Airlangga, Indonesia Punya Waktu 60 Hari Nego Tarif dengan AS, Taruhannya Tinggi Sekali

Sabtu, 19 April 2025 oleh paiman

Airlangga, Indonesia Punya Waktu 60 Hari Nego Tarif dengan AS,  Taruhannya Tinggi Sekali

Indonesia Bernegosiasi dengan AS: 60 Hari untuk Menentukan Nasib Tarif Dagang

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa Indonesia memiliki waktu 60 hari untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat terkait kebijakan tarif dagang. Kesepakatan tenggat waktu ini dicapai setelah pertemuan delegasi Indonesia dengan Perwakilan Perdagangan AS (USTR) dan Kementerian Perdagangan AS di Washington DC.

"Indonesia dan Amerika Serikat telah sepakat untuk merampungkan perundingan dalam 60 hari," ungkap Airlangga dalam konferensi pers daring, Jumat (18/4).

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa kedua negara telah menyepakati kerangka acuan dan format kesepakatan. Fokus negosiasi akan mencakup kemitraan perdagangan di sektor investasi, mineral penting, dan rantai pasok. Indonesia menawarkan beberapa konsesi, termasuk peningkatan impor produk pertanian dan migas dari AS, serta rencana pelonggaran syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk teknologi informasi dan usaha AS di Indonesia.

Hasil-hasil pertemuan ini akan ditindaklanjuti dengan beberapa putaran pertemuan lanjutan. Kami berharap dalam 60 hari kerangka ini dapat difinalisasi menjadi sebuah perjanjian resmi.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menunda penerapan tarif dagang spesifik selama 90 hari untuk membuka ruang negosiasi dengan beberapa negara, termasuk Indonesia. Tanpa negosiasi ini, Indonesia akan menghadapi tarif dagang spesifik sebesar 32 persen, di luar tarif umum 10 persen dan tarif yang sudah berlaku sebelumnya, seperti tarif produk garmen Indonesia yang berkisar 10-37 persen.

Berikut beberapa tips untuk memahami lebih lanjut tentang negosiasi tarif dagang antara Indonesia dan AS:

1. Pantau perkembangan berita. - Ikuti berita dari sumber terpercaya untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan negosiasi. Cari berita dari media nasional maupun internasional yang kredibel.

Contoh: Baca berita dari situs resmi Kementerian Perdagangan atau media internasional seperti Reuters dan Bloomberg.

2. Pahami istilah kunci. - Familiarlah dengan istilah-istilah penting seperti tarif dagang, TKDN, dan rantai pasok agar lebih mudah memahami konteks negosiasi.

Misalnya, pahami apa itu TKDN dan bagaimana pengaruhnya terhadap produk impor.

3. Analisis dampak potensial. - Coba pikirkan bagaimana hasil negosiasi ini dapat berdampak pada sektor bisnis dan ekonomi Indonesia. Apakah akan ada perubahan harga barang atau peluang investasi baru?

Contohnya, perhatikan bagaimana negosiasi ini bisa memengaruhi harga produk elektronik atau komoditas ekspor Indonesia.

4. Diskusikan dengan ahlinya. - Jika Anda memiliki pertanyaan atau ingin mendiskusikan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya kepada ahli ekonomi atau pakar perdagangan internasional.

Anda bisa mencari informasi dari akademisi atau mengikuti seminar/webinar terkait.

Apa dampak utama dari penerapan tarif dagang yang tinggi bagi konsumen Indonesia? (Pertanyaan dari Ani Handayani)

Faisal Basri (Ekonom): Tarif yang tinggi dapat menyebabkan kenaikan harga barang impor, yang pada akhirnya akan ditanggung oleh konsumen. Hal ini dapat mengurangi daya beli masyarakat dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Mengapa sektor mineral penting menjadi salah satu fokus negosiasi? (Pertanyaan dari Budi Santoso)

Chatib Basri (Mantan Menteri Keuangan): Mineral penting merupakan komoditas strategis yang dibutuhkan dalam berbagai industri, termasuk teknologi tinggi. Negosiasi ini penting untuk memastikan akses dan stabilitas pasokan mineral penting bagi kedua negara.

Apa keuntungan bagi Indonesia jika melonggarkan syarat TKDN untuk produk teknologi informasi AS? (Pertanyaan dari Dewi Permata)

Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan): Pelonggaran TKDN dapat menarik investasi AS di sektor teknologi informasi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong transfer teknologi ke Indonesia. Namun, perlu diimbangi dengan kebijakan yang melindungi industri dalam negeri.

Bagaimana pemerintah memastikan negosiasi ini menguntungkan bagi Indonesia? (Pertanyaan dari Eko Prasetyo)

Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian): Pemerintah berkomitmen untuk memperjuangkan kepentingan nasional dalam negosiasi ini. Kami akan memastikan kesepakatan yang dicapai memberikan manfaat bagi perekonomian Indonesia dan menciptakan hubungan dagang yang adil dan berkelanjutan dengan AS.

Apa langkah selanjutnya jika negosiasi gagal mencapai kesepakatan dalam 60 hari? (Pertanyaan dari Fajar Ramadhan)

Jerry Sambuaga (Wakil Menteri Perdagangan): Pemerintah telah menyiapkan berbagai skenario, termasuk kemungkinan perpanjangan waktu negosiasi atau mencari alternatif solusi untuk meminimalisir dampak negatif terhadap perdagangan Indonesia.