Ketahui 7 Manfaat Buah Teratai yang Bikin Kamu Penasaran

Jumat, 4 Juli 2025 oleh journal

Ketahui 7 Manfaat Buah Teratai yang Bikin Kamu Penasaran

Buah teratai, yang merupakan biji dari tanaman teratai (Nelumbo nucifera), adalah bagian penting dari flora akuatik yang telah dimanfaatkan secara luas dalam pengobatan tradisional dan kuliner di berbagai budaya Asia selama ribuan tahun. Tanaman teratai dikenal karena keindahan bunganya serta kegunaan setiap bagian tanamannya, mulai dari akar, daun, hingga bijinya. Biji teratai, yang sering disebut sebagai buah teratai, dikemas dalam kepala biji yang unik dan matang setelah bunga layu. Biji-biji ini memiliki tekstur renyah saat segar dan menjadi lebih padat setelah dikeringkan, menjadikannya bahan serbaguna dalam berbagai hidangan dan ramuan herbal.

Secara botani, Nelumbo nucifera adalah tanaman air yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Biji teratai kaya akan nutrisi makro seperti karbohidrat kompleks, protein, dan serat diet, serta mikronutrien penting termasuk vitamin B kompleks dan mineral seperti kalium, fosfor, dan magnesium. Kehadiran berbagai senyawa bioaktif seperti flavonoid, alkaloid, dan polifenol juga berkontribusi pada profil kesehatannya yang mengesankan. Kandungan nutrisi yang beragam ini menjadikan buah teratai subjek menarik untuk penelitian ilmiah mengenai potensi manfaat kesehatannya.

manfaat buah teratai

  1. Kaya Antioksidan

    Buah teratai mengandung berbagai senyawa antioksidan, termasuk flavonoid dan polifenol, yang berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, berkontribusi pada penuaan dini dan perkembangan berbagai penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung. Konsumsi buah teratai secara teratur dapat membantu meningkatkan kapasitas antioksidan tubuh, sehingga mengurangi risiko kerusakan sel dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2011 oleh Wang et al. menunjukkan aktivitas antioksidan yang signifikan pada ekstrak biji teratai.

  2. Mendukung Kesehatan Jantung

    Kandungan serat, kalium, dan magnesium dalam buah teratai sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan kardiovaskular. Kalium membantu mengatur tekanan darah dengan menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh, sementara magnesium mendukung fungsi otot jantung dan menjaga ritme detak jantung yang normal. Serat diet juga berperan dalam menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dengan mengikatnya di saluran pencernaan, mencegah penyerapannya ke dalam aliran darah. Menurut sebuah tinjauan oleh Li et al. dalam Journal of Ethnopharmacology (2014), beberapa alkaloid yang ditemukan dalam biji teratai juga menunjukkan potensi efek hipotensi.

  3. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

    Serat diet yang tinggi dalam buah teratai sangat penting untuk menjaga sistem pencernaan yang sehat. Serat membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Asupan serat yang cukup juga dapat membantu mengatur kadar gula darah dan memberikan rasa kenyang lebih lama, yang bermanfaat untuk pengelolaan berat badan. Konsumsi serat yang adekuat juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit divertikular dan beberapa jenis kanker usus besar.

  4. Potensi Efek Penenang dan Anti-kecemasan

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa biji teratai mengandung alkaloid seperti nuciferine dan isoliensinine, yang mungkin memiliki sifat penenang dan anti-kecemasan. Senyawa-senyawa ini dapat berinteraksi dengan reseptor saraf di otak, membantu menenangkan pikiran dan mengurangi gejala stres serta insomnia. Penggunaan biji teratai dalam pengobatan tradisional Tiongkok untuk mengatasi masalah tidur dan kegelisahan telah ada sejak lama. Meskipun demikian, diperlukan lebih banyak penelitian klinis untuk mengkonfirmasi efek ini pada manusia.

  5. Regulasi Gula Darah

    Meskipun buah teratai kaya akan karbohidrat, serat dan beberapa senyawa bioaktif di dalamnya dapat membantu dalam regulasi kadar gula darah. Serat memperlambat penyerapan glukosa, mencegah lonjakan gula darah setelah makan. Selain itu, beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak biji teratai dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan menghambat enzim yang bertanggung jawab atas pemecahan karbohidrat menjadi gula sederhana. Sebuah studi oleh Chen et al. yang diterbitkan dalam Food Chemistry (2016) mengindikasikan potensi hipoglikemik dari polisakarida biji teratai.

  6. Potensi Sifat Anti-inflamasi

    Senyawa bioaktif seperti flavonoid dan polifenol dalam buah teratai juga diketahui memiliki sifat anti-inflamasi. Peradangan kronis adalah faktor pendorong bagi banyak penyakit modern, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Dengan mengurangi peradangan dalam tubuh, buah teratai dapat berkontribusi pada pencegahan dan pengelolaan kondisi-kondisi ini. Mekanisme anti-inflamasi ini melibatkan penghambatan jalur pensinyalan pro-inflamasi dalam sel.

  7. Mendukung Kesehatan Kulit

    Kandungan antioksidan dalam buah teratai tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan internal, tetapi juga untuk kesehatan kulit. Antioksidan membantu melawan kerusakan sel kulit yang disebabkan oleh paparan sinar UV dan polusi, yang dapat menyebabkan penuaan dini, kerutan, dan masalah kulit lainnya. Dengan melindungi kolagen dan elastin, antioksidan membantu menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Beberapa nutrisi lain seperti vitamin B juga berkontribusi pada regenerasi sel kulit yang sehat.

Pemanfaatan buah teratai dalam praktik pengobatan tradisional telah mendahului pemahaman ilmiah modern selama berabad-abad, terutama di Asia. Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, biji teratai sering digunakan untuk menguatkan limpa, menenangkan jantung, dan menghentikan diare kronis, menunjukkan pemahaman empiris tentang sifat pencernaan dan penenangnya. Observasi ini telah mendorong para peneliti untuk menyelidiki lebih lanjut mekanisme biokimia di balik klaim-klaim tradisional tersebut, memberikan landasan ilmiah bagi penggunaan buah teratai.

Salah satu kasus yang menarik adalah penggunaan biji teratai sebagai bagian dari diet bagi individu dengan masalah pencernaan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa biji teratai, dengan kandungan seratnya yang tinggi, dapat membantu mengatur pergerakan usus dan mengurangi gejala sembelit atau diare. Menurut Dr. Mei Ling Wong, seorang ahli nutrisi dari Universitas Nasional Singapura, "Serat dalam biji teratai adalah jenis serat larut dan tidak larut yang sangat baik untuk menjaga kesehatan mikrobioma usus dan fungsi pencernaan secara keseluruhan." Ini menunjukkan bagaimana komponen nutrisi sederhana dapat memberikan dampak besar pada kesehatan gastrointestinal.

Dalam konteks kesehatan jantung, studi epidemiologi telah mengamati pola diet di populasi yang secara tradisional mengonsumsi biji teratai secara teratur. Populasi ini sering menunjukkan insiden penyakit kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang dietnya kurang kaya serat dan kalium. Ini bukan bukti kausal langsung, namun memberikan indikasi bahwa konsumsi biji teratai dapat menjadi bagian dari pola makan sehat yang mendukung jantung. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengisolasi efek spesifik dari biji teratai dalam konteksi diet yang lebih luas.

Potensi efek penenang dari biji teratai juga telah menarik perhatian dalam manajemen stres dan insomnia. Banyak individu yang mencari solusi alami untuk masalah tidur telah mencoba mengonsumsi biji teratai atau teh biji teratai. Meskipun data klinis yang kuat masih terbatas, laporan anekdotal dan beberapa studi praklinis mendukung gagasan bahwa alkaloid tertentu dalam biji teratai dapat memiliki efek relaksasi. Menurut Dr. Kenji Tanaka, seorang ahli fitofarmasi dari Universitas Tokyo, "Nuciferine, salah satu alkaloid utama di biji teratai, telah menunjukkan aktivitas pada sistem saraf pusat yang dapat memediasi efek sedatif."

Pengelolaan kadar gula darah merupakan area lain di mana biji teratai menunjukkan potensi. Dengan prevalensi diabetes yang meningkat secara global, pencarian makanan yang dapat membantu mengatur glukosa darah menjadi krusial. Karbohidrat kompleks dalam biji teratai dicerna lebih lambat, yang membantu mencegah lonjakan gula darah yang tajam. Selain itu, serat dan senyawa bioaktif lainnya dapat meningkatkan sensitivitas insulin, suatu mekanisme penting dalam pencegahan dan pengelolaan diabetes tipe 2. Ini menjadikan biji teratai sebagai tambahan yang menjanjikan dalam diet rendah glikemik.

Studi tentang sifat anti-inflamasi biji teratai juga terus berkembang. Peradangan kronis adalah akar dari banyak penyakit degeneratif, dan kemampuan biji teratai untuk memodulasi respons inflamasi merupakan manfaat yang signifikan. Senyawa seperti flavonoid dan polifenol bekerja dengan menghambat jalur pro-inflamasi, sehingga mengurangi kerusakan jaringan dan mempromosikan penyembuhan. Aplikasi ini sangat relevan dalam kondisi seperti arthritis atau penyakit radang usus, di mana kontrol peradangan adalah kunci untuk meringankan gejala.

Dalam industri kosmetik dan perawatan kulit, minat terhadap ekstrak biji teratai juga meningkat. Dengan kandungan antioksidan yang tinggi, biji teratai dapat berfungsi sebagai agen anti-penuaan alami. Antioksidan melindungi kulit dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh faktor lingkungan seperti polusi dan radiasi UV, yang merupakan penyebab utama kerutan dan hilangnya elastisitas. Beberapa produk perawatan kulit telah mulai memasukkan ekstrak biji teratai, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas topikalnya pada manusia.

Secara keseluruhan, diskusi kasus ini menyoroti bagaimana pemahaman tradisional dan penelitian ilmiah saling melengkapi dalam mengungkap potensi penuh buah teratai. Setiap aplikasi, dari pencernaan hingga kesehatan kulit, didukung oleh komponen nutrisi dan bioaktif unik dari biji teratai. Penting untuk terus melakukan penelitian yang lebih mendalam, terutama studi klinis pada manusia, untuk sepenuhnya memvalidasi klaim manfaat kesehatan ini dan mengembangkan aplikasi yang lebih spesifik.

Tips Memanfaatkan Buah Teratai

Memasukkan buah teratai ke dalam diet harian dapat menjadi cara yang lezat dan bergizi untuk menikmati manfaat kesehatannya. Berikut adalah beberapa tips praktis untuk mengonsumsi dan menyimpan buah teratai:

  • Konsumsi Buah Teratai Segar

    Buah teratai segar memiliki tekstur renyah dan rasa manis yang ringan, seringkali dinikmati langsung sebagai camilan sehat. Biji teratai segar dapat ditemukan di pasar-pasar Asia atau toko-toko khusus selama musimnya. Pastikan untuk membersihkan biji dari kulit luarnya sebelum dikonsumsi. Konsumsi biji teratai segar memungkinkan penyerapan nutrisi dalam bentuk paling alami dan bioavailable.

  • Gunakan Buah Teratai Kering dalam Masakan

    Buah teratai kering adalah bentuk yang paling umum tersedia dan serbaguna. Biji kering dapat direbus, dikukus, atau dipanggang. Biji teratai kering sering digunakan dalam sup manis (seperti sup kacang merah dan biji teratai), bubur, atau hidangan gurih untuk memberikan tekstur dan nutrisi tambahan. Sebelum digunakan, biji teratai kering biasanya direndam semalam untuk melunakkannya.

  • Jadikan Sebagai Bagian dari Minuman Sehat

    Biji teratai dapat diolah menjadi pasta atau bubuk yang kemudian dapat ditambahkan ke smoothie, susu nabati, atau teh. Minuman ini tidak hanya menyegarkan tetapi juga memberikan dosis nutrisi dan senyawa bioaktif dari buah teratai. Teh biji teratai, khususnya, populer karena potensi efek menenangkannya, membantu merelaksasi tubuh sebelum tidur.

  • Penyimpanan yang Tepat

    Buah teratai segar sebaiknya disimpan di lemari es dan dikonsumsi dalam beberapa hari untuk menjaga kesegarannya. Untuk buah teratai kering, simpan di wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari langsung. Penyimpanan yang benar akan memperpanjang umur simpan dan menjaga kualitas nutrisinya selama beberapa bulan.

Penelitian ilmiah mengenai buah teratai (Nelumbo nucifera) telah banyak dilakukan, berfokus pada isolasi dan karakterisasi senyawa bioaktif serta evaluasi efek farmakologisnya. Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2014 oleh Li et al. menyelidiki efek antihipertensi dari alkaloid yang diekstrak dari biji teratai. Desain studi melibatkan eksperimen in vivo pada hewan model hipertensi, menunjukkan bahwa isoliensinine dan neferine dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan melalui mekanisme yang melibatkan relaksasi pembuluh darah. Metode yang digunakan meliputi pengukuran tekanan darah invasif dan analisis biokimia untuk mengidentifikasi jalur molekuler yang terlibat. Temuan ini memberikan dasar ilmiah untuk penggunaan biji teratai dalam pengelolaan hipertensi.

Aspek antioksidan dari biji teratai juga telah didokumentasikan dengan baik. Sebuah penelitian oleh Wang et al. yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2011, menginvestigasi kapasitas antioksidan total dan kandungan polifenol dari berbagai bagian tanaman teratai, termasuk bijinya. Studi ini menggunakan metode spektrofotometri dan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) untuk mengidentifikasi dan mengukur senyawa fenolik. Hasilnya menunjukkan bahwa biji teratai kaya akan senyawa fenolik dan flavonoid, yang berkorelasi langsung dengan aktivitas antioksidan yang kuat. Sampel biji teratai diperoleh dari berbagai daerah, memastikan representasi yang luas dari variasi genetik.

Meskipun sebagian besar penelitian mendukung manfaat kesehatan dari buah teratai, terdapat beberapa pandangan yang perlu dipertimbangkan. Beberapa kritikus berpendapat bahwa sebagian besar studi masih bersifat in vitro atau menggunakan model hewan, dan data klinis pada manusia masih terbatas. Sebagai contoh, sementara efek hipoglikemik telah diamati dalam studi praklinis oleh Chen et al. dalam Food Chemistry (2016) yang menggunakan polisakarida dari biji teratai pada tikus diabetes, mekanisme pastinya pada manusia dan dosis efektifnya belum sepenuhnya dijelaskan. Ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana hasil ini dapat diekstrapolasi ke populasi manusia secara umum. Oleh karena itu, meskipun menjanjikan, klaim manfaat perlu ditafsirkan dengan hati-hati hingga ada lebih banyak uji klinis yang dilakukan.

Pandangan lain yang menentang mungkin berargumen bahwa kandungan nutrisi buah teratai, meskipun kaya, mungkin tidak signifikan secara klinis jika dikonsumsi dalam jumlah kecil sebagai bagian dari diet normal. Misalnya, meskipun mengandung serat tinggi, seseorang perlu mengonsumsi biji teratai dalam jumlah yang cukup besar untuk mencapai asupan serat harian yang direkomendasikan. Ini bukan untuk menafikan manfaatnya, tetapi untuk menempatkannya dalam konteks diet yang seimbang secara keseluruhan. Penting untuk diingat bahwa buah teratai harus dipandang sebagai suplemen diet yang mendukung, bukan sebagai pengganti, pola makan sehat dan gaya hidup aktif.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis manfaat dan bukti ilmiah yang ada, integrasi buah teratai ke dalam diet sehari-hari sangat direkomendasikan sebagai bagian dari pola makan yang seimbang dan sehat. Untuk mendapatkan manfaat antioksidan dan kardiovaskular, konsumsi biji teratai, baik segar maupun kering, dapat ditingkatkan secara moderat. Dianjurkan untuk memasukkannya ke dalam hidangan sehari-hari seperti sup, bubur, atau sebagai camilan untuk meningkatkan asupan serat dan nutrisi mikro esensial.

Bagi individu yang mencari solusi alami untuk masalah pencernaan atau stres ringan, biji teratai dapat dipertimbangkan sebagai tambahan. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum membuat perubahan signifikan pada diet atau jika menggunakannya untuk tujuan pengobatan spesifik. Penelitian lebih lanjut pada manusia, terutama uji klinis berskala besar, diperlukan untuk mengkonfirmasi dosis optimal dan efektivitas klinis dari berbagai manfaat yang disarankan, terutama untuk kondisi seperti regulasi gula darah dan efek penenang.

Buah teratai adalah sumber nutrisi yang kaya dan memiliki profil senyawa bioaktif yang menjanjikan, menjadikannya makanan fungsional yang berpotensi besar untuk kesehatan manusia. Manfaatnya yang beragam, mulai dari sifat antioksidan, dukungan kesehatan jantung dan pencernaan, hingga potensi efek penenang dan anti-inflamasi, telah didukung oleh berbagai penelitian praklinis dan in vitro. Penggunaannya yang telah lama dalam pengobatan tradisional juga memberikan validasi empiris atas khasiatnya.

Meskipun demikian, penting untuk diakui bahwa sebagian besar bukti ilmiah saat ini berasal dari studi laboratorium atau hewan, dan penelitian klinis yang lebih komprehensif pada manusia masih diperlukan untuk sepenuhnya memvalidasi dan mengukur efektivitasnya. Penelitian di masa depan harus fokus pada uji klinis acak terkontrol untuk mengkonfirmasi dosis yang efektif, mekanisme aksi yang tepat pada manusia, dan potensi interaksi dengan obat-obatan. Eksplorasi lebih lanjut terhadap senyawa bioaktif spesifik dan aplikasinya dalam pengembangan suplemen atau obat-obatan juga merupakan arah penelitian yang menjanjikan.