Inilah Daftar Supermarket yang Tutup Permanen di Indonesia, Dari Giant hingga GS bikin pelanggan kaget

Sabtu, 10 Mei 2025 oleh paiman

Inilah Daftar Supermarket yang Tutup Permanen di Indonesia, Dari Giant hingga GS bikin pelanggan kaget

Daftar Supermarket yang Pamit dari Indonesia: Dulu Ada Giant, Sekarang...

Beberapa tahun belakangan ini, kita menyaksikan sejumlah supermarket besar di Indonesia satu per satu menutup pintunya. Fenomena ini tentu membuat banyak orang bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi? Beberapa di antaranya bahkan merupakan jaringan waralaba dari luar negeri yang cukup dikenal.

CNNIndonesia mencatat, setidaknya ada tiga nama besar di industri supermarket yang harus mengakhiri operasionalnya di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Penutupan ini tentu meninggalkan kesan tersendiri bagi para pelanggan setia.

GS Supermarket: Pendatang dari Korea yang Tak Bertahan Lama

Supermarket asal Korea Selatan, GS Supermarket, menjadi nama terbaru yang menambah daftar panjang supermarket yang tutup di Indonesia. Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan (Hippindo), Budihardjo Iduansjah.

"Iya, betul. Mereka adalah anggota kami dan informasinya sudah kami terima. Proses penutupannya kalau tidak salah tanggal 31 Mei. Perusahaan di Indonesia tutup, GS Supermarket tutup," ungkap Budiharjo seperti dilansir detik pada Rabu, 7 Mei.

Budiharjo menjelaskan bahwa GS Supermarket memiliki sekitar 10 gerai di seluruh Indonesia. Namun, menurutnya, cakupan pasar supermarket ini tergolong kecil dan kurang berkembang di tengah persaingan industri ritel yang semakin ketat.

Meski demikian, Budiharjo mengindikasikan bahwa ada beberapa pihak yang tertarik untuk mengambil alih gerai-gerai bekas GS Supermarket. "Sebenarnya belum jelas, tapi saya sudah dengar dari beberapa orang, akan di-takeover-lah. Jadi ya (GS Supermarket) sudahan dulu, beres-beres, baru deh (gerai diambil alih). Itu biasa sih di retail kalau kita tutup terus diganti brand baru itu biasa kok," tambahnya.

LuLu Hypermarket: Sempat Dirumorkan Bangkrut, Ternyata...

Sebelum GS Supermarket, kabar tak sedap juga sempat menghampiri LuLu Hypermarket, jaringan supermarket asal Uni Emirat Arab (UEA). Sempat beredar rumor bahwa LuLu Hypermarket menutup gerainya di Indonesia karena mengalami kebangkrutan.

Pada awal April, gerai LuLu Hypermarket di Cakung, Jakarta Timur, dan Sawangan, Depok, terlihat sepi pengunjung. Sejumlah produk bahkan dijual dengan diskon besar-besaran, mencapai hingga 90 persen.

LuLu Hypermarket sendiri pertama kali hadir di Indonesia pada 31 Mei 2016, dengan membuka gerai pertamanya di Cakung, Jakarta Timur. Gerai tersebut bahkan diresmikan langsung oleh Presiden RI ke-7, Joko Widodo.

Namun, Corporate Affairs Director LuLu Group International, Luthfi Husin, membantah keras isu penutupan dan kebangkrutan tersebut. Ia menjelaskan bahwa diskon besar-besaran yang dilakukan merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengubah lini bisnisnya.

"Terkait info-info yang beredar kalau gerai Lulu Hypermarket mau tutup operasi itu tidak benar ya," tegas Luthfi seperti dilansir CNBC Indonesia pada Jumat, 11 April. Ia menambahkan bahwa perubahan lini bisnis ini dilakukan karena bisnis hypermarket sedang mengalami penurunan.

Giant: Sang Raksasa yang Akhirnya Tumbang

Salah satu berita yang paling mengejutkan adalah penutupan seluruh gerai Giant yang dikelola oleh PT Hero Supermarket Tbk (HERO) pada Juli 2021. Keputusan ini diambil karena adanya perubahan perilaku berbelanja di kalangan masyarakat.

Sebelumnya, Giant memang telah mencatatkan kerugian selama beberapa tahun, yaitu pada 2017, 2018, 2020, dan kuartal I 2021. Akhirnya, Hero memutuskan untuk fokus pada lini usaha lain yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan yang lebih baik.

Penutupan seluruh gerai Giant ini berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 7 ribu karyawan. Namun, Hero memberikan kesempatan bagi para pekerja untuk berpindah ke lini bisnis mereka yang lain.

"Kami juga berharap dapat menyediakan peluang baru seiring dengan pengembangan bisnis kami lainnya yang memiliki potensi pertumbuhan positif yaitu Guardian, IKEA, dan Hero Supermarket," demikian pernyataan Hero melalui dokumen keterbukaan informasi pada 14 Juni 2021.

Industri ritel terus berubah, dan kita sebagai konsumen perlu beradaptasi. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan agar tetap bisa berbelanja dengan cermat dan bijak:

1. Buat Daftar Belanja Sebelum ke Supermarket - Sebelum melangkah ke supermarket, luangkan waktu untuk membuat daftar belanja. Dengan begitu, kamu bisa fokus membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan dan terhindar dari pembelian impulsif. Contohnya, jika kamu tahu akan membuat sayur sop, catat semua bahan yang dibutuhkan seperti wortel, kentang, kol, dan sebagainya.

2. Bandingkan Harga di Beberapa Toko - Jangan terpaku pada satu toko saja. Coba bandingkan harga barang-barang yang kamu butuhkan di beberapa toko yang berbeda. Kadang, perbedaan harga bisa cukup signifikan. Kamu bisa memanfaatkan aplikasi perbandingan harga atau sekadar mengunjungi website toko-toko tersebut.

3. Manfaatkan Promo dan Diskon - Supermarket seringkali menawarkan promo dan diskon menarik. Pantau terus promo-promo tersebut, baik melalui katalog, website, atau media sosial. Misalnya, promo beli 2 gratis 1, diskon khusus member, atau potongan harga untuk produk tertentu.

4. Perhatikan Tanggal Kedaluwarsa - Sebelum memasukkan barang ke keranjang belanja, pastikan untuk memeriksa tanggal kedaluwarsanya. Jangan sampai kamu membeli produk yang sudah mendekati atau bahkan sudah melewati tanggal kedaluwarsa. Terutama untuk produk makanan dan minuman.

5. Pertimbangkan Belanja Online - Belanja online bisa menjadi alternatif yang praktis dan efisien. Selain menghemat waktu dan tenaga, kamu juga bisa lebih mudah membandingkan harga dan mencari promo. Pastikan kamu memilih toko online yang terpercaya dan memiliki reputasi baik.

6. Dukung Produk Lokal - Dengan membeli produk lokal, kamu tidak hanya mendapatkan barang berkualitas, tetapi juga turut membantu perekonomian Indonesia. Cari tahu produk-produk lokal unggulan di sekitarmu dan dukung keberadaan mereka.

Mengapa ya, menurut Bapak, supermarket besar seperti Giant bisa sampai tutup? Padahal dulu ramai sekali. (Pertanyaan dari Rina dari Bandung)

Menurut Roy Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), perubahan perilaku konsumen menjadi salah satu faktor utama. Masyarakat kini lebih memilih berbelanja di toko yang lebih kecil dan dekat rumah, atau bahkan secara online. Supermarket besar perlu beradaptasi dengan tren ini agar tetap relevan.

Apakah dengan tutupnya beberapa supermarket, harga-harga kebutuhan pokok akan jadi lebih mahal? (Pertanyaan dari Budi dari Surabaya)

Menurut Faisal Basri, seorang ekonom, penutupan supermarket tertentu tidak serta merta membuat harga kebutuhan pokok menjadi lebih mahal. Pasar akan selalu mencari keseimbangan baru. Akan ada pemain lain yang mengisi kekosongan tersebut, dan persaingan tetap akan menjaga harga tetap kompetitif.

Apa yang bisa dilakukan pemerintah agar supermarket lokal bisa bersaing dengan supermarket asing? (Pertanyaan dari Ani dari Medan)

Menurut Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, pemerintah perlu memberikan dukungan yang lebih besar kepada supermarket lokal, terutama dalam hal akses permodalan, pelatihan manajemen, dan promosi. Selain itu, pemerintah juga perlu menciptakan regulasi yang adil dan tidak memberatkan supermarket lokal.

Apakah mungkin ke depannya akan semakin banyak supermarket yang tutup di Indonesia? (Pertanyaan dari Joko dari Semarang)

Menurut Handaka Santosa, Ketua Umum DPP Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), kemungkinan tersebut selalu ada, mengingat dinamika pasar yang terus berubah. Namun, supermarket yang mampu beradaptasi dengan cepat dan inovatif akan tetap bisa bertahan dan berkembang.

Sebagai konsumen, apa yang sebaiknya kita lakukan di tengah perubahan ini? (Pertanyaan dari Susi dari Yogyakarta)

Menurut Nilam Sari Setiawan, seorang pakar pemasaran, sebagai konsumen, kita sebaiknya menjadi lebih cerdas dan bijak dalam berbelanja. Manfaatkan teknologi untuk membandingkan harga, mencari promo, dan mendukung produk lokal. Selain itu, penting juga untuk selalu mengutamakan kebutuhan daripada keinginan.