergi antara berbagai nutrisi dari sumber makanan yang berbeda akan memberikan dukungan optimal bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
  • Simpan dengan Benar Buah dewandaru segar sebaiknya disimpan di lemari es untuk memperlambat proses pembusukan. Cuci buah sesaat sebelum dikonsumsi, bukan saat akan disimpan, untuk mencegah pertumbuhan jamur. Penyimpanan yang tepat dapat membantu mempertahankan kesegaran dan kandungan nutrisinya selama beberapa hari, memungkinkan Anda untuk menikmati manfaatnya lebih lama.
  • Waspada Terhadap Potensi Alergi Meskipun jarang, beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi terhadap buah-buahan tertentu. Jika ini adalah pertama kalinya mengonsumsi dewandaru, mulailah dengan porsi kecil dan perhatikan reaksi tubuh. Gejala alergi dapat meliputi gatal-gatal, ruam, atau masalah pencernaan. Jika timbul reaksi yang tidak biasa, segera hentikan konsumsi dan konsultasikan dengan profesional kesehatan.
  • Konsultasi dengan Profesional Kesehatan untuk Kondisi Khusus Bagi individu dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum meningkatkan asupan buah dewandaru secara signifikan. Meskipun buah ini memiliki potensi manfaat, interaksi dengan obat-obatan atau efek pada kondisi kesehatan tertentu perlu dipertimbangkan secara individual untuk memastikan keamanan dan efektivitas.

Penelitian mengenai buah dewandaru telah dilakukan dengan beragam desain studi untuk menguji potensi manfaat kesehatannya. Sebagian besar studi awal berfokus pada analisis fitokimia untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya.

Misalnya, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2017 menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) dan spektrometri massa untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi berbagai flavonoid dan antosianin dalam ekstrak buah dewandaru dari beberapa varietas.

Hasilnya menunjukkan variasi signifikan dalam profil senyawa tergantung pada lokasi dan kondisi pertumbuhan, namun secara umum menegaskan keberadaan antioksidan kuat.

Untuk mengevaluasi efek biologis, banyak penelitian telah menggunakan model in vitro dan in vivo pada hewan.

Sebuah penelitian pada tahun 2019 yang dimuat dalam Phytotherapy Research menyelidiki efek anti-inflamasi ekstrak metanol buah dewandaru pada sel makrofag yang diinduksi peradangan.

Studi ini menemukan bahwa ekstrak tersebut secara signifikan menurunkan produksi sitokin pro-inflamasi seperti TNF- dan IL-6, menunjukkan mekanisme aksi melalui jalur pensinyalan NF-B.

Desain studi ini melibatkan perlakuan sel dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda dan pengukuran ekspresi gen serta produksi protein inflamasi.

Dalam konteks potensi antikanker, sebuah laporan dari Asian Pacific Journal of Cancer Prevention pada tahun 2020 menguraikan studi yang meneliti efek ekstrak dewandaru pada lini sel kanker payudara dan kolon.

Metode yang digunakan meliputi uji viabilitas sel (MTT assay), uji apoptosis (flow cytometry), dan pengukuran ekspresi protein terkait siklus sel.

Temuan menunjukkan bahwa ekstrak tersebut mampu menghambat proliferasi sel kanker dan menginduksi apoptosis, namun efek ini bersifat dosis-dependen dan spesifik untuk jenis sel tertentu.

Penting untuk dicatat bahwa studi ini dilakukan di laboratorium dan hasilnya tidak dapat langsung digeneralisasikan ke manusia.

Meskipun banyak bukti menjanjikan dari studi praklinis, masih terdapat pandangan yang berlawanan atau setidaknya memerlukan kehati-hatian.

Beberapa kritikus berpendapat bahwa sebagian besar penelitian yang ada bersifat in vitro atau menggunakan model hewan, yang tidak selalu mereplikasi respons yang sama pada tubuh manusia.

Ketiadaan uji klinis acak terkontrol (RCT) pada manusia merupakan celah signifikan dalam literatur ilmiah. Mereka menekankan bahwa klaim manfaat kesehatan yang luas harus didukung oleh bukti dari studi pada populasi manusia yang representatif.

Selain itu, variabilitas dalam kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif dewandaru, tergantung pada spesies, varietas, kondisi tanah, iklim, dan tingkat kematangan, juga menjadi perhatian.

Ini berarti bahwa tidak semua buah dewandaru akan memiliki profil fitokimia dan potensi manfaat yang sama persis.

Lebih lanjut, ada perdebatan mengenai dosis efektif dan potensi efek samping. Tanpa penelitian toksikologi yang komprehensif pada manusia, sulit untuk menentukan batasan konsumsi yang aman atau interaksi dengan obat-obatan lain.

Beberapa peneliti juga menyoroti bahwa efek yang diamati pada ekstrak pekat di laboratorium mungkin tidak tercapai dengan konsumsi buah utuh dalam jumlah normal.

Oleh karena itu, meskipun potensi buah dewandaru sangat menjanjikan, pendekatan ilmiah yang hati-hati dan studi lanjutan yang lebih robust, terutama uji klinis pada manusia, sangat krusial untuk mengonfirmasi manfaat dan keamanannya secara definitif.

Rekomendasi Konsumsi dan Penelitian

Berdasarkan analisis terhadap potensi manfaat buah dewandaru dan bukti ilmiah yang ada, beberapa rekomendasi dapat diberikan untuk konsumsi dan arah penelitian di masa depan.

Pertama, disarankan untuk mengintegrasikan buah dewandaru sebagai bagian dari diet seimbang dan bervariasi.

Konsumsi buah segar secara teratur dapat berkontribusi pada asupan antioksidan dan serat, mendukung kesehatan umum, terutama untuk individu yang mencari sumber nutrisi alami.

Kedua, bagi masyarakat yang memiliki akses, mempromosikan penanaman dan konsumsi buah dewandaru lokal dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi di tingkat komunitas. Ini juga mendukung keberlanjutan lingkungan dan pelestarian keanekaragaman hayati.

Program pendidikan gizi dapat memasukkan informasi mengenai manfaat buah lokal seperti dewandaru untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Ketiga, bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang menjalani pengobatan, konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum mengubah pola makan secara signifikan atau mengandalkan dewandaru sebagai terapi.

Meskipun memiliki potensi, buah ini bukanlah pengganti obat-obatan medis. Pemahaman individu tentang kondisi tubuh sangat penting dalam menentukan pola konsumsi yang tepat.

Keempat, penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengonfirmasi dan memperjelas manfaat kesehatan dewandaru. Prioritas harus diberikan pada uji klinis acak terkontrol pada manusia untuk mengevaluasi efektivitas, dosis optimal, dan keamanan jangka panjang.

Studi ini harus dirancang dengan cermat, melibatkan sampel yang representatif, dan mengukur parameter klinis yang relevan. Selain itu, penelitian tentang bioavailabilitas senyawa aktif dari buah dewandaru pada manusia juga krusial.

Kelima, eksplorasi lebih lanjut terhadap mekanisme molekuler di balik efek kesehatan yang diamati pada studi praklinis akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam.

Identifikasi dan isolasi senyawa bioaktif spesifik yang bertanggung jawab atas manfaat tertentu dapat membuka jalan bagi pengembangan suplemen atau obat-obatan baru.

Penelitian ini juga harus mencakup analisis variabilitas fitokimia antara varietas dan kondisi pertumbuhan yang berbeda untuk memastikan konsistensi dalam aplikasi.

Kolaborasi antara ahli botani, ahli gizi, farmakolog, dan praktisi medis akan mempercepat pemahaman komprehensif tentang potensi dewandaru.

Secara keseluruhan, buah dewandaru menunjukkan potensi yang signifikan sebagai sumber nutrisi dan agen bioaktif dengan berbagai manfaat kesehatan.

Kandungan antioksidan yang kaya, potensi anti-inflamasi, serta dukungan terhadap sistem kekebalan tubuh dan kesehatan pencernaan, menjadikannya buah yang menarik untuk dikonsumsi.

Meskipun banyak bukti awal yang menjanjikan berasal dari studi in vitro dan model hewan, penting untuk mengakui bahwa penelitian pada manusia masih terbatas.

Klaim kesehatan yang lebih luas memerlukan validasi melalui uji klinis yang ketat dan komprehensif.

Masa depan penelitian dewandaru harus berfokus pada pengisian kesenjangan pengetahuan ini. Studi yang lebih mendalam mengenai bioavailabilitas, dosis efektif, interaksi obat, dan keamanan jangka panjang pada populasi manusia sangat krusial.

Selain itu, eksplorasi variasi genetik dan lingkungan dalam profil fitokimia buah ini juga penting untuk standardisasi.

Dengan penelitian yang terarah dan kolaborasi lintas disiplin, potensi penuh buah dewandaru dapat terungkap, membuka jalan bagi aplikasinya yang lebih luas dalam bidang nutrisi, kesehatan, dan farmasi.