Inilah 9 Tokoh Hebat Pengidap Skizofrenia, Dari Aaron Carter hingga Van Gogh, kisah inspiratif penuh perjuangan
Sabtu, 24 Mei 2025 oleh paiman
9 Tokoh Hebat yang Berjuang dengan Skizofrenia: Dari Aaron Carter hingga Van Gogh
Tidak ada seorang pun yang memilih untuk hidup dengan skizofrenia, sebuah gangguan mental yang kompleks dan seringkali berat. Namun, tahukah Anda bahwa beberapa tokoh terkenal dalam sejarah dan dunia hiburan pernah berjuang melawan kondisi ini? Memperingati Hari Skizofrenia Sedunia setiap tanggal 24 Mei, mari kita tingkatkan kesadaran tentang skizofrenia dan memahami lebih dalam tentang tantangan yang dihadapi oleh para penderitanya.
Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku. Gejala utamanya meliputi halusinasi, delusi, dan gangguan dalam proses berpikir. Kondisi ini dapat secara signifikan memengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk kesulitan membedakan antara realitas dan imajinasi, serta berinteraksi dengan orang lain.
Di Indonesia, skizofrenia masih seringkali disalahpahami dan distigmatisasi. Stigma dan kurangnya pemahaman dapat menyebabkan penderita skizofrenia (ODS) dikucilkan, bahkan dianggap "kesurupan" atau "gila". Padahal, dengan penanganan yang tepat, ODS dapat menjalani kehidupan yang produktif dan bermakna.
Tokoh-Tokoh Terkenal yang Hidup dengan Skizofrenia
Beberapa tokoh terkenal berikut ini menunjukkan bahwa diagnosis skizofrenia bukanlah akhir dari segalanya. Mereka berhasil mencapai prestasi luar biasa meskipun berjuang dengan kondisi ini:
1. Aaron Carter
Aaron Carter, bintang pop idola remaja era 90-an, secara terbuka mengungkapkan perjuangannya melawan skizofrenia. Pada tahun 2019, adik dari Nick Carter (Backstreet Boys) ini mengaku didiagnosis dengan bipolar, kepribadian ganda, dan skizofrenia. Aaron seringkali merasa berada di bawah bayang-bayang kesuksesan kakaknya dan berasal dari keluarga dengan riwayat masalah adiksi. Sayangnya, Aaron meninggal dunia pada November 2022 di usia 34 tahun.
2. Zelda Fitzgerald
Zelda Fitzgerald dikenal sebagai ikon gaya hidup glamor era 1920-an. Pernikahannya dengan penulis "The Great Gatsby," F. Scott Fitzgerald, dikenal penuh gejolak. Di balik popularitasnya, Zelda didiagnosis dengan skizofrenia di usia 30-an dan menghabiskan hampir dua dekade hidupnya di rumah sakit jiwa sebelum meninggal dunia di usia 47 tahun.
3. John Nash
Kisah hidup John Nash, seorang matematikawan jenius dan peraih Nobel, diangkat ke layar lebar dalam film "A Beautiful Mind." Nash menganggap bahwa skizofrenia yang ia alami justru membantunya menjadi seorang matematikawan hebat. Ia berhasil meraih pencapaian luar biasa meskipun berjuang melawan halusinasi dan delusi.
4. Donny Hathaway
Legenda musik soul, Donny Hathaway, didiagnosis dengan skizofrenia paranoid di puncak kariernya. Ia sempat diresepkan 14 obat berbeda untuk mengelola kondisinya dan menunjukkan perbaikan. Namun, Hathaway kemudian berhenti mengonsumsi obatnya, yang menyebabkan kondisinya memburuk dan kariernya meredup. Ia meninggal dunia karena bunuh diri pada tahun 1979.
5. Jack Kerouac
Pelopor gerakan subkultur Beat Generation, Jack Kerouac, didiagnosis dengan *dementia praecox*, istilah lama untuk skizofrenia. Sebagai seorang sastrawan, Kerouac menghasilkan banyak karya berpengaruh dan menginspirasi gerakan subkultur setelahnya, seperti Flower Generation. Ia sempat dianggap tidak layak untuk dinas militer karena kondisinya dan kemudian melakukan perjalanan darat fenomenal yang menginspirasi novelnya, "On The Road."
6. Joey Ramone
Vokalis dan pendiri band Ramones ini didiagnosis dengan skizofrenia dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) saat berusia 18 tahun. Musik menjadi salah satu cara utama bagi Ramone untuk mengontrol penyakitnya. Ia bahkan mengatakan bahwa rock n roll adalah penyelamatnya.
7. Jake Lloyd
Jake Lloyd dikenal karena perannya sebagai Anakin Skywalker muda dalam "Star Wars: Episode I - The Phantom Menace." Ia pensiun dari dunia akting karena perundungan yang dialaminya. Pada tahun 2008, ia mengalami halusinasi dan merasa diikuti, yang kemudian membawanya pada diagnosis skizofrenia paranoid. Kondisi mentalnya memburuk setelah kematian saudara perempuannya. Pada Mei 2023, ia dilaporkan mengalami gangguan psikotik dan dirawat di rumah sakit jiwa selama 18 bulan.
8. Peter Green
Pendiri band Fleetwood Mac, Peter Green, berjuang melawan paranoia. Ia keluar dari Fleetwood Mac pada tahun 1970 untuk memulihkan kesehatan mentalnya. Setelah merasa pulih, ia kembali bermusik dan bergabung kembali dengan Fleetwood Mac. Ia masuk dalam jajaran Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 1998.
9. Vincent Van Gogh
Vincent Van Gogh, seorang pelukis post-impresionis yang sangat berpengaruh, diyakini oleh banyak sejarawan menderita skizofrenia. Banyak dokter percaya bahwa gaya lukisan Van Gogh dipengaruhi oleh kondisi jiwanya. Van Gogh mengakhiri hidupnya pada usia 37 tahun.
Skizofrenia adalah kondisi yang kompleks, tapi kita semua bisa berperan dalam memberikan dukungan kepada orang-orang yang berjuang melawannya. Berikut beberapa tips praktis yang bisa kamu lakukan:
1. Edukasi Diri Sendiri - Cari tahu lebih banyak tentang skizofrenia. Semakin banyak kamu tahu, semakin baik kamu memahami tantangan yang dihadapi oleh penderita dan bagaimana cara terbaik untuk mendukung mereka. Misalnya, pelajari tentang gejala-gejala skizofrenia dan bagaimana penanganan yang efektif.
Ini akan membantu kamu menghilangkan prasangka dan memberikan dukungan yang lebih baik.
2. Dengarkan dengan Empati - Berikan ruang aman bagi mereka untuk berbicara tentang pengalaman mereka tanpa menghakimi. Dengarkan dengan penuh perhatian dan tunjukkan bahwa kamu peduli. Misalnya, ketika temanmu bercerita tentang halusinasi yang dialaminya, jangan langsung menyangkalnya, tapi cobalah untuk memahami perasaannya.
Empati adalah kunci untuk membangun kepercayaan.
3. Dukung Pengobatan dan Terapi - Dorong mereka untuk mencari bantuan profesional dan mendukung mereka dalam menjalani pengobatan dan terapi yang direkomendasikan. Misalnya, tawarkan untuk menemani mereka ke janji temu dokter atau terapis.
Pengobatan dan terapi adalah bagian penting dari pemulihan.
4. Hindari Stigma dan Diskriminasi - Jangan menggunakan istilah yang merendahkan atau membuat asumsi negatif tentang orang dengan skizofrenia. Sebarkan informasi yang benar dan lawan stigma yang ada di masyarakat. Misalnya, koreksi orang yang menggunakan kata "gila" untuk merujuk pada orang dengan skizofrenia.
Kata-kata kita memiliki kekuatan untuk menyakiti atau menyembuhkan.
5. Berikan Dukungan Praktis - Tawarkan bantuan dalam tugas-tugas sehari-hari, seperti berbelanja, memasak, atau membersihkan rumah. Hal ini dapat meringankan beban mereka dan membantu mereka fokus pada pemulihan. Misalnya, jika temanmu kesulitan keluar rumah, tawarkan untuk membelikan bahan makanan yang dibutuhkannya.
Bantuan kecil bisa membuat perbedaan besar.
Apa saja gejala utama skizofrenia yang perlu diwaspadai, menurut Bapak Budi Santoso?
Menurut Bapak Budi Santoso, seorang psikiater terkemuka, gejala utama skizofrenia yang perlu diwaspadai meliputi halusinasi (mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata), delusi (keyakinan yang salah dan tidak rasional), gangguan dalam berpikir (sulit fokus dan membuat keputusan), serta perubahan perilaku yang signifikan (menarik diri dari lingkungan sosial dan kehilangan minat pada aktivitas yang dulu disukai). Penting untuk segera mencari bantuan profesional jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala ini.
Bagaimana cara terbaik mendukung teman atau anggota keluarga yang didiagnosis skizofrenia, menurut Ibu Ani Rahmawati?
Ibu Ani Rahmawati, seorang aktivis kesehatan mental, menekankan pentingnya dukungan emosional dan praktis. "Dengarkan dengan empati, jangan menghakimi, dan berikan dukungan untuk pengobatan dan terapi yang direkomendasikan," ujarnya. "Selain itu, bantu mereka dalam tugas-tugas sehari-hari dan lawan stigma yang ada di masyarakat."
Apakah skizofrenia bisa disembuhkan total, menurut Dokter Chandra Wijaya?
Dokter Chandra Wijaya, seorang spesialis kejiwaan, menjelaskan bahwa skizofrenia adalah kondisi kronis yang membutuhkan penanganan jangka panjang. "Meskipun tidak bisa disembuhkan total, dengan pengobatan yang tepat dan dukungan yang memadai, penderita skizofrenia dapat mengelola gejala-gejala mereka dan menjalani kehidupan yang produktif," jelasnya.
Apa peran keluarga dalam membantu proses pemulihan penderita skizofrenia, menurut Bapak Joko Susilo?
Menurut Bapak Joko Susilo, seorang pekerja sosial yang mendampingi banyak keluarga dengan anggota yang menderita skizofrenia, peran keluarga sangat krusial. "Keluarga adalah garda terdepan dalam memberikan dukungan emosional, memastikan kepatuhan terhadap pengobatan, dan menciptakan lingkungan yang stabil dan suportif," ungkapnya. "Pendidikan dan pemahaman keluarga tentang skizofrenia juga sangat penting agar mereka dapat memberikan dukungan yang tepat."