Ketahui Mengapa Saham Berdarah,darah, DKHH Terparah jadi sorotan investor
Selasa, 20 Mei 2025 oleh paiman
IHSG Menguat, Sejumlah Saham Justru Terkapar: DKHH Jadi Sorotan Utama!
Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa yang menggembirakan selama pekan perdagangan 14-16 Mei 2025, tidak semua saham ikut merasakan euforia tersebut. Sebaliknya, sejumlah saham justru mengalami penurunan harga yang signifikan, bahkan bisa dibilang "berdarah-darah". Penurunan harga saham-saham ini tercatat mulai dari 11% hingga 37% dalam kurun waktu tersebut. Di antara saham-saham yang mengalami penurunan tajam, DKHH menjadi yang paling menonjol sebagai *top loser*.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 4,01%, melompat dari level 6.832,8 pada penutupan pekan sebelumnya menjadi 7.106,5. Kapitalisasi pasar bursa juga ikut terkerek naik sebesar 3,82%, mencapai Rp 12,31 triliun dari Rp 11,86 triliun pada pekan sebelumnya. Ini menunjukkan sentimen positif secara umum di pasar modal.
Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni sebesar 24,52%, menjadi Rp 16,5 triliun dari Rp 13,3 triliun. Frekuensi transaksi harian juga ikut melonjak sebesar 9,9%, mencapai 1,42 juta kali transaksi dibandingkan 1,29 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya. Volume perdagangan juga meningkat 22,4% menjadi 30,02 miliar saham dari 24,52 miliar saham pada pekan sebelumnya.
Pada penutupan perdagangan Jumat (16/5/2025), investor asing mencatatkan *net buy* sebesar Rp 528,2 miliar. Meskipun demikian, secara *year-to-date*, investor asing masih mencatatkan *net sell* sebesar Rp 48,8 triliun. Angka ini sedikit mengecil dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai Rp 53,85 triliun, mengindikasikan adanya perubahan strategi investasi dari investor asing.
Melihat kondisi pasar saham yang kadang naik turun, penting bagi kita untuk tetap tenang dan mengambil keputusan investasi yang bijak. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:
1. Diversifikasi Portofolio - Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Sebarkan investasi kamu ke berbagai sektor dan jenis aset. Misalnya, selain saham, kamu bisa berinvestasi di obligasi, reksa dana, atau properti.
Contoh: Jika kamu hanya berinvestasi di saham teknologi dan sektor tersebut mengalami penurunan, seluruh portofolio kamu akan terdampak. Dengan diversifikasi, risiko kerugian bisa diminimalkan.
2. Tetapkan Tujuan Investasi yang Jelas - Apa yang ingin kamu capai dengan investasi ini? Apakah untuk dana pensiun, pendidikan anak, atau tujuan lainnya? Tujuan yang jelas akan membantu kamu membuat keputusan yang lebih terarah.
Contoh: Jika tujuanmu adalah dana pensiun 20 tahun lagi, kamu bisa memilih investasi dengan risiko yang lebih tinggi untuk potensi imbal hasil yang lebih besar.
3. Lakukan Riset Mendalam Sebelum Berinvestasi - Jangan hanya ikut-ikutan teman atau rekomendasi yang belum jelas. Pelajari fundamental perusahaan, prospek industri, dan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi kinerja saham.
Contoh: Sebelum membeli saham perusahaan A, baca laporan keuangannya, analisis kompetitornya, dan cari tahu rencana ekspansi perusahaannya.
4. Pertimbangkan untuk Investasi Jangka Panjang - Pasar saham seringkali bergejolak dalam jangka pendek. Jika kamu berinvestasi untuk jangka panjang, kamu bisa lebih tenang menghadapi fluktuasi pasar.
Contoh: Jangan panik menjual saham saat pasar sedang turun. Ingat tujuan investasimu dan percaya pada potensi pertumbuhan jangka panjang perusahaan yang kamu investasikan.
5. Gunakan Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) - Investasikan sejumlah uang secara rutin dalam interval waktu tertentu, terlepas dari harga saham. Dengan DCA, kamu bisa membeli lebih banyak saham saat harga turun dan lebih sedikit saat harga naik, sehingga rata-rata harga pembelianmu menjadi lebih baik.
Contoh: Setiap bulan, investasikan Rp 1 juta ke saham X, tanpa peduli apakah harganya sedang naik atau turun. Dalam jangka panjang, strategi ini bisa membantu kamu meraih imbal hasil yang optimal.
Mengapa saham DKHH bisa mengalami penurunan yang begitu signifikan, menurut pendapat Bambang?
Menurut Bambang Brodjonegoro, seorang ekonom terkemuka, penurunan tajam pada saham DKHH kemungkinan disebabkan oleh kombinasi faktor internal perusahaan dan sentimen pasar yang negatif terhadap sektor industri tempat DKHH beroperasi. Selain itu, ekspektasi kinerja perusahaan yang tidak terpenuhi juga bisa menjadi pemicu.
Apa saran dari Sri Mulyani terkait investor pemula yang melihat fluktuasi pasar seperti ini?
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia, menekankan pentingnya edukasi dan literasi keuangan bagi investor pemula. Beliau menyarankan agar investor memahami risiko investasi, berinvestasi sesuai profil risiko, dan tidak mudah terpengaruh oleh *hoax* atau informasi yang belum terverifikasi. Diversifikasi portofolio juga sangat penting untuk mengurangi risiko.
Bagaimana tanggapan Sandiaga Uno mengenai *net sell* investor asing yang masih cukup besar?
Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyatakan bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia melalui berbagai kebijakan dan insentif. Beliau yakin bahwa dengan perbaikan fundamental ekonomi dan iklim investasi yang kondusif, investor asing akan kembali menanamkan modalnya di Indonesia.
Apa komentar Maudy Ayunda, sebagai investor muda, tentang pentingnya investasi di usia dini?
Maudy Ayunda, seorang aktris dan investor muda, menekankan bahwa investasi di usia dini sangat penting untuk mempersiapkan masa depan finansial yang lebih baik. Beliau menyarankan agar generasi muda mulai berinvestasi sejak dini, meskipun dengan modal yang kecil, dan terus belajar tentang investasi dari berbagai sumber yang terpercaya.