Krisis Jepang Kian Dalam, Populasi Terjun Bebas—Anak Muda Ogah Menikah, Akankah Jepang Punah?

Selasa, 15 April 2025 oleh paiman

Krisis Jepang Kian Dalam, Populasi Terjun Bebas—Anak Muda Ogah Menikah, Akankah Jepang Punah?

Jepang Hadapi Krisis Demografi: Populasi Menurun Drastis, Generasi Muda Enggan Menikah

Jepang sedang menghadapi krisis demografi yang semakin mengkhawatirkan. Data terbaru menunjukkan populasi negara tersebut turun menjadi 120,3 juta jiwa pada Oktober 2024, penurunan terbesar sejak pencatatan dimulai pada tahun 1950. Angka kelahiran yang rendah menjadi faktor utama, berdampak pada menyusutnya angkatan kerja dan melemahnya daya beli masyarakat. Bisnis pun kesulitan mencari karyawan.

Fenomena ini diperparah dengan penurunan populasi secara keseluruhan, termasuk warga negara asing, sebanyak 550.000 orang menjadi 123,8 juta jiwa. Ini menandai penurunan tahunan ke-14 berturut-turut, menunjukkan upaya pemerintah dalam mengatasi masalah ini belum efektif.

Banyak anak muda Jepang menunda pernikahan dan memiliki anak karena berbagai alasan, mulai dari ketidakpastian ekonomi dan pekerjaan hingga perubahan nilai-nilai sosial yang tidak lagi memprioritaskan pernikahan.

Pemerintah Jepang menyadari urgensi masalah ini. Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengakui banyak pasangan muda yang ingin memiliki anak terkendala faktor ekonomi. Pemerintah telah berupaya memberikan bantuan finansial kepada keluarga muda, menaikkan upah kaum muda, dan menawarkan bantuan pengasuhan anak. Hayashi menekankan komitmen pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi setiap orang yang ingin memiliki dan membesarkan anak dengan nyaman.

Meskipun Jepang telah memanfaatkan tenaga kerja asing, kebijakan imigrasi yang ketat, yang hanya menerima pekerja asing sementara, belum cukup untuk mengatasi krisis demografi ini.

Memiliki anak adalah anugerah, tapi juga tanggung jawab besar. Berikut beberapa tips untuk menghadapi tantangan ekonomi bagi pasangan muda yang ingin memiliki anak:

1. Buat Anggaran Keuangan yang Detail - Catat semua pengeluaran dan pemasukan secara rinci. Pisahkan kebutuhan pokok, keinginan, dan tabungan. Contoh: Gunakan aplikasi pencatat keuangan atau spreadsheet untuk memudahkan.

2. Prioritaskan Kebutuhan - Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Tunda pembelian barang yang tidak mendesak. Contoh: Alih-alih membeli kopi di kafe setiap hari, buatlah kopi sendiri di rumah.

3. Cari Sumber Penghasilan Tambahan - Manfaatkan keahlian Anda untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Contoh: Menjadi freelancer, menjual barang secara online, atau memberikan les privat.

4. Manfaatkan Fasilitas Pemerintah - Cari tahu program bantuan pemerintah untuk keluarga muda, seperti bantuan kesehatan dan pendidikan. Contoh: Program Indonesia Pintar atau Kartu Indonesia Sehat.

5. Investasi untuk Masa Depan - Mulailah berinvestasi sedini mungkin, meskipun dengan jumlah kecil. Contoh: Investasi reksa dana atau emas.

6. Komunikasikan Keuangan dengan Pasangan - Diskusikan secara terbuka tentang keuangan keluarga dengan pasangan untuk menghindari konflik dan mencapai tujuan bersama. Contoh: Adakan rapat keuangan keluarga secara rutin.

Bagaimana dampak penurunan populasi terhadap ekonomi Jepang, Bu Sri Mulyani?

(Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI): Penurunan populasi dapat menyebabkan penurunan angkatan kerja produktif, yang pada gilirannya memperlambat pertumbuhan ekonomi. Konsumsi domestik juga akan melemah, dan bisnis akan kesulitan mencari tenaga kerja. Ini merupakan tantangan serius yang membutuhkan solusi komprehensif.

Apa saran Bapak Bima Arya untuk mendorong anak muda agar lebih siap berkeluarga, Pak?

(Bima Arya, Wali Kota Bogor): Penting untuk menciptakan lapangan kerja yang stabil dan memberikan akses mudah terhadap layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas. Selain itu, perlu ada program edukasi dan konseling pranikah yang komprehensif untuk mempersiapkan mental dan finansial calon pasangan.

Ibu Najwa Shihab, menurut Anda apa peran media dalam mengatasi krisis ini?

(Najwa Shihab, Jurnalis): Media memiliki peran krusial dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perencanaan keluarga dan dampak krisis demografi. Media juga dapat menjadi platform untuk diskusi dan mencari solusi bersama.

Pak Ridwan Kamil, apa langkah yang bisa dilakukan pemerintah daerah untuk mendukung keluarga muda?

(Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat): Pemerintah daerah dapat memberikan insentif bagi keluarga muda, seperti keringanan pajak, subsidi biaya pendidikan dan kesehatan, serta menyediakan fasilitas publik yang ramah anak. Penting juga untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak.