Beras Merah Ternyata Lebih Tinggi Kandungan Arsenik, Masihkah Aman Dikonsumsi untuk Kesehatan Anda?

Senin, 28 April 2025 oleh paiman

Beras Merah Ternyata Lebih Tinggi Kandungan Arsenik, Masihkah Aman Dikonsumsi untuk Kesehatan Anda?

Beras Merah vs. Beras Putih: Kandungan Arsenik dan Manfaat Kesehatan

Beras merah seringkali jadi pilihan bagi mereka yang menjalani diet sehat karena kandungan seratnya yang tinggi, dipercaya ampuh membantu menurunkan berat badan. Namun, sebuah penelitian terbaru oleh Wiley Periodicals LLC pada tahun 2025 menunjukkan bahwa beras merah mengandung lebih banyak arsenik dibandingkan beras putih. Arsenik sendiri merupakan logam alami yang beracun dan dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker, penyakit jantung, dan gangguan kognitif.

Temuan ini tentu menimbulkan pertanyaan: apakah beras merah masih aman dikonsumsi?

Tenang, Beras Merah Masih Aman Dikonsumsi

Meskipun mengandung lebih banyak arsenik, para ahli menegaskan bahwa beras merah tetap aman dikonsumsi. Menurut Profesor Mark Gregory Robson, ahli Biologi Tanaman dari Universitas Rutgers, arsenik cenderung terkumpul di lapisan kulit ari beras merah. Beras putih, yang telah dihilangkan kulit arinya, otomatis memiliki kadar arsenik yang lebih rendah.

Namun, Christian Kelly Scott, penulis utama studi dari Universitas Michigan, menjelaskan, "Kandungan arsenik dalam beras merah tidak cukup tinggi untuk menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang, kecuali dikonsumsi dalam jumlah sangat besar setiap hari selama bertahun-tahun."

Manfaat Serat Beras Merah Tetap Unggul

Para ahli tetap merekomendasikan konsumsi beras merah karena kandungan seratnya yang tinggi, bermanfaat untuk mengatur gula darah dan menurunkan kolesterol. Debbie Petitpain, ahli diet dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, menjelaskan bahwa satu cangkir nasi merah mengandung 3,5 gram serat, jauh lebih tinggi dibandingkan nasi putih yang hanya mengandung kurang dari 1 gram.

Jadi, mana yang lebih baik?

Memilih Antara Beras Merah dan Beras Putih

Baik beras merah maupun beras putih aman dikonsumsi. Beras merah unggul dalam kandungan nutrisi seperti serat, kalium, dan magnesium. Sementara beras putih memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi dan kehilangan beberapa nutrisi seperti zat besi dan vitamin B selama proses pengolahan, nutrisi ini bisa didapatkan dari sumber makanan lain.

Judy Simon, Ahli Gizi Klinis UW Medical Center, menekankan pentingnya memperhatikan porsi nasi dan lauk pauk yang dikonsumsi. Pola makan yang buruk, seperti konsumsi garam berlebih dan kurangnya biji-bijian, merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Jadi, daripada menghindari beras merah sepenuhnya, fokuslah pada pola makan seimbang dan variasi makanan.

Berikut beberapa tips untuk mengonsumsi beras dengan bijak dan memaksimalkan manfaat kesehatannya:

1. Variasikan Jenis Beras - Jangan hanya terpaku pada satu jenis beras. Cobalah untuk mengganti beras merah dan beras putih secara berkala untuk mendapatkan manfaat dari keduanya.

2. Perhatikan Porsi - Jangan berlebihan dalam mengonsumsi nasi. Satu porsi nasi idealnya sekitar satu cangkir matang.

3. Konsumsi Lauk Pauk Bergizi - Lengkapi makanan Anda dengan lauk pauk yang kaya nutrisi, seperti sayur, buah, dan protein.

Contoh: ikan goreng, ayam panggang, tempe, tahu, bayam, kangkung, apel, jeruk.

4. Cuci Beras Sebelum Dimasak - Mencuci beras dapat membantu mengurangi kandungan arsenik, meskipun tidak sepenuhnya menghilangkannya.

5. Pilih Beras Organik - Beras organik cenderung memiliki kandungan arsenik yang lebih rendah dibandingkan beras konvensional.

6. Konsumsi Sumber Serat Lain - Jangan hanya mengandalkan beras sebagai sumber serat. Konsumsi juga buah, sayur, dan kacang-kacangan.

Apakah saya harus berhenti makan beras merah karena kandungan arseniknya? - Ayudia Paramita

"Tidak perlu berhenti makan beras merah. Kandungan arsenik dalam beras merah tidak cukup tinggi untuk menyebabkan masalah kesehatan, kecuali dikonsumsi berlebihan setiap hari selama bertahun-tahun. Manfaat serat dalam beras merah masih lebih besar dibandingkan risikonya." - Prof. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP (Dokter Spesialis Penyakit Dalam)

Bagaimana cara mengurangi kandungan arsenik dalam beras? - Bambang Wijaya

"Mencuci beras sebelum dimasak dan menggunakan air lebih banyak saat memasak dapat membantu mengurangi kadar arsenik. Memilih beras organik juga bisa menjadi pilihan." - Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes (Pakar Gizi)

Apa saja sumber serat selain beras? - Cindy Permatasari

"Banyak sekali sumber serat lain selain beras, seperti buah-buahan (apel, pisang, pir), sayuran (brokoli, bayam, wortel), kacang-kacangan (kacang merah, kacang hijau, lentil), dan biji-bijian (chia seed, flax seed)." - Sari Endah Pratiwi, S.Gz (Ahli Gizi)

Apakah anak-anak boleh makan beras merah? - Dimas Saputra

"Beras merah aman dikonsumsi anak-anak. Malah, kandungan seratnya baik untuk pencernaan mereka. Pastikan porsinya sesuai dan variasikan dengan sumber karbohidrat lain." - dr. Attila Dewanti, Sp.A(K) (Dokter Spesialis Anak)