Ketahui, Kejagung Ungkap Sritex Terima Kredit Rp3,6 Triliun dari Bank Daerah dan BUMN, Ini Rinciannya! Fakta Baru Terungkap
Kamis, 22 Mei 2025 oleh paiman
Kejagung Ungkap Sritex Terima Kucuran Kredit Rp3,6 Triliun dari Bank Pemerintah Sebelum Bangkrut
Kejaksaan Agung (Kejagung) sedang mendalami kasus dugaan korupsi terkait fasilitas kredit yang diterima oleh PT Sri Rejeki Isman (Sritex) sebelum perusahaan tekstil raksasa itu dinyatakan pailit. Terungkap bahwa Sritex menerima kucuran dana segar hingga Rp3,6 triliun dari sejumlah bank milik pemerintah.
"Ada empat bank yang memberikan pinjaman kredit kepada perusahaan ini," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, kepada wartawan, Rabu (21/5). Ia menambahkan, dari empat bank tersebut, tiga di antaranya adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD), sementara satu bank lainnya merupakan Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Meskipun Harli tidak menyebutkan nama-nama bank secara eksplisit, ia menegaskan bahwa total kredit yang dikucurkan mencapai angka yang fantastis, yakni sekitar Rp3,6 triliun. Jumlah yang sangat signifikan ini tentu menjadi sorotan dalam proses penyelidikan.
Penyidik saat ini juga tengah menyelidiki kemungkinan keterlibatan Iwan Setiawan Lukminto, yang menjabat sebagai Direktur Utama Sritex pada periode 2018-2023. "Ini yang sedang diteliti oleh penyidik. Bagaimana sikap penyidik ke depannya, tentu akan kita lihat nanti," ujar Harli.
Kasus ini bermula dari dugaan korupsi dalam pemberian fasilitas kredit dari perbankan kepada Sritex. Meskipun Sritex merupakan perusahaan swasta, Kejagung tetap mengusut kasus ini karena pemberian fasilitas kredit tersebut dilakukan oleh bank-bank yang notabene merupakan perusahaan plat merah.
Harli menjelaskan bahwa Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara secara jelas menyatakan bahwa keuangan daerah juga merupakan bagian dari keuangan negara. Dengan demikian, jika ditemukan adanya pelanggaran hukum dalam pemberian fasilitas kredit kepada perusahaan milik keluarga Lukminto tersebut, maka tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi.
Kejadian yang menimpa Sritex ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, terutama dalam hal pengelolaan keuangan. Jangan sampai kita terjerat utang yang berlebihan hingga akhirnya mengalami kesulitan finansial. Yuk, simak beberapa tips berikut agar kita bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan:
1. Buat Anggaran Bulanan - Ini adalah langkah paling dasar tapi sangat penting. Dengan membuat anggaran, kita bisa tahu kemana saja uang kita pergi setiap bulan. Misalnya, alokasikan 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan atau investasi. Jangan lupa, disiplin adalah kunci!
Contoh: Catat pengeluaran bulanan Anda mulai dari biaya makan, transportasi, tagihan, hingga hiburan. Bandingkan dengan pemasukan Anda dan identifikasi area yang bisa dihemat.
2. Prioritaskan Kebutuhan Dibandingkan Keinginan - Ini seringkali menjadi godaan terbesar. Kita harus bisa membedakan mana yang benar-benar kita butuhkan dan mana yang hanya sekadar keinginan sesaat. Misalnya, daripada membeli gadget terbaru, lebih baik prioritaskan membayar cicilan rumah atau melunasi utang.
Contoh: Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri, "Apakah saya benar-benar membutuhkan ini, atau hanya menginginkannya?" Jika jawabannya hanya keinginan, coba tunda dulu atau cari alternatif yang lebih murah.
3. Hindari Utang Konsumtif - Utang konsumtif adalah utang yang digunakan untuk membeli barang-barang yang nilainya akan menurun seiring waktu, seperti pakaian, gadget, atau liburan. Jika memungkinkan, hindari utang jenis ini sebisa mungkin. Lebih baik menabung terlebih dahulu sebelum membeli barang yang kita inginkan.
Contoh: Daripada menggunakan kartu kredit untuk membeli baju baru, lebih baik sisihkan uang setiap bulan hingga terkumpul jumlah yang cukup untuk membeli baju tersebut secara tunai.
4. Investasi Sejak Dini - Investasi adalah cara yang bagus untuk mengembangkan aset kita. Mulailah berinvestasi sejak dini, meskipun dengan jumlah yang kecil. Ada banyak pilihan investasi yang bisa kita coba, seperti reksadana, saham, atau properti. Pilihlah investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan kita.
Contoh: Sisihkan sebagian kecil dari penghasilan Anda setiap bulan untuk membeli reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap. Seiring berjalannya waktu, investasi ini akan memberikan imbal hasil yang lumayan.
5. Evaluasi Keuangan Secara Berkala - Luangkan waktu untuk mengevaluasi kondisi keuangan kita secara berkala, misalnya setiap bulan atau setiap kuartal. Periksa apakah anggaran kita sudah sesuai dengan rencana, apakah investasi kita memberikan imbal hasil yang diharapkan, dan apakah kita memiliki utang yang perlu segera dilunasi. Dengan melakukan evaluasi secara berkala, kita bisa mengambil tindakan yang tepat jika ada masalah keuangan yang muncul.
Contoh: Buat catatan keuangan bulanan dan bandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Identifikasi tren pengeluaran dan pemasukan Anda, serta cari tahu apakah ada area yang perlu diperbaiki.
Apa saja bank yang terlibat dalam pemberian kredit ke Sritex, menurut Bapak Budi Santoso?
Menurut Bapak Harli Siregar dari Kejagung, ada empat bank yang memberikan kredit. Tiga di antaranya adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan satu bank BUMN. Namun, nama-nama bank tersebut belum diungkapkan secara detail.
Mengapa kasus Sritex tetap diusut meskipun perusahaan swasta, menurut Ibu Ratna Dewi?
Menurut Bapak Harli Siregar, Kejagung tetap mengusut kasus ini karena pemberian fasilitas kredit dilakukan oleh bank-bank milik pemerintah, yang berarti menggunakan keuangan negara. Undang-undang Keuangan Negara juga mencakup keuangan daerah, sehingga pelanggaran hukum terkait hal ini dapat dikategorikan sebagai korupsi.
Apa peran Iwan Setiawan Lukminto dalam kasus ini, menurut Bapak Joko Susilo?
Menurut Bapak Harli Siregar, penyidik sedang mendalami kemungkinan keterlibatan Bapak Iwan Setiawan Lukminto, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama Sritex. Bagaimana sikap penyidik ke depannya, akan kita lihat nanti.
Berapa total kredit yang diterima Sritex dari bank-bank tersebut, menurut Ibu Ani Suryani?
Menurut Bapak Harli Siregar, total kredit yang diterima Sritex dari empat bank tersebut mencapai sekitar Rp3,6 triliun.
Apakah kasus Sritex ini bisa menjadi pelajaran bagi perusahaan lain, menurut Bapak Herman Wijaya?
Tentu saja. Kasus ini menjadi peringatan penting bagi perusahaan lain untuk selalu berhati-hati dan transparan dalam mengelola keuangan, serta mematuhi semua peraturan yang berlaku. Jangan sampai terjerat utang yang berlebihan dan melakukan tindakan yang melanggar hukum.
Apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan Kejagung dalam kasus ini, menurut Ibu Sinta Lestari?
Menurut Bapak Harli Siregar, penyidik akan terus mendalami kasus ini dan mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya dari Kejagung.