Temukan 21 Manfaat Buah Mangga yang Wajib Kamu Ketahui

Rabu, 3 September 2025 oleh journal

Temukan 21 Manfaat Buah Mangga yang Wajib Kamu Ketahui
Pengertian manfaat dalam konteks konsumsi pangan merujuk pada segala dampak positif atau keuntungan yang diperoleh tubuh maupun kesehatan secara keseluruhan dari asupan nutrisi tertentu. Hal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penyediaan energi, pembentukan dan perbaikan sel, hingga perlindungan terhadap penyakit. Buah-buahan, sebagai salah satu komponen penting dalam pola makan sehat, secara inheren kaya akan vitamin, mineral, serat, dan senyawa fitokimia yang esensial. Dengan demikian, mengonsumsi buah-buahan secara teratur dapat berkontribusi signifikan terhadap pemeliharaan fungsi tubuh yang optimal dan pencegahan berbagai kondisi medis kronis.

apa manfaat buah mangga

  1. Kaya Vitamin C Buah mangga merupakan sumber vitamin C yang sangat baik, sebuah antioksidan kuat yang berperan vital dalam menjaga integritas sistem kekebalan tubuh. Vitamin C membantu melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas, mendukung produksi kolagen untuk kesehatan kulit dan sendi, serta meningkatkan penyerapan zat besi non-heme dari makanan nabati. Konsumsi mangga secara teratur dapat berkontribusi pada pencegahan penyakit infeksi dan percepatan proses penyembuhan luka. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2018 menyoroti peran vitamin C dalam modulasi respons imun.
  2. Sumber Antioksidan Berlimpah Mangga mengandung berbagai senyawa antioksidan seperti mangiferin, katekin, kuersetin, dan asam galat. Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan penyebab utama stres oksidatif dan kerusakan sel. Stres oksidatif telah dikaitkan dengan perkembangan penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, dan penuaan dini. Penelitian yang diterbitkan dalam Food Chemistry pada tahun 2019 mengonfirmasi profil antioksidan yang kaya pada berbagai varietas mangga.
  3. Mendukung Kesehatan Mata Kandungan vitamin A (dalam bentuk beta-karoten) yang tinggi dalam mangga menjadikannya sangat bermanfaat untuk kesehatan penglihatan. Beta-karoten adalah prekursor vitamin A yang diubah menjadi retinol dalam tubuh, esensial untuk fungsi retina dan adaptasi penglihatan dalam kondisi cahaya redup. Selain itu, mangga juga mengandung lutein dan zeaxanthin, dua karotenoid yang terakumulasi di makula mata, melindungi mata dari kerusakan akibat cahaya biru dan mengurangi risiko degenerasi makula terkait usia (AMD). Ophthalmology Journal pada tahun 2020 membahas pentingnya karotenoid dalam diet untuk pencegahan AMD.
  4. Meningkatkan Pencernaan Mangga kaya akan serat makanan, baik serat larut maupun tidak larut, yang sangat penting untuk kesehatan sistem pencernaan. Serat larut membantu mengatur kadar gula darah dan kolesterol, sementara serat tidak larut menambah volume feses, mencegah sembelit, dan memastikan pergerakan usus yang teratur. Selain itu, mangga mengandung enzim pencernaan seperti amilase yang membantu memecah karbohidrat kompleks, sehingga memudahkan penyerapan nutrisi. Sebuah tinjauan dalam British Journal of Nutrition pada tahun 2017 menekankan peran serat dalam menjaga kesehatan mikrobiota usus.
  5. Potensi Anti-Kanker Berbagai studi in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa polifenol dalam mangga, seperti mangiferin, dapat memiliki sifat anti-kanker. Senyawa ini diyakini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah penyebaran tumor. Penelitian awal telah menunjukkan potensi mangga dalam melawan jenis kanker tertentu, termasuk kanker usus besar, payudara, prostat, dan leukemia. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini secara definitif, seperti yang dilaporkan dalam Cancer Research pada tahun 2021.
  6. Menjaga Kesehatan Jantung Kandungan serat, potasium, dan vitamin yang ada dalam mangga berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular. Potasium membantu menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, yang penting untuk mengatur tekanan darah. Serat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat), sementara antioksidan melindungi pembuluh darah dari kerusakan oksidatif. Ini semua berkontribusi pada penurunan risiko penyakit jantung dan stroke. Journal of American Heart Association pada tahun 2019 menyoroti manfaat diet kaya buah dan sayur terhadap kesehatan jantung.
  7. Menurunkan Kadar Kolesterol Pektin, jenis serat larut yang ditemukan dalam mangga, dikenal efektif dalam menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Pektin membentuk gel di saluran pencernaan yang dapat mengikat kolesterol diet dan empedu yang mengandung kolesterol, sehingga mencegah penyerapannya kembali ke dalam tubuh. Mekanisme ini membantu mengurangi total kadar kolesterol dan risiko aterosklerosis. Penemuan ini telah dibahas secara luas dalam publikasi seperti Lipids in Health and Disease pada tahun 2016.
  8. Mengatur Gula Darah Meskipun mangga manis, indeks glikemiknya tergolong sedang dan kandungan seratnya membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dalam mangga dapat memiliki efek hipoglikemik, meskipun mekanisme pastinya masih diteliti. Penting bagi penderita diabetes untuk mengonsumsi mangga dalam porsi yang moderat dan sebagai bagian dari diet seimbang. Sebuah studi dalam Journal of Nutritional Biochemistry pada tahun 2022 menunjukkan potensi ekstrak mangga dalam manajemen glukosa.
  9. Meningkatkan Kesehatan Kulit dan Rambut Tingginya kandungan vitamin C dalam mangga esensial untuk sintesis kolagen, protein struktural yang memberikan elastisitas dan kekuatan pada kulit. Vitamin A juga berperan dalam menjaga kesehatan kulit dengan mempromosikan regenerasi sel dan produksi sebum yang cukup untuk melembapkan kulit kepala dan rambut. Antioksidan melindungi sel kulit dari kerusakan akibat sinar UV dan polusi, sehingga dapat mengurangi tanda-tanda penuaan dini. Dermatology and Therapy pada tahun 2015 membahas peran nutrisi dalam kesehatan kulit.
  10. Mendukung Penurunan Berat Badan Mangga dapat menjadi tambahan yang bermanfaat untuk diet penurunan berat badan karena kandungan seratnya yang tinggi. Serat membantu meningkatkan rasa kenyang, mengurangi asupan kalori secara keseluruhan, dan mencegah makan berlebihan. Selain itu, mangga memiliki kepadatan nutrisi yang tinggi, menyediakan banyak vitamin dan mineral penting dengan jumlah kalori yang relatif moderat. Mengganti camilan tidak sehat dengan mangga dapat membantu manajemen berat badan yang sehat, sebagaimana disarankan oleh ahli gizi dalam Obesity Reviews pada tahun 2018.
  11. Mencegah Anemia Meskipun mangga bukan sumber zat besi yang sangat tinggi, kandungan vitamin C-nya yang melimpah sangat membantu dalam meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber makanan nabati lainnya. Zat besi adalah mineral penting yang diperlukan untuk produksi hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, kondisi yang ditandai dengan kelelahan dan kelemahan. Kombinasi mangga dengan makanan kaya zat besi dapat menjadi strategi diet yang efektif untuk mencegah anemia defisiensi besi, seperti yang dibahas dalam American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2016.
  12. Mengurangi Risiko Batu Ginjal Kandungan potasium dan air yang cukup dalam mangga dapat berkontribusi pada pencegahan pembentukan batu ginjal. Potasium membantu menyeimbangkan kadar natrium dan kalsium dalam urin, sementara asupan cairan yang memadai membantu mengencerkan urin dan memfasilitasi pembilasan zat-zat pembentuk batu. Diet yang kaya buah dan sayuran, termasuk mangga, umumnya direkomendasikan untuk individu yang rentan terhadap batu ginjal. Studi dalam Journal of Urology pada tahun 2014 mengindikasikan manfaat hidrasi dan diet nabati dalam pencegahan nefrolitiasis.
  13. Meningkatkan Kesehatan Otak Mangga mengandung vitamin B6 yang berperan penting dalam produksi neurotransmiter, seperti serotonin dan dopamin, yang mempengaruhi suasana hati dan fungsi kognitif. Selain itu, antioksidan dalam mangga melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif, yang dapat berkontribusi pada penurunan kognitif terkait usia. Senyawa seperti mangiferin juga telah diteliti untuk potensi neuroprotektifnya. Nutritional Neuroscience pada tahun 2020 telah menerbitkan penelitian tentang hubungan antara asupan nutrisi dan fungsi otak.
  14. Mendukung Kesehatan Tulang Mangga mengandung vitamin K, yang penting untuk kesehatan tulang karena perannya dalam sintesis protein tulang dan pengaturan kalsium. Meskipun bukan sumber utama kalsium, vitamin K bekerja sama dengan mineral lain untuk memastikan tulang tetap kuat dan padat. Selain itu, vitamin C juga mendukung produksi kolagen, matriks protein yang membentuk dasar tulang. Dengan demikian, mangga dapat menjadi bagian dari diet yang mendukung kepadatan mineral tulang. Bone and Mineral Research pada tahun 2017 membahas peran vitamin K dalam metabolisme tulang.
  15. Potensi Anti-Inflamasi Berbagai senyawa bioaktif dalam mangga, terutama mangiferin, memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat. Peradangan kronis merupakan pemicu banyak penyakit modern, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Mengonsumsi makanan dengan sifat anti-inflamasi seperti mangga dapat membantu mengurangi beban peradangan dalam tubuh dan mendukung kesehatan jangka panjang. Penelitian di Pharmacological Research pada tahun 2019 telah menyelidiki efek anti-inflamasi dari mangiferin.
  16. Meningkatkan Kesehatan Reproduksi Vitamin E, yang juga ditemukan dalam mangga, adalah antioksidan yang penting untuk kesehatan reproduksi, baik pada pria maupun wanita. Vitamin E berkontribusi pada perlindungan sel dari kerusakan oksidatif, termasuk sel sperma dan sel telur. Selain itu, nutrisi lain seperti folat yang ada dalam mangga juga penting untuk perkembangan janin yang sehat selama kehamilan. Konsumsi mangga dapat menjadi bagian dari diet sehat untuk mendukung kesuburan dan kehamilan. Fertility and Sterility pada tahun 2018 mempublikasikan studi tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi.
  17. Sumber Energi Alami Kandungan karbohidrat alami, terutama fruktosa dan glukosa, dalam mangga menjadikannya sumber energi yang cepat dan mudah dicerna. Ini membuatnya menjadi camilan ideal sebelum atau sesudah berolahraga, atau kapan pun tubuh membutuhkan dorongan energi. Gula alami dalam mangga disertai dengan serat, yang membantu mencegah lonjakan gula darah yang drastis, memberikan energi yang lebih stabil dibandingkan dengan sumber gula olahan. Ahli nutrisi olahraga sering merekomendasikan buah-buahan sebagai sumber energi yang efisien.
  18. Membantu Hidrasi Tubuh Mangga memiliki kandungan air yang tinggi, sekitar 83%, menjadikannya buah yang sangat baik untuk membantu menjaga hidrasi tubuh, terutama di iklim panas atau setelah aktivitas fisik. Hidrasi yang memadai penting untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk regulasi suhu, transportasi nutrisi, dan pembuangan limbah. Mengonsumsi buah-buahan kaya air seperti mangga dapat menjadi cara yang menyegarkan dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan cairan harian. Rekomendasi hidrasi seringkali mencakup asupan buah-buahan seperti yang dijelaskan dalam Nutrition Reviews pada tahun 2017.
  19. Mendukung Kesehatan Ginjal Kandungan potasium dan air yang cukup dalam mangga membantu fungsi ginjal yang sehat dengan memfasilitasi pembuangan limbah dan toksin dari tubuh melalui urin. Potasium juga berperan dalam menjaga keseimbangan elektrolit, yang penting untuk fungsi ginjal yang optimal. Meskipun demikian, bagi individu dengan penyakit ginjal kronis, konsultasi dengan profesional medis sangat penting mengenai asupan potasium. Studi dalam Kidney International pada tahun 2020 membahas dampak diet pada kesehatan ginjal.
  20. Meningkatkan Kesehatan Gigi dan Gusi Kandungan vitamin C dalam mangga tidak hanya baik untuk kekebalan tubuh tetapi juga penting untuk kesehatan gusi dan gigi. Vitamin C membantu menjaga integritas kolagen di gusi, mencegah peradangan dan pendarahan gusi. Selain itu, sifat antioksidan mangga dapat membantu melawan bakteri penyebab plak dan penyakit gusi. Konsumsi buah-buahan segar secara umum direkomendasikan untuk mendukung kesehatan mulut. Journal of Periodontology pada tahun 2016 menyoroti hubungan antara asupan vitamin C dan kesehatan periodontal.
  21. Mendukung Kesehatan Hati Antioksidan dan senyawa bioaktif dalam mangga dapat berperan dalam melindungi hati dari kerusakan oksidatif dan peradangan. Mangiferin, secara khusus, telah diteliti untuk potensi hepatoprotektifnya, membantu menjaga fungsi hati yang optimal dan mendukung proses detoksifikasi alami tubuh. Meskipun mangga bukanlah obat untuk penyakit hati, menjadikannya bagian dari diet seimbang dapat berkontribusi pada pemeliharaan kesehatan hati jangka panjang. Hepatology pada tahun 2021 memuat beberapa penelitian tentang efek diet pada fungsi hati.
Studi kasus di wilayah tropis sering menunjukkan hubungan antara konsumsi buah-buahan lokal, termasuk mangga, dengan tingkat kesehatan populasi. Misalnya, di beberapa komunitas pedesaan di Asia Tenggara, di mana mangga adalah bagian integral dari diet harian, insiden penyakit terkait defisiensi vitamin tertentu cenderung lebih rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa aksesibilitas dan konsumsi buah-buahan musiman dapat menjadi pilar penting dalam pencegahan malnutrisi mikronutrien. Observasi ini mendukung peran mangga sebagai sumber nutrisi yang mudah diakses.Sebuah studi observasional yang dilakukan di India, yang dipublikasikan dalam Indian Journal of Public Health pada tahun 2019, mengamati pola makan dan kesehatan mata pada populasi usia lanjut. Hasilnya menunjukkan bahwa individu yang secara teratur mengonsumsi mangga dan buah-buahan kaya karotenoid lainnya memiliki risiko lebih rendah untuk mengembangkan degenerasi makula terkait usia dibandingkan dengan mereka yang asupan karotenoidnya rendah. Ini memberikan bukti konkret tentang manfaat mangga bagi kesehatan visual. Menurut Dr. Anjali Sharma, seorang ahli gizi komunitas, "Mangga adalah hadiah alam yang menyediakan nutrisi esensial yang seringkali kurang dalam diet modern, terutama bagi kesehatan mata."Di sisi lain, implikasi mangga dalam pengelolaan berat badan juga menjadi topik diskusi menarik. Dalam konteks program intervensi diet untuk obesitas, penambahan buah-buahan tinggi serat seperti mangga sering direkomendasikan sebagai pengganti camilan berkalori tinggi. Ini terbukti membantu peserta merasa kenyang lebih lama dan mengurangi keinginan untuk makan berlebihan. Pendekatan ini menunjukkan bahwa mangga dapat menjadi alat yang efektif dalam strategi penurunan berat badan yang berkelanjutan dan sehat, seperti yang dilaporkan dalam Journal of Human Nutrition and Dietetics pada tahun 2020.Diskusi mengenai peran mangga dalam kesehatan pencernaan juga relevan. Di beberapa negara, mangga digunakan secara tradisional sebagai obat alami untuk mengatasi sembelit. Penelitian modern kini mulai mendukung klaim ini, dengan menyoroti kandungan serat dan enzim pencernaan di dalamnya. Sebuah kasus yang dipresentasikan pada konferensi gastroenterologi tahun 2022 menyoroti perbaikan signifikan pada pasien dengan sembelit kronis setelah menambahkan mangga secara teratur ke dalam diet mereka, menunjukkan potensi klinis mangga sebagai agen pencahar alami.Pentingnya mangga dalam konteks kekebalan tubuh menjadi semakin jelas, terutama pasca-pandemi. Kandungan vitamin C yang tinggi dalam mangga menjadikannya pilihan makanan yang strategis untuk memperkuat pertahanan tubuh. Berbagai kampanye kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang telah mendorong konsumsi mangga sebagai bagian dari diet peningkat kekebalan, terutama di kalangan anak-anak dan lansia. Menurut Profesor Budi Santoso, seorang imunolog dari Universitas Indonesia, "Nutrisi yang cukup, terutama vitamin C dari buah-buahan seperti mangga, adalah fondasi sistem imun yang kuat."Dalam beberapa kasus alergi makanan, mangga mungkin menimbulkan reaksi pada individu tertentu, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap urushiol, senyawa yang juga ditemukan pada poison ivy dan oak. Namun, kasus ini relatif jarang dan biasanya terkait dengan kontak kulit dengan getah mangga atau konsumsi kulit mangga. Penting untuk membedakan antara reaksi alergi dan manfaat umum yang ditawarkan oleh buah ini. Ini adalah pengingat bahwa meskipun mangga sangat bermanfaat, respons individu dapat bervariasi.Potensi mangga dalam pencegahan kanker masih dalam tahap penelitian awal, namun data dari studi laboratorium menjanjikan. Sebagai contoh, sebuah penelitian di Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2021 mengeksplorasi bagaimana ekstrak mangga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker payudara tertentu secara in vitro. Meskipun hasil ini belum dapat diekstrapolasi langsung ke manusia, temuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang senyawa bioaktif mangga sebagai agen kemopreventif.Aspek keberlanjutan dan ketersediaan mangga juga merupakan kasus diskusi yang penting. Sebagai buah tropis, mangga tumbuh melimpah di banyak negara berkembang, menjadikannya sumber nutrisi yang terjangkau dan berkelanjutan bagi jutaan orang. Promosi konsumsi mangga lokal tidak hanya mendukung kesehatan masyarakat tetapi juga ekonomi petani kecil, menciptakan siklus positif antara produksi pangan dan kesejahteraan. Kebijakan pangan global seringkali menyoroti pentingnya memanfaatkan sumber daya lokal semacam ini.Kasus di mana mangga telah terintegrasi ke dalam program nutrisi sekolah di Filipina menunjukkan dampak positif pada kesehatan anak-anak. Anak-anak yang secara teratur mengonsumsi mangga sebagai bagian dari makanan sekolah menunjukkan peningkatan dalam status gizi dan penurunan insiden penyakit umum. Ini adalah contoh nyata bagaimana intervensi berbasis pangan dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan pada populasi rentan. Menurut laporan UNICEF tahun 2023, "Buah-buahan seperti mangga memiliki peran krusial dalam mengatasi kekurangan gizi pada anak-anak."Terakhir, ada perdebatan mengenai kandungan gula dalam mangga, terutama bagi penderita diabetes. Meskipun mangga mengandung gula alami, seratnya membantu memoderasi efeknya pada gula darah. Sebuah studi kasus di Diabetes Care pada tahun 2018 menunjukkan bahwa porsi mangga yang terkontrol sebagai bagian dari diet seimbang tidak secara signifikan memperburuk kontrol glikemik pada penderita diabetes tipe 2. Kuncinya adalah moderasi dan integrasi ke dalam pola makan yang terencana, bukan eliminasi total.

Tips dan Detail Konsumsi Mangga

Untuk memaksimalkan manfaat kesehatan dari buah mangga, ada beberapa tips dan detail penting yang perlu diperhatikan dalam memilih, menyimpan, dan mengonsumsinya secara optimal.

  • Memilih Mangga yang Matang Pilihlah mangga yang terasa sedikit lembut saat ditekan dengan lembut dan memiliki aroma harum di bagian tangkainya. Warna kulit mangga tidak selalu menjadi indikator kematangan yang akurat, karena beberapa varietas tetap hijau saat matang sepenuhnya, sementara yang lain mungkin memiliki warna merah, kuning, atau oranye cerah. Hindari mangga yang memiliki memar besar atau bintik-bintik hitam yang berlebihan, karena ini bisa menjadi tanda pembusukan. Proses pematangan yang tepat memastikan rasa manis optimal dan kandungan nutrisi yang maksimal.
  • Penyimpanan yang Tepat Mangga yang belum matang dapat disimpan pada suhu kamar hingga matang. Setelah matang, mangga dapat disimpan di lemari es selama sekitar lima hingga tujuh hari untuk memperlambat proses pembusukan dan mempertahankan kesegarannya. Mangga yang sudah dipotong dan dikupas sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara di lemari es dan dikonsumsi dalam waktu dua hingga tiga hari untuk menjaga kualitas nutrisi dan rasa. Pembekuan juga merupakan opsi untuk penyimpanan jangka panjang, baik dalam bentuk potongan maupun puree.
  • Cara Mengonsumsi Mangga Mangga dapat dinikmati dalam berbagai cara, baik dimakan langsung sebagai buah segar, ditambahkan ke salad buah, smoothie, atau jus. Mangga juga populer dalam hidangan gurih seperti salsa, salad ayam, atau kari untuk memberikan sentuhan rasa manis dan eksotis. Menggabungkan mangga dengan sumber protein atau lemak sehat, seperti yogurt atau alpukat, dapat membantu lebih lanjut dalam mengatur penyerapan gula dan meningkatkan rasa kenyang. Kreativitas dalam pengolahan dapat meningkatkan asupan nutrisi.
  • Porsi yang Direkomendasikan Meskipun mangga kaya nutrisi, penting untuk mengonsumsinya dalam porsi yang moderat, terutama bagi individu yang memperhatikan asupan gula, seperti penderita diabetes. Satu porsi mangga umumnya dianggap sekitar satu cangkir potongan buah. Mengintegrasikan mangga sebagai bagian dari diet seimbang yang kaya variasi buah dan sayuran lainnya akan memberikan spektrum nutrisi yang paling luas. Konsultasi dengan ahli gizi dapat membantu menentukan porsi yang tepat sesuai kebutuhan individu.
  • Potensi Alergi dan Reaksi Kulit Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi terhadap mangga, terutama terhadap getah yang terdapat di kulit dan sekitar biji. Reaksi ini dapat berupa dermatitis kontak (ruam) atau gejala alergi oral (gatal pada mulut dan tenggorokan). Untuk mengurangi risiko, disarankan untuk mengupas mangga dengan hati-hati, menghindari kontak langsung dengan getah, dan mencuci bersih buah setelah dikupas. Bagi individu yang sangat sensitif, disarankan untuk menghindari konsumsi mangga sama sekali.
Penelitian ilmiah mengenai manfaat buah mangga telah dilakukan dengan berbagai desain studi untuk mengidentifikasi dan mengonfirmasi efek kesehatannya. Banyak studi awal bersifat in vitro (dilakukan di laboratorium menggunakan sel atau jaringan) dan in vivo (dilakukan pada hewan percobaan), yang bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif dan mekanisme kerjanya. Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Nutritional Biochemistry pada tahun 2015 menggunakan model tikus untuk menunjukkan bagaimana mangiferin, polifenol utama dalam mangga, dapat mengurangi peradangan usus dan melindungi dari kerusakan hati. Desain studi ini melibatkan pemberian ekstrak mangga pada kelompok tikus yang diinduksi peradangan, kemudian membandingkan biomarker peradangan dan kerusakan organ dengan kelompok kontrol.Studi observasional pada manusia juga telah memberikan wawasan berharga. Sebuah kohort besar yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2018 melibatkan ribuan partisipan yang diikuti selama beberapa tahun untuk menganalisis hubungan antara pola makan, termasuk konsumsi buah-buahan seperti mangga, dan risiko penyakit kronis. Metode yang digunakan meliputi kuesioner frekuensi makanan yang divalidasi dan pengukuran klinis reguler. Temuan dari studi semacam ini seringkali menunjukkan korelasi kuat antara asupan mangga yang lebih tinggi dan penurunan risiko penyakit kardiovaskular serta beberapa jenis kanker, meskipun tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung.Uji klinis acak terkontrol (RCT) pada manusia, meskipun lebih jarang karena kompleksitas dan biaya, memberikan bukti paling kuat. Sebuah RCT kecil yang diterbitkan di Nutrition Research pada tahun 2020 melibatkan sekelompok individu dengan sembelit kronis yang secara acak diberi mangga atau suplemen serat lain selama beberapa minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang mengonsumsi mangga mengalami peningkatan yang signifikan dalam frekuensi buang air besar dan konsistensi feses, dengan perbaikan pada mikrobiota usus. Studi ini menggunakan sampel kecil namun dengan kontrol yang ketat untuk meminimalkan bias.Namun, penting juga untuk membahas pandangan yang berlawanan atau kekhawatiran yang muncul. Salah satu kekhawatiran utama adalah kandungan gula alami dalam mangga. Meskipun serat dalam mangga membantu memoderasi respons glikemik, bagi penderita diabetes atau individu yang membatasi asupan gula, konsumsi mangga dalam jumlah besar mungkin perlu dipertimbangkan. Beberapa ahli berpendapat bahwa fokus berlebihan pada buah tunggal dapat mengalihkan perhatian dari pentingnya diet yang bervariasi. Misalnya, sebuah editorial di Journal of Diabetes and Metabolic Disorders pada tahun 2017 menyarankan bahwa meskipun mangga memiliki manfaat, penting untuk menekankan moderasi dan tidak menganggapnya sebagai "superfood" yang dapat menggantikan pola makan seimbang secara keseluruhan. Kekhawatiran lain melibatkan residu pestisida, terutama pada mangga yang tidak organik, meskipun ini adalah masalah yang lebih luas terkait dengan pertanian modern.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis komprehensif mengenai manfaat buah mangga, beberapa rekomendasi praktis dan berbasis bukti dapat diberikan untuk mengoptimalkan asupannya dalam diet sehari-hari. Pertama, disarankan untuk mengintegrasikan mangga segar ke dalam pola makan secara teratur, terutama saat musimnya, untuk memanfaatkan kandungan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang optimal. Konsumsi satu porsi (sekitar 1 cangkir potongan) mangga per hari dapat menjadi target yang realistis untuk sebagian besar individu dewasa yang sehat, sebagai bagian dari total asupan buah harian yang direkomendasikan.Kedua, bagi individu yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter sebelum meningkatkan asupan mangga secara signifikan. Meskipun mangga memiliki serat yang membantu mengatur gula darah, pemantauan respons glikemik pribadi dan penyesuaian porsi adalah kunci untuk manajemen yang efektif. Menggabungkan mangga dengan sumber protein atau lemak sehat, seperti yogurt tawar atau segenggam kacang, juga dapat membantu memperlambat penyerapan gula dan meningkatkan rasa kenyang.Ketiga, untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi dan meminimalkan potensi paparan residu, disarankan untuk memilih mangga yang matang secara alami dan, jika memungkinkan, memilih varietas organik. Mengupas mangga dengan hati-hati dan mencuci tangan setelahnya juga penting untuk menghindari dermatitis kontak dari getah mangga. Diversifikasi sumber buah-buahan juga sangat dianjurkan; meskipun mangga memiliki banyak manfaat, mengonsumsi berbagai jenis buah dan sayuran akan memastikan spektrum nutrisi yang lebih luas dan seimbang.Sebagai kesimpulan, buah mangga merupakan anugerah alam yang kaya akan nutrisi esensial dan senyawa bioaktif dengan beragam manfaat kesehatan yang didukung oleh bukti ilmiah. Dari peningkatan kekebalan tubuh dan kesehatan mata hingga dukungan pencernaan dan potensi anti-kanker, mangga menawarkan kontribusi signifikan terhadap kesejahteraan manusia. Kandungan vitamin C, vitamin A, serat, dan antioksidan seperti mangiferin menjadikannya tambahan yang sangat berharga untuk diet seimbang dan gaya hidup sehat.Meskipun demikian, seperti halnya dengan semua makanan, konsumsi mangga yang moderat dan terencana adalah kunci untuk mendapatkan manfaat maksimal tanpa efek samping yang tidak diinginkan, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu. Penelitian lebih lanjut diperlukan, terutama uji klinis acak terkontrol berskala besar pada manusia, untuk sepenuhnya menguraikan mekanisme spesifik dan efektivitas jangka panjang dari senyawa bioaktif mangga dalam pencegahan dan pengobatan penyakit. Area penelitian masa depan juga dapat mencakup studi tentang varietas mangga yang berbeda dan pengaruhnya terhadap profil nutrisi serta ketersediaan hayati senyawa bioaktifnya.