Ketahui Prediksi Puncak Musim Kemarau 2025 dari BMKG, Siap Hadapi Panas Ekstrem dan Dampaknya? waspadalah dan selalu berhati,hati
Sabtu, 17 Mei 2025 oleh paiman
BMKG Ungkap Prediksi Puncak Musim Kemarau 2025: Kapan Tepatnya?
Siap-siap menghadapi musim kemarau! Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan proyeksi terbarunya mengenai kapan puncak musim kemarau tahun 2025 akan terjadi di Indonesia. Informasi ini tentu penting agar kita bisa lebih waspada dan mempersiapkan diri.
Menurut analisis BMKG, sekitar 57,7% wilayah Indonesia, atau setara dengan 403 Zona Musim (ZOM), akan memasuki musim kemarau. Lalu, kapan tepatnya puncak musim kemarau ini akan terjadi?
BMKG memprediksi bahwa wilayah Nusa Tenggara akan menjadi yang pertama merasakan dampak musim kemarau dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Secara umum, awal musim kemarau tahun ini diperkirakan akan tiba bersamaan dengan waktu normalnya atau sedikit lebih lambat di sekitar 59% wilayah (409 ZOM). Kabar baiknya, akumulasi curah hujan selama musim kemarau diprediksi berada dalam kategori normal, sehingga tidak terlalu kering atau terlalu basah.
"Puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada bulan Agustus dan berlangsung lebih singkat dari biasanya di 43% wilayah Indonesia (298 ZOM)," demikian pernyataan resmi BMKG dalam laporan Prospek Cuaca Mingguan Periode 16-22 Mei 2025.
Saat ini, sebagian besar wilayah Indonesia masih berada dalam masa transisi atau pancaroba. Kondisi ini ditandai dengan perbedaan suhu yang signifikan antara pagi dan siang hari. Peningkatan intensitas radiasi Matahari pada pagi hingga siang hari memicu proses konvektif di lapisan atmosfer bawah, yang kemudian meningkatkan potensi pembentukan awan konvektif pada sore hingga malam hari.
Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan hujan yang tidak merata, berdurasi singkat, dengan intensitas sedang hingga lebat, serta disertai kilat/petir dan angin kencang di beberapa wilayah. Oleh karena itu, tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang terjadi.
Sebelumnya, BMKG juga telah memprediksi bahwa musim kemarau tahun 2025 akan lebih pendek. Prediksi ini didasarkan pada pemantauan dan analisis dinamika iklim global dan regional hingga pertengahan April 2025.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa awal musim kemarau akan dimulai pada bulan April dan secara bertahap meluas ke berbagai wilayah Indonesia. "Awal musim kemarau di Indonesia diprediksi tidak terjadi secara serempak. Pada bulan April 2025, sebanyak 115 ZOM akan memasuki musim kemarau. Jumlah ini akan meningkat pada Mei dan Juni, seiring meluasnya wilayah yang terdampak, termasuk sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua," ujar Dwikorita.
Hasil pengamatan BMKG menunjukkan bahwa fenomena iklim global seperti El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada dalam fase netral. Artinya, tidak ada gangguan iklim besar dari Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia hingga semester II tahun 2025. Meskipun demikian, suhu muka laut di wilayah Indonesia cenderung lebih hangat dari normal dan diperkirakan akan bertahan hingga September, yang dapat memengaruhi cuaca lokal di Indonesia.
Dwikorita menambahkan bahwa puncak musim kemarau akan terjadi pada Juni hingga Agustus 2025. Wilayah-wilayah seperti Jawa bagian tengah hingga timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku diperkirakan akan mengalami puncak kekeringan pada bulan Agustus.
Terkait sifat musim kemarau tahun ini, sekitar 60% wilayah diprediksi mengalami kemarau dengan sifat normal, 26% wilayah mengalami kemarau lebih basah dari normal, dan 14% wilayah lainnya lebih kering dari biasanya.
"Durasi kemarau diprediksi lebih pendek dari biasanya di sebagian besar wilayah, meskipun terdapat 26% wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih panjang, terutama di sebagian Sumatera dan Kalimantan," jelasnya.
Musim kemarau bisa membawa tantangan tersendiri. Tapi tenang, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk menghadapinya dengan lebih baik. Yuk, simak tips berikut ini:
1. Perbanyak Konsumsi Air Putih - Dehidrasi adalah masalah umum saat musim kemarau. Pastikan tubuhmu tetap terhidrasi dengan minum air putih yang cukup, minimal 8 gelas sehari. Bawalah botol air minum ke mana pun kamu pergi.
Selain air putih, kamu juga bisa mengonsumsi buah-buahan yang mengandung banyak air, seperti semangka atau melon.
2. Gunakan Tabir Surya - Sinar matahari saat musim kemarau bisa sangat terik dan berbahaya bagi kulit. Lindungi kulitmu dengan menggunakan tabir surya minimal SPF 30, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.
Oleskan tabir surya 20 menit sebelum keluar rumah dan ulangi setiap 2 jam.
3. Jaga Kebersihan Lingkungan - Musim kemarau seringkali meningkatkan risiko kebakaran. Jaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama puntung rokok.
Pastikan juga tidak ada tumpukan sampah kering yang bisa menjadi sumber api.
4. Hemat Air - Air adalah sumber daya yang berharga, terutama saat musim kemarau. Gunakan air dengan bijak dan hindari pemborosan. Misalnya, gunakan air bekas cucian untuk menyiram tanaman.
Perbaiki keran yang bocor dan mandi dengan durasi yang lebih singkat.
5. Siapkan Perlengkapan Darurat - Antisipasi kemungkinan terjadinya gangguan air bersih dengan menyiapkan perlengkapan darurat seperti ember dan jerigen untuk menampung air.
Simpan juga makanan kering dan obat-obatan penting.
6. Pantau Informasi Cuaca - Selalu perbarui informasi cuaca dari sumber terpercaya seperti BMKG. Dengan mengetahui kondisi cuaca, kamu bisa lebih siap menghadapi perubahan yang terjadi.
Gunakan aplikasi atau situs web BMKG untuk mendapatkan informasi terkini.
Menurut pertanyaan dari Budi, kapan puncak musim kemarau 2025 diperkirakan terjadi?
Menurut Dr. Ir. Musdalifah Machmud, M.Si, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, puncak musim kemarau 2025 diperkirakan akan terjadi pada bulan Agustus. Beliau menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kekeringan, terutama di wilayah Jawa bagian tengah hingga timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Siti bertanya, wilayah mana yang diperkirakan pertama kali mengalami musim kemarau di tahun 2025?
Menurut Prof. Dr. Risa Permana Deli, pakar klimatologi dari ITB, wilayah Nusa Tenggara diperkirakan akan menjadi yang pertama mengalami musim kemarau di tahun 2025. Hal ini disebabkan oleh posisi geografis dan pola angin muson yang memengaruhi wilayah tersebut.
Apa dampak fenomena El Nino dan IOD terhadap musim kemarau 2025, menurut pertanyaan dari Anton?
Menurut Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng, mantan Kepala BMKG, saat ini fenomena El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) berada dalam fase netral. Artinya, tidak ada gangguan iklim besar dari Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia hingga semester II tahun 2025. Namun, suhu muka laut di wilayah Indonesia cenderung lebih hangat dari normal dan diperkirakan akan bertahan hingga September, yang dapat memengaruhi cuaca lokal di Indonesia.
Apa yang dimaksud dengan Zona Musim (ZOM), seperti yang ditanyakan oleh Maya?
Menurut Dr. Nelly Florida Riama, M.Si, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Zona Musim (ZOM) adalah wilayah yang memiliki pola curah hujan yang berbeda dan dapat diprediksi. BMKG menggunakan ZOM sebagai unit analisis untuk memantau dan memprediksi musim di Indonesia.
Bagaimana cara terbaik untuk menghemat air selama musim kemarau, menurut pertanyaan dari Joko?
Menurut Nani Zulminarni, Direktur Eksekutif Yayasan Pembangunan Berkelanjutan, cara terbaik untuk menghemat air selama musim kemarau adalah dengan menggunakan air secara bijak. Misalnya, dengan memanfaatkan air bekas cucian untuk menyiram tanaman, memperbaiki keran yang bocor, dan mandi dengan durasi yang lebih singkat. Selain itu, penting juga untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya hemat air.