Ketahui 26 Manfaat Buah Delima Merah yang Bikin Kamu Penasaran
Rabu, 13 Agustus 2025 oleh journal
Delima merah, atau Punica granatum L., merupakan buah yang kaya akan sejarah dan nutrisi, telah lama dihargai dalam berbagai budaya karena khasiat kesehatannya. Buah ini dicirikan oleh kulit luarnya yang tebal dan biji-biji kecil (aril) berwarna merah cerah yang mengandung cairan manis dan asam. Kandungan fitokimia yang melimpah, seperti polifenol, antosianin, dan tanin hidrolisat, menjadikan delima sebagai objek studi intensif dalam bidang nutrisi dan farmakologi. Berbagai penelitian ilmiah telah mengkaji potensi terapeutik dari buah ini, yang meliputi sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan antikanker yang signifikan.
manfaat buah delima merah
- Meningkatkan Kesehatan Jantung
Delima merah kaya akan antioksidan, terutama punicalagin, yang membantu melindungi jantung dari kerusakan oksidatif. Senyawa ini berkontribusi pada penurunan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida dalam darah, yang merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Konsumsi rutin delima juga telah terbukti meningkatkan fungsi endotel, yaitu lapisan dalam pembuluh darah, sehingga mendukung aliran darah yang lancar dan mengurangi risiko aterosklerosis.
- Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi jus delima dapat secara signifikan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Efek ini dikaitkan dengan kandungan polifenol yang merangsang produksi oksida nitrat, molekul yang membantu melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan elastisitasnya. Penurunan tekanan darah ini sangat penting dalam mencegah komplikasi serius seperti stroke dan serangan jantung.
- Memiliki Sifat Anti-inflamasi Kuat
Senyawa bioaktif dalam delima, seperti punicalagin, memiliki kemampuan untuk menghambat jalur inflamasi dalam tubuh, termasuk aktivitas sitokin pro-inflamasi. Sifat anti-inflamasi ini bermanfaat dalam mengurangi peradangan kronis yang merupakan akar dari banyak penyakit degeneratif, seperti radang sendi dan penyakit autoimun. Konsumsi delima dapat membantu meredakan gejala peradangan dan meningkatkan kualitas hidup individu.
- Potensi Antikanker
Penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak delima memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada berbagai jenis kanker, termasuk kanker prostat, payudara, dan usus besar. Efek antikanker ini dikaitkan dengan kombinasi antioksidan dan senyawa anti-inflamasi yang bekerja sinergis. Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia, potensi ini sangat menjanjikan dalam pencegahan dan terapi kanker.
- Mendukung Kesehatan Pencernaan
Delima mengandung serat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Serat membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus. Kandungan anti-inflamasi juga dapat membantu meredakan peradangan pada saluran pencernaan, bermanfaat bagi individu dengan kondisi seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif.
- Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Kandungan vitamin C yang tinggi dalam delima merupakan nutrisi penting yang berperan dalam meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh. Vitamin C dikenal sebagai antioksidan kuat yang melindungi sel-sel kekebalan dari kerusakan radikal bebas. Selain itu, senyawa lain dalam delima juga dapat memodulasi respons imun, membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.
- Melindungi Otak dari Kerusakan
Antioksidan dalam delima, seperti elagitanin, dapat melintasi sawar darah otak dan memberikan perlindungan terhadap stres oksidatif pada sel-sel saraf. Potensi ini menunjukkan bahwa delima dapat berperan dalam mencegah penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Penelitian pada hewan telah menunjukkan peningkatan fungsi kognitif setelah konsumsi ekstrak delima.
- Meningkatkan Kualitas Sperma
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa antioksidan dalam delima dapat membantu meningkatkan kualitas sperma pada pria dengan masalah kesuburan. Delima dapat melindungi sperma dari kerusakan oksidatif, meningkatkan motilitas, dan memperbaiki konsentrasi sperma. Ini menjadikannya suplemen potensial untuk kesehatan reproduksi pria.
- Mengurangi Risiko Diabetes Tipe 2
Meskipun delima mengandung gula, beberapa studi menunjukkan bahwa senyawa bioaktifnya dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi resistensi insulin. Efek ini dapat berkontribusi pada pengelolaan kadar gula darah yang lebih baik, terutama pada individu yang berisiko atau sudah menderita diabetes tipe 2. Namun, penderita diabetes tetap disarankan untuk mengonsumsi dalam jumlah moderat.
- Menyehatkan Kulit
Antioksidan dalam delima membantu melawan radikal bebas yang menyebabkan penuaan dini pada kulit, seperti kerutan dan bintik hitam. Delima juga dapat meningkatkan produksi kolagen, protein yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Konsumsi delima atau penggunaan produk topikal yang mengandung ekstraknya dapat membantu menjaga kulit tetap sehat dan awet muda.
- Mempercepat Penyembuhan Luka
Delima memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi yang dapat mendukung proses penyembuhan luka. Senyawa aktifnya dapat membantu mengurangi infeksi pada luka dan mempercepat regenerasi jaringan. Aplikasi topikal ekstrak delima juga telah diteliti untuk potensi ini.
- Melindungi Ginjal
Penelitian menunjukkan bahwa delima dapat memiliki efek nefoprotektif, melindungi ginjal dari kerusakan akibat stres oksidatif dan peradangan. Ini sangat relevan bagi individu dengan kondisi seperti diabetes atau hipertensi yang rentan terhadap kerusakan ginjal. Konsumsi delima dapat membantu menjaga fungsi ginjal yang optimal.
- Meningkatkan Kesehatan Tulang
Sifat anti-inflamasi delima dapat bermanfaat bagi kesehatan tulang, terutama dalam kondisi seperti osteoartritis. Delima dapat membantu mengurangi peradangan pada sendi dan memperlambat degradasi tulang rawan. Beberapa penelitian menunjukkan potensi delima dalam mencegah osteoporosis melalui mekanisme yang belum sepenuhnya dipahami.
- Sumber Antioksidan Kuat
Delima adalah salah satu buah yang paling kaya antioksidan, melebihi teh hijau dan anggur merah dalam beberapa perbandingan. Kandungan punicalagin, antosianin, dan elagitaninnya bekerja sama untuk menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang bertanggung jawab atas kerusakan sel dan penuaan. Kekuatan antioksidan ini merupakan dasar dari banyak manfaat kesehatan delima.
- Mencegah Anemia
Meskipun delima bukan sumber zat besi yang sangat tinggi, kandungan vitamin C-nya yang melimpah sangat membantu dalam penyerapan zat besi dari makanan lain. Penyerapan zat besi yang lebih baik sangat penting untuk produksi hemoglobin dan sel darah merah, sehingga dapat membantu mencegah dan mengatasi anemia defisiensi zat besi. Konsumsi delima bersamaan dengan makanan kaya zat besi dapat memaksimalkan manfaat ini.
- Meredakan Nyeri Sendi
Sifat anti-inflamasi delima dapat berkontribusi pada peredaan nyeri sendi yang terkait dengan kondisi seperti osteoartritis dan rheumatoid arthritis. Dengan mengurangi peradangan pada sendi, delima dapat membantu mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas. Penelitian klinis awal telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam hal ini.
- Mendukung Kesehatan Gigi dan Mulut
Delima memiliki sifat antibakteri dan antivirus yang dapat membantu melawan bakteri penyebab plak dan penyakit gusi. Ekstrak delima telah diteliti untuk kemampuannya mengurangi pertumbuhan mikroorganisme patogen di mulut. Ini dapat berkontribusi pada kesehatan gigi dan gusi yang lebih baik serta mengurangi risiko karies.
- Meningkatkan Energi dan Stamina
Kandungan nutrisi dalam delima, termasuk karbohidrat kompleks dan vitamin, dapat memberikan dorongan energi yang berkelanjutan. Antioksidan juga membantu mengurangi kelelahan yang disebabkan oleh stres oksidatif selama aktivitas fisik. Oleh karena itu, delima dapat menjadi minuman yang baik untuk atlet atau individu yang membutuhkan peningkatan stamina.
- Melindungi Hati
Senyawa bioaktif dalam delima dapat membantu melindungi sel-sel hati dari kerusakan oksidatif dan peradangan. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa delima dapat mengurangi akumulasi lemak di hati dan meningkatkan fungsi hati secara keseluruhan. Ini menjadikannya potensi agen hepatoprotektif.
- Meningkatkan Kualitas Tidur
Meskipun bukan obat tidur, delima mengandung beberapa senyawa yang dapat berkontribusi pada relaksasi dan kualitas tidur yang lebih baik. Antioksidan membantu mengurangi stres oksidatif, yang dapat mengganggu pola tidur. Konsumsi delima secara teratur dapat mendukung siklus tidur-bangun yang sehat.
- Mendukung Penurunan Berat Badan
Kandungan serat yang tinggi dalam delima dapat membantu meningkatkan rasa kenyang, sehingga mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Selain itu, delima memiliki kalori yang relatif rendah dan kaya nutrisi, menjadikannya tambahan yang baik untuk diet penurunan berat badan yang sehat. Senyawa bioaktifnya juga dapat memengaruhi metabolisme lemak.
- Melawan Infeksi Bakteri dan Jamur
Penelitian in vitro telah menunjukkan bahwa ekstrak delima memiliki aktivitas antibakteri dan antijamur terhadap berbagai patogen. Senyawa seperti tanin dan alkaloid berperan dalam kemampuan delima untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme berbahaya. Potensi ini menjadikannya menarik untuk pengembangan agen antimikroba alami.
- Meningkatkan Fungsi Kognitif pada Lansia
Antioksidan dan senyawa anti-inflamasi dalam delima dapat membantu melindungi neuron dan meningkatkan aliran darah ke otak, yang penting untuk fungsi kognitif. Studi awal menunjukkan bahwa konsumsi delima dapat meningkatkan memori dan kemampuan belajar pada individu lanjut usia. Ini mendukung peran delima dalam penuaan yang sehat.
- Membantu Regulasi Hormon
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa delima mungkin memiliki efek modulasi pada hormon, terutama estrogen. Meskipun mekanisme pastinya masih diteliti, ini menunjukkan potensi delima dalam mendukung kesehatan hormonal, terutama pada wanita yang mengalami menopause. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi efek ini.
- Mencegah Pembentukan Batu Ginjal
Kandungan antioksidan dan diuretik ringan dalam delima dapat membantu mencegah pembentukan batu ginjal. Dengan meningkatkan volume urin dan mengurangi kristalisasi mineral, delima dapat membantu membersihkan sistem kemih. Punicalagin juga dapat menghambat pembentukan kristal kalsium oksalat, jenis batu ginjal yang paling umum.
- Melindungi dari Kerusakan Akibat Sinar UV
Antioksidan dalam delima, terutama elagitanin, dapat menawarkan perlindungan internal terhadap kerusakan kulit yang disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet (UV). Senyawa ini membantu mengurangi peradangan dan kerusakan sel yang dipicu oleh UV, meskipun delima tidak dapat menggantikan tabir surya. Konsumsi delima dapat melengkapi perlindungan kulit dari dalam.
Studi klinis telah berulang kali menunjukkan efektivitas jus delima dalam memodulasi faktor risiko kardiovaskular. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Atherosclerosis pada tahun 2004 oleh Aviram dkk. menunjukkan bahwa konsumsi jus delima oleh pasien dengan stenosis arteri karotis secara signifikan mengurangi tekanan darah dan stres oksidatif, serta mengurangi lesi aterosklerotik. Temuan ini menyoroti peran delima sebagai intervensi diet potensial untuk kesehatan vaskular.
Dalam konteks pencegahan kanker, penelitian in vitro dan in vivo telah memberikan bukti kuat mengenai potensi antikanker delima. Misalnya, studi yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food pada tahun 2007 oleh Malik dan Mukhtar menunjukkan bahwa ekstrak delima mampu menghambat pertumbuhan sel kanker prostat dan menginduksi apoptosis. Menurut Dr. Hasan Mukhtar, seorang peneliti terkemuka di bidang kanker, "Senyawa dalam delima memiliki kemampuan unik untuk menargetkan berbagai jalur sinyal yang terlibat dalam perkembangan kanker, menjadikannya agen kemopreventif yang menjanjikan."
Penerapan delima dalam manajemen sindrom metabolik juga menjadi area penelitian yang menarik. Sindrom metabolik, yang mencakup obesitas, hipertensi, dislipidemia, dan resistensi insulin, merupakan prekursor diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Sebuah tinjauan sistematis dalam Nutrients pada tahun 2017 oleh Zarfeshany dkk. menyimpulkan bahwa konsumsi delima dapat memperbaiki beberapa komponen sindrom metabolik, termasuk profil lipid dan kontrol glikemik. Hal ini menunjukkan bahwa delima dapat menjadi bagian dari strategi diet komprehensif untuk mengatasi kondisi tersebut.
Peradangan kronis adalah pendorong utama banyak penyakit, dan delima telah menunjukkan kemampuan anti-inflamasi yang luar biasa. Sebuah studi pada manusia yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition pada tahun 2011 oleh Rosenblat dkk. melaporkan bahwa konsumsi jus delima secara teratur dapat menurunkan kadar penanda inflamasi seperti protein C-reaktif (CRP) dan interleukin-6 (IL-6). Implikasi klinis dari temuan ini sangat signifikan, karena peradangan yang terkontrol dapat mengurangi risiko penyakit autoimun dan degeneratif.
Dalam bidang neurologi, potensi neuroprotektif delima mulai mendapatkan perhatian. Penelitian yang dilakukan oleh Shukitt-Hale dkk. di Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2008 menunjukkan bahwa polifenol delima dapat melindungi otak dari kerusakan oksidatif dan meningkatkan fungsi kognitif pada model hewan. Meskipun penelitian pada manusia masih terbatas, hasil ini mengindikasikan bahwa delima berpotensi dalam strategi diet untuk mendukung kesehatan otak dan mencegah penurunan kognitif terkait usia.
Kesehatan pencernaan juga merupakan aspek penting yang dapat diuntungkan dari konsumsi delima. Kandungan serat dan senyawa anti-inflamasi dalam buah ini dapat membantu memelihara mikrobioma usus yang sehat dan meredakan kondisi inflamasi usus. Menurut Dr. David Heber, seorang ahli nutrisi dari UCLA, "Kandungan serat dan prebiotik dalam delima dapat menunjang pertumbuhan bakteri baik, yang esensial untuk pencernaan yang optimal dan kekebalan tubuh."
Manfaat delima bagi kesuburan pria juga telah didokumentasikan dalam beberapa studi. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Andrology pada tahun 2007 oleh Turk dkk. menunjukkan bahwa suplementasi ekstrak delima pada pria dengan masalah kesuburan dapat meningkatkan motilitas sperma dan kepadatan sperma. Efek ini dikaitkan dengan kemampuan antioksidan delima untuk melindungi sperma dari kerusakan radikal bebas, yang sering menjadi penyebab infertilitas pria.
Secara keseluruhan, bukti ilmiah yang berkembang mendukung klaim bahwa delima merah adalah buah yang luar biasa dengan berbagai manfaat kesehatan. Meskipun banyak penelitian masih dalam tahap awal atau dilakukan pada model hewan, konsistensi hasil menunjukkan potensi besar delima sebagai makanan fungsional. Studi lebih lanjut, terutama uji klinis berskala besar pada populasi manusia yang beragam, akan memperkuat pemahaman kita tentang mekanisme dan dosis optimal untuk mencapai manfaat terapeutik penuh delima.
Tips dan Detail Konsumsi Delima Merah
Mengintegrasikan delima merah ke dalam pola makan sehari-hari dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk memaksimalkan manfaat kesehatannya. Pemilihan, penyimpanan, dan metode konsumsi yang tepat sangat penting untuk mempertahankan kandungan nutrisi dan bioaktifnya.
- Pilih Buah Delima yang Matang
Pilih delima yang berat untuk ukurannya, karena ini menunjukkan kandungan jus yang tinggi. Kulitnya harus keras dan tanpa memar atau retakan yang signifikan, serta berwarna merah cerah atau merah tua. Hindari buah yang terasa ringan atau memiliki bintik-bintik lunak, karena ini bisa menandakan buah sudah busuk atau kurang segar.
- Cara Membuka dan Mengonsumsi
Untuk mengeluarkan aril (biji berair) dengan mudah, potong bagian atas dan bawah delima, lalu buat sayatan dangkal di sekeliling kulitnya. Rendam delima dalam semangkuk air dan pecah-pecahkan di bawah air; aril akan tenggelam sementara kulitnya mengapung. Cara ini juga meminimalkan noda merah dari jus.
- Variasi Konsumsi
Aril delima dapat dinikmati langsung sebagai camilan sehat, ditambahkan ke salad buah atau sayuran untuk tekstur dan rasa, atau ditaburkan di atas yogurt dan oatmeal. Jus delima murni tanpa tambahan gula juga merupakan pilihan yang baik, namun perhatikan porsi karena kandungan gulanya. Delima juga bisa diolah menjadi saus, selai, atau tambahan pada hidangan gurih.
- Penyimpanan yang Tepat
Delima utuh dapat disimpan pada suhu kamar hingga satu minggu, atau di dalam lemari es hingga dua bulan untuk memperpanjang kesegarannya. Aril yang sudah dipisahkan sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara di lemari es dan dikonsumsi dalam waktu beberapa hari. Aril juga bisa dibekukan hingga satu tahun untuk penggunaan jangka panjang.
- Perhatikan Interaksi Obat
Meskipun delima umumnya aman, jus delima dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat, mirip dengan jeruk bali. Ini termasuk obat pengencer darah (antikoagulan) dan obat penurun tekanan darah. Individu yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi delima dalam jumlah besar.
Penelitian ilmiah mengenai delima merah telah melibatkan beragam desain studi, mulai dari penelitian in vitro pada lini sel, model hewan, hingga uji klinis pada manusia. Salah satu studi penting yang menyoroti efek kardioprotektif delima adalah uji klinis acak, tersamar ganda, dan terkontrol plasebo yang diterbitkan dalam Clinical Nutrition pada tahun 2012 oleh Al-Dujaili dan El-Hadidy. Studi ini melibatkan 51 pasien dengan diabetes tipe 2 yang diberikan jus delima atau plasebo selama 6 minggu. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan pada penanda stres oksidatif dan peningkatan aktivitas antioksidan pada kelompok yang mengonsumsi jus delima, menyoroti perannya dalam mitigasi komplikasi diabetes.
Dalam konteks antikanker, penelitian sering kali menggunakan model in vitro untuk mengidentifikasi mekanisme molekuler. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Cancer Research pada tahun 2005 oleh Khan dkk. menggunakan sel kanker prostat manusia untuk menunjukkan bahwa ekstrak delima menghambat proliferasi sel dan menginduksi apoptosis melalui modulasi jalur sinyal tertentu, seperti NF-B. Desain studi ini memungkinkan identifikasi senyawa aktif dan target molekuler, memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk penelitian lebih lanjut pada manusia.
Meskipun sebagian besar bukti mendukung manfaat delima, terdapat pula pandangan yang berlawanan atau keterbatasan yang perlu diakui. Beberapa penelitian, terutama yang melibatkan jus delima, mungkin menghadapi tantangan terkait standarisasi dosis senyawa bioaktif, karena konsentrasi dapat bervariasi tergantung pada varietas delima, kondisi tumbuh, dan metode pengolahan. Misalnya, sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam Journal of Hypertension pada tahun 2017 oleh Ghasemian dkk. menyimpulkan bahwa meskipun jus delima dapat menurunkan tekanan darah, efeknya mungkin lebih bervariasi pada populasi yang berbeda dan bergantung pada durasi intervensi.
Keterbatasan lain adalah bahwa banyak penelitian, terutama yang menunjukkan efek antikanker dan neuroprotektif yang kuat, dilakukan pada model hewan atau sel. Translasi hasil ini ke manusia memerlukan uji klinis yang lebih besar dan lebih ketat untuk mengonfirmasi keamanan dan efikasi. Selain itu, potensi interaksi delima dengan obat-obatan tertentu, seperti statin atau antikoagulan, juga menjadi perhatian. Oleh karena itu, konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan, terutama bagi individu yang memiliki kondisi medis tertentu atau sedang menjalani pengobatan.
Rekomendasi
Berdasarkan bukti ilmiah yang ada, integrasi delima merah ke dalam pola makan dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi risiko berbagai penyakit kronis. Untuk individu sehat, disarankan mengonsumsi delima utuh atau jus delima murni tanpa tambahan gula secara teratur sebagai bagian dari diet seimbang. Memasukkan aril delima ke dalam salad, yogurt, atau oatmeal adalah cara yang lezat dan bergizi untuk mendapatkan manfaatnya.
Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti hipertensi, risiko penyakit jantung, atau peradangan kronis, konsumsi delima dapat memberikan dukungan tambahan. Namun, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum membuat perubahan signifikan pada diet, terutama jika sedang mengonsumsi obat-obatan. Ini untuk memastikan tidak ada interaksi yang merugikan dan untuk menentukan dosis yang tepat sesuai kondisi kesehatan.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi dosis optimal dan jangka panjang dari konsumsi delima untuk berbagai kondisi kesehatan. Studi klinis yang lebih besar dan terstandardisasi akan membantu memvalidasi temuan awal dan memberikan panduan yang lebih spesifik. Fokus pada senyawa bioaktif tertentu dan mekanisme kerjanya juga akan menjadi area penelitian yang menjanjikan di masa depan.
Delima merah adalah buah yang luar biasa dengan profil nutrisi dan fitokimia yang kaya, menawarkan spektrum manfaat kesehatan yang luas, mulai dari perlindungan kardiovaskular dan antikanker hingga peningkatan kekebalan tubuh dan kesehatan pencernaan. Kandungan antioksidan dan anti-inflamasinya yang kuat, terutama punicalagin dan antosianin, merupakan dasar dari sebagian besar efek terapeutik yang diamati. Bukti ilmiah yang berkembang secara konsisten mendukung peran delima sebagai makanan fungsional yang penting dalam mendukung kesehatan manusia.
Meskipun banyak manfaat telah teridentifikasi, penelitian di masa depan perlu lebih jauh mengeksplorasi mekanisme spesifik, dosis optimal, dan potensi interaksi delima dengan obat-obatan atau kondisi kesehatan tertentu. Pengembangan produk delima yang terstandardisasi dan uji klinis berskala besar pada populasi yang beragam akan sangat berharga untuk menerjemahkan temuan laboratorium ke dalam rekomendasi kesehatan masyarakat yang lebih konkret. Dengan demikian, delima merah terus menjadi subjek yang menarik dalam penelitian nutrisi dan pengobatan preventif.