Makanan Asia Bakal Lenyap dari Supermarket AS Imbas Perang Tarif Trump Ancam Stok Makanan
Senin, 21 April 2025 oleh paiman
Makanan Asia Terancam Langka di Supermarket AS Akibat Perang Dagang
Bayangkan rak-rak supermarket di AS yang biasanya penuh dengan aneka bahan makanan Asia, kini mulai terlihat kosong. Perang dagang yang digagas Presiden Trump beberapa tahun lalu ternyata meninggalkan jejak yang cukup dalam, mengancam ketersediaan bahan makanan impor, khususnya dari China.
Para pemilik supermarket Asia di AS mulai resah. Kenaikan tarif impor sebesar 10 persen, bahkan mencapai 145 persen untuk produk dari China, membuat harga makanan melambung. Wu, Manajer Supermarket Chang Jiang di Queens, New York, mengungkapkan kekhawatirannya kepada CNN. "Kalau begini terus, dua bulan lagi mungkin barang-barang dari China bakal lenyap dari pasaran," ujarnya. Supermarket Chang Jiang, yang biasanya dipenuhi sayuran segar, rumput laut, dan aneka camilan impor dari China, terancam kehilangan pasokan.
Meskipun pabrik-pabrik di China belum langsung menaikkan harga, mereka hanya menghabiskan stok lama. Kenaikan harga hingga 50 persen tak terelakkan untuk stok baru. Bahkan, beberapa pabrik berencana menyetop pasokan ke AS sama sekali. "Biasanya mereka kirim 50-100 jenis barang, sekarang mungkin cuma lima atau sepuluh," keluh Wu, yang kini mulai mencari alternatif pasokan dari Taiwan dan negara lain. Ia khawatir dampak perang dagang ini akan "tak terbayangkan" jika tak segera dihentikan.
Tak hanya Chang Jiang, supermarket Asia lain seperti H Mart (Korea Selatan), Patel Bros (India), dan 99 Ranch juga merasakan dampaknya. Komunitas imigran yang mengandalkan toko-toko ini untuk memenuhi kebutuhan pangan khas negara asal mereka pun terancam kesulitan.
Lan Ong, anak pendiri Wing Hop Fung, toko yang menjual teh impor, rempah-rempah China, dan beragam produk Asia di Arcadia, California, juga merasakan dampaknya. "China adalah mitra dagang terbesar kami. Kenaikan tarif ini jadi ancaman serius bagi usaha kecil seperti kami," ungkapnya.
Ironisnya, menurut riset Fortune Business Insight, pasar makanan internasional di AS sedang berkembang pesat. Permintaan diprediksi mencapai US$153,2 miliar pada 2032. Phil Lampert, redaktur publikasi perdagangan Supermarket Guru, menilai hal ini didorong oleh semakin luasnya selera masyarakat Amerika terhadap masakan internasional, termasuk Asia dan Timur Tengah. "Internet telah membuka mata kita pada kuliner dari seluruh dunia," katanya.
Namun, perang dagang ini justru mengancam tren positif tersebut. Konsumenlah yang akhirnya menjadi korban. Bukan hanya makanan Asia yang akan langka, harganya pun akan melonjak. Di Supermarket Chang Jiang, Wu bahkan sudah mengimbau pelanggannya untuk berbelanja selagi harga masih terjangkau. "Borong sekarang mumpung harganya masih normal, karena nanti pasti akan naik drastis," pesannya.
Berikut beberapa tips untuk tetap menikmati makanan Asia favoritmu tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam:
1. Cari Alternatif Bahan Makanan Lokal - Mungkin ada bahan makanan lokal yang bisa menggantikan bahan impor. Misalnya, coba pakai sawi hijau sebagai pengganti bok choy.
2. Belanja di Pasar Tradisional - Pasar tradisional seringkali menawarkan harga yang lebih terjangkau dibandingkan supermarket. Anda juga bisa menawar harga di sana.
3. Beli dalam Jumlah Besar - Jika memungkinkan, beli bahan makanan dalam jumlah besar untuk mendapatkan harga grosir yang lebih murah. Simpan dengan baik agar tetap awet.
4. Manfaatkan Promo dan Diskon - Pantau terus promo dan diskon yang ditawarkan supermarket atau toko online. Anda bisa menghemat banyak dengan memanfaatkan penawaran spesial.
5. Tanam Sendiri Bahan Makanan - Jika punya lahan, cobalah menanam sendiri beberapa bahan makanan seperti cabai, daun bawang, atau sayuran lainnya. Ini lebih hemat dan sehat.
6. Eksplorasi Masakan Lain - Tidak ada salahnya mencoba masakan dari negara lain yang bahan makanannya lebih mudah didapat dan harganya terjangkau. Siapa tahu Anda menemukan favorit baru!
Bagaimana dampak perang dagang terhadap petani lokal di Indonesia, Bu Susi Pudjiastuti?
Perang dagang bisa jadi peluang bagi petani lokal untuk mengisi kekosongan pasar. Dengan berkurangnya impor, permintaan produk lokal berpotensi meningkat. Kuncinya adalah menjaga kualitas dan konsistensi pasokan.
Apa saran Bapak Chef Arnold Poernomo bagi pencinta kuliner Asia di tengah kenaikan harga ini?
Jangan takut bereksperimen! Coba kreasikan masakan Asia dengan bahan-bahan lokal yang lebih terjangkau. Kreativitas di dapur adalah kuncinya.
Bagaimana pemerintah Indonesia bisa membantu para importir yang terdampak perang dagang, Pak Jokowi?
Pemerintah terus berupaya memfasilitasi diversifikasi pasar ekspor dan impor, serta memberikan insentif bagi para pelaku usaha yang terdampak. Kami juga mendorong penguatan produksi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
Apa yang bisa dilakukan konsumen seperti saya, Ibu Sri Mulyani, agar tidak terlalu terbebani dengan kenaikan harga makanan impor?
Konsumen bijak adalah kunci. Bandingkan harga, pilih produk lokal sebisa mungkin, dan rencanakan belanja dengan cermat. Dengan begitu, kita bisa tetap menikmati makanan favorit tanpa menguras kantong.