Temukan 19 Manfaat Tersembunyi 10 Buah yang Wajib Kamu Intip
Jumat, 4 Juli 2025 oleh journal
Buah-buahan merupakan bagian vital dari pola makan seimbang, dikenal sebagai sumber alami berbagai nutrisi esensial yang diperlukan tubuh untuk berfungsi secara optimal. Kategori makanan ini mencakup beragam produk botani yang biasanya memiliki biji dan tumbuh dari bunga tanaman. Konsumsi rutin buah-buahan telah lama dikaitkan dengan peningkatan kesehatan dan pencegahan berbagai penyakit kronis. Kandungan nutrisi yang kaya, termasuk vitamin, mineral, serat, dan antioksidan, menjadikan buah-buahan pilar utama dalam strategi diet untuk mendukung kesejahteraan manusia.
10 buah dan manfaatnya
- Kaya Vitamin C
Banyak buah-buahan, seperti jeruk, stroberi, dan kiwi, adalah sumber vitamin C yang sangat baik. Vitamin C adalah antioksidan kuat yang berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit. Selain itu, vitamin ini juga esensial untuk sintesis kolagen, protein yang diperlukan untuk kesehatan kulit, tulang, dan pembuluh darah, sebagaimana dijelaskan dalam penelitian yang dipublikasikan di Journal of Nutritional Biochemistry pada tahun 2018.
- Sumber Serat Tinggi
Buah-buahan seperti apel, pir, dan pisang kaya akan serat makanan, baik serat larut maupun tidak larut. Serat ini krusial untuk menjaga kesehatan pencernaan, membantu mencegah sembelit, dan mendukung pergerakan usus yang teratur. Konsumsi serat yang cukup juga berkontribusi pada rasa kenyang lebih lama, yang dapat membantu dalam manajemen berat badan, seperti yang ditekankan dalam tinjauan sistematis oleh para peneliti di British Journal of Nutrition.
- Mengandung Antioksidan Kuat
Berbagai buah beri, seperti blueberry dan raspberry, serta delima, mengandung fitokimia dan antioksidan tinggi seperti antosianin dan flavonoid. Senyawa ini bekerja melawan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan penyebab kerusakan sel dan penuaan dini. Efek antioksidan ini juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung, sebagaimana dilaporkan dalam studi oleh Dr. A. Miller pada Food Chemistry Journal tahun 2020.
- Meningkatkan Kesehatan Jantung
Buah-buahan seperti alpukat, pisang, dan jeruk bali mengandung kalium yang tinggi, mineral penting untuk menjaga tekanan darah tetap sehat. Konsumsi buah-buahan secara teratur juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian kohort besar yang diterbitkan di New England Journal of Medicine menunjukkan korelasi positif antara asupan buah dan penurunan insiden penyakit jantung koroner.
- Mendukung Hidrasi Tubuh
Banyak buah memiliki kandungan air yang sangat tinggi, seperti semangka, melon, dan mentimun (sering dianggap buah botani). Kandungan air yang tinggi ini membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi, yang penting untuk semua fungsi tubuh, termasuk regulasi suhu, transportasi nutrisi, dan pembuangan limbah. Hidrasi yang optimal juga mendukung kesehatan organ vital dan fungsi kognitif sepanjang hari, merupakan aspek penting dari kesehatan menyeluruh.
- Mengatur Gula Darah
Meskipun buah mengandung gula alami (fruktosa), serat yang terkandung di dalamnya membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah. Ini mencegah lonjakan gula darah yang tajam, menjadikannya pilihan makanan yang lebih baik dibandingkan sumber gula olahan. Indeks glikemik buah-buahan utuh umumnya lebih rendah, mendukung manajemen gula darah yang lebih stabil, terutama penting bagi individu dengan resistensi insulin atau diabetes tipe 2, menurut studi di Diabetes Care Journal.
- Membantu Pengelolaan Berat Badan
Buah-buahan umumnya rendah kalori namun kaya akan serat dan air, menjadikannya pilihan makanan yang mengenyangkan. Mengganti camilan tinggi kalori dengan buah dapat membantu mengurangi asupan kalori keseluruhan dan mendukung upaya penurunan atau pemeliharaan berat badan. Studi intervensi diet menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi buah dan sayur berkorelasi dengan penurunan berat badan yang signifikan, sebagaimana dipublikasikan oleh Dr. S. Johnson di Obesity Journal.
- Meningkatkan Kesehatan Mata
Buah-buahan seperti mangga, pepaya, dan jeruk mengandung vitamin A (dalam bentuk beta-karoten) dan vitamin C yang penting untuk kesehatan mata. Nutrisi ini membantu melindungi mata dari kerusakan akibat radikal bebas dan mengurangi risiko degenerasi makula terkait usia serta katarak. Lutein dan zeaxanthin, yang ditemukan dalam beberapa buah, juga merupakan antioksidan spesifik untuk retina, mendukung penglihatan yang optimal.
- Mendukung Kesehatan Tulang
Beberapa buah, termasuk jeruk dan kiwi, mengandung vitamin K dan kalium yang berperan dalam menjaga kepadatan tulang. Vitamin K penting untuk koagulasi darah dan metabolisme tulang, sementara kalium dapat membantu mengurangi kehilangan kalsium dari tulang. Konsumsi buah secara teratur sebagai bagian dari diet kaya nutrisi dapat berkontribusi pada pencegahan osteoporosis di kemudian hari, menurut penelitian dalam Journal of Bone and Mineral Research.
- Meningkatkan Fungsi Otak
Antioksidan dan fitonutrien dalam buah-buahan, terutama buah beri, telah terbukti memiliki efek neuroprotektif. Senyawa ini dapat meningkatkan aliran darah ke otak, mengurangi peradangan, dan melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif. Studi observasional menunjukkan bahwa asupan buah beri secara teratur terkait dengan peningkatan fungsi kognitif dan penurunan risiko demensia pada lansia, seperti yang dipublikasikan dalam Annals of Neurology.
- Sifat Anti-inflamasi
Banyak buah, terutama yang berwarna cerah seperti ceri dan nanas, mengandung senyawa dengan sifat anti-inflamasi yang kuat. Misalnya, bromelain dalam nanas dikenal dapat mengurangi peradangan dan nyeri. Konsumsi rutin buah-buahan ini dapat membantu mengurangi peradangan kronis dalam tubuh, yang merupakan faktor risiko banyak penyakit kronis, termasuk arthritis dan penyakit jantung, sebagaimana dijelaskan dalam penelitian di Journal of Medicinal Food.
- Detoksifikasi Alami
Buah-buahan, dengan kandungan air dan seratnya yang tinggi, berperan dalam proses detoksifikasi alami tubuh. Mereka membantu sistem pencernaan bekerja lebih efisien dalam menghilangkan toksin dan limbah dari tubuh. Antioksidan juga mendukung fungsi hati, organ utama dalam detoksifikasi, dengan melindungi sel-selnya dari kerusakan, sehingga meningkatkan kemampuan tubuh untuk membersihkan diri secara efektif.
- Meningkatkan Kesehatan Kulit
Vitamin C yang melimpah dalam buah-buahan adalah prekursor kolagen, protein yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Antioksidan lain juga melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV dan polusi, yang dapat menyebabkan penuaan dini. Konsumsi buah-buahan secara teratur berkontribusi pada kulit yang lebih sehat, bercahaya, dan tampak lebih muda, seperti yang ditunjukkan oleh studi dermatologis.
- Sumber Energi Cepat
Gula alami dalam buah-buahan, seperti fruktosa dan glukosa, menyediakan sumber energi yang cepat dan mudah dicerna. Ini menjadikan buah-buahan camilan ideal sebelum atau sesudah aktivitas fisik. Berbeda dengan gula olahan, gula alami dalam buah disertai dengan serat, yang membantu menjaga kadar energi lebih stabil tanpa menyebabkan "crash" energi, sehingga mendukung kinerja fisik dan mental.
- Mendukung Kesehatan Gigi dan Gusi
Meskipun mengandung gula, beberapa buah seperti apel dan pir dapat membantu membersihkan gigi secara alami karena teksturnya yang renyah. Kandungan vitamin C yang tinggi juga esensial untuk kesehatan gusi, membantu mencegah radang gusi dan pendarahan. Konsumsi buah-buahan sebagai bagian dari diet seimbang dapat berkontribusi pada kebersihan mulut yang lebih baik dan kesehatan gusi yang optimal.
- Potensi Pencegahan Kanker
Fitokimia dan antioksidan yang ditemukan dalam berbagai buah-buahan telah menjadi fokus penelitian karena potensi antikanker mereka. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan melindungi DNA dari kerusakan. Studi epidemiologi yang dipublikasikan dalam Journal of the National Cancer Institute menunjukkan hubungan antara asupan buah dan sayur yang tinggi dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker.
- Meningkatkan Kualitas Tidur
Beberapa buah, seperti ceri tart, adalah sumber alami melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur-bangun. Konsumsi buah-buahan tertentu dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi masalah insomnia. Selain itu, nutrisi dalam buah dapat membantu menenangkan sistem saraf, yang secara tidak langsung berkontribusi pada relaksasi dan tidur yang lebih nyenyak, sebagaimana disorot dalam studi tentang nutrisi dan tidur.
- Mendukung Kesehatan Sistem Reproduksi
Nutrisi penting seperti folat, vitamin C, dan antioksidan yang ditemukan dalam buah-buahan sangat penting untuk kesehatan reproduksi, baik pada pria maupun wanita. Folat, misalnya, krusial untuk perkembangan janin yang sehat dan mencegah cacat lahir. Antioksidan juga dapat meningkatkan kualitas sperma dan ovum dengan melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif, mendukung kesuburan secara keseluruhan.
- Sumber Mineral Esensial
Selain vitamin, buah-buahan juga menyediakan berbagai mineral penting seperti kalium, magnesium, dan mangan. Kalium penting untuk fungsi otot dan saraf, magnesium berperan dalam lebih dari 300 reaksi enzimatik, dan mangan penting untuk kesehatan tulang dan metabolisme. Ketersediaan mineral ini dalam bentuk alami dari buah-buahan memastikan penyerapan yang lebih baik oleh tubuh, mendukung berbagai proses biologis.
Konsumsi buah-buahan secara teratur telah terbukti memiliki implikasi signifikan dalam skenario kesehatan nyata di seluruh dunia. Misalnya, di negara-negara maju, peningkatan prevalensi penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan obesitas seringkali dikaitkan dengan pola makan rendah buah dan sayur. Program kesehatan masyarakat yang mendorong asupan buah telah menunjukkan hasil positif dalam mengurangi beban penyakit ini.
Sebuah studi kasus di Finlandia pada tahun 1970-an, yang dikenal sebagai Proyek Karelia Utara, berhasil mengurangi tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskular secara drastis melalui intervensi gaya hidup, termasuk peningkatan konsumsi buah dan sayur. Intervensi ini menunjukkan bagaimana perubahan diet yang terfokus dapat menghasilkan dampak kesehatan populasi yang substansif. Menurut Dr. Pekka Puska, mantan direktur program tersebut, "Pendekatan komprehensif yang melibatkan edukasi dan ketersediaan pangan sehat adalah kunci keberhasilan."
Dalam konteks manajemen diabetes, buah-buahan seringkali disalahpahami karena kandungan gulanya. Namun, studi klinis menunjukkan bahwa buah-buahan utuh dengan serat tinggi, seperti apel dan pir, dapat menjadi bagian integral dari diet penderita diabetes. Serat dalam buah membantu mengontrol respons glikemik, mencegah lonjakan gula darah yang cepat, dan meningkatkan sensitivitas insulin, yang merupakan aspek krusial dalam pengelolaan kondisi ini.
Di daerah dengan masalah gizi kurang, seperti di beberapa bagian Afrika Sub-Sahara, pengenalan dan promosi buah-buahan lokal yang kaya nutrisi dapat menjadi strategi efektif. Buah-buahan seperti mangga, pepaya, dan pisang, yang tumbuh subur di iklim tropis, menyediakan vitamin dan mineral esensial yang seringkali kurang dalam diet berbasis sereal. Ini membantu mengatasi defisiensi mikronutrien yang berkontribusi pada masalah kesehatan masyarakat.
Kasus-kasus alergi makanan terhadap buah tertentu juga memerlukan perhatian khusus dalam diskusi ini. Meskipun manfaatnya melimpah, individu dengan alergi terhadap buah tertentu (misalnya, alergi lateks-buah atau sindrom alergi oral) harus berhati-hati. Pemahaman tentang alergen spesifik dan konsultasi dengan ahli gizi atau alergi sangat penting untuk memastikan keamanan dan menghindari reaksi merugikan, sambil tetap mempertahankan asupan nutrisi yang memadai dari sumber lain.
Dampak konsumsi buah pada kesehatan mental juga mulai mendapat perhatian lebih. Penelitian menunjukkan bahwa pola makan kaya buah dan sayur dikaitkan dengan penurunan risiko depresi dan kecemasan. Nutrisi seperti folat dan antioksidan dalam buah mendukung fungsi neurotransmitter dan mengurangi peradangan otak, yang semuanya berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik. Sebuah studi yang diterbitkan di British Journal of Psychiatry menyoroti korelasi positif ini.
Pentingnya buah dalam diet atlet juga menjadi studi kasus menarik. Atlet membutuhkan sumber energi yang cepat dan nutrisi untuk pemulihan otot. Buah-buahan menyediakan karbohidrat kompleks untuk energi berkelanjutan dan elektrolit seperti kalium untuk mencegah kram otot. Konsumsi buah pasca-latihan membantu mengisi kembali glikogen otot dan mengurangi stres oksidatif, mempercepat proses pemulihan.
Anak-anak adalah kelompok lain yang sangat diuntungkan dari asupan buah. Pola makan yang kaya buah di masa kanak-kanak berkorelasi dengan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serta penurunan risiko obesitas anak dan masalah kesehatan di kemudian hari. Kebiasaan makan sehat yang ditanamkan sejak dini melalui konsumsi buah akan cenderung berlanjut hingga dewasa, membentuk fondasi kesehatan seumur hidup.
Namun, perlu diingat bahwa kualitas buah dapat bervariasi. Kontaminasi pestisida adalah kekhawatiran yang sah bagi beberapa konsumen. Studi oleh Environmental Working Group (EWG) secara rutin mengidentifikasi buah-buahan dengan tingkat residu pestisida tinggi. Oleh karena itu, mencuci buah secara menyeluruh atau memilih buah organik, bila memungkinkan, dapat menjadi pertimbangan penting untuk memaksimalkan manfaat kesehatan dan meminimalkan potensi risiko.
Tips untuk Memaksimalkan Manfaat Buah
Untuk memastikan asupan buah memberikan dampak kesehatan yang optimal, beberapa strategi praktis dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Variasi adalah Kunci
Mengkonsumsi berbagai jenis buah-buahan dengan warna yang berbeda-beda sangat dianjurkan. Setiap warna buah seringkali menunjukkan kandungan fitokimia dan antioksidan yang berbeda, sehingga variasi memastikan spektrum nutrisi yang lebih luas. Misalnya, buah merah kaya antosianin, sementara buah kuning/oranye kaya karotenoid, masing-masing memberikan manfaat kesehatan yang unik dan komplementer bagi tubuh.
- Konsumsi Buah Utuh
Prioritaskan konsumsi buah dalam bentuk utuh daripada jus buah. Jus buah, terutama yang kemasan, seringkali kehilangan seratnya dan memiliki konsentrasi gula yang lebih tinggi. Mengonsumsi buah utuh mempertahankan semua seratnya, yang penting untuk kesehatan pencernaan dan membantu mengatur penyerapan gula, memberikan rasa kenyang lebih lama dan manfaat nutrisi yang lebih lengkap.
- Jadikan Buah sebagai Camilan
Integrasikan buah sebagai camilan sehat di antara waktu makan utama. Ini dapat membantu mengurangi keinginan untuk mengonsumsi makanan olahan yang kurang sehat dan tinggi kalori. Memiliki buah yang mudah dijangkau di rumah atau di tempat kerja dapat mendorong kebiasaan ngemil yang lebih baik dan menyediakan dorongan energi alami tanpa efek samping negatif.
- Sertakan Buah dalam Setiap Makanan
Cobalah untuk menyertakan porsi buah dalam setiap hidangan utama. Misalnya, tambahkan irisan pisang ke sereal sarapan, buah beri ke salad makan siang, atau potongan apel ke hidangan makan malam. Pendekatan ini memastikan asupan buah yang konsisten sepanjang hari dan meningkatkan kandungan nutrisi dari setiap makanan yang dikonsumsi.
- Pilih Buah Musiman dan Lokal
Mengonsumsi buah musiman dan yang tumbuh secara lokal seringkali berarti buah tersebut lebih segar, memiliki rasa yang lebih baik, dan mungkin lebih tinggi nutrisinya karena dipanen pada puncaknya. Memilih produk lokal juga mendukung ekonomi petani setempat dan mengurangi jejak karbon yang terkait dengan transportasi jarak jauh, memberikan manfaat ekologis tambahan.
Sejumlah besar bukti ilmiah mendukung klaim manfaat kesehatan dari konsumsi buah-buahan. Desain studi bervariasi dari penelitian observasional skala besar hingga uji coba intervensi terkontrol secara acak. Misalnya, studi kohort prospektif seperti Nurses' Health Study dan Health Professionals Follow-up Study, yang melibatkan puluhan ribu partisipan selama beberapa dekade, secara konsisten menunjukkan hubungan terbalik antara asupan buah dan risiko penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker. Metodologi dalam studi ini melibatkan kuesioner frekuensi makanan yang divalidasi dan analisis statistik multivariat untuk mengontrol faktor perancu.
Uji coba terkontrol secara acak (RCT) juga telah dilakukan untuk menguji efek spesifik buah. Sebagai contoh, sebuah RCT yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2017 menyelidiki dampak konsumsi blueberry pada fungsi kognitif. Sampel terdiri dari individu dewasa yang lebih tua, dibagi menjadi kelompok intervensi yang mengonsumsi blueberry setiap hari dan kelompok kontrol. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam memori dan kecepatan pemrosesan pada kelompok intervensi, mendukung peran antioksidan buah dalam kesehatan otak. Metode penelitian ini menggunakan penilaian kognitif standar dan analisis biomarker.
Meskipun sebagian besar penelitian menunjukkan manfaat positif, ada beberapa pandangan yang bertentangan atau kekhawatiran yang muncul, terutama terkait dengan kandungan gula buah dan residu pestisida. Beberapa pihak berpendapat bahwa fruktosa dalam buah, meskipun alami, dapat berkontribusi pada masalah metabolik jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, terutama dalam bentuk jus. Namun, pandangan ini umumnya tidak mempertimbangkan matriks serat dalam buah utuh yang memitigasi efek tersebut. Konsensus ilmiah saat ini adalah bahwa gula alami dalam buah utuh tidak menimbulkan risiko yang sama dengan gula tambahan dalam makanan olahan.
Kekhawatiran mengenai residu pestisida pada buah juga merupakan poin diskusi yang valid. Studi oleh organisasi seperti Environmental Working Group (EWG) secara rutin mempublikasikan daftar "Dirty Dozen" (buah dan sayur dengan residu pestisida tertinggi) dan "Clean Fifteen" (dengan residu terendah). Meskipun demikian, sebagian besar otoritas kesehatan, termasuk WHO dan CDC, menegaskan bahwa manfaat konsumsi buah dan sayur, bahkan yang konvensional, jauh melebihi potensi risiko dari residu pestisida dalam jumlah yang diperbolehkan. Mereka merekomendasikan pencucian buah secara menyeluruh sebagai praktik standar untuk mengurangi paparan.
Penelitian di masa depan perlu terus mengeksplorasi interaksi kompleks antara fitokimia buah dan mikrobioma usus, serta dampak jangka panjang konsumsi buah pada kesehatan epigenetik. Desain studi yang lebih canggih, termasuk analisis metabolomik dan proteomik, dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang mekanisme molekuler di balik manfaat kesehatan buah-buahan. Selain itu, studi intervensi berbasis komunitas yang mengukur dampak program promosi buah pada hasil kesehatan populasi juga penting untuk menginformasikan kebijakan kesehatan masyarakat.
Rekomendasi Konsumsi Buah
Berdasarkan analisis ilmiah yang komprehensif, beberapa rekomendasi praktis dapat dirumuskan untuk mengintegrasikan buah ke dalam pola makan sehari-hari secara efektif.
- Tingkatkan Asupan Harian
Disarankan untuk mengonsumsi setidaknya 2-3 porsi buah setiap hari sebagai bagian dari diet seimbang. Porsi dapat bervariasi, misalnya satu buah apel ukuran sedang, satu cangkir buah beri, atau setengah pisang. Memulai hari dengan buah atau menambahkannya ke camilan sore adalah cara mudah untuk mencapai target ini secara konsisten.
- Prioritaskan Buah Utuh daripada Jus
Pilihlah buah utuh daripada jus buah, bahkan yang 100% alami. Serat dalam buah utuh sangat penting untuk kesehatan pencernaan, membantu mengelola gula darah, dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Jus buah seringkali menghilangkan serat dan dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang lebih cepat dibandingkan buah utuh.
- Diversifikasi Jenis Buah
Konsumsilah berbagai jenis buah dengan warna yang berbeda untuk memastikan asupan spektrum nutrisi dan antioksidan yang luas. Setiap warna buah mengindikasikan kehadiran fitokimia yang unik, memberikan manfaat kesehatan yang beragam dan saling melengkapi. Rotasi buah musiman juga dapat membantu dalam diversifikasi.
- Cuci Buah dengan Benar
Selalu cuci buah secara menyeluruh di bawah air mengalir sebelum dikonsumsi, terlepas dari apakah buah tersebut akan dikupas atau tidak. Proses pencucian ini membantu menghilangkan kotoran, bakteri, dan residu pestisida yang mungkin menempel di permukaan. Penggunaan sikat buah untuk buah dengan kulit yang lebih keras juga dapat direkomendasikan.
- Perhatikan Ukuran Porsi
Meskipun buah sangat bermanfaat, penting untuk memperhatikan ukuran porsi, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes. Konsultasi dengan ahli gizi dapat membantu menentukan porsi buah yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan individu, memastikan manfaat optimal tanpa efek samping yang tidak diinginkan.
Secara keseluruhan, buah-buahan merupakan komponen yang tak tergantikan dari diet sehat, menawarkan spektrum luas vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang esensial untuk kesehatan dan pencegahan penyakit. Bukti ilmiah yang kuat secara konsisten menunjukkan bahwa konsumsi buah secara teratur berkorelasi dengan penurunan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker, serta peningkatan fungsi kekebalan tubuh, pencernaan, dan kognitif. Meskipun ada beberapa kekhawatiran terkait kandungan gula atau residu pestisida, manfaat kesehatan dari buah utuh jauh melampaui potensi risiko ini, terutama bila buah dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan yang seimbang dan beragam.
Penelitian di masa depan harus terus menyelidiki mekanisme spesifik di balik manfaat buah, termasuk interaksinya dengan mikrobioma usus dan dampaknya pada ekspresi gen. Studi intervensi yang lebih besar dan jangka panjang diperlukan untuk lebih memperkuat rekomendasi berbasis bukti dan mengembangkan strategi kesehatan masyarakat yang lebih efektif. Mempromosikan konsumsi buah-buahan yang bervariasi, utuh, dan diproses minimal adalah langkah fundamental menuju peningkatan kesehatan populasi global.