Inilah Reaksi Kurir dan Konsumen Soal Wacana Pembatasan Gratis Ongkir, Apa Dampaknya bagi Kita?
Minggu, 25 Mei 2025 oleh paiman
Kebijakan Pembatasan Gratis Ongkir: Apa Kata Kurir dan Konsumen?
Pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), baru saja menerbitkan Peraturan Menteri Kominfo (Permen Kominfo) Nomor 8 Tahun 2025 tentang Layanan Pos Komersial. Aturan ini, yang mulai berlaku sejak Rabu, 14 Mei 2025, memicu diskusi hangat di kalangan pelaku industri dan konsumen. Salah satu poin krusial dalam kebijakan ini adalah pembatasan promo gratis ongkos kirim (ongkir) yang ditawarkan oleh perusahaan jasa pengiriman.
Secara spesifik, Permen Kominfo ini membatasi periode promo gratis ongkir menjadi maksimal tiga hari dalam sebulan. Kebijakan ini menyasar produk-produk yang dijual di bawah harga pokok produksi (HPP) dan pemberian diskon besar-besaran yang mengakibatkan tarif pengiriman berada di bawah biaya operasional. Namun, perlu diingat bahwa aturan ini tidak menyentuh promo gratis ongkir yang diselenggarakan langsung oleh e-commerce. Bahkan, e-commerce memiliki opsi untuk memperpanjang periode promosi setelah melalui evaluasi.
Menurut Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kominfo, Edwin Hidayat Abdullah, pembatasan ini bertujuan untuk mencegah praktik tarif ekstrem yang dapat merugikan perusahaan kurir dan menurunkan kualitas layanan. "Jika diskon terus-menerus seperti ini terjadi, dampaknya bisa serius. Kurir bisa dibayar rendah, perusahaan kurir merugi, dan akhirnya kualitas layanan pun menurun," jelas Edwin seperti dikutip dari Kompas.com pada Senin, 19 Mei 2025.
Terbitnya Permen Kominfo Nomor 8/2025 ini tentu saja memunculkan beragam reaksi dari masyarakat, terutama di media sosial. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif, Kompas.com mewawancarai beberapa kurir dan konsumen untuk mengetahui pandangan mereka terhadap kebijakan baru ini.
Pendapat Para Kurir
Toto Haryanto, seorang kurir yang bekerja di Lion Parcel Boyolali, mengaku belum mendapatkan sosialisasi resmi terkait Permen Kominfo Nomor 8/2025. Namun, ia berpendapat bahwa kebijakan ini tidak akan secara signifikan mengurangi jumlah orderan yang ia terima. Hal ini karena perusahaan tempatnya bekerja lebih fokus melayani pelanggan perorangan dan tidak terlalu bergantung pada kerja sama dengan platform e-commerce.
Di sisi lain, Toto, yang juga memiliki pengalaman tujuh tahun sebagai kurir Lazada di Jakarta, justru mendukung kebijakan pembatasan gratis ongkir ini. "Dengan begini, perusahaan bisa memiliki ruang lebih untuk membagi komisi yang layak kepada para kurir," ungkapnya kepada Kompas.com pada Rabu, 21 Mei 2025.
Toto menambahkan bahwa selama bekerja di Lazada, ia sempat merasakan dampak negatif dari perang tarif antar perusahaan jasa pengiriman yang saling berlomba menawarkan program gratis ongkir. Akibatnya, volume pengiriman yang ia tangani pun menurun.
Berbekal pengalamannya selama sembilan tahun di industri pengiriman, Toto berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap status hubungan kerja dan kesejahteraan para pekerja di sektor ini. "Rata-rata status kurir itu mitra. Semoga pemerintah, melalui menteri terkait, bisa menghapus sistem kemitraan agar nasib kurir bisa lebih sejahtera," harapnya, mengingat selama ini ia masih berstatus sebagai mitra.
Dengan adanya kebijakan pembatasan gratis ongkir, kita sebagai konsumen perlu lebih cerdas dalam berbelanja online. Jangan khawatir, ada beberapa trik yang bisa kamu coba agar tetap hemat dan nyaman saat berbelanja:
1. Rencanakan Pembelianmu - Buatlah daftar barang yang ingin kamu beli dan kumpulkan dalam satu keranjang belanja. Dengan begitu, kamu bisa memanfaatkan promo gratis ongkir yang tersedia secara maksimal.
Contohnya, jika kamu membutuhkan sabun, sampo, dan deterjen, belilah semuanya sekaligus agar memenuhi syarat minimal belanja untuk mendapatkan gratis ongkir.
2. Manfaatkan Promo dari E-commerce - Meskipun gratis ongkir dari jasa pengiriman dibatasi, banyak e-commerce yang menawarkan promo gratis ongkir sendiri. Pantau terus promo-promo ini dan manfaatkan sebaik mungkin.
Misalnya, beberapa e-commerce sering mengadakan promo "tanggal kembar" (seperti 1.1, 2.2, dst.) yang menawarkan berbagai diskon dan gratis ongkir.
3. Cari Toko dengan Lokasi Terdekat - Semakin dekat lokasi toko dengan tempat tinggalmu, semakin kecil kemungkinan biaya ongkir yang harus kamu bayar. Beberapa e-commerce menyediakan fitur untuk mencari toko berdasarkan lokasi.
Coba bandingkan beberapa toko yang menjual barang yang sama, lalu pilih toko yang lokasinya paling dekat denganmu.
4. Pertimbangkan untuk Berlangganan - Beberapa e-commerce menawarkan program berlangganan yang memberikan berbagai keuntungan, termasuk gratis ongkir. Jika kamu sering berbelanja online, program ini bisa menjadi pilihan yang menguntungkan.
Pelajari syarat dan ketentuan program berlangganan dengan seksama sebelum memutuskan untuk bergabung.
5. Gunakan Jasa Pengiriman Alternatif - Selain jasa pengiriman yang umum digunakan, ada juga jasa pengiriman alternatif yang mungkin menawarkan tarif lebih murah. Coba bandingkan tarif dari beberapa jasa pengiriman sebelum memutuskan.
Beberapa jasa pengiriman alternatif bahkan menawarkan layanan same-day delivery dengan harga yang kompetitif.
Apa sebenarnya tujuan dari pembatasan gratis ongkir ini, Pak Budi?
Menurut Bapak Edwin Hidayat Abdullah, Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kominfo, pembatasan ini bertujuan untuk mencegah praktik tarif ekstrem yang merugikan perusahaan kurir dan menurunkan kualitas layanan. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi industri pengiriman.
Apakah kebijakan ini akan mempengaruhi harga barang yang dijual secara online, Ibu Susi?
Menurut pengamatan saya sebagai pengamat e-commerce, kemungkinan akan ada penyesuaian harga. Namun, penjual juga akan mencari cara lain untuk menarik pelanggan, seperti memberikan diskon langsung atau menawarkan bundling produk. Jadi, konsumen tetap perlu pintar-pintar membandingkan harga.
Sebagai seorang kurir, bagaimana pendapat Mas Joko tentang kebijakan ini?
Secara pribadi, saya berharap kebijakan ini bisa meningkatkan kesejahteraan para kurir. Selama ini, persaingan tarif yang ketat seringkali membuat upah kurir tertekan. Semoga dengan adanya pembatasan ini, perusahaan bisa memberikan kompensasi yang lebih layak kepada kami.
Apakah e-commerce masih bisa memberikan promo gratis ongkir, Mbak Rina?
Tentu saja! Kebijakan ini tidak melarang e-commerce untuk memberikan promo gratis ongkir. Justru, e-commerce memiliki fleksibilitas untuk mengatur promo mereka sendiri, asalkan tidak merugikan pihak lain. Jadi, tetap pantau terus promo-promo menarik dari e-commerce favoritmu!
Apa yang harus dilakukan perusahaan kurir agar tetap kompetitif, Pak Herman?
Sebagai seorang konsultan bisnis, saya menyarankan perusahaan kurir untuk fokus pada peningkatan kualitas layanan, seperti kecepatan pengiriman, ketepatan waktu, dan penanganan barang yang baik. Selain itu, inovasi dalam layanan dan penawaran yang menarik juga penting untuk memenangkan hati pelanggan.
Bagaimana tanggapan pemerintah terkait kekhawatiran akan dampak kebijakan ini terhadap UMKM, Ibu Ani?
Pemerintah sangat memperhatikan dampak kebijakan ini terhadap UMKM. Kami akan terus melakukan evaluasi dan mencari solusi yang terbaik agar UMKM tetap bisa bersaing dan berkembang. Kami juga akan memberikan pendampingan dan pelatihan kepada UMKM agar mereka bisa beradaptasi dengan perubahan ini.