Hari Kartini Libur atau Tidak? Ini Aturan Berdasarkan SKB 3 Menteri yang Perlu Anda Ketahui
Senin, 21 April 2025 oleh paiman
Hari Kartini: Mengenang Pahlawan Emansipasi, Bukan Hari Libur
Setiap tanggal 21 April, kita memperingati Hari Kartini, momen penting untuk mengenang jasa Raden Ajeng Kartini, pelopor emansipasi wanita di Indonesia. Beliau berjuang agar perempuan mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan dan kehidupan. Tapi, pertanyaan yang sering muncul, apakah Hari Kartini merupakan hari libur nasional?
Hari Kartini Bukan Hari Libur Nasional
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri terbaru tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025, Hari Kartini tidak termasuk dalam daftar hari libur nasional maupun cuti bersama. Artinya, aktivitas tetap berjalan seperti biasa, baik untuk siswa sekolah, pegawai pemerintah, maupun swasta.
Libur Nasional di Bulan April 2025
Meskipun Hari Kartini bukan hari libur, April 2025 memiliki cukup banyak hari libur, total 14 hari! Ini terdiri dari 3 hari libur nasional, 4 hari cuti bersama Idul Fitri, dan 8 hari libur akhir pekan. Minggu, 20 April 2025, spesial karena bertepatan dengan Hari Paskah, menjadikannya libur nasional juga.
- Selasa, 1 April 2025: Idul Fitri 1446 H
- Rabu-Senin, 2-7 April 2025: Cuti Bersama Idul Fitri (Rabu, Kamis, Jumat, dan Senin)
- Jumat, 18 April 2025: Wafat Yesus Kristus
- Minggu, 20 April 2025: Paskah
- Sabtu & Minggu di sepanjang bulan April: Libur akhir pekan
Sekilas Tentang RA Kartini
Raden Ajeng Kartini, lahir di Jepara pada 21 April 1879, berasal dari keluarga bangsawan. Ia beruntung mendapatkan pendidikan di Europesche Lagere School (ELS), sekolah yang umumnya diperuntukkan bagi anak-anak Eropa. Kecerdasan dan kemampuan berbahasa Belandanya yang fasih membuatnya menonjol. Sayangnya, tradisi pingitan membatasi langkahnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Namun, keterbatasan itu tak menghentikan semangatnya. Melalui surat-suratnya, Kartini menuangkan gagasan dan perjuangannya untuk memajukan perempuan Indonesia. Ia menginginkan perempuan memiliki akses pendidikan yang setara dengan laki-laki. Kartini bahkan mendirikan sekolah untuk perempuan di Jepara, yang kemudian menginspirasi berdirinya sekolah-sekolah serupa di berbagai daerah.
Perjuangan Kartini memang singkat. Beliau wafat di usia muda, 25 tahun, pada 17 September 1904, empat hari setelah melahirkan anak pertamanya. Namun, warisannya tetap abadi. Atas jasa-jasanya, Kartini dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Bagaimana kita bisa mengenang dan melanjutkan perjuangan Kartini di era modern ini? Berikut beberapa tips praktis:
1. Baca dan pelajari lebih lanjut tentang Kartini. - Jangan hanya berhenti pada pengetahuan umum. Galilah lebih dalam pemikiran dan perjuangan Kartini melalui buku-buku biografinya, seperti “Habis Gelap Terbitlah Terang” dan biografi-biografi lainnya.
2. Dukung pendidikan perempuan di sekitar Anda. - Berikan motivasi dan dukungan kepada perempuan di sekitar Anda, baik keluarga, teman, maupun tetangga, untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Misalnya, Anda bisa menjadi mentor bagi anak perempuan di lingkungan Anda.
3. Suarakan kesetaraan gender. - Gunakan platform media sosial atau forum diskusi untuk menyuarakan pentingnya kesetaraan gender dan melawan diskriminasi terhadap perempuan.
4. Berdayakan perempuan di bidang ekonomi. - Dukung usaha-usaha kecil yang dikelola oleh perempuan atau ikut serta dalam program pemberdayaan ekonomi perempuan.
Apakah ada kegiatan khusus yang dianjurkan untuk memperingati Hari Kartini, selain upacara? (Pertanyaan dari Ani Wijaya)
Najwa Shihab (Jurnalis): "Banyak sekali! Mulai dari diskusi tentang isu perempuan, pameran karya perempuan, lomba menulis tentang Kartini, hingga kegiatan sosial yang memberdayakan perempuan. Intinya, kegiatan yang bisa menginspirasi dan melanjutkan semangat perjuangan Kartini."
Mengapa Hari Kartini tidak ditetapkan sebagai hari libur nasional? (Pertanyaan dari Budi Santoso)
Prof. Dr. Yudi Latif (Cendekiawan): "Penetapan hari libur nasional melibatkan banyak pertimbangan, termasuk efektivitas dan efisiensi. Mengenang jasa pahlawan tidak harus selalu dengan libur. Yang terpenting adalah bagaimana kita memaknai dan melanjutkan perjuangan mereka dalam kehidupan sehari-hari."
Apa saja nilai-nilai penting yang bisa kita pelajari dari RA Kartini? (Pertanyaan dari Siti Nurhaliza)
Christine Hakim (Aktris): "Semangat juang, keberanian, kegigihan, dan keyakinan akan pentingnya pendidikan. Kartini mengajarkan kita untuk tidak takut memperjuangkan hak kita dan terus belajar demi kemajuan diri dan bangsa."
Bagaimana cara mengenalkan sosok Kartini kepada generasi muda agar lebih menarik? (Pertanyaan dari Dimas Pratama)
Andrea Hirata (Penulis): "Kemaslah kisah Kartini dengan cara yang kreatif dan relevan dengan kehidupan anak muda saat ini. Bisa melalui film, komik, musik, atau media sosial. Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan hindari kesan menggurui."
Apa tantangan terbesar dalam melanjutkan perjuangan emansipasi wanita di Indonesia saat ini? (Pertanyaan dari Ratna Sari)
Susi Pudjiastuti (Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan): "Masih banyaknya diskriminasi dan ketidakadilan gender di berbagai bidang, mulai dari akses pendidikan, kesehatan, hingga kesempatan kerja. Kita perlu terus memperjuangkan kesetaraan dan keadilan bagi perempuan agar mereka bisa berkontribusi penuh bagi kemajuan bangsa."