Ketahui Cara Ampuh Mencegah Stroke, Tips dari Ahli Kesehatan untuk Hidup Sehat dan Panjang Umur demi masa depan

Senin, 26 Mei 2025 oleh paiman

Ketahui Cara Ampuh Mencegah Stroke, Tips dari Ahli Kesehatan untuk Hidup Sehat dan Panjang Umur demi masa depan

Cara Tepat Mencegah Stroke: Panduan dari Ahli Kesehatan

Stroke masih menjadi momok menakutkan dan penyebab kematian utama di Indonesia. Data menunjukkan bahwa penyakit ini berkontribusi signifikan terhadap angka kematian di negara kita. Kabar baiknya, stroke sebenarnya bisa dicegah! Kuncinya adalah menerapkan gaya hidup sehat dan disiplin sejak dini.

Menurut data dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) pada tahun 2019, stroke menyumbang sekitar 19,42% dari seluruh kasus kematian di Indonesia. World Stroke Day juga mencatat bahwa kejadian stroke meningkat seiring bertambahnya usia, namun bukan berarti hanya lansia yang berisiko. Faktanya, lebih dari 60% kasus stroke terjadi pada usia di bawah 70 tahun, bahkan sekitar 16% dialami oleh mereka yang belum genap 50 tahun.

Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Ahmad Akbar, Sp.PD, menekankan bahwa pencegahan stroke sangat mungkin dilakukan melalui perubahan gaya hidup yang tepat. Lalu, apa saja langkah-langkah penting yang perlu kita perhatikan?

Strategi Ampuh Mencegah Stroke

Berikut adalah beberapa cara yang direkomendasikan oleh dr. Akbar untuk menurunkan risiko stroke dan menjaga kesehatan otak:

1. Kontrol Tekanan Darah

Menjaga tekanan darah tetap normal adalah prioritas utama. Hipertensi yang tidak terkontrol adalah "bom waktu" yang sangat berpotensi memicu stroke. Kombinasi antara gaya hidup sehat dan pengobatan medis seringkali diperlukan untuk mengelola tekanan darah tinggi secara efektif.

2. Perhatikan Pola Makan

Kebiasaan makan yang sehat memiliki pengaruh besar terhadap risiko stroke. Pola makan yang buruk dapat memicu hipertensi, aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), diabetes, dan kadar kolesterol tinggi – semua faktor risiko utama stroke. Konsumsilah makanan yang seimbang, kaya serat, dan rendah lemak jenuh.

3. Rutin Berolahraga

Aktivitas fisik secara rutin sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Olahraga teratur dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), serta menjaga elastisitas pembuluh darah. WHO merekomendasikan minimal 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang per minggu.

4. Kelola Stres dengan Baik

Pengelolaan stres juga merupakan bagian integral dari pencegahan stroke. Data menunjukkan bahwa 1 dari 6 pasien stroke mengalami depresi atau stres. Kondisi kesehatan mental yang buruk dapat meningkatkan risiko stroke hingga dua kali lipat, terutama pada usia paruh baya. Cari cara sehat untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau aktivitas relaksasi lainnya.

5. Hindari Rokok

Merokok adalah faktor risiko yang sangat kuat untuk terjadinya stroke. Perokok berat (20 batang rokok per hari) memiliki risiko stroke enam kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Berhenti merokok adalah salah satu keputusan terbaik yang bisa Anda ambil untuk kesehatan Anda.

6. Jaga Berat Badan Ideal

Kelebihan berat badan meningkatkan kemungkinan terkena stroke karena dapat memicu hipertensi dan diabetes. Obesitas meningkatkan risiko stroke sebesar 64%, sementara kelebihan berat badan secara umum menambah risiko hingga 22%. Kementerian Kesehatan RI menetapkan indeks massa tubuh ideal bagi orang Indonesia adalah antara 18,5 sampai 25.

Kenali Gejala Stroke Sejak Dini

Gejala stroke bisa bervariasi tergantung pada area otak yang terganggu. Namun, ada beberapa tanda umum yang sering muncul:

  • Kesulitan berbicara dan memahami pembicaraan
  • Mati rasa, kelemahan, atau kelumpuhan pada wajah, lengan, atau kaki (biasanya pada satu sisi tubuh)
  • Gangguan penglihatan pada satu atau kedua mata
  • Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba
  • Kesulitan berjalan atau kehilangan keseimbangan

Untuk membantu mengenali stroke dengan cepat, ingatlah metode F.A.S.T.:

  • F (Face/Wajah): Apakah satu sisi wajah terlihat turun saat tersenyum?
  • A (Arms/Lengan): Apakah satu lengan melemah atau turun saat diangkat?
  • S (Speech/Bicara): Apakah suara menjadi tidak jelas atau cadel?
  • T (Time/Waktu): Jika ada gejala tersebut, segera hubungi layanan medis darurat! Waktu sangat krusial dalam menentukan tingkat kerusakan otak.

dr. Akbar mengingatkan untuk tidak menunda pemeriksaan medis jika gejala stroke sudah muncul. "Semakin lama stroke diabaikan, semakin besar risiko kerusakan otak dan kecacatan yang terjadi," pungkasnya.

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Yuk, terapkan tips berikut dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari risiko stroke:

1. Ukur Tekanan Darah Secara Rutin - Tekanan darah tinggi seringkali tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan tekanan darah secara teratur, terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi. Misalnya, Anda bisa mengukur tekanan darah di apotek atau klinik terdekat sebulan sekali.

Jika tekanan darah Anda tinggi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

2. Konsumsi Makanan Sehat dan Seimbang - Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan ikan. Hindari makanan olahan, makanan cepat saji, dan makanan yang tinggi garam, gula, dan lemak jenuh. Contohnya, ganti nasi putih dengan nasi merah dan perbanyak konsumsi sayuran hijau seperti bayam dan brokoli.

Jangan lupa untuk minum air putih yang cukup setiap hari, minimal 8 gelas.

3. Bergerak Aktif Setiap Hari - Usahakan untuk berolahraga secara teratur, minimal 30 menit setiap hari. Anda bisa melakukan aktivitas fisik yang Anda sukai, seperti berjalan kaki, jogging, berenang, bersepeda, atau senam. Contohnya, luangkan waktu untuk berjalan kaki di sekitar rumah selama 30 menit setiap pagi.

Aktivitas fisik membantu menjaga berat badan ideal dan meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah.

4. Kelola Stres dengan Cara yang Sehat - Stres dapat meningkatkan risiko stroke. Temukan cara yang sehat untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, mendengarkan musik, atau menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat. Contohnya, cobalah untuk melakukan meditasi selama 10 menit setiap hari sebelum tidur.

Jika Anda merasa kesulitan mengelola stres sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.

5. Berhenti Merokok - Merokok adalah salah satu faktor risiko utama stroke. Jika Anda merokok, segeralah berhenti. Berhenti merokok tidak hanya menurunkan risiko stroke, tetapi juga meningkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan. Contohnya, Anda bisa mengikuti program berhenti merokok yang banyak tersedia.

Mintalah dukungan dari keluarga dan teman-teman untuk membantu Anda berhenti merokok.

6. Tidur yang Cukup - Kurang tidur dapat meningkatkan risiko stroke. Usahakan untuk tidur 7-8 jam setiap malam. Ciptakan suasana tidur yang nyaman dan hindari begadang. Contohnya, matikan lampu dan elektronik satu jam sebelum tidur.

Pastikan Anda memiliki rutinitas tidur yang teratur.

Apakah benar bahwa stroke hanya menyerang orang tua, menurut Bapak Budi?

Menurut dr. Ahmad Akbar, Sp.PD, meskipun risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia, stroke juga bisa menyerang orang yang lebih muda. Faktanya, lebih dari setengah kasus stroke terjadi pada orang di bawah usia 70 tahun. Jadi, penting bagi semua orang, tanpa memandang usia, untuk menerapkan gaya hidup sehat guna mencegah stroke.

Makanan apa saja yang sebaiknya dihindari untuk mencegah stroke, menurut Ibu Sinta?

Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, pakar gizi dari IPB, menyarankan untuk menghindari makanan olahan, makanan cepat saji, makanan yang tinggi garam, gula, dan lemak jenuh. Makanan-makanan ini dapat meningkatkan risiko hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi, yang merupakan faktor risiko utama stroke. Perbanyak konsumsi buah, sayur, dan biji-bijian utuh.

Bagaimana cara membedakan stroke dengan penyakit lain yang gejalanya mirip, menurut Mas Joko?

Menurut dr. Tirta Mandira Hudhi, seorang dokter dan influencer kesehatan, cara termudah untuk mengenali stroke adalah dengan metode F.A.S.T.: Face (wajah), Arms (lengan), Speech (bicara), dan Time (waktu). Jika ada salah satu gejala tersebut, segera hubungi layanan medis darurat. Jangan tunda, karena waktu sangat berharga dalam penanganan stroke.

Selain olahraga, adakah aktivitas lain yang bisa membantu mencegah stroke, menurut Mbak Rina?

Menurut Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, selain olahraga, pengelolaan stres yang baik juga sangat penting. Stres yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko stroke. Cari cara sehat untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman. Tidur yang cukup juga sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.