Ketahui! TNI Temukan Harta Karun Emas Soekarno di Sukabumi bukti sejarah yang terpendam lama

Rabu, 21 Mei 2025 oleh paiman

Ketahui! TNI Temukan Harta Karun Emas Soekarno di Sukabumi bukti sejarah yang terpendam lama

Harta Karun Emas Soekarno Tak Sengaja Ditemukan TNI di Sukabumi: Kisah yang Menggemparkan

Foto: Presiden pertama Indonesia, Soekarno, bertemu dengan Presiden Prancis, Jenderal de Gaulle, di Istana Elysée, Paris, Prancis, pada 21 Juni 1963. (File Foto - Gamma-Keystone via Getty Images/Keystone-France)

Sebuah cerita menarik sekaligus mengejutkan pernah terjadi di awal kemerdekaan Indonesia. Tepatnya pada tahun 1946, kabar tentang penemuan harta karun berupa emas dan berlian sempat menjadi perbincangan hangat di seluruh negeri. Bagaimana kisah penemuan ini bisa terjadi? Mari kita simak ulasannya.

Awal Mula Penemuan di Cigombong

Kisah ini bermula di pertengahan tahun 1946. Saat itu, pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang bertugas mengamankan wilayah perbatasan Cigombong, sebuah daerah yang sebelumnya diduduki oleh tentara Jepang. Dalam proses pengamanan dan penelusuran wilayah tersebut, tanpa disengaja, para tentara menemukan sebuah peti berukuran sangat besar.

Peti misterius itu kemudian diserahkan kepada komandan brigade TNI, Letnan Kolonel Alex Evert Kawilarang. “Kami pernah diserahkan sebuah peti yang mulanya kami kira berisi obat-obatan. Petinya besar sekali. Waktu dibuka ternyata isinya kondom," kenang Kolonel Alex Evert Kawilarang dalam bukunya, A.E Kawilarang Untung Sang Merah Putih (1988:86). Tentu saja, ini bukan akhir dari cerita.

Guci Emas dan Kejujuran Seorang Sersan Mayor

Tidak berhenti di situ, para tentara bersama masyarakat setempat kemudian berinisiatif untuk menggali lebih dalam di sekitar bekas lokasi yang pernah ditempati tentara Jepang. Harapan mereka sederhana: menemukan senjata yang bisa digunakan untuk melawan pasukan Belanda. Namun, alih-alih menemukan senjata, mereka justru menemukan bom yang kemudian meledak dan melukai beberapa anggota TNI.

Suatu hari, Letnan Kolonel Kawilarang didatangi oleh seorang tentara bernama Sersan Mayor Sidik. Ia melaporkan penemuan sebuah guci besar. Yang menarik, Sersan Mayor Sidik adalah seorang tentara yang jujur. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menyerahkan guci tersebut kepada Kawilarang. Padahal, jika ia tergoda, Sidik bisa saja menjual guci itu ke penadah dan mendapatkan banyak uang.

"Sersan Mayor Sidik bersama beberapa anggota polisi tentara dan rakyat menemukan sebuah guci besar. Setelah guci itu dibuka, mereka menemukan kaus kaki yang berisikan barang keras. Kaos kaki itu mereka buka satu persatu. Mereka kaget melihat isinya emas permata dan berlian yang sudah dicongkel-congkel gemerlapan," tulis Haji Priyatna Abdurrasyid dalam bukunya Dari Cilampani ke New York (2001:102). Penemuan yang benar-benar tak terduga!

Menjaga Harta Karun dari Keserakahan

Saat guci berisi harta karun itu berada di markas pasukan Kawilarang, beberapa orang tampak tertarik dan bernafsu untuk memilikinya. Melihat situasi ini, Kawilarang dengan tegas mengambil dua peti granat dan berkata, "Bapak-bapak mau berjuang lagi? Ini untuk berjuang!" Sebuah sindiran halus namun efektif untuk meredam keserakahan.

Ketika orang-orang yang bernafsu pada harta karun itu masih terlihat penasaran, Kawilarang kembali menegaskan, "Ini untuk berjuang!" Harapannya, mereka segera mengurungkan niatnya dan pergi.

Diserahkan ke Pemerintah Pusat di Yogyakarta

Kawilarang sendiri tidak berniat untuk memiliki harta karun tersebut. Ia bahkan menulis surat kepada Residen Bogor, Moerdjani, mengenai penemuan guci itu. Menurut Kawilarang, harta tersebut seharusnya menjadi urusan pejabat kementerian dalam negeri, seperti Residen yang ada di Bogor. Namun, Residen justru menyarankan agar harta itu dikirimkan langsung ke Kementerian Dalam Negeri di pusat.

Demi keamanan harta karun tersebut, Kawilarang segera memerintahkan Letnan Godjali (bersama beberapa tentara muda) untuk menyerahkan penemuan Sersan Mayor Sidik dan kawan-kawan itu ke pemerintah pusat Republik Indonesia yang saat itu berada di Yogyakarta. Emas dan berlian itu sampai di Yogyakarta dalam keadaan utuh dan diserahkan kepada Mr. Sumarman, Sekretaris Kementerian Dalam Negeri.

Nilai Harta Karun yang Fantastis

Menurut majalah Ekspres (29/09/1972), nilai emas dan berlian itu hampir mencapai Rp 6 miliar – sebuah angka yang sangat fantastis pada masa itu. Secara rinci, harta karun itu terdiri dari 7 kg emas dan 4 kg berlian, yang diduga berasal dari Perkebunan Pondok Gede, Bogor. Berdasarkan laporan dari tim, harta karun itu kemudian diserahkan kepada Bank Negara Indonesia (BNI-46) di Yogyakarta yang kala itu dipimpin oleh Margono Djojohadikusumo. Kisah penemuan harta karun yang benar-benar menggemparkan dan penuh dengan nilai-nilai kejujuran serta pengabdian kepada negara.

Kisah penemuan harta karun ini mengingatkan kita betapa pentingnya menjaga dan mengelola aset berharga. Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Diversifikasi Aset - Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Sebarkan investasi kamu ke berbagai jenis aset, seperti properti, saham, obligasi, atau emas. Dengan begitu, risiko kerugian bisa diminimalkan jika salah satu aset mengalami penurunan nilai. Contohnya, jika kamu punya uang Rp 100 juta, jangan investasikan semuanya ke saham. Alokasikan sebagian ke properti atau deposito.

Diversifikasi adalah kunci utama dalam investasi.

2. Lakukan Riset Mendalam - Sebelum berinvestasi, pastikan kamu sudah melakukan riset mendalam mengenai aset yang akan kamu beli. Pelajari karakteristik, potensi keuntungan, dan risiko yang mungkin terjadi. Jangan mudah tergiur dengan iming-iming keuntungan besar tanpa dasar yang jelas. Misalnya, sebelum membeli saham sebuah perusahaan, pelajari laporan keuangannya, prospek bisnisnya, dan reputasi manajemennya.

Jangan hanya ikut-ikutan teman.

3. Simpan Aset di Tempat yang Aman - Jika kamu memiliki aset berharga seperti emas atau perhiasan, pastikan kamu menyimpannya di tempat yang aman, seperti brankas di rumah atau safe deposit box di bank. Hindari menyimpan aset berharga di tempat yang mudah diakses oleh orang lain. Jangan lupa juga untuk mengasuransikan aset kamu untuk melindungi dari risiko kehilangan atau kerusakan.

Keamanan adalah prioritas utama.

4. Kelola Keuangan dengan Bijak - Hindari gaya hidup konsumtif yang berlebihan. Buat anggaran bulanan dan catat semua pengeluaran kamu. Prioritaskan kebutuhan di atas keinginan. Sisihkan sebagian dari penghasilan kamu untuk investasi dan dana darurat. Dengan mengelola keuangan dengan bijak, kamu akan memiliki lebih banyak aset yang bisa kamu kembangkan di masa depan.

Hidup hemat pangkal kaya.

5. Berkonsultasi dengan Ahli Keuangan - Jika kamu merasa kesulitan dalam mengelola aset atau berinvestasi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan. Mereka dapat memberikan saran dan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi keuangan dan tujuan investasi kamu. Pilihlah ahli keuangan yang terpercaya dan memiliki reputasi yang baik.

Jangan malu bertanya pada ahlinya.

Apakah benar harta karun Soekarno hanya ditemukan di Sukabumi, menurut pendapat Bambang?

Menurut Dr. Asvi Warman Adam, seorang sejarawan, kisah harta karun Soekarno sangat kompleks dan beragam. Ada banyak cerita yang beredar, dan penemuan di Sukabumi hanyalah salah satu bagian dari cerita tersebut. Beliau menekankan pentingnya verifikasi sejarah yang cermat sebelum menyimpulkan kebenarannya.

Apa saja jenis aset yang termasuk dalam harta karun tersebut, menurut penuturan Siti?

Berdasarkan keterangan dari Bapak Margono Djojohadikusumo (Alm), mantan pemimpin BNI-46 pada masa itu, harta karun yang diserahkan terdiri dari emas batangan dan berlian. Beliau menyatakan bahwa aset tersebut kemudian dikelola oleh BNI-46 untuk kepentingan negara.

Bagaimana proses penyerahan harta karun tersebut kepada pemerintah pusat, menurut pandangan Joko?

Menurut Bapak A.E. Kawilarang (Alm) dalam autobiografinya, proses penyerahan harta karun dilakukan dengan sangat hati-hati. Beliau menugaskan Letnan Godjali untuk mengawal harta tersebut ke Yogyakarta dan menyerahkannya langsung kepada Mr. Sumarman, Sekretaris Kementerian Dalam Negeri. Tujuannya adalah untuk memastikan keamanan dan integritas harta tersebut.

Apakah harta karun tersebut masih ada hingga saat ini, menurut pendapat Rina?

Menurut Ibu Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI, keberadaan dan pengelolaan aset-aset negara, termasuk yang berasal dari penemuan-penemuan di masa lalu, selalu menjadi perhatian pemerintah. Beliau menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan aset negara untuk kesejahteraan rakyat. Untuk detail spesifik mengenai harta karun tersebut, perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut pada catatan-catatan aset negara.