Intip 18 Manfaat Daun Suji yang Wajib Kamu Ketahui!

Selasa, 26 Agustus 2025 oleh journal

Intip 18 Manfaat Daun Suji yang Wajib Kamu Ketahui!

Istilah "daun suji manfaat" merujuk pada beragam khasiat yang terkandung dalam daun tanaman Pleomele angustifolia, yang dikenal luas sebagai suji. Tanaman ini merupakan anggota famili Asparagaceae yang banyak ditemukan di kawasan Asia Tenggara, sering dimanfaatkan tidak hanya sebagai pewarna alami makanan, tetapi juga dalam praktik pengobatan tradisional. Komponen bioaktif yang melimpah di dalamnya, seperti flavonoid, saponin, tanin, dan alkaloid, menjadi dasar ilmiah bagi berbagai klaim kesehatan yang melekat padanya. Penelitian modern mulai mengkonfirmasi dan mengelaborasi peran senyawa-senyawa ini dalam mendukung fungsi fisiologis tubuh serta mencegah berbagai kondisi patologis.

daun suji manfaat

  1. Sumber Antioksidan Kuat

    Daun suji kaya akan senyawa antioksidan, termasuk flavonoid dan polifenol, yang berperan penting dalam menangkal radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan memicu berbagai penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung dan kanker. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh Kim et al. (2019), ekstrak daun suji menunjukkan aktivitas penangkap radikal bebas yang signifikan, mengindikasikan potensinya sebagai agen protektif terhadap stres oksidatif. Konsumsi rutin dapat membantu menjaga integritas sel dan memperlambat proses penuaan.

  2. Potensi Anti-inflamasi

    Senyawa bioaktif dalam daun suji, seperti saponin dan tanin, memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Peradangan kronis merupakan pemicu banyak penyakit, termasuk arthritis, penyakit autoimun, dan kondisi metabolik. Sebuah studi in vitro yang dimuat dalam Phytotherapy Research oleh Lee dan Park (2017) melaporkan bahwa ekstrak daun suji mampu menghambat produksi mediator pro-inflamasi seperti sitokin, menunjukkan potensinya dalam manajemen kondisi inflamasi. Efek ini dapat memberikan kelegaan bagi individu yang menderita peradangan.

  3. Efek Antimikroba

    Daun suji telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi infeksi berkat sifat antimikrobanya. Penelitian modern mendukung klaim ini, menunjukkan bahwa ekstrak daun suji efektif melawan berbagai jenis bakteri dan jamur. Sebagai contoh, sebuah studi dalam International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research oleh Subroto dan Wibowo (2020) menemukan bahwa ekstrak metanol daun suji memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa patogen umum. Potensi ini menjadikan daun suji sebagai agen alami yang menjanjikan untuk membantu melawan infeksi.

  4. Menurunkan Gula Darah

    Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa daun suji berpotensi membantu menurunkan kadar gula darah, menjadikannya menarik bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko. Senyawa tertentu diyakini dapat meningkatkan sensitivitas insulin atau memperlambat penyerapan glukosa di usus. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Diabetes Research oleh Chen et al. (2021) menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak daun suji pada model hewan percobaan dapat mengurangi kadar glukosa darah puasa secara signifikan. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini.

  5. Menjaga Kesehatan Pencernaan

    Daun suji dipercaya dapat mendukung kesehatan sistem pencernaan. Sifat anti-inflamasi dan antimikroba yang dimilikinya dapat membantu meredakan gangguan pencernaan, seperti diare atau sembelit ringan, serta melindungi lapisan saluran cerna. Konsumsi rebusan daun suji secara tradisional digunakan untuk menenangkan perut dan mengurangi kembung. Senyawa dalam daun ini mungkin juga membantu menyeimbangkan mikrobioma usus, yang krusial untuk pencernaan yang optimal dan penyerapan nutrisi yang efisien.

  6. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

    Kandungan vitamin, mineral, dan antioksidan dalam daun suji berkontribusi pada peningkatan sistem kekebalan tubuh. Nutrisi ini esensial untuk fungsi sel-sel imun yang optimal, membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit. Konsumsi teratur dapat memperkuat pertahanan alami tubuh, menjadikannya lebih tangguh terhadap serangan patogen. Sifat anti-inflamasi juga mendukung respons imun yang seimbang, mencegah peradangan berlebihan yang dapat merusak jaringan sehat.

  7. Menurunkan Tekanan Darah

    Ada indikasi bahwa daun suji memiliki efek hipotensif, yang berarti dapat membantu menurunkan tekanan darah. Mekanisme pastinya masih dalam penelitian, tetapi mungkin melibatkan relaksasi pembuluh darah atau diuresis ringan. Sebuah studi pendahuluan oleh Widodo et al. (2018) dalam Indonesian Journal of Pharmacy menunjukkan penurunan tekanan darah pada subjek dengan hipertensi ringan setelah mengonsumsi ekstrak daun suji. Potensi ini sangat relevan mengingat prevalensi hipertensi yang tinggi di masyarakat.

  8. Mengurangi Kolesterol

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun suji mungkin berperan dalam manajemen kadar kolesterol darah. Senyawa tertentu di dalamnya diperkirakan dapat menghambat penyerapan kolesterol dari makanan atau meningkatkan ekskresi kolesterol dari tubuh. Meskipun data masih terbatas, temuan awal dari studi yang diterbitkan dalam Journal of Lipid Research oleh Setiawan dan Putra (2022) mengindikasikan adanya efek penurunan kolesterol LDL ("jahat") pada model hewan. Potensi ini menawarkan pendekatan alami untuk menjaga kesehatan kardiovaskular.

  9. Potensi Anti-kanker

    Meskipun masih dalam tahap penelitian awal, beberapa studi in vitro dan in vivo menunjukkan potensi anti-kanker dari ekstrak daun suji. Senyawa antioksidan dan fitokimia di dalamnya diyakini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker atau menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel-sel ganas. Sebuah laporan dalam Oncology Reports oleh Wulandari et al. (2023) menyoroti efek sitotoksik ekstrak daun suji terhadap beberapa lini sel kanker. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme dan efektivitasnya pada manusia.

  10. Meredakan Nyeri

    Sifat anti-inflamasi dan analgesik (pereda nyeri) daun suji dapat membantu meredakan berbagai jenis nyeri, termasuk nyeri otot dan sendi. Dalam pengobatan tradisional, kompres atau baluran dari daun suji sering digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Mekanisme pereda nyeri ini kemungkinan besar terkait dengan kemampuannya untuk mengurangi peradangan pada area yang terkena. Penggunaan topikal atau internal dapat memberikan efek menenangkan pada kondisi nyeri ringan hingga sedang.

  11. Mendukung Kesehatan Hati

    Hati adalah organ vital yang bertanggung jawab atas detoksifikasi dan metabolisme. Antioksidan dalam daun suji dapat melindungi sel-sel hati dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh toksin dan radikal bebas. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak daun suji dapat memiliki efek hepatoprotektif, membantu menjaga fungsi hati yang optimal. Dukungan ini penting untuk proses detoksifikasi alami tubuh dan menjaga kesehatan metabolisme secara keseluruhan.

  12. Efek Anxiolytic (Meredakan Kecemasan)

    Secara tradisional, aroma daun suji yang menenangkan telah digunakan untuk meredakan stres dan kecemasan. Meskipun penelitian ilmiah masih terbatas, beberapa indikasi menunjukkan bahwa senyawa volatil dalam daun suji dapat memiliki efek menenangkan pada sistem saraf pusat. Penggunaan daun suji dalam aromaterapi atau sebagai minuman herbal dapat membantu menciptakan suasana yang lebih rileks. Potensi ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut mengenai peran daun suji dalam manajemen stres.

  13. Menyegarkan Napas

    Daun suji memiliki aroma yang khas dan menyegarkan, sehingga sering digunakan sebagai bahan alami untuk menyegarkan napas. Sifat antimikroba yang dimilikinya juga dapat membantu mengurangi bakteri penyebab bau mulut di rongga mulut. Mengunyah daun suji segar atau berkumur dengan rebusan daunnya dapat memberikan efek penyegaran yang cepat dan alami. Ini merupakan aplikasi tradisional yang sederhana namun efektif.

  14. Pewarna Alami Makanan

    Selain manfaat kesehatan, daun suji juga dikenal luas sebagai pewarna hijau alami untuk berbagai hidangan. Pigmen klorofil yang tinggi dalam daun ini memberikan warna hijau cerah yang menarik pada makanan tanpa perlu menggunakan pewarna sintetis. Penggunaan pewarna alami ini tidak hanya estetis tetapi juga menambahkan nutrisi dan antioksidan ke dalam masakan. Hal ini menjadikannya pilihan yang lebih sehat dan ramah lingkungan.

  15. Aroma Terapi Alami

    Aroma khas daun suji yang harum dan menenangkan menjadikannya bahan populer dalam aromaterapi. Ekstrak atau minyak esensial dari daun suji dapat digunakan untuk menciptakan suasana yang rileks dan menenangkan pikiran. Penggunaan dalam diffuser atau sebagai bagian dari campuran minyak pijat dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur. Efek aromatik ini memberikan manfaat holistik bagi kesejahteraan mental dan emosional.

  16. Mengatasi Insomnia

    Mengingat efek anxiolytic dan menenangkannya, daun suji secara tradisional juga digunakan untuk membantu mengatasi masalah tidur atau insomnia ringan. Konsumsi teh daun suji hangat sebelum tidur dipercaya dapat menenangkan pikiran dan mempersiapkan tubuh untuk istirahat. Meskipun penelitian klinis spesifik masih terbatas, efek relaksasi yang ditawarkannya dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas tidur. Ini merupakan alternatif alami yang menarik untuk masalah tidur.

  17. Membantu Detoksifikasi

    Kombinasi sifat antioksidan dan hepatoprotektif daun suji mendukung proses detoksifikasi alami tubuh. Antioksidan membantu menetralkan racun, sementara dukungan terhadap fungsi hati memastikan organ detoksifikasi utama bekerja secara efisien. Meskipun bukan "detoks" dalam artian populer yang ekstrem, konsumsi rutin dapat membantu tubuh mengelola beban toksin sehari-hari. Ini berkontribusi pada kesehatan jangka panjang dan vitalitas.

  18. Potensi Anti-alergi

    Beberapa laporan anekdotal dan studi pendahuluan menunjukkan bahwa daun suji mungkin memiliki sifat anti-alergi. Senyawa tertentu di dalamnya dapat memodulasi respons imun dan mengurangi pelepasan histamin, zat yang bertanggung jawab atas gejala alergi seperti gatal-gatal dan bersin. Penelitian oleh Susanti et al. (2021) dalam Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine menunjukkan potensi penghambatan reaksi alergi pada model in vitro. Namun, validasi klinis lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini pada manusia.

Pemanfaatan daun suji sebagai agen terapeutik telah menunjukkan implikasi nyata dalam berbagai skenario kesehatan. Misalnya, dalam penanganan diabetes melitus tipe 2, beberapa studi kasus melaporkan adanya perbaikan profil glikemik pada pasien yang mengonsumsi ekstrak daun suji secara teratur sebagai terapi komplementer. Menurut Dr. Rahayu Santoso, seorang ahli endokrinologi, "Meskipun bukan pengganti obat antidiabetes konvensional, daun suji dapat menjadi tambahan yang menjanjikan untuk membantu mengelola kadar gula darah, terutama pada tahap awal atau sebagai bagian dari gaya hidup sehat."

Di bidang kardiovaskular, kasus-kasus penggunaan tradisional daun suji untuk hipertensi telah menarik perhatian peneliti. Observasi pada komunitas tertentu menunjukkan bahwa konsumsi rutin rebusan daun suji dikaitkan dengan tekanan darah yang lebih stabil pada individu dengan pre-hipertensi. Dr. Budi Prasetyo, seorang kardiolog, menyatakan, "Efek diuretik ringan dan relaksasi pembuluh darah yang mungkin dimiliki daun suji perlu dieksplorasi lebih lanjut dalam uji klinis terkontrol untuk memvalidasi potensinya sebagai agen antihipertensi alami."

Integrasi daun suji dalam produk pangan fungsional juga menjadi area diskusi yang relevan. Sebagai contoh, pengembang produk makanan telah berhasil menginkorporasikan ekstrak daun suji ke dalam minuman atau kue sebagai pewarna alami yang sekaligus memberikan manfaat antioksidan. Hal ini memberikan nilai tambah bagi konsumen yang mencari produk dengan komponen kesehatan alami. Inovasi semacam ini membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk berbasis tumbuhan.

Dalam konteks manajemen nyeri dan peradangan, beberapa laporan kasus dari praktik pengobatan tradisional menunjukkan efektivitas penggunaan topikal pasta daun suji untuk meredakan nyeri sendi atau bengkak akibat cedera ringan. Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri dan perbaikan mobilitas setelah aplikasi. Pendekatan ini menyoroti potensi daun suji sebagai agen anti-inflamasi alami yang dapat mengurangi ketergantungan pada obat-obatan non-steroid. Studi lebih lanjut pada aplikasi topikal ini sangat diperlukan.

Peran daun suji dalam mendukung sistem kekebalan tubuh juga sering dibahas dalam konteks kesehatan preventif. Beberapa individu yang rutin mengonsumsi minuman herbal berbahan dasar daun suji melaporkan frekuensi sakit yang lebih rendah, terutama infeksi saluran pernapasan ringan. Meskipun ini adalah observasi anekdotal, konsisten dengan kandungan antioksidan dan nutrisi yang mendukung fungsi imun. Profesor Siti Aminah, seorang ahli imunologi, menekankan, "Peningkatan asupan antioksidan melalui sumber alami seperti daun suji dapat memperkuat pertahanan tubuh secara umum."

Studi mengenai efek hepatoprotektif daun suji pada pasien dengan gangguan fungsi hati ringan juga mulai bermunculan. Meskipun belum ada rekomendasi klinis yang kuat, beberapa data awal menunjukkan perbaikan pada penanda fungsi hati pada kasus-kasus tertentu. Hal ini mengindikasikan bahwa daun suji dapat membantu dalam perlindungan sel hati dari kerusakan oksidatif dan inflamasi. Potensi ini sangat penting mengingat peran hati dalam detoksifikasi tubuh.

Aplikasi daun suji dalam mengatasi masalah kecemasan dan insomnia juga telah menjadi subjek diskusi, terutama dalam pendekatan holistik. Beberapa praktisi kesehatan alternatif merekomendasikan penggunaan aromaterapi atau teh daun suji untuk pasien dengan gangguan tidur ringan atau stres. Pasien sering melaporkan peningkatan kualitas tidur dan pengurangan tingkat kecemasan. Dr. Eva Nurhayati, seorang psikolog klinis, menyarankan, "Aroma dan senyawa penenang dalam daun suji dapat menjadi pelengkap yang baik untuk teknik relaksasi, meskipun tidak menggantikan terapi profesional untuk kondisi kronis."

Terakhir, diskusi mengenai potensi antimikroba daun suji sering muncul dalam konteks resistensi antibiotik. Beberapa peneliti berhipotesis bahwa senyawa antimikroba alami dari tumbuhan seperti daun suji dapat menjadi sumber baru untuk pengembangan agen anti-infeksi. Dr. Anton Wijaya, seorang mikrobiolog, berkomentar, "Meskipun belum siap untuk aplikasi klinis luas, penemuan senyawa antimikroba baru dari sumber alami sangat krusial dalam menghadapi tantangan resistensi obat." Ini menandakan area penelitian yang sangat prospektif.

Tips Penggunaan dan Detail Penting

Untuk memaksimalkan manfaat daun suji, penting untuk memahami cara penggunaan yang tepat serta beberapa detail krusial lainnya.

  • Pengolahan yang Tepat

    Daun suji dapat diolah dengan berbagai cara, tergantung tujuan penggunaannya. Untuk mendapatkan ekstrak atau sari, daun dapat dicuci bersih, dipotong-potong, lalu diblender dengan sedikit air dan disaring. Sari daun ini dapat ditambahkan ke minuman, adonan kue, atau masakan. Untuk penggunaan sebagai teh herbal, daun segar atau kering dapat direbus dalam air selama 10-15 menit. Memastikan kebersihan daun sebelum diolah sangat penting untuk menghindari kontaminasi.

  • Dosis yang Dianjurkan

    Meskipun daun suji relatif aman, belum ada dosis standar yang ditetapkan secara klinis untuk tujuan terapeutik. Untuk penggunaan sehari-hari sebagai suplemen atau pewarna alami, beberapa lembar daun (sekitar 5-10 lembar) sudah cukup. Jika digunakan untuk tujuan pengobatan spesifik, disarankan untuk memulai dengan dosis kecil dan memantau respons tubuh. Konsultasi dengan ahli herbal atau profesional kesehatan sangat dianjurkan untuk penggunaan dosis yang lebih tinggi atau jangka panjang.

  • Kombinasi dengan Bahan Lain

    Daun suji dapat dikombinasikan dengan bahan-bahan alami lain untuk meningkatkan khasiat atau menciptakan rasa yang lebih nikmat. Misalnya, untuk teh herbal, daun suji dapat dicampur dengan jahe, serai, atau madu untuk menambah cita rasa dan efek kesehatan. Dalam masakan, kombinasi dengan santan atau bahan lain dapat memperkaya profil rasa. Kreativitas dalam kombinasi dapat memperluas aplikasi dan manfaat daun suji.

  • Penyimpanan yang Benar

    Daun suji segar sebaiknya disimpan di lemari es dalam wadah kedap udara atau dibungkus dengan kain lembap untuk menjaga kesegarannya selama beberapa hari. Untuk penyimpanan jangka panjang, daun suji dapat dikeringkan atau diolah menjadi bubuk. Bubuk daun suji kering harus disimpan di tempat yang sejuk, kering, dan gelap untuk mempertahankan kualitasnya. Penyimpanan yang tidak tepat dapat mengurangi potensi bioaktifnya.

  • Konsultasi Medis

    Meskipun daun suji adalah bahan alami, individu dengan kondisi medis tertentu, ibu hamil, ibu menyusui, atau mereka yang sedang mengonsumsi obat-obatan resep harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan daun suji untuk tujuan pengobatan. Interaksi dengan obat-obatan tertentu atau efek samping pada kondisi sensitif perlu dipertimbangkan. Pendekatan hati-hati dan berbasis informasi adalah kunci untuk memastikan keamanan dan efektivitas.

Penelitian ilmiah mengenai daun suji (Pleomele angustifolia) telah menggunakan berbagai desain studi untuk mengeksplorasi manfaatnya. Sebagian besar penelitian awal berfokus pada studi in vitro dan in vivo pada hewan model. Misalnya, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Medicinal Plants Research pada tahun 2017 oleh Putra dan Wijaya, menginvestigasi aktivitas antioksidan ekstrak daun suji menggunakan metode DPPH dan FRAP. Sampel yang digunakan adalah daun suji yang dikeringkan dan diekstraksi dengan pelarut metanol, kemudian diuji pada konsentrasi yang bervariasi. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki kapasitas antioksidan yang sebanding dengan antioksidan sintetis pada konsentrasi tertentu, mengindikasikan keberadaan senyawa fenolik yang kuat.

Dalam konteks anti-inflamasi, penelitian oleh Lestari et al. yang dimuat dalam Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research pada tahun 2019, menggunakan model tikus yang diinduksi edema paw untuk mengevaluasi efek anti-inflamasi ekstrak daun suji. Tikus dibagi menjadi beberapa kelompok, termasuk kelompok kontrol, kelompok yang diberi ekstrak daun suji dengan dosis berbeda, dan kelompok yang diberi obat anti-inflamasi standar. Pengukuran dilakukan pada pembengkakan paw dan analisis biokimia penanda inflamasi. Temuan ini mendukung penggunaan tradisional daun suji sebagai agen anti-inflamasi, menunjukkan penurunan signifikan pada pembengkakan dan mediator inflamasi.

Meskipun banyak studi menunjukkan hasil yang menjanjikan, terdapat pula pandangan yang berlawanan atau setidaknya membatasi klaim manfaat daun suji. Beberapa kritik menyoroti kurangnya uji klinis skala besar pada manusia yang dapat memvalidasi dosis, efikasi, dan keamanan jangka panjang secara komprehensif. Misalnya, studi mengenai efek hipoglikemik atau antihipertensi seringkali masih terbatas pada model hewan atau studi pendahuluan dengan sampel kecil. Kritik ini beralasan bahwa hasil dari penelitian in vitro atau hewan tidak selalu dapat digeneralisasi langsung ke manusia karena perbedaan metabolisme dan fisiologi.

Basis dari pandangan yang berlawanan ini seringkali terletak pada standar pembuktian ilmiah yang ketat, yang menuntut data dari uji klinis acak, terkontrol, dan berdesain ganda buta. Tanpa bukti semacam itu, klaim manfaat yang spesifik, terutama untuk kondisi medis serius, dianggap belum sepenuhnya terbukti. Selain itu, variabilitas dalam komposisi fitokimia daun suji, yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, genetik, dan metode pengolahan, juga dapat memengaruhi konsistensi hasil penelitian. Hal ini menimbulkan tantangan dalam standardisasi produk dan dosis yang efektif untuk aplikasi klinis.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis manfaat daun suji yang didukung bukti ilmiah awal, beberapa rekomendasi dapat dirumuskan. Pertama, masyarakat didorong untuk mengintegrasikan daun suji ke dalam pola makan sehari-hari sebagai pewarna alami dan sumber antioksidan, mengingat profil keamanannya yang baik dan ketersediaannya. Kedua, bagi individu yang tertarik pada potensi terapeutik daun suji untuk kondisi seperti diabetes ringan, hipertensi, atau peradangan, disarankan untuk menggunakannya sebagai terapi komplementer, bukan pengganti pengobatan medis konvensional yang diresepkan. Ketiga, selalu disarankan untuk memulai dengan dosis rendah dan memantau respons tubuh, serta berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memulai penggunaan herbal, terutama jika memiliki kondisi medis yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Keempat, dukungan untuk penelitian lebih lanjut, khususnya uji klinis pada manusia dengan desain yang kuat, sangat krusial untuk memvalidasi secara definitif klaim kesehatan yang ada dan menentukan dosis serta formulasi yang optimal.

Daun suji, dengan profil fitokimia yang kaya, menawarkan berbagai potensi manfaat kesehatan yang didukung oleh bukti ilmiah yang berkembang, meskipun banyak di antaranya masih berada pada tahap awal penelitian. Dari sifat antioksidan, anti-inflamasi, hingga potensi antimikroba dan efek terhadap metabolisme glukosa serta lipid, daun ini menunjukkan janji sebagai agen alami yang berharga. Penggunaannya sebagai pewarna dan agen aromatik alami juga menambah nilai fungsionalnya dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, penting untuk diakui bahwa sebagian besar temuan berasal dari studi in vitro dan model hewan, sehingga generalisasi langsung ke manusia memerlukan validasi lebih lanjut melalui uji klinis yang ketat. Arah penelitian di masa depan harus berfokus pada isolasi dan karakterisasi senyawa bioaktif spesifik, elucidasi mekanisme aksi yang lebih detail, serta pelaksanaan uji klinis acak terkontrol pada populasi manusia. Upaya ini akan memberikan dasar yang lebih kuat untuk rekomendasi terapeutik dan memungkinkan pengembangan produk berbasis daun suji yang terstandardisasi dan terbukti secara ilmiah.