Ford Setop Ekspor Mobil Buatan AS ke China, Apa Dampaknya bagi Indonesia?
Sabtu, 19 April 2025 oleh paiman
Ford Hentikan Ekspor Mobil Buatan AS ke China Akibat Perang Tarif
Ford telah resmi menghentikan pengiriman beberapa model mobilnya dari Amerika Serikat ke China. Keputusan ini diambil sebagai respons atas tekanan perang dagang dan tarif yang sedang berlangsung, seperti dilaporkan Nikkei Asia pada Jumat (18/4).
Beberapa model yang terkena dampak penghentian ekspor ini antara lain SUV Bronco, pikap F-150 Raptor, sedan Mustang yang diproduksi di Michigan, dan SUV mewah Lincoln Navigator yang diproduksi di Kentucky. Ford menyatakan bahwa penyesuaian ini diperlukan mengingat tarif yang berlaku saat ini.
Situasi ini menjadi tantangan bagi produsen mobil Amerika, termasuk Ford, yang harus beradaptasi dengan kebijakan tarif yang fluktuatif dari mantan Presiden Donald Trump. Tarif tersebut dikhawatirkan akan menggerus keuntungan produsen dan pemasok suku cadang.
"Kami telah menyesuaikan ekspor dari AS ke China mengingat tarif yang berlaku saat ini," kata Ford dalam sebuah pernyataan.
Meskipun ekspor mobil dihentikan, Ford diperkirakan akan tetap melanjutkan pengiriman mesin dan transmisi buatan AS ke China. Menariknya, model Lincoln Nautilus yang diproduksi di China, justru akan tetap diekspor ke AS meskipun harus menanggung tarif tinggi.
Ford sendiri dianggap sebagai salah satu produsen mobil yang paling siap menghadapi dampak tarif, karena sekitar 80% kendaraan yang dijual di AS diproduksi di dalam negeri. Namun, berdasarkan memo internal yang dilihat oleh Reuters, Ford kemungkinan akan menaikkan harga kendaraan barunya jika tarif tetap berlaku.
Pusat Penelitian Otomotif memprediksi bahwa tarif 25% yang diterapkan Trump pada impor otomotif dapat meningkatkan biaya bagi produsen mobil hingga US$108 miliar pada tahun 2025. Meskipun demikian, Trump sempat mengisyaratkan kemungkinan modifikasi pada tarif tersebut, termasuk potensi pengecualian pada pungutan yang ada.
Perang dagang dapat berdampak pada harga mobil. Berikut beberapa tips untuk menghadapi dampaknya:
1. Pantau perkembangan berita. - Ikuti berita terkini tentang perkembangan perang dagang dan dampaknya pada industri otomotif. Dengan informasi yang cukup, Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijak.
Contoh: Baca berita ekonomi dan otomotif dari sumber terpercaya.
2. Pertimbangkan membeli mobil bekas. - Harga mobil baru mungkin naik akibat tarif impor. Mobil bekas bisa menjadi alternatif yang lebih terjangkau.
Contoh: Cari mobil bekas dengan kondisi baik dan harga yang sesuai budget.
3. Bandingkan harga dari berbagai dealer. - Jangan terburu-buru membeli. Bandingkan harga dan penawaran dari beberapa dealer sebelum memutuskan.
Contoh: Kunjungi beberapa showroom atau cari informasi harga online.
4. Negosiasikan harga. - Jangan ragu untuk menegosiasikan harga dengan dealer. Anda mungkin bisa mendapatkan harga yang lebih baik.
Contoh: Tanyakan diskon atau bonus tambahan.
5. Pertimbangkan menunda pembelian. - Jika tidak mendesak, pertimbangkan untuk menunda pembelian mobil hingga situasi lebih stabil.
Contoh: Tunggu hingga dampak perang dagang mereda atau ada kebijakan baru yang menguntungkan.
Apakah kebijakan ini akan berdampak pada harga mobil Ford di Indonesia, Pak Budi Santoso?
(Budi Santoso, Pengamat Otomotif) Kebijakan ini lebih berfokus pada pasar AS dan China. Dampak langsungnya ke Indonesia relatif kecil, namun secara global tentu ada pengaruhnya. Kita perlu melihat perkembangan selanjutnya.
Bagaimana strategi Ford untuk menghadapi perang dagang ini, Ibu Ani Wijaya?
(Ani Wijaya, Analis Bisnis) Ford tampaknya fokus pada optimalisasi produksi dalam negeri dan diversifikasi pasar. Menghentikan ekspor ke China mungkin langkah strategis untuk meminimalisir kerugian akibat tarif.
Apa dampak jangka panjang dari perang dagang terhadap industri otomotif global, Pak Chandra Dinata?
(Chandra Dinata, Ekonom) Perang dagang bisa memicu ketidakstabilan pasar dan menghambat pertumbuhan industri otomotif global. Dampak jangka panjangnya perlu dikaji lebih lanjut, tergantung kebijakan masing-masing negara.
Apakah ada kemungkinan Ford akan kembali mengekspor mobil ke China, Ibu Dewi Pertiwi?
(Dewi Pertiwi, Jurnalis Otomotif) Kemungkinan itu selalu ada, tergantung dinamika perang dagang dan negosiasi antar pemerintah. Jika tarif dihapus atau dikurangi, Ford mungkin mempertimbangkan untuk kembali ke pasar China.
Bagaimana konsumen di AS merespon kenaikan harga mobil akibat tarif, Pak Eko Prasetyo?
(Eko Prasetyo, Pengamat Pasar) Kenaikan harga tentu akan mempengaruhi daya beli konsumen. Beberapa mungkin menunda pembelian atau beralih ke mobil bekas. Kita perlu melihat data penjualan untuk mengetahui dampak riilnya.
Apa saran untuk pemerintah Indonesia terkait isu ini, Ibu Fifi Amalia?
(Fifi Amalia, Pengamat Kebijakan Publik) Pemerintah Indonesia perlu mencermati perkembangan perang dagang dan mempersiapkan strategi untuk melindungi industri otomotif dalam negeri. Penting juga untuk mendorong diversifikasi pasar ekspor.