Ketahui Dahsyatnya Tsunami 100 Meter yang Menghantam Ambon, 2.000 Tewas, Warga Trauma dan Ngeri Kiamat terjadi di sana selamanya
Senin, 19 Mei 2025 oleh paiman
Tragedi Tsunami 100 Meter di Ambon: Kisah Dahsyat yang Mengguncang Nusantara
Pernahkah kamu mendengar tentang tsunami dahsyat yang melanda Ambon pada abad ke-17? Kisah ini bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi juga pengingat akan kekuatan alam yang luar biasa dan pentingnya kesiapsiagaan. Mari kita telusuri lebih dalam peristiwa mengerikan yang mengubah wajah Ambon dan meninggalkan luka mendalam bagi penduduknya.
Semua bermula pada tahun 1653, ketika seorang ahli botani asal Jerman bernama Georg Eberhard Rumphius tiba di Ambon. Setelah perjalanan panjang dari Portugal, ia bertugas menjaga keamanan Ambon di bawah bendera VOC. Namun, alih-alih fokus pada tugas militer, Rumphius justru terpikat oleh keindahan alam dan budaya Ambon. Ia beralih ke dinas sipil dan mulai mendokumentasikan pengamatannya dalam buku monumental berjudul "Herbarium Amboinense."
Dalam buku tersebut, Rumphius mencatat sebuah peristiwa mengerikan: tsunami dahsyat yang terjadi pada 17 Februari 1674. Pada hari itu, tidak ada tanda-tanda aneh hingga pukul 19.30 waktu setempat. Tiba-tiba, lonceng di Kastil Victoria berdentang sendiri, dan tanah mulai berguncang hebat. Orang-orang panik dan berlarian mencari perlindungan.
"Orang berjatuhan ketika tanah bergerak naik turun seperti lautan... Air itu sedemikian tinggi hingga melampaui atas rumah dan menyapu bersih desa. Batuan koral terdampar jauh dari pantai," tulis Rumphius dalam catatannya.
Rumphius adalah salah satu dari sedikit orang yang berhasil selamat dengan berlari ke tempat yang lebih tinggi. Sayangnya, lebih dari 2.300 orang di Ambon dan Pulau Seram tewas akibat gempa dan tsunami. Tragedi ini bahkan merenggut nyawa istri dan putri Rumphius.
Tsunami Tertua yang Tercatat di Nusantara
Kesaksian Rumphius menjadi catatan penting dalam sejarah bencana alam di Indonesia. BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) menyebut gempa Ambon 1674 sebagai gempa dan tsunami pertama yang tercatat di Nusantara.
Menurut penelitian, gempa tersebut diperkirakan berkekuatan M7,9 dan menyebabkan kerusakan parah. Selain getaran gempa, tsunami yang terjadi juga sangat dahsyat. Diperkirakan, gelombang tsunami mencapai ketinggian 100 meter dan menyapu seluruh wilayah pesisir Ambon.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa tsunami ekstrem di Ambon disebabkan oleh kombinasi getaran gempa dan longsoran pantai. Longsoran pantai ini memicu gelombang tsunami yang sangat besar.
"Tsunami Ambon 1674 menjadi bukti bahwa longsor merupakan sumber bahaya tsunami penting di Indonesia," ujar Daryono.
Tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua tentang pentingnya memahami potensi bencana alam dan meningkatkan kesiapsiagaan. Tsunami Ambon 1674 adalah pengingat abadi akan kekuatan alam yang tak terduga dan perlunya upaya mitigasi yang berkelanjutan.
Tragedi Tsunami Ambon 1674 memberikan kita pelajaran berharga tentang bagaimana menghadapi potensi bencana tsunami. Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa kamu terapkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan:
1. Kenali Tanda-Tanda Peringatan Tsunami - Perhatikan tanda-tanda alami seperti gempa bumi yang kuat, surutnya air laut secara tiba-tiba, atau suara gemuruh yang aneh dari laut. Jika kamu merasakan atau melihat tanda-tanda ini, segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
Contohnya, jika kamu berada di pantai dan merasakan gempa yang kuat, jangan tunggu peringatan resmi, segera lari ke tempat yang lebih tinggi.
2. Buat Rencana Evakuasi Keluarga - Diskusikan dengan keluarga tentang rute evakuasi yang aman dan tempat berkumpul jika terjadi tsunami. Pastikan semua anggota keluarga tahu apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi.
Misalnya, tentukan titik kumpul di tempat yang tinggi dan mudah dijangkau, serta pastikan setiap anggota keluarga tahu rute menuju tempat tersebut.
3. Siapkan Tas Siaga Bencana - Tas siaga bencana berisi perlengkapan penting seperti air minum, makanan ringan, obat-obatan, senter, radio, dan dokumen penting. Simpan tas ini di tempat yang mudah dijangkau.
Pastikan tas siaga bencana kamu berisi minimal persediaan untuk 3 hari, termasuk obat-obatan pribadi dan salinan dokumen penting.
4. Ikuti Pelatihan dan Simulasi Tsunami - Ikuti pelatihan dan simulasi tsunami yang diselenggarakan oleh pemerintah atau organisasi terkait. Ini akan membantu kamu memahami prosedur evakuasi dan meningkatkan kesiapsiagaan.
Cari informasi tentang pelatihan dan simulasi tsunami di daerahmu dan ikut berpartisipasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilanmu.
5. Pantau Informasi Resmi dari Sumber Terpercaya - Selalu pantau informasi resmi dari BMKG atau BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) mengenai potensi tsunami. Jangan mudah percaya pada informasi yang tidak jelas atau hoax.
Pastikan kamu memiliki akses ke informasi resmi melalui radio, televisi, atau media sosial yang terpercaya.
Apa yang menyebabkan tsunami dahsyat di Ambon pada tahun 1674 menurut Bapak Budi Santoso?
Menurut Bapak Budi Santoso, seorang ahli geologi, tsunami di Ambon disebabkan oleh kombinasi gempa bumi berkekuatan besar dan longsoran bawah laut yang memicu gelombang tsunami setinggi 100 meter. Longsoran ini memperparah dampak tsunami dan menyebabkan kerusakan yang sangat luas.
Bagaimana kesaksian Georg Eberhard Rumphius membantu kita memahami peristiwa tsunami Ambon, menurut Ibu Siti Aminah?
Ibu Siti Aminah, seorang sejarawan, menjelaskan bahwa catatan Georg Eberhard Rumphius sangat berharga karena memberikan gambaran langsung tentang dampak tsunami dan bagaimana orang-orang merespons bencana tersebut. Kesaksiannya membantu kita memahami skala kerusakan dan kerugian yang dialami oleh masyarakat Ambon pada saat itu.
Mengapa tsunami Ambon 1674 dianggap sebagai tsunami tertua yang tercatat di Nusantara menurut Bapak Joko Susilo dari BMKG?
Bapak Joko Susilo dari BMKG menyatakan bahwa tsunami Ambon 1674 dianggap sebagai tsunami tertua karena merupakan peristiwa tsunami pertama yang didokumentasikan secara tertulis di wilayah Nusantara. Catatan Rumphius menjadi bukti penting yang memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari dan memahami lebih lanjut tentang sejarah tsunami di Indonesia.
Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari tragedi tsunami Ambon 1674 menurut Ibu Maria Goretti, seorang ahli mitigasi bencana?
Menurut Ibu Maria Goretti, ahli mitigasi bencana, tragedi tsunami Ambon 1674 mengajarkan kita pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Kita harus belajar dari masa lalu dan meningkatkan upaya untuk melindungi diri dan komunitas kita dari ancaman tsunami. Hal ini meliputi pendidikan, perencanaan evakuasi, dan pembangunan infrastruktur yang tahan bencana.
Bagaimana cara BMKG memantau potensi tsunami di Indonesia saat ini, menurut Bapak Ahmad Yani?
Bapak Ahmad Yani dari BMKG menjelaskan bahwa BMKG menggunakan sistem pemantauan yang canggih, termasuk seismograf, buoy tsunami, dan model numerik, untuk mendeteksi dan memprediksi potensi tsunami. Informasi ini kemudian disebarluaskan kepada masyarakat melalui berbagai saluran komunikasi agar mereka dapat mengambil tindakan yang tepat.
Apa yang harus dilakukan jika kita berada di daerah pesisir dan merasakan gempa bumi yang kuat, menurut Ibu Dewi Lestari dari BPBD?
Ibu Dewi Lestari dari BPBD menekankan bahwa jika kita berada di daerah pesisir dan merasakan gempa bumi yang kuat, tindakan pertama yang harus dilakukan adalah segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Jangan menunggu peringatan resmi dari pemerintah, karena waktu sangat berharga dalam situasi seperti ini. Prioritaskan keselamatan diri sendiri dan keluarga.