Inilah Penyebab IHSG Mendadak Anjlok 1 Persen, Ternyata Saham Ini Biang Kerok Tekanan jual meningkat tajam
Selasa, 27 Mei 2025 oleh paiman
IHSG Tiba-Tiba Terkoreksi: Apa yang Terjadi?
Sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (26 Mei 2025), diwarnai dengan kejutan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendadak terpeleset ke zona merah, membuat para investor bertanya-tanya. Penurunan ini terjadi menjelang penutupan sesi I, tepatnya pada pukul 11.18 WIB.
Pada saat itu, IHSG tercatat turun sebesar 1,13%, meninggalkan level psikologis 7.200. Data menunjukkan bahwa mayoritas saham, sejumlah 389 emiten, mengalami penurunan harga. Sementara itu, 201 saham berhasil mencatatkan kenaikan, dan 207 saham lainnya stagnan.
Aktivitas perdagangan siang ini tergolong ramai, dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,23 triliun. Volume perdagangan tercatat sebesar 20,14 miliar saham yang berpindah tangan dalam 824.441 kali transaksi.
Sektor bahan baku menjadi yang paling terpukul, mengalami penurunan sebesar 1,6%. Sektor utilitas juga mengalami tekanan, turun 1,39%, diikuti oleh sektor finansial yang terkoreksi 1,15%.
Penyebab Utama Penurunan IHSG
Salah satu saham yang menjadi pemberat utama IHSG adalah GOTO. Saham perusahaan teknologi ini anjlok 6,94% ke level 67, memberikan kontribusi negatif sebesar 17,32 indeks poin terhadap penurunan IHSG.
Sebelumnya, saham GOTO sempat melonjak seiring dengan rumor merger dengan Grab. Namun, spekulasi ini dibantah oleh Tirza Munusamy, Chief of Public Affairs Grab Indonesia. "Spekulasi tersebut tidak bersumber dari informasi yang terverifikasi, sehingga kami tidak dalam posisi untuk menanggapinya lebih lanjut," ujarnya.
Manajemen GOTO sendiri mengakui bahwa perusahaan menerima berbagai penawaran dari sejumlah pihak. "Dari waktu ke waktu, Perseroan menerima berbagai penawaran dari berbagai pihak. Hal ini bersifat rahasia," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi. Mereka menambahkan bahwa kerahasiaan identitas perlu dijaga karena sifat rencana tersebut masih dalam tahap awal dan tidak mengikat.
Selain GOTO, saham DCII juga menjadi kontributor signifikan terhadap penurunan IHSG. Saham perusahaan data center milik konglomerat Toto Sugiri ini turun 7,77% dan menyumbang -15,17 indeks poin. DCII saat ini menyandang status saham termahal di Bursa Efek Indonesia, setelah mengalami kenaikan lebih dari 200% sepanjang tahun berjalan, dari level 46.000-an ke level 140.000-an, bahkan sempat menyentuh harga 200.000-an per saham.
Faktor Eksternal dan Sentimen Pasar
Perlu diingat bahwa pasar keuangan Indonesia hanya akan buka selama tiga hari pada pekan ini karena adanya libur cuti bersama Kamis dan Jumat untuk memperingati Kenaikan Yesus Kristus. Hal ini menuntut investor untuk lebih cermat dalam mengambil keputusan.
Sebenarnya, pelaku pasar telah merespons positif potensi penurunan suku bunga acuan dan perbaikan defisit transaksi berjalan. Langkah Danantara untuk efisiensi BUMN melalui merger dan akuisisi (M&A) juga dinilai memberikan prospek cerah bagi sektor korporasi ke depan.
Laporan terbaru JP Morgan pada 19 Mei 2025 juga menjadi stimulus positif karena menaikkan peringkat saham di pasar berkembang (emerging market), termasuk Indonesia. JP Morgan telah menaikkan peringkat dari underweight ke netral, kemudian meningkatkan rating lagi dari netral menjadi overweight.
Ada lima alasan yang membuat pasar emerging market kini lebih menarik bagi investor dibandingkan pasar negara maju. Di antaranya adalah meredanya ketidakpastian perang dagang, melemahnya dolar AS, pemulihan ekonomi China, valuasi yang masih murah, serta proyeksi pemangkasan suku bunga The Fed.
Namun, sentimen positif ini tampaknya belum cukup kuat untuk menahan laju penurunan IHSG. Dalam perkembangan terpisah, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif impor sebesar 50% terhadap Uni Eropa, memicu kekhawatiran baru di pasar global.
Trump menyatakan bahwa negosiasi perdagangan dengan Uni Eropa mengalami kebuntuan dan tarif baru tersebut akan mulai berlaku pada 1 Juni. Investor sebelumnya berharap akan ada lebih banyak kesepakatan dagang selama masa jeda 90 hari. Namun, tindakan Trump ini mengindikasikan bahwa harapan tersebut mungkin tidak akan terwujud.
Pasar saham memang bisa naik turun, apalagi di tengah sentimen yang berubah-ubah. Biar investasi kamu tetap aman dan cuan, yuk simak tips berikut:
1. Diversifikasi Portofolio - Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang. Sebarkan investasi kamu ke berbagai sektor dan jenis aset, seperti saham, obligasi, atau reksa dana.
Contohnya, kalau kamu punya saham GOTO, coba pertimbangkan untuk juga berinvestasi di sektor perbankan atau komoditas.
2. Pantau Berita dan Analisis Pasar - Selalu update dengan perkembangan ekonomi dan politik, baik di dalam maupun luar negeri. Baca berita dari sumber terpercaya dan ikuti analisis dari para ahli.
Dengan begitu, kamu bisa lebih cepat mengantisipasi perubahan tren dan mengambil keputusan yang tepat.
3. Tetapkan Tujuan Investasi yang Jelas - Sebelum berinvestasi, tentukan dulu apa tujuan kamu. Apakah untuk dana pensiun, pendidikan anak, atau tujuan lainnya?
Dengan tujuan yang jelas, kamu akan lebih fokus dan disiplin dalam berinvestasi, serta tidak mudah panik saat pasar bergejolak.
4. Gunakan Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) - DCA adalah strategi investasi dengan cara membeli aset secara berkala dalam jumlah yang sama, tanpa memperhatikan harga.
Contohnya, kamu bisa membeli saham setiap bulan sebesar Rp 1 juta, baik saat harga naik maupun turun. Strategi ini membantu mengurangi risiko kerugian karena fluktuasi harga.
5. Jangan Panik Jual (Panic Selling) - Saat pasar turun, hindari keputusan impulsif untuk menjual seluruh investasi kamu.
Ingat, investasi adalah jangka panjang. Koreksi pasar adalah hal yang wajar dan seringkali menjadi peluang untuk membeli aset dengan harga lebih murah.
6. Konsultasi dengan Penasihat Keuangan - Jika kamu merasa kesulitan atau kurang yakin, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional.
Mereka bisa memberikan saran yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi kamu.
Kenapa ya, saham GOTO bisa turun drastis seperti itu, Pak Budi?
Menurut Ibu Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI, "Penurunan harga saham GOTO bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk sentimen pasar, spekulasi merger yang tidak terkonfirmasi, dan aksi ambil untung oleh investor setelah kenaikan sebelumnya. Penting untuk diingat bahwa pasar saham selalu dinamis dan fluktuatif."
Saham DCII mahal banget, apakah masih layak dibeli sekarang, Bu Ani?
Kata Bapak Lo Kheng Hong, Investor Value Indonesia, "Saham DCII memang memiliki valuasi yang tinggi. Namun, sebelum memutuskan untuk membeli, pertimbangkan prospek pertumbuhan perusahaan, fundamental bisnis, dan potensi keuntungan di masa depan. Lakukan riset mendalam dan sesuaikan dengan profil risiko Anda."
Kalau IHSG turun seperti ini, sebaiknya saya jual semua saham saya atau bagaimana, Mas Joko?
Menurut Bapak Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, "Keputusan untuk menjual saham saat IHSG turun harus didasarkan pada analisis yang matang. Jangan panik dan pertimbangkan tujuan investasi jangka panjang Anda. Jika Anda yakin dengan fundamental perusahaan, koreksi pasar bisa menjadi peluang untuk membeli lebih banyak saham dengan harga diskon."
Apa pengaruhnya kebijakan tarif impor AS terhadap pasar saham Indonesia, Mbak Rina?
Kata Bapak Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, "Kebijakan tarif impor AS dapat memicu ketidakpastian di pasar global dan berdampak pada sentimen investor. Hal ini bisa memengaruhi kinerja IHSG. Namun, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan situasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar keuangan."
Bagaimana prospek pasar saham Indonesia ke depannya, Pak Herman?
Menurut Bapak Erick Thohir, Menteri BUMN RI, "Prospek pasar saham Indonesia ke depan masih menjanjikan, didukung oleh fundamental ekonomi yang kuat, pertumbuhan kelas menengah, dan reformasi struktural yang terus dilakukan pemerintah. Investasi di pasar modal tetap menjadi pilihan menarik untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang."
Selain GOTO dan DCII, saham apa lagi yang perlu diwaspadai saat IHSG turun, Bu Dewi?
Menurut Ibu Felicia Putri Tjiasaka, seorang Financial Influencer, "Selain GOTO dan DCII, penting untuk memantau saham-saham dengan kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi yang seringkali menjadi penggerak IHSG. Perhatikan juga sektor-sektor yang sensitif terhadap sentimen pasar global, seperti perbankan dan komoditas. Selalu lakukan analisis fundamental dan teknikal sebelum mengambil keputusan investasi."